Satu lagi proyek crypto ambisius harus mengakhiri perjalanannya lebih cepat dari yang direncanakan.
Kinto Network, platform layer-2 berbasis Ethereum yang sempat digadang-gadang sebagai jembatan antara efisiensi centralized exchange (CEX) dan keamanan DeFi, akhirnya resmi menyatakan tutup usia.
Di balik janji imbal hasil tinggi dan perdagangan saham tokenisasi, Kinto justru tumbang akibat peretasan besar, krisis pendanaan, dan tekanan pasar yang terus memburuk.
Kinto Bangkrut: Layer-2 Ethereum yang Tak Tertolong
Kinto dibangun di atas jaringan Arbitrum, dengan Ethereum sebagai settlement layer-nya. Platform ini menawarkan konsep modular exchange, sistem perdagangan yang diklaim menggabungkan kecepatan CEX dengan transparansi blockchain.
Fitur andalannya termasuk perdagangan token saham seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia. Sayangnya, konsep canggih ini tidak cukup menyelamatkan Kinto dari realita operasional yang menantang.
Dalam pengumuman resmi di Medium, tim Kinto menyatakan bahwa mereka telah beroperasi tanpa gaji sejak Juli, sambil terus berusaha mempertahankan dana pengguna. Namun, kondisi pasar yang terus memburuk membuat shutdown jadi satu-satunya pilihan yang masuk akal.
Diserang Hacker, Kerugian $1,6 Juta Jadi Titik Balik
Masalah utama dimulai pada Juli 2025, saat Kinto mengalami peretasan besar. Sebanyak 577 ETH senilai $1,6 juta raib dari protokolnya akibat celah pada ERC-1967 Proxy, standar kontrak pintar yang digunakan luas di berbagai proyek DeFi.
Eksploitasi ini bukan hanya melumpuhkan Kinto, tapi juga menjatuhkan kepercayaan investor secara drastis.
Sebagai upaya bangkit, tim Kinto bahkan menggalang utang sebesar $1 juta untuk merelaunch sistemnya.
Namun, upaya itu kandas di tengah badai pasar yang terus menekan. Alih-alih bangkit, proyek ini justru kehabisan napas finansial lebih cepat dari perkiraan.
Baca juga berita terkait lainnya: Hacker Ubah Akun YouTube Jadi Mesin Curi ETH Lewat Video AI
Rencana Pengembalian Dana: Hanya 76% untuk Investor
Meski bangkrut, Kinto tetap menyusun rencana pemulihan yang mengutamakan komunitas. Sekitar $800.000 likuiditas Uniswap akan dikembalikan kepada kelompok investor yang sebelumnya mendanai relaunch, dikenal sebagai “Phoenix lenders”. Perkiraannya, mereka bisa mendapat kembali sekitar 76% dari dana awal.
Sementara itu, untuk korban peretasan, tim menjanjikan hibah goodwill sebesar $1.100 per alamat terdampak.
Sebagian besar dana ini bahkan berasal dari kocek pribadi co-founder Ramon Recuero, yang berkomitmen menyumbang lebih dari $130.000 untuk mendukung kompensasi.
Token Ambruk, Nilai Kinto K Anjlok 91%
Setelah pengumuman resmi penutupan, harga token Kinto (K) langsung anjlok drastis. Dalam waktu singkat, nilai token tersebut merosot hingga 91% dan kini hanya bernilai $0,38, padahal pada pertengahan Agustus lalu, market cap-nya sempat menyentuh $14,5 juta.
Kondisi ini memicu kekhawatiran baru di kalangan investor crypto, terutama terkait proyek DeFi berimbal hasil tinggi yang ternyata tidak punya fondasi finansial yang kokoh.
Baca juga berita populer lainnya: 3 Meme Coin Terpanas September 2025: DOGE, PENGU, BONK!
Recuero Gagal Lagi: Jejak Buruk Co-Founder Kinto
Kasus Kinto bukan pertama kalinya Ramon Recuero menghadapi kegagalan. Sebelumnya, ia juga menjadi co-founder proyek Babylon Finance yang bangkrut pada akhir 2022 setelah mengalami eksploitasi senilai $3,4 juta.
Dua kali berturut-turut memimpin proyek yang tumbang akibat masalah keamanan tentu membuat reputasi Recuero di ekosistem crypto makin dipertanyakan.
Kesimpulan
Kinto bukan sekadar proyek yang gagal. Ia adalah cermin bagi seluruh pelaku industri crypto, dari developer hingga investor, bahwa mimpi besar dan teknologi mutakhir tidak cukup tanpa fondasi yang kuat.
Peretasan, pendanaan yang seret, dan model bisnis yang rapuh telah menjatuhkan proyek ini, bukan karena kurangnya ide, tetapi karena ketidakmampuan bertahan dalam tekanan nyata.
Investor yang tergiur imbal hasil tinggi, seperti 130% APY dalam USDC yang pernah dijanjikan Kinto, sering kali lupa bertanya: dari mana uang itu sebenarnya datang? Apakah ada sumber pendapatan nyata, atau hanya skema yang berjalan mulus selama belum terguncang?
Kinto memberi pelajaran mahal: jangan hanya melihat potensi, tapi juga telusuri daya tahan proyek di saat krisis.
Di era di mana proyek DeFi lahir dan mati begitu cepat, kamu butuh lebih dari sekadar FOMO untuk bertahan. Butuh ketajaman dalam membaca risiko, dan keberanian untuk mundur sebelum semuanya terlambat.
FAQ
- Apa itu Kinto Network?
Kinto adalah proyek Ethereum layer-2 berbasis Arbitrum yang menggabungkan sistem modular exchange dengan perdagangan saham tokenisasi. - Kenapa Kinto tutup?
Karena gagal bangkit dari peretasan $1,6 juta, kehabisan dana, serta tidak berhasil menggalang pendanaan baru. - Berapa dana yang dikembalikan ke investor?
Phoenix lenders akan menerima sekitar 76% dari dana pokok, dan korban peretasan mendapat kompensasi goodwill $1.100 per alamat. - Siapa di balik Kinto Network?
Proyek ini didirikan oleh Ramon Recuero, yang juga pernah memimpin Babylon Finance—proyek yang gagal di tahun 2022. - Berapa harga token K sekarang?
Harga token Kinto (K) telah anjlok hingga $0,38, turun 91% dari puncaknya pada Agustus 2025.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- CoinPaper – Kinto Token Crashes as Network Confirms Shutdown, diakses pada 8 September 2025
- TheCryptoTimes – Kinto Token Crashes 91% as Ethereum L2 Project Shuts Down After Hack, diakses pada 8 September 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Altcoin,