Pasar saham global mencetak rekor baru di tengah ancaman tarif dagang dari Donald Trump. Indeks MSCI All Country World naik hampir 10% sejak awal 2025, menandakan investor global tidak lagi terpengaruh oleh retorika kebijakan proteksionis dari Gedung Putih.
Ancaman kenaikan tarif terhadap negara-negara mitra dagang AS tak menggoyahkan kepercayaan pasar.
Sebaliknya, aliran dana justru bergerak ke kawasan Eropa dan Asia Timur yang menunjukkan pemulihan ekonomi solid. Investor tetap aktif mencari imbal hasil di tengah ketidakpastian politik Amerika Serikat.
Eropa Pimpin Kenaikan Pasar Global
Bursa saham Eropa menjadi pusat perhatian setelah mencatat performa tertinggi secara global. Tiga negara di Eropa Timur yaitu Yunani naik 60%, Polandia 56%, dan Republik Ceko 52% mendominasi dalam daftar pasar saham dengan kinerja terbaik sepanjang tahun ini.
Kenaikan tersebut didorong oleh pemulihan ekonomi, sektor perbankan yang sehat, surplus fiskal, serta peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata.
Yunani bahkan mulai membayar utang bailout lebih cepat dari jadwal, memberikan sinyal positif kepada investor global.
Delapan dari sepuluh pasar saham dengan kinerja terbaik di dunia saat ini berada di Eropa. Selain tiga negara tersebut, Spanyol, Italia, dan Jerman juga menunjukkan pertumbuhan signifikan didukung oleh kebijakan fiskal yang lebih longgar dan reformasi struktural.
Baca selanjutnya: Waspada! 4 Data Ekonomi AS Ini Bisa Bikin Bitcoin dkk Volatil Minggu Ini
Saham AS Tertinggal Meski Cetak Rekor Baru
Meskipun indeks utama AS seperti S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencapai level tertinggi baru pada pertengahan tahun, total pertumbuhannya masih di bawah rata-rata global. Kinerja tahunan pasar saham AS hanya berkisar 7%, kalah jauh dari bursa Eropa.
Pada awal 2025, sentimen negatif sempat mendominasi akibat ketidakpastian arah kebijakan ekonomi dari Trump.
Investor merespons dengan mengalihkan sebagian portofolio ke negara-negara berkembang dan kawasan Eropa yang dinilai lebih stabil secara fundamental.
Asia Bervariasi: Korea Melejit, Thailand Merosot
Kawasan Asia mencatat kinerja pasar saham yang beragam. Korea Selatan mencatat kenaikan lebih dari 30% sepanjang 2025, meskipun Trump memberlakukan tarif 25% terhadap ekspor negara tersebut.
Sentimen positif datang dari sektor chip AI, pembuatan kapal, dan perubahan politik domestik setelah oposisi memenangkan pemilu. Sebaliknya, Thailand menjadi pasar dengan kinerja terburuk tahun ini, turun lebih dari 13%.
Pelemahan ini dipicu oleh instabilitas politik, rendahnya kontribusi sektor pariwisata, dan terpukulnya ekspor suku cadang otomotif akibat tarif dari AS.
Turki juga mengalami penurunan signifikan akibat kombinasi inflasi tinggi, pelarian modal, dan krisis kepercayaan setelah penangkapan Wali Kota Istanbul. Nilai tukar lira anjlok 13% terhadap dolar AS, memperburuk kepercayaan investor.
Aset Crypto Ikut Stabil, Tanda Investor Tak Panik
Meskipun tidak menjadi sorotan utama dalam laporan pasar, aset crypto cenderung bergerak stabil sepanjang paruh pertama 2025.
Di tengah eskalasi isu geopolitik, crypto justru menunjukkan ketahanan sebagai salah satu aset berisiko tinggi yang mulai dianggap sebagai diversifikasi portofolio.
Fenomena ini menandakan bahwa kekhawatiran terhadap dampak kebijakan Trump tidak secara langsung mengguncang pasar crypto, dan justru membuka peluang bagi investor yang melihat crypto sebagai alternatif dari pasar saham yang penuh drama politik.
Baca berita selanjutnya: Trump Ancam BRICS Kena Tarif 10% Termasuk Indonesia, Bitcoin Diuntungkan?
Kesimpulan
Rekor baru yang dicetak pasar global menunjukkan bahwa kekuatan narasi politik mulai melemah dalam memengaruhi keputusan investor.
Ancaman tarif dagang dari Trump kali ini tidak disambut dengan aksi jual panik, melainkan diabaikan oleh pasar yang lebih fokus pada fundamental dan potensi pertumbuhan.
Dominasi Eropa dan lonjakan Korea Selatan mencerminkan pergeseran minat investor global. Dalam lanskap baru ini, crypto juga menunjukkan posisinya sebagai bagian dari portofolio modern yang lebih tangguh menghadapi ketidakpastian.
FAQ
- Apakah kebijakan tarif Trump memengaruhi investor global?
Tidak seperti sebelumnya, ancaman tarif Trump di 2025 tidak membuat investor panik. Pasar justru mencetak rekor dan menunjukkan ketahanan terhadap sentimen politik. - Bagaimana dampak tarif Trump terhadap aset crypto?
Secara tidak langsung, crypto justru ikut stabil di tengah gejolak global. Investor melihatnya sebagai diversifikasi aset di luar saham dan obligasi. - Negara mana yang mencetak pertumbuhan pasar saham tertinggi di 2025?
Yunani naik 60%, Polandia 56%, dan Ceko 52% menjadi pemimpin pasar global, mengalahkan pertumbuhan saham AS yang hanya sekitar 7%. - Mengapa saham Korea Selatan tetap naik meski dikenai tarif AS?
Korea didukung oleh sektor strategis seperti chip AI dan pembuatan kapal. Stabilitas politik setelah pergantian presiden juga memperkuat kepercayaan investor. - Kenapa Thailand dan Turki mengalami pelemahan pasar?
Thailand terpukul oleh politik dalam negeri dan anjloknya sektor pariwisata. Turki menghadapi kombinasi inflasi, depresiasi lira, dan krisis politik lokal.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Referensi:
- CryptoPolitan – Global markets aren’t buying Trump’s tariff threats this time, diakses pada 9 Juli 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Donald Trump #Berita Regulasi Crypto