Selama ini, banyak orang mengira investasi hanya berkutat pada soal untung dan rugi. Padahal, ada satu bentuk investasi yang bukan cuma bisa mendatangkan keuntungan finansial, melainkan juga berdampak positif bagi lingkungan.
Inilah yang disebut investasi hijau, yaitu sebuah cara menanam modal sambil ikut menjaga kelestarian bumi.
Mulai dari proyek energi terbarukan, pengelolaan limbah berkelanjutan, hingga pertanian ramah lingkungan, tren ini semakin populer di tengah krisis iklim yang terus memburuk.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan investasi hijau? Dan bagaimana kita bisa ikut berkontribusi dalam gerakan ini? Mari simak ulasannya berikut ini!
Apa Itu Investasi Hijau?
Investasi hijau atau green investment adalah pendekatan penanaman modal yang difokuskan pada proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Berbeda dengan investasi konvensional yang umumnya hanya mengejar keuntungan finansial, investasi hijau mengedepankan tiga tujuan utama, yaitu keuntungan ekonomi, dampak sosial, dan kontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan.
Investasi ini mencakup berbagai sektor yang dinilai ramah lingkungan, mulai dari energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, pengelolaan limbah yang efisien, konservasi sumber daya alam, hingga transportasi berbasis energi bersih.
Tidak hanya dilakukan oleh sektor swasta, investasi hijau juga menjadi prioritas berbagai negara melalui regulasi, insentif, dan penerbitan obligasi hijau seperti Green Sukuk di Indonesia.
Menurut OECD, investasi hijau dapat berupa pendanaan langsung pada aset hijau seperti energi bersih atau kredit karbon, maupun integrasi prinsip ESG dalam portofolio investasi umum.
Praktik ini dikenal pula sebagai Socially Responsible Investment (SRI), yaitu strategi investasi yang mengedepankan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam praktiknya, pelaku investasi hijau dapat menempatkan dananya di perusahaan atau teknologi yang berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pelestarian alam.
Contohnya adalah perusahaan teknologi bersih, startup daur ulang, hingga raksasa teknologi seperti Apple yang menerbitkan obligasi hijau senilai miliaran dolar demi mendukung target lingkungan global mereka.
Baca juga artikel terkait: Apa Itu ESG? (Environmental, Social, dan Governance)? Cari Tahu Disini!
Kenapa Investasi Hijau Jadi Penting?
Di tengah kondisi bumi yang semakin terancam oleh perubahan iklim, investasi hijau muncul sebagai solusi konkret yang menghubungkan tanggung jawab lingkungan dengan peluang ekonomi.
Ancaman perubahan iklim yang nyata telah mendorong berbagai pihak untuk mencari cara baru dalam mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Dalam konteks ini, investasi hijau menjadi alat penting untuk mempercepat transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Kini, banyak investor besar mulai mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG (Environmental, Social, Governance) dalam pengambilan keputusan keuangan mereka.
Pendekatan tersebut tidak hanya mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab sosial serta integritas dalam berinvestasi.
Di lain sisi, dukungan pemerintah terhadap proyek-proyek hijau pun terus meningkat. Banyak negara memberikan insentif, seperti pembebasan pajak atau kemudahan akses pendanaan, untuk mendorong pengembangan teknologi bersih dan energi terbarukan.
Hal itu menunjukkan bahwa investasi hijau bukan sekadar tren, tetapi bagian dari strategi pembangunan jangka panjang.
Yang menarik, generasi muda sebagai calon investor masa depan juga menunjukkan kepedulian yang besar terhadap isu-isu lingkungan dan sosial.
Mereka cenderung memilih investasi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap masyarakat dan alam.
Dari segi bisnis, investasi hijau menawarkan potensi keuntungan jangka panjang yang lebih stabil dan etis.
Proyek-proyek berkelanjutan umumnya memiliki risiko yang lebih rendah terhadap perubahan regulasi lingkungan, serta memiliki prospek tumbuh seiring meningkatnya kesadaran global akan pentingnya pelestarian alam.
Sektor yang Termasuk dalam Investasi Hijau
Investasi hijau mencakup berbagai aktivitas ekonomi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan keseimbangan ekosistem.
Sektor-sektor berikut ini merupakan contoh nyata dari bagaimana investasi dapat diarahkan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan, di antaranya:
1. Energi Terbarukan
Investasi dalam energi bersih seperti tenaga surya, angin, dan air. Misalnya, perusahaan yang membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya atau turbin angin untuk menyediakan energi ramah lingkungan.
2. Transportasi Berkelanjutan
Hal ini meliputi kendaraan listrik dan pengembangan infrastruktur transportasi umum yang rendah emisi.
Misalnya, menanamkan modal pada perusahaan otomotif yang mengembangkan kendaraan listrik atau mendukung startup yang merancang solusi transportasi umum berbasis energi efisien.
3. Pertanian Organik dan Berkelanjutan
Investasi di sektor pertanian yang menggunakan praktik ramah lingkungan, tanpa pestisida kimia. Termasuk dukungan terhadap petani kecil yang menerapkan metode pertanian organik yang menjaga kesuburan tanah dan kelestarian air.
4. Pengelolaan Limbah & Daur Ulang
Sektor ini mencakup pengembangan teknologi daur ulang, pengurangan limbah, dan pengelolaan sampah yang efisien. Investasi ini penting untuk mengurangi pencemaran dan meningkatkan penggunaan kembali sumber daya.
5. Proyek Pelestarian Hutan & Konservasi Air
Investasi dalam perlindungan ekosistem alami seperti restorasi hutan, konservasi satwa liar, dan pengelolaan sumber daya air. Contohnya, proyek reforestasi atau perusahaan yang fokus pada pemulihan lahan kritis dan konservasi sungai.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: 20 Jenis Investasi Menguntungkan untuk 2025
Keuntungan Investasi Hijau
Investasi hijau bukan hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, melainkan juga menawarkan keuntungan strategis bagi investor. Berikut beberapa keunggulan utama dari pendekatan investasi ini, antara lain:
1. Dampak Positif untuk Lingkungan dan Masyarakat
Investasi hijau berkontribusi langsung dalam mengurangi emisi karbon, melestarikan alam, serta mendorong praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab. Dengan begitu, investor turut membantu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
2. Nilai Aset Cenderung Tahan Krisis
Proyek-proyek hijau biasanya berfokus pada kebutuhan jangka panjang, seperti energi bersih dan pangan berkelanjutan. Karena sifatnya yang esensial, aset-aset ini relatif stabil bahkan saat pasar mengalami tekanan ekonomi.
3. Dukungan Regulasi dan Insentif Pemerintah
Pemerintah di banyak negara mulai mendorong investasi hijau dengan kebijakan ramah lingkungan, insentif pajak, dan regulasi yang mendukung. Hal ini menjadikan investasi hijau semakin menarik dan menguntungkan secara legal dan finansial.
4. Cocok untuk Diversifikasi Portofolio Jangka Panjang
Investasi hijau membuka peluang untuk menyebarkan risiko ke sektor-sektor berkelanjutan seperti energi terbarukan, teknologi bersih, atau pertanian organik. Ini memperkuat stabilitas portofolio dalam jangka panjang.
5. Meningkatkan Reputasi Investor atau Perusahaan
Berinvestasi secara hijau mencerminkan komitmen terhadap isu sosial dan lingkungan. Ini meningkatkan citra positif di mata konsumen, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya yang kini semakin peduli pada keberlanjutan.
Risiko & Tantangan Investasi Hijau
f
Meskipun menjanjikan banyak manfaat, investasi hijau juga memiliki sejumlah risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan oleh calon investor. Berikut ini beberapa hal yang harus dicermati, yaitu:
1. Tidak Semua Proyek Hijau Transparan (Risiko Greenwashing)
Salah satu risiko utama adalah greenwashing, yaitu ketika suatu proyek atau perusahaan mengklaim ramah lingkungan, padahal tidak benar-benar menerapkan prinsip keberlanjutan. Minimnya pemahaman publik membuat praktik ini sulit dikenali.
2. Return Bisa Lebih Lambat Dibanding Proyek Konvensional
Karena investasi hijau sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk memberikan hasil, potensi keuntungan jangka pendeknya bisa lebih kecil dibandingkan dengan proyek konvensional yang berorientasi pada profit cepat.
3. Butuh Riset dan Pemahaman terhadap Sektor Keberlanjutan
Sektor hijau masih relatif baru dan membutuhkan pemahaman mendalam. Investor perlu melakukan riset lebih lanjut agar tidak salah memilih instrumen investasi yang hanya terlihat “hijau” di permukaan.
4. Ketersediaan Data dan Standar ESG yang Belum Seragam
Salah satu tantangan utama adalah belum adanya standar penilaian ESG yang konsisten. Kurangnya data yang terpercaya membuat analisis risiko dan potensi sulit dilakukan secara akurat.
5. Pasar Indonesia Masih Berkembang dalam Sektor Hijau
Di Indonesia, investasi hijau belum sepenuhnya dikenal luas oleh investor. Fokus banyak investor masih pada keuntungan finansial jangka pendek.
Meski begitu, upaya seperti pengembangan Indeks SRI-KEHATI oleh BEI menjadi langkah penting dalam mendorong minat pada investasi hijau.
Contoh Nyata Investasi Hijau di Indonesia
Investasi hijau tidak hanya berupa konsep, tetapi juga sudah diterapkan dalam berbagai bentuk nyata di Indonesia.
Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Berikut ini di antara beberapa contohnya, yaitu:
1. PLTS di Nusa Tenggara: Energi Terbarukan di Daerah Terpencil
Investasi dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah seperti Nusa Tenggara menjadi contoh nyata pemanfaatan energi bersih.
Proyek-proyek ini membantu menyediakan akses listrik di daerah terpencil dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terbarukan dan minim emisi.
2. Obligasi Hijau (Green Bonds) dari Pemerintah RI
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan green bonds seperti Green Sukuk ST009, yang hasilnya digunakan untuk mendanai proyek-proyek ramah lingkungan.
Dana tersebut diarahkan ke sektor energi terbarukan, pengelolaan sampah, efisiensi energi, dan pembangunan berkelanjutan lainnya.
3. Proyek Pertanian Organik Lokal & Distribusi Pangan Berkelanjutan
Investasi pada sektor pertanian yang mengedepankan praktik organik dan distribusi pangan berkelanjutan membantu mengurangi penggunaan pestisida kimia dan menjaga kualitas lingkungan serta kesehatan konsumen.
4 Dana ESG dari Manajer Investasi yang Disalurkan ke Sektor Hijau
Beberapa manajer investasi di Indonesia telah meluncurkan reksadana berbasis ESG.
Dana tersebut dialokasikan ke perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik, mendukung pertumbuhan bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan ekologis.
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Investasi Hijau, yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, investasi hijau merupakan bentuk komitmen jangka panjang terhadap keberlanjutan, bukan semata strategi untuk meraih keuntungan.
Dengan memahami konsep ini, kamu bisa turut berkontribusi menyelamatkan bumi tanpa harus mengesampingkan potensi cuan.
Dunia membutuhkan lebih banyak investor yang peduli terhadap lingkungan. Dan kamu bisa memulainya dari sekarang.
Dan selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu investasi hijau?
Investasi hijau adalah penanaman modal di proyek ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk dampak sosial sekaligus keuntungan finansial.
- Apa contoh investasi hijau?
Energi terbarukan, kendaraan listrik, pertanian organik, proyek daur ulang, dan konservasi alam.
- Apa manfaat investasi hijau?
Memberi cuan, menjaga lingkungan, mendukung ekonomi hijau, dan mengurangi emisi karbon.
- Apa risiko dari investasi hijau?
Risiko greenwashing, kurangnya regulasi ESG, dan potensi return yang lambat di awal.
- Siapa yang cocok melakukan investasi hijau?
Investor jangka panjang, anak muda peduli lingkungan, dan pemula yang ingin cuan beretika.
Author: Boy