Pada era digital yang terus berkembang, konsep joint venture telah menjadi strategi bisnis yang populer di berbagai industri. Joint venture sendiri merujuk pada bentuk kerja sama bisnis di mana dua atau lebih perusahaan bekerja bersama untuk mencapai satu tujuan.
Di lain sisi, industri kripto pun terus mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Terkait hal itu, kolaborasi antara perusahaan-perusahaan kripto dan mitra bisnis lainnya menjadi semakin penting. Dalam industri kripto yang berkembang pesat, kolaborasi antara perusahaan kripto dan mitra bisnis lainnya sangat penting. Pasalnya, kolaborasi tersebut nantinya bukan sekadar memberdayakan perusahaan-perusahaan yang terlibat, tetapi juga memperkuat ekosistem kripto secara keseluruhan.
Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu joint venture, contoh-contohnya, tujuan utamanya, perbedaannya dengan merger, manfaatnya, jenis-jenis dan tujuannya, dasar hukumnya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistemnya, hingga hubungan antara joint venture dan kripto, simak ulasan selengkapnya berikut ini!
Apa Itu Joint Venture?
Joint venture didefinisikan sebagai sebuah bentuk usaha bisnis yang melibatkan dua entitas bisnis atau lebih untuk jangka waktu tertentu. Joint venture adalah kolaborasi bisnis di mana dua atau lebih perusahaan bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis tertentu yang telah disepakati sebelumnya.
Kerja sama tersebut memiliki tujuan spesifik dan periode waktu tertentu yang sudah disepakati oleh para pihak terlibat. Joint venture pun akan berakhir setelah tujuan yang telah ditetapkan tercapai, kecuali apabila para pihak memutuskan untuk melanjutkan kerjasama ini setelah periode waktu berakhir. Lazimnya, joint venture dilakukan saat perusahaan-perusahaan yang terlibat ingin menciptakan barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan di pasar.
Terkait hal itu, kepemilikan atau pembagian saham atas investasi joint venture bisa bervariasi dan bergantung pada kesepakatan yang dibuat oleh para pihak yang terlibat. Di samping itu, pada joint venture, biasanya perusahaan-perusahaan yang bekerja sama akan saling berkolaborasi dalam perencanaan, pengelolaan, dan pembagian keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan bersama. Kerja sama jenis ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pengembangan produk baru, memperluas pasar, atau memperoleh teknologi baru yang dapat meningkatkan daya saing di pasar.
Apa Saja Contoh Joint Venture?
Setelah memahami pengertian joint venture, selanjutnya kamu juga perlu mengetahui apa saja contoh-contohnya di Indonesia. Di Indonesia, terdapat beberapa contoh joint venture yang mencerminkan kerja sama bisnis antara perusahaan-perusahaan yang berbeda. Mengutip detik.com, berikut ini adalah beberapa contoh joint venture yang ada di Indonesia, di antaranya:
1. Garudafood – Suntory
Pada 14 Juli 2011 silam, Garudafood dan Suntory Beverage & Food Limited membentuk perjanjian joint venture. Tujuan dari kerja sama ini, yaitu untuk memperkuat posisi Garudafood di industri minuman non alkohol. Mereka pun sepakat untuk mendirikan sebuah perusahaan joint venture di sektor ini sesuai dengan nilai-nilai inti perusahaan.
2. Telkom – Telstra
Telkom Indonesia dan Telstra sudah menyelesaikan kesepakatan joint venture untuk menyediakan solusi terintegrasi mulai dari infrastruktur jaringan hingga aplikasi dan layanan di atasnya (Network Application and Services-NAS). Kerja sama itu meliputi pelayanan bagi perusahaan Indonesia, perusahaan multinasional, dan perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia.
3. Indofood – Nestle
Indofood (PT Indofood Sukses Makmur Tbk) dan Nestle S.A. diketahui juga membentuk perusahaan patungan bernama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Fokus dari perusahaan joint venture ini, yaitu bisnis kuliner, utamanya dalam produksi bumbu penyedap makanan. Kerja sama ini bertujuan menciptakan peluang untuk memperluas pangsa pasar di industri kuliner.
Apa Tujuan Utama Joint Venture?
Adapun dalam proses pembentukan joint venture, biasanya para pihak yang terlibat mempunyai tujuan-tujuan khusus yang ingin mereka capai lewat kerja sama tersebut. Di antara beberapa tujuan utama dari joint venture adalah sebagai berikut:
1. Strategi Bisnis
Joint venture bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan transfer teknologi antara mitra-mitra yang terlibat. Melalui kolaborasi ini, perusahaan-perusahaan bisa saling bersinergi dan berkolaborasi dalam mengembangkan strategi bisnis yang inovatif dan efektif.
2. Menghindari Persaingan
Salah satu tujuan utama joint venture, yaitu untuk menghindari persaingan yang berlebihan dengan para pesaing di pasar. Dengan berkolaborasi, perusahaan-perusahaan bisa mendekati kompetitornya dan menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan. Namun, perlu diingat agar tidak melanggar ketentuan monopoli usaha yang berlaku.
3. Memperkuat Posisi
Dengan membentuk joint venture, perusahaan berkesempatan untuk memperkuat posisinya di pasar. Khususnya di industri-industri dengan persaingan yang sangat ketat, joint venture memberikan keunggulan kompetitif. Dengan bersatu, perusahaan-perusahaan yang terlibat bisa menghadapi persaingan dengan lebih kuat dan efisien.
Apa Perbedaan antara Merger dan Joint Venture?
Meski sering dianggap sama, sejatinya joint venture dan merger adalah dua bentuk kerja sama bisnis yang berbeda. Mengutip laman accounting.binus.ac.id, berikut ini adalah beberapa perbedaan antara joint venture dan merger yang perlu diketahui, yaitu:
- Merger terjadi ketika dua perusahaan (biasanya dengan ukuran yang sebanding) memutuskan untuk menggabungkan bisnis mereka menjadi satu perusahaan, bukan beroperasi sebagai entitas terpisah.
- Sementara itu, dalam joint venture, kedua perusahaan tetap berdiri secara terpisah dan mereka membentuk entitas baru yang terpisah untuk mengelola divisi tertentu atau memulai usaha bisnis baru.
- Meskipun alasan di balik terjadinya joint venture dan merger sangat mirip, yaitu untuk memanfaatkan skala ekonomi, berbagi teknologi, meningkatkan pengetahuan, dan memperluas pangsa pasar, keduanya berbeda dalam tindakan hukum yang diambil. Meskipun tujuan mereka sama, yaitu meningkatkan kerja sama untuk mengembangkan bisnis.
- Joint Venture (usaha patungan) juga dapat dibentuk untuk proyek jangka pendek, memerlukan komitmen yang lebih sedikit dibandingkan dengan merger, yang merupakan komitmen jangka panjang yang berlaku secara permanen.
- Merger (penggabungan) adalah bagian dari restrukturisasi perusahaan, sedangkan Joint Venture (usaha patungan) adalah bentuk kerja sama atau usaha patungan terkait dengan penanaman modal, baik itu antara individu maupun badan hukum.
Mengenal Manfaat Joint Venture
Dalam praktiknya, joint venture akan memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi perusahaan yang terlibat. Berikut ini adalah sejumlah manfaat joint venture yang perlu diketahui, antara lain:
1. Memperluas Pasar
Kerja sama joint venture memungkinkan perusahaan untuk merambah pasar di negara atau wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Dengan bekerja sama dengan mitra lokal, perusahaan bisa mengakses pangsa pasar yang lebih luas.
2. Mengurangi Risiko Bisnis
Dengan membagi risiko bisnis bersama mitra joint venture, perusahaan dapat mengurangi eksposur terhadap risiko finansial dan operasional. Kerja sama ini memungkinkan pembagian tanggung jawab, mengurangi tekanan risiko, serta meningkatkan stabilitas bisnis.
3. Menambah Kemampuan Teknologi
Dengan joint venture, perusahaan bisa mengakses teknologi terbaru atau mengembangkan produk baru dengan memanfaatkan keahlian teknologi dari mitra bisnisnya. Hal itu membantu perusahaan mengikuti perkembangan teknologi dan tetap bersaing di pasar.
4. Memperoleh Sumber Daya
Joint venture akan memberikan akses perusahaan kepada sumber daya yang diperlukan, seperti modal, tenaga kerja terampil, dan teknologi. Dengan membagi sumber daya, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang diperlukan untuk mengembangkan bisnisnya.
5. Meningkatkan Efisiensi
Kerja sama ini juga memungkinkan perusahaan untuk berbagi biaya dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi operasional, perusahaan bisa mencapai hasil yang lebih optimal.
6. Memberikan Kesempatan
Joint venture memberikan peluang kepada masing-masing perusahaan untuk memperluas kapabilitas dan keahlian mereka. Di samping itu, kerja sama tersebut membuka pintu bagi perusahaan untuk terlibat dalam bisnis terkait atau memasuki pasar geografis baru dan memperoleh pengetahuan teknologi terbaru.
7. Meningkatkan Keuntungan
Dengan menaikkan margin keuntungan, mempercepat pertumbuhan pendapatan, mengembangkan produk baru, memperoleh dukungan keuangan, dan melakukan penanaman saham yang menguntungkan. Perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan finansial yang signifikan lewat joint venture.
Jenis-Jenis Joint Venture dan Tujuannya
Perlu diketahui, terkait jenis-jenisnya, kontrak joint venture bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu domestik dan internasional.
Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi atau Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994, beberapa bidang usaha yang wajib didirikan sebagai perusahaan joint venture adalah sebagai berikut:
- Produksi, transmisi, serta distribusi tenaga listrik bagi masyarakat umum
- Pelabuhan
- Pelayanan
- Telekomunikasi
- Penerbangan
- Kereta api
- Air minum
- Pembangkit tenaga atom
- Media massa
Adapun perusahaan joint venture ini harus melibatkan investasi dari pihak asing dan kerja sama dengan perusahaan domestik. Keterlibatan modal asing dalam joint venture ini memegang peran krusial dalam perkembangan ekonomi negara, mengingat sektor-sektor itu memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan banyak orang.
Namun, penting untuk dicatat bahwa terdapat beberapa bidang usaha yang dilarang untuk investasi asing, utamanya yang berkaitan dengan keamanan negara, seperti produksi mesin, senjata, alat peledak, dan perlengkapan militer lainnya. Dengan begitu, penanam modal asing harus mematuhi ketentuan-ketentuan ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara itu.
Dasar Hukum Joint Venture
Regulasi terkait dasar hukum joint venture di Indonesia diatur dalam tiga peraturan yang berbeda. Dengan dasar hukum ini, joint venture di Indonesia pun bisa terwujud dalam bentuk kerja sama antara modal asing dan lokal maupun dalam bentuk penanaman modal asing yang dilakukan sepenuhnya dari luar negeri. Berikut ini dasar hukum dari joint venture di Indonesia, yaitu:
1. Pasal 1 Ayat 3 UU 25/2007
Menurut Pasal 1 Ayat 3 UU Nomor 25 Tahun 2007, joint venture adalah kegiatan penanaman modal yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri, untuk melakukan bisnis di wilayah negara Republik Indonesia.
2. Pasal 77 UU Cipta Kerja
Pasal 77 dalam UU Cipta Kerja memberikan keterangan bahwa pemerintah memberikan fasilitas pada penanaman modal dengan tujuan untuk memperluas usaha. Fasilitas ini mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis melalui penanaman modal.
3. Pasal 2 PP 20/1994
Pasal 2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 menyatakan bahwa penanaman modal asing dapat dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, melalui gabungan antara modal asing dengan milik warga negara atau badan hukum Indonesia. Kedua, penanaman modal asing dapat dilakukan secara langsung, di mana seluruh dana berasal dari luar negeri.
Perhatikan Hal-hal Ini dalam Sistem Joint Venture
Saat melakukan kerja sama dalam bentuk joint venture, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan pemahaman dan kesepakatan yang jelas mengenai hal-hal berikut ini, kerja sama dalam bentuk joint venture pun bisa berjalan dengan lebih lancar dan efisien sehingga membawa manfaat yang optimal bagi semua pihak yang terlibat.
Berikut ini adalah beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat melakukan kerja sama dalam bentuk joint venture, yaitu:
1. Memiliki Tujuan Khusus
Para pihak yang terlibat dalam joint venture biasanya sudah memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan ini akan secara jelas dicantumkan dalam perjanjian yang disepakati bersama dan menjadi landasan kerja sama dan fokus bagi semua pihak yang terlibat.
2. Kesepakatan Tertulis
Setiap pihak dalam joint venture, yang dikenal sebagai para venture bersama, harus menyusun perjanjian tertulis yang merinci hak dan kewajiban masing-masing pihak, pembagian keuntungan atau kerugian, dan aspek-aspek lain yang relevan dengan kerja sama. Perjanjian ini menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan joint venture.
3. Durasi Kerja Sama
Joint venture pada umumnya memiliki batas waktu atau durasi tertentu sesuai dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Namun, jika pihak-pihak yang terlibat ingin melanjutkan kerja sama setelah periode tersebut berakhir, mereka harus membuat kesepakatan baru untuk melanjutkan kolaborasi mereka.
4. Pembagian Keuntungan
Pihak-pihak yang terlibat dalam joint venture akan menentukan rasio pembagian laba atau rugi yang mereka peroleh. Jika tidak ada kesepakatan sebelumnya maka mereka harus membagi keuntungan secara merata atau sesuai dengan persentase kepemilikan masing-masing pihak.
5. Struktur Usaha
Dalam joint venture, para pihak bisa menentukan struktur usaha dengan mengendalikan salah satu atau beberapa aspek berikut ini, yaitu:
- Aktiva: Pengendalian atas aset yang digunakan dalam bisnis joint venture
- Operasi: Pengaturan operasional sehari-hari dari bisnis patungan
- Entitas Bisnis: Pengaturan kepemilikan dan kendali terhadap entitas bisnis yang dibentuk dalam kerangka joint venture
Mengenal Model Manajemen Joint Venture
Terkait manajemen perusahaan joint venture, ada empat model yang sering diadaptasi oleh perusahaan. Keempat model manajemen joint venture ini diketahui memberikan pandangan berbeda tentang dinamika manajemen dalam konteks joint venture. Di samping itu, setiap model ini mempunyai kelebihan serta tantangannya masing-masing. Berikut ini empat model yang biasanya diadaptasi perusahaan joint venture, yaitu:
1. Model Transplant
Pada model ini, perusahaan induk mentransfer rumus bisnis dan praktik manajemen yang sudah terbukti sukses kepada perusahaan joint venture. Dengan kata lain, perusahaan induk mengimplementasikan strategi dan taktik bisnis yang telah teruji ke dalam operasional perusahaan patungan.
2. Model Dominant Parent
Dalam model ini, perusahaan dengan saham mayoritas memiliki peran utama dalam menentukan gaya manajemen perusahaan joint venture (dominan). Perusahaan dengan saham minoritas mengikuti arahan dan keputusan perusahaan dengan saham mayoritas dalam pengambilan keputusan manajerial.
3. Model Independent Role
Pada model ini, setiap pemegang saham memiliki peran yang sama dalam manajemen perusahaan joint venture. Masing-masing pemegang saham memiliki tanggung jawab terpisah untuk fungsi-fungsi manajemen tertentu. Terkait hal itu, pembagian tanggung jawab dan keputusan manajerial dilakukan secara seimbang antara para mitra.
4. Model Shared Management
Dalam model manajemen ini, urusan manajemen, termasuk tugas dan tanggung jawabnya, dilakukan secara bersama-sama oleh perusahaan induk masing-masing. Keputusan manajemen dibuat secara kolaboratif, melibatkan kontribusi dari semua pihak yang terlibat dalam joint venture.
Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture
Sebagaimana bentuk kerja sama bisnis lainnya, joint venture memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari joint venture, antara lain:
1. Kelebihan Joint Venture
- Joint Venture memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya dan keahlian dari mitra bisnisnya. Hal ini dapat mengakses pengetahuan, teknologi, atau keterampilan yang tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut.
- Dalam Joint Venture, perusahaan bisa membagi risiko dan biaya dengan mitra bisnisnya. Kedua belah pihak dapat berbagi tanggung jawab dan mengurangi beban keuangan yang harus ditanggung secara individual.
- Joint Venture memberikan akses ke pasar baru dan jaringan distribusi yang lebih luas. Dengan menggabungkan kekuatan, perusahaan dapat mencapai audiens yang lebih besar dan memperluas cakupan geografisnya.
- Kolaborasi melalui Joint Venture memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dengan membagi tugas dan sumber daya, produksi dapat ditingkatkan secara efisien.
2. Kekurangan Joint Venture
- Membangun hubungan kerja sama yang kuat dalam joint venture memerlukan waktu dan upaya yang signifikan. Proses negosiasi, pembentukan hubungan, dan pengaturan perjanjian memerlukan dedikasi dan kesabaran.
- Terdapat risiko ketidakseimbangan dalam tingkat keahlian, investasi, atau aset yang dibawa oleh masing-masing perusahaan. Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menyebabkan konflik dan ketidakstabilan dalam kerja sama.
- Perusahaan yang berbeda memiliki budaya dan gaya manajemen yang berbeda. Perbedaan ini dapat menjadi hambatan dalam kerja sama, membutuhkan pemahaman dan penyesuaian yang cermat.
- Keberhasilan joint venture memerlukan komitmen yang sama dan tujuan yang jelas dari semua pihak yang terlibat. Kesepahaman yang mendalam mengenai visi dan misi perusahaan menjadi kunci kesuksesan dalam kerja sama ini.
Hubungan Antara Joint Venture dan Kripto
Joint venture dan kripto pada dasarnya memiliki hubungan yang erat dalam konteks bisnis dan teknologi saat ini. Di dunia kripto, ada beragam bentuk kerja sama yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang blockchain dan aset kripto. Berikut ini adalah beberapa bentuk hubungan antara joint venture dan kripto yang penting untuk diketahui, di antaranya:
1. Kemitraan antara Perusahaan Kripto
Banyak crypto exchange menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan lain untuk mengembangkan teknologi baru atau menggabungkan layanan mereka. Contohnya adalah kemitraan antara perusahaan kripto dan perusahaan finansial tradisional untuk menciptakan platform pembayaran berbasis blockchain atau aplikasi keuangan terdesentralisasi.
2. Proyek Blockchain Bersama
Beberapa perusahaan atau organisasi saling bekerja sama untuk membangun proyek-proyek blockchain bersama. Hal ini meliputi pengembangan protokol blockchain baru, proyek riset, atau proyek aplikasi berbasis blockchain. Kerja sama semacam ini memungkinkan para pihak untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya masing-masing untuk mencapai tujuan bersama.
3. Initial Coin Offerings (ICO)
ICO adalah bentuk penggalangan dana di dunia kripto. Dalam hal ini, perusahaan/proyek baru akan menjual token kripto mereka kepada investor untuk memperoleh dana. Dalam beberapa contoh kasus, proyek-proyek ICO adalah hasil kerja sama di antara beberapa perusahaan/tim pengembang. Dari contoh itu, joint venture pun mengambil peran sebagai landasan bagi peluncuran proyek kripto baru.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, kolaborasi dalam ekosistem kripto punya peran yang sangat penting dalam menggerakkan industri kripto menuju masa depan yang berkelanjutan. Adapun kolaborasi antara perusahaan-perusahaan kripto pada dasarnya bisa memungkinkan pertukaran ide dan pengetahuan sehingga memicu inovasi baru dalam teknologi blockchain dan aset kripto. Dengan saling berbagi penemuan dan penelitian, ekosistem kripto pun bisa terus berkembang serta meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan kepada pengguna.
Di samping itu, melalui kerja sama, perusahaan kripto juga bisa mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko keamanan dengan lebih efektif. Audit bersama dan pengembangan standar keamanan sejatinya akan membantu untuk mencegah serangan cyber dan membangun kepercayaan pengguna terhadap platform-platform kripto.
Nah, sekarang kamu sudah memahami apa itu joint venture, contoh-contohnya, tujuan utamanya, perbedaannya dengan merger, manfaatnya, jenis-jenis dan tujuannya, dasar hukumnya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistemnya, apa itu model manajemen joint venture, kelebihan dan kekurangan joint venture, hingga hubungan antara joint venture dan kripto.
Selanjutnya, kamu juga dapat dapat membaca artikel menarik lainnya di INDODAX Academy, seperti apa itu profit dan bagaimana cara mengoptimalkannya. Pembahasan mengenai profit tentunya penting karena akan memberikan kamu pemahaman mendalam tentang bagaimana keuntungan dihasilkan dalam trading kripto.
Di samping itu, kamu akan menemukan strategi-strategi yang bisa diterapkan untuk mengelola risiko dan bagaimana analisis pasar akan membantu dalam mengambil keputusan yang lebih cerdas ketika berinvestasi di dunia kripto. Pada akhirnya, dengan memahami konsep profit dan cara mengoptimalkannya, kamu nantinya akan memiliki dasar yang kuat untuk memulai atau mengembangkan investasi pasar kripto.
Yuk Investasi Crypto di INDODAX
Setelah kamu paham dan mengerti tentang joint venture, mulai dari pengertian hingga hubungan antara joint venture dan kripto, selanjutnya jika kamu berminat untuk investasi crypto, maka ada baiknya kamu mengecek terlebih dahulu pasar kripto di INDODAX market. Nantinya, setelah mengecek harga, kamu dapat membeli aset kripto di crypto exchange tepercaya hanya di INDODAX.
Penting diketahui bahwa INDODAX tidak hanya menyediakan kemudahan dalam pembelian aset kripto, tetapi juga menjamin keamanan dana dan transaksi kamu. Dengan fitur-fitur keamanan terkini dan dukungan pelanggan yang responsif, kamu bisa berinvestasi tanpa rasa khawatir di INDODAX.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk berinvestasi kripto sekarang juga di INDODAX!