Hyperliquid menghapus kontrak perpetual futures (perps) untuk token Jellyjelly (JELLY) akibat adanya aktivitas perdagangan mencurigakan yang menyebabkan kerugian sistemik senilai $20 juta. Insiden ini terjadi setelah seorang trader membuka posisi short besar senilai $6 juta terhadap JELLY, lalu memanipulasi harga on-chain hingga posisi tersebut terlikuidasi secara paksa.
Menurut laporan resmi dari Hyperliquid pada 26 Maret 2025, mayoritas pengguna akan diganti rugi secara otomatis oleh Hyper Foundation, kecuali beberapa alamat yang diduga terlibat dalam aktivitas manipulatif.
After evidence of suspicious market activity, the validator set convened and voted to delist JELLY perps.
All users apart from flagged addresses will be made whole from the Hyper Foundation. This will be done automatically in the coming days based on onchain data. There is no…
— Hyperliquid (@HyperliquidX) March 26, 2025
Sumber: X.com
Orang Juga Baca Ini: Revolusi Trading Crypto! MEXC Luncurkan DEX+ Hybrid CEX-DEX
DEX Kembali Dipertanyakan
Kasus Jellyjelly menyoroti celah besar dalam manajemen risiko platform derivatif terdesentralisasi (DEX) seperti Hyperliquid. Meskipun mengklaim diri sebagai protokol Web3 dengan pendekatan desentralisasi, keputusan sepihak untuk menutup market JELLY dan mengeksekusi forced settlement telah menimbulkan tanda tanya besar terkait tingkat sentralisasi jaringan tersebut.
CEO Bitget, Gracy Chen, menyebut tindakan Hyperliquid sebagai “tidak etis dan tidak profesional.” Ia bahkan menyamakan platform itu dengan potensi menjadi “FTX 2.0,” mengingat keputusan besar diambil oleh hanya delapan validator, angka yang sangat kecil jika dibandingkan dengan jaringan seperti Ethereum atau Solana.
#Hyperliquid may be on track to become #FTX 2.0.
The way it handled the $JELLY incident was immature, unethical, and unprofessional, triggering user losses and casting serious doubts over its integrity. Despite presenting itself as an innovative decentralized exchange with a…
— Gracy Chen @Bitget (@GracyBitget) March 26, 2025
Sumber: X.com
Sementara itu, Pendiri BitMEX, Arthur Hayes, merespons lebih sinis. Dalam cuitannya, ia menyatakan:
“Let’s stop pretending hyperliquid is decentralised. And then stop pretending traders actually [care], bet you $HYPE is back where [it] started in short order cause degens gonna degen,” cuitan Hayes di akun X-nya.
Menurut data dari L2Beat, validator aktif Hyperliquid hanya berjumlah delapan, terbagi dalam dua kelompok. Ini menjadi perhatian besar dalam konteks blockchain yang seharusnya anti-manipulasi dan terbuka dalam pengambilan keputusan.
Orang Juga Baca ini: Prediksi Harga PEPE 2025: Meledak 10x atau Gagal Total?
Pasar Derivatif Kripto dalam Sorotan
Peristiwa ini memperkuat kekhawatiran industri terhadap vulnerabilitas kontrak derivatif di DEX, terutama yang menawarkan leverage tinggi tanpa pengawasan ketat terhadap potensi serangan pasar. Terlebih, ini bukan insiden pertama: sebelumnya, Hyperliquid sempat kehilangan $4 juta akibat likuidasi posisi long ETH senilai $200 juta oleh seorang whale.
Untuk mengurangi risiko sistemik, sejak 15 Maret 2025, Hyperliquid mulai menerapkan margin collateral minimum 20% untuk posisi tertentu. Namun, insiden Jellyjelly menunjukkan bahwa peraturan ini belum cukup untuk mencegah strategi manipulatif tingkat lanjut.
Data terbaru dari CoinGecko mencatat bahwa harga JELLY sempat melonjak ke market cap $25 juta pada 26 Maret, setelah sempat menyentuh titik terendah di bawah $10 juta. Saat ini, kapitalisasi pasar JELLY kembali fluktuatif di kisaran $17–19 juta, menandakan belum pulih sepenuhnya dari guncangan.
Kesimpulan
Insiden Jellyjelly adalah peringatan nyata bahwa desentralisasi teknis tidak selalu berarti desentralisasi keputusan. Dalam konteks DeFi dan blockchain, kepercayaan dibangun bukan hanya dari kode, tapi juga dari cara protokol menangani krisis.
Dengan Hyperliquid menguasai sekitar 70% pangsa pasar derivatif Web3, ekosistem harus semakin waspada terhadap model tata kelola yang belum matang. Langkah kompensasi dari Hyper Foundation memang meredakan kekhawatiran jangka pendek, tapi pertanyaan soal integritas jangka panjang dan transparansi governance masih terbuka lebar.
FAQ
- Apa itu JELLY token?
JELLY adalah token dari proyek Web3 sosial JellyJelly, yang diluncurkan oleh co-founder Venmo pada Januari 2025. - Apa itu perps (perpetual futures)?
Perps adalah kontrak derivatif tanpa tanggal kadaluarsa yang memungkinkan trader melakukan trading dengan leverage tinggi. - Siapa yang bertanggung jawab atas kerugian $20 juta?
Hyper Foundation akan mengganti rugi pengguna yang tidak terlibat dalam aktivitas mencurigakan berdasarkan data on-chain. - Apakah Hyperliquid bisa dianggap terdesentralisasi?
Meskipun mengusung citra DEX, jumlah validator yang minim dan keputusan tertutup memunculkan kritik bahwa platform ini terlalu tersentralisasi.
Itulah informasi terkini seputar berita crypto hari ini, Jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan pembaruan terbaru mengenai berbagai informasi menarik yang kami sajikan di Akademi crypto hanya di INDODAX Academy, sumber terpercaya untuk belajar tentang dunia crypto
Dan jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain melalui Google News.
Selain itu untuk mempermudah kamu untuk trading crypto dengan mudah dan aman kamu dapat mendownload aplikasi crypto terbaik dari INDODAX melalui Google play store maupun melalui App Store sekarang juga!
Author: FFA
Referensi:
- Cointelegraph – Hyperliquid delists JELLY perps, citing ‘suspicious’ activity, Diakses pada 27 Maret 2025
- Cointelegraph – Bitget CEO slams Hyperliquid’s handling of “suspicious” incident involving JELLY token, Diakses pada 27 Maret 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Scam Crypto