Lucy Guo: Miliarder AI Cantik di Balik Scale AI & Passes
icon search
icon search

Top Performers

Lucy Guo: Miliarder AI Cantik yang Tantang Dunia Startup

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Lucy Guo: Miliarder AI Cantik yang Tantang Dunia Startup

Lucy Guo Miliarder AI Cantik yang Tantang Dunia Startup

Daftar Isi

Bayangin kamu masih remaja, nongkrong di depan laptop sambil utak-atik kode game online, tanpa sadar langkah kecil itu jadi awal perjalanan besar. Begitulah kisah Lucy Guo dimulai. Bukan dari ruang rapat perusahaan besar, tapi dari kamar sederhana di California tempat seorang gadis keturunan Tionghoa belajar coding karena rasa penasaran. 

Rasa ingin tahunya yang nggak pernah padam inilah yang nanti membawanya menjadi salah satu perempuan paling berpengaruh di industri kecerdasan buatan (AI) dan teknologi global.

Lucy lahir tahun 1994 dari keluarga imigran yang bekerja sebagai insinyur listrik. Sejak kecil, dia udah akrab dengan logika dan eksperimen. Saat teman-temannya main di luar, Lucy justru sibuk menciptakan bot di game Neopets dan menjual aset digital buat tambahan uang saku. 

Dari situlah dia belajar dua hal penting: kreativitas bisa bernilai ekonomi, dan dunia digital menyimpan peluang tanpa batas. Perpaduan itu kemudian membentuk mentalitas seorang inovator sejati.

Setelah lulus SMA, Lucy diterima di Carnegie Mellon University, universitas ternama yang banyak melahirkan ahli teknologi dunia. Tapi dia memilih jalan yang nggak biasa keluar dari kampus demi mengejar mimpi lebih cepat lewat Thiel Fellowship, program bergengsi yang kasih dana USD 100.000 buat anak muda dengan ide revolusioner. Di sinilah awal dari transformasi Lucy: dari mahasiswi biasa jadi calon penggerak masa depan AI.

 

Awal Karier: Dari Dunia Magang ke Arena Inovasi Nyata

Begitu keluar dari kampus, Lucy Guo nggak buang waktu. Ia langsung terjun ke dunia nyata teknologi. Dia sempat magang di Facebook, belajar soal produk dan kultur kerja yang berorientasi pada dampak global. Dari sana, Lucy mulai ngerti satu hal: dunia teknologi nggak cuma butuh orang pintar, tapi juga orang yang punya visi jelas tentang masa depan.

Langkah berikutnya membawanya ke Snapchat, di mana ia menjadi desainer wanita pertama di perusahaan itu. Tugasnya bukan cuma estetika, tapi juga bagaimana bikin teknologi terasa manusiawi. 

Lucy ikut berperan dalam pengembangan fitur Snap Maps, salah satu inovasi besar di aplikasi itu yang memungkinkan pengguna berbagi lokasi real-time. Dari sini, dia mulai dikenal sebagai sosok yang nggak cuma teknis, tapi juga punya naluri produk yang tajam.

Tapi ambisi Lucy terlalu besar untuk berhenti di posisi aman. Dia pengin menciptakan sesuatu sendiri, sesuatu yang bisa mengubah cara dunia bekerja. 

Saat bekerja di Quora, dia bertemu Alexandr Wang, rekan yang punya semangat sama. Pertemuan dua kepala muda ini jadi titik balik: mereka melihat celah besar di dunia AI dan data.

 

Scale AI: Mimpi Besar yang Mengubah Dunia Data

Pada tahun 2016, Lucy dan Alexandr mendirikan Scale AI, perusahaan yang fokus pada data labeling proses penting dalam pengembangan kecerdasan buatan. 

Di era di mana data jadi bahan bakar utama, Scale AI hadir sebagai mesin yang memurnikan bahan mentah itu agar bisa dimanfaatkan untuk melatih algoritma. Visi mereka sederhana tapi kuat: bikin mesin lebih pintar lewat data yang lebih bersih dan akurat.

Di tahap awal, Lucy bertanggung jawab atas strategi produk, desain antarmuka, dan fondasi operasional. Ia punya pemahaman tajam tentang bagaimana menggabungkan sains, bisnis, dan pengalaman pengguna dalam satu arah yang selaras. Dalam waktu dua tahun, Scale AI tumbuh cepat, jadi mitra banyak perusahaan besar yang membangun teknologi otonom dan AI berbasis data.

Namun, seperti banyak pendiri visioner, Lucy akhirnya keluar dari perusahaannya pada 2018. Bukan karena gagal, tapi karena ingin mengeksplorasi ide baru. Meski begitu, dia masih memegang sekitar 5% saham. Ketika valuasi Scale AI melonjak, saham itulah yang menjadikannya miliarder muda di usia 30 tahun.

Scale AI: Mimpi Besar yang Mengubah Dunia Data

Sumber Gambar: Forbes

 

Menurut data Forbes 2025, kekayaan bersih Lucy Guo menembus lebih dari USD 1,4 miliar atau sekitar Rp16 triliun lebih. Ia masuk daftar miliarder perempuan termuda yang sukses berkat kerja keras dan keberanian mengambil risiko bukan warisan keluarga. Capaian ini bikin namanya disejajarkan dengan ikon startup global seperti Mark Zuckerberg atau Elon Musk versi muda.

Kesuksesan itu nggak datang dari keberuntungan semata. Lucy percaya, dunia teknologi berkembang cepat, dan satu-satunya cara bertahan adalah terus belajar dan beradaptasi. Prinsip itu jadi pegangan hidupnya di setiap langkah berikutnya.

 

Melangkah Lebih Jauh: Backend Capital dan Passes

Setelah meninggalkan Scale AI, Lucy nggak memilih istirahat atau menikmati hasil. Justru sebaliknya, dia mendirikan Backend Capital, dana ventura yang fokus mendukung startup tahap awal. 

Melalui venture ini, Lucy ingin membantu generasi baru inovator muda agar punya kesempatan seperti dirinya dulu  didukung, bukan diragukan.

Backend Capital dikenal berani berinvestasi di bidang yang belum banyak disentuh investor tradisional: fintech, Web3, dan creator economy. Pendekatannya jelas, lebih menilai potensi ide dan tim ketimbang sekadar angka. Lucy paham betul, banyak inovasi besar lahir dari keberanian mencoba sesuatu yang belum pasti.

Lalu pada tahun 2022, dia meluncurkan Passes, platform monetisasi bagi kreator konten yang ingin punya kendali penuh atas penghasilan dan audiens mereka. 

Konsepnya sejalan dengan semangat Web3  meski belum sepenuhnya berbasis blockchain, Passes dirancang untuk memberi kebebasan dan transparansi lebih bagi kreator. Platform ini bahkan menarik investor dari dunia kripto dan teknologi desentralisasi, menunjukkan bahwa Lucy punya pandangan jauh tentang arah masa depan digital.

Transisi Lucy dari AI ke ekonomi kreator bukan langkah mundur, tapi bentuk evolusi. Ia paham bahwa teknologi nggak cuma soal mesin dan algoritma, tapi juga tentang manusia dan bagaimana mereka bisa bertumbuh lewat inovasi.

 

Filosofi Hidup: “Act Broke, Stay Rich”

Di balik semua kesuksesan dan sorotan media, Lucy punya filosofi sederhana tapi kuat: “Act broke, stay rich.” Buatnya, hidup hemat dan tetap fokus adalah cara terbaik menjaga kewarasan di tengah hiruk-pikuk dunia startup. Ia lebih memilih berinvestasi pada ide daripada gaya hidup glamor.

Dalam wawancaranya bersama New York Post, Lucy bilang kalau kesuksesan sejati bukan tentang berapa banyak uang yang kamu punya, tapi seberapa besar dampak yang kamu bisa ciptakan. 

Gaya hidupnya yang minimalis dan fokus kerja keras mencerminkan hal itu. Lucy lebih sering tampil santai, tanpa simbol kemewahan, tapi langkahnya selalu strategis.

Banyak orang mengira bahwa jadi miliarder berarti berfoya-foya. Tapi Lucy membuktikan sebaliknya. Ia membangun reputasi sebagai sosok yang rendah hati, fokus, dan efisien — kualitas yang jarang ditemui di kalangan pengusaha muda masa kini.

 

Sentuhan dengan Dunia Kripto dan Masa Depan Web3

Menariknya, walau dikenal lewat AI, Lucy nggak asing dengan dunia kripto dan blockchain. Melalui Backend Capital, dia menaruh perhatian besar pada proyek-proyek fintech dan Web3, terutama yang mengedepankan kepemilikan digital dan desentralisasi. Passes pun disebut sebagai salah satu platform yang mengadopsi semangat itu.

Kalau dilihat dari pola pikirnya, Lucy cocok banget dengan filosofi Web3  dunia di mana transparansi, otonomi, dan komunitas jadi pondasi utama. Walau dia belum secara resmi meluncurkan proyek blockchain sendiri, cara berpikir dan arah inovasinya menunjukkan bahwa ia paham potensi besar di sana. Mungkin suatu saat nanti, kita bakal lihat Lucy Guo ikut bermain langsung di ruang kripto global.

 

Kesimpulan: Inspirasi dari Seorang Builder Sejati

Kisah Lucy Guo lebih dari sekadar perjalanan karier. Ini cerita tentang keberanian menentang arus, membangun sesuatu dari nol, dan tetap rendah hati di tengah kesuksesan. Ia membuktikan bahwa menjadi perempuan di dunia teknologi bukan batasan, tapi justru peluang untuk membawa perspektif baru.

Dari remaja pembuat bot di game online, hingga jadi miliarder AI yang dikenal di seluruh dunia, Lucy mengajarkan bahwa inovasi sejati lahir dari rasa ingin tahu dan keteguhan. 

Ia bukan hanya contoh kesuksesan, tapi juga cerminan masa depan di mana kecerdasan buatan, ekonomi kreator, dan blockchain bertemu dalam satu ruang: ruang ide tanpa batas.

Dan mungkin, seperti Lucy, kamu juga cuma butuh satu langkah berani buat mulai. Karena di dunia startup sama seperti hidup  keberanian mengambil langkah pertama sering kali jauh lebih penting daripada menunggu waktu yang sempurna.

 

Itulah informasi menarik tentang Lucy Guo: Miliarder AI Cantik di Balik Scale AI & Passes yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.

Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.

Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

  1. Siapa sebenarnya Lucy Guo?
    Lucy Guo adalah co-founder Scale AI, pendiri Backend Capital, dan pengusaha muda Amerika berdarah Tionghoa. Ia dikenal karena kiprahnya di dunia AI dan startup teknologi.
  2. Berapa kekayaan bersih Lucy Guo?
    Menurut Forbes 2025, kekayaannya mencapai lebih dari USD 1 miliar, menjadikannya salah satu miliarder perempuan termuda di dunia yang membangun kekayaan sendiri.
  3. Apakah Lucy Guo terlibat di dunia kripto?
    Secara langsung belum, tapi melalui Backend Capital, Lucy berinvestasi di beberapa proyek fintech dan Web3 yang berkaitan dengan ekosistem kripto dan desentralisasi.
  4. Apa filosofi hidup Lucy Guo?
    Ia memegang prinsip “Act broke, stay rich,” yang berarti tetap sederhana, fokus, dan disiplin meski sudah sukses besar.
  5. Apa pesan inspiratif dari kisah Lucy Guo?
    Bahwa keberanian mengambil risiko dan rasa ingin tahu bisa mengubah hidup. Lucy membuktikan bahwa kesuksesan sejati datang dari aksi, bukan sekadar teori.

 

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author: AL 

 

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.27%
bnb BNB 3.01%
sol Solana 4.95%
eth Ethereum 2.43%
ada Cardano 1.79%
pol Polygon Ecosystem Token 2.17%
trx Tron 2.90%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
SNX/IDR
Synthetix
42.290
154.82%
BETA/IDR
Beta Finan
253
99.21%
SFI/IDR
saffron.fi
2.630K
75.33%
ZEREBRO/IDR
Zerebro
854
58.74%
BAT/IDR
Basic Atte
3.881
58.73%
Nama Harga 24H Chg
CREAM/IDR
Cream Fina
28.986
-22.58%
RDNT/IDR
Radiant Ca
410
-13.32%
UCJL/IDR
Utility Cj
120.048
-10.68%
L3/IDR
Layer3
401
-10.29%
RLC/IDR
iExec RLC
15.775
-10.06%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Kisah Nat Friedman: Otak di Balik GitHub yang Kini Main di Panggung AI
13/10/2025
Kisah Nat Friedman: Otak di Balik GitHub yang Kini Main di Panggung AI

Bayangin seseorang yang sejak kecil udah jatuh cinta sama komputer,

13/10/2025
Lucy Guo: Miliarder AI Cantik yang Tantang Dunia Startup
13/10/2025
Lucy Guo: Miliarder AI Cantik yang Tantang Dunia Startup

Bayangin kamu masih remaja, nongkrong di depan laptop sambil utak-atik

13/10/2025
Top 10 AI yang Bisa Membuat Gambar, dari Seni Digital sampai Chart Trading!
13/10/2025
Top 10 AI yang Bisa Membuat Gambar, dari Seni Digital sampai Chart Trading!

Pernah nggak kamu punya ide keren di kepala, tapi bingung

13/10/2025