Pareto 80/20: Rahasia Whale Menguasai Pasar Crypto
icon search
icon search

Top Performers

Pareto 80/20: Rahasia Whale Menguasai Pasar Crypto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Pareto 80/20: Rahasia Whale Menguasai Pasar Crypto

Pareto 80:20 Rahasia Whale Menguasai Pasar Crypto

Daftar Isi

Pasar kripto sering terlihat kacau: harga melonjak tanpa peringatan, anjlok seketika, lalu tiba-tiba pulih. Sekilas, semuanya tampak digerakkan jutaan investor ritel dari berbagai arah. Tapi kalau kamu mau sedikit lebih jujur membaca datanya, pola yang muncul justru berkebalikan: pergerakan besar cenderung datang dari kelompok sangat kecil pemilik aset raksasa yang disebut whale.

Menariknya, fenomena seperti ini bukan sesuatu yang unik di kripto. Sejak akhir 1800-an, ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto menemukan pola bahwa sebagian besar hasil dipegang oleh sebagian kecil pelaku. Dari sana lahirlah konsep yang sekarang kamu kenal sebagai Prinsip Pareto atau aturan 80/20.

Di artikel ini, kamu akan melihat bagaimana prinsip itu muncul di distribusi kekayaan global, lalu tercermin lagi di distribusi kepemilikan Bitcoin, Ethereum, altcoin, sampai perilaku whale yang sehari-hari kamu lihat di chart.

 

Prinsip Pareto 80/20 Secara Sederhana

Kalau diringkas, Prinsip Pareto mengatakan bahwa dalam banyak situasi, sekitar 80 persen hasil biasanya berasal dari sekitar 20 persen penyebab.

Angka 80 dan 20 bukan batas matematis yang kaku, tapi cara mudah menggambarkan pola “sedikit penyebab, dampak sangat besar”.

 

Beberapa contoh sederhana yang sering dipakai di luar kripto:

  • Sebagian kecil pelanggan menyumbang sebagian besar omzet perusahaan.

  • Sebagian kecil produk menjadi kontributor mayoritas penjualan.

  • Sebagian kecil bug menyebabkan sebagian besar crash di sebuah aplikasi.

 

Intinya, kontribusi hasil tidak merata. Ketika kamu mengukur siapa melakukan apa dan menghasilkan seberapa besar dampak, ternyata ada kelompok kecil yang memegang peran jauh lebih besar dibanding yang lain.

Prinsip ini penting untuk kamu pahami karena akan menjadi kacamata saat melihat struktur kepemilikan aset kripto. Begitu kamu sadar bahwa distribusi kekayaan jarang merata, lebih mudah menerima kenyataan bahwa pergerakan harga sering didorong oleh sedikit pihak, bukan jutaan trader kecil.

 

Dari Vilfredo Pareto ke Ketimpangan Kekayaan Modern

Vilfredo Pareto awalnya tidak sedang meneliti kripto, jelas saja, karena aset digital bahkan belum terbayang. Ia mengamati distribusi kepemilikan tanah di Italia pada masanya dan menemukan bahwa sekitar 20 persen penduduk menguasai sekitar 80 persen tanah. Pengamatan itu meluas ke berbagai data lain, sampai pada kesimpulan bahwa ketimpangan semacam ini berulang di banyak konteks sosial dan ekonomi.

Kalau kamu tarik ke data kekayaan modern, pola yang mirip masih muncul. Laporan Global Wealth Report 2023 yang disusun UBS dan Credit Suisse mencatat bahwa kelompok 1 persen terkaya di dunia menguasai sekitar 44,5 persen kekayaan global pada 2022.advisors.ubs.com Laporan Oxfam beberapa tahun terakhir juga menegaskan tren serupa: kelompok 1 persen terkaya menikmati kenaikan kekayaan puluhan triliun dolar sejak 2015.

Artinya, jauh sebelum kamu melihat candle Bitcoin di layar, pola “sedikit pihak menguasai sebagian besar aset” sudah menjadi ciri sistem ekonomi modern. Kripto hanya menambahkan lapisan transparansi baru karena data kepemilikan di blockchain bisa dianalisis secara on-chain.

Dari sini, masuk akal kalau kamu menduga pola yang mirip juga terjadi pada distribusi token dan perilaku pemilik besar di pasar aset kripto.

 

Mengapa Pola Pareto Muncul di Pasar Kripto?

Kripto sering dipromosikan dengan narasi keterbukaan dan akses tanpa batas. Siapa pun bisa membuat wallet, mengirim aset lintas negara, dan ikut bertransaksi tanpa perantara. Secara teknis itu benar, tetapi kalau kamu telusuri lebih dalam, kepemilikan token biasanya tidak tersebar rata.

 

Ada beberapa alasan kenapa pola Pareto sangat kuat di kripto:

  1. Tokenomics dan alokasi awal
    Banyak proyek kripto mengalokasikan porsi besar token ke tim inti, investor awal, dan foundation. Ketika token mulai diperdagangkan, kelompok ini sudah memegang porsi yang signifikan.

  2. Akses informasi dan modal
    Investor besar cenderung lebih awal masuk ke proyek baru, mendapatkan harga lebih murah, dan punya kelonggaran waktu lebih panjang untuk menahan aset.

  3. Efek jaringan dan reputasi
    Proyek yang kuat biasanya didukung pemain besar. Di sisi lain, proyek kecil yang hype sesaat juga sering dibekingi segelintir pihak yang punya kepentingan khusus.

 

Kelebihan kripto dibanding aset tradisional adalah kamu bisa melihat distribusi ini secara transparan di blockchain lewat data on-chain yang terbuka untuk siapa saja. Itulah kenapa analisis whale dan distribusi token menjadi bagian penting ketika kamu ingin menilai sehat atau tidaknya sebuah aset.

Sekarang, mari lihat bagaimana pola Pareto muncul secara konkret di Bitcoin, Ethereum, dan altcoin.

 

Distribusi Kepemilikan Bitcoin: Gambaran Nyata 80/20

Bitcoin sering dipuji sebagai aset paling terdesentralisasi, baik dari sisi jaringan maupun kepemilikan, sehingga banyak orang menjadikannya pintu masuk untuk memahami aset kripto pertama ini. Namun, data on-chain menunjukkan bahwa bentuk desentralisasi ini tidak berarti setiap orang memegang porsi yang sama.

 

Data distribusi alamat Bitcoin yang disusun BitInfoCharts menunjukkan pola yang sangat menarik. Hanya sekitar:

  • 1,44 persen alamat yang punya 1–10 BTC tetapi menguasai sekitar 10 persen total suplai.

  • 0,23 persen alamat yang punya 10–100 BTC memegang lebih dari 21 persen suplai.

  • 0,03 persen alamat dengan 100–1.000 BTC mengendalikan lebih dari 25 persen suplai.

 

Jika kamu gabungkan kelompok di atas 10 BTC, alamat-alamat ini jumlahnya jauh di bawah 2 persen dari total, tetapi mereka memegang porsi mayoritas suplai Bitcoin, lebih dari 80 persen berdasarkan pembagian kelas kepemilikan tadi.BitInfoCharts

Sebagian alamat besar adalah cold wallet milik bursa, lembaga, atau otoritas yang menyimpan koin pengguna. Namun, dari kacamata pasar, dampak pergerakannya tetap nyata. Ketika beberapa entitas besar ini memindahkan ribuan BTC ke exchange, tekanan jual bisa langsung terasa di harga. Saat mereka menarik BTC keluar dari exchange ke cold wallet, pasar sering menafsirkannya sebagai sinyal akumulasi.

Dengan kata lain, pada Bitcoin kamu sudah bisa melihat bentuk Pareto yang sangat jelas: sebagian kecil alamat mengendalikan porsi besar suplai sehingga pergerakan mereka berpotensi menjadi pemicu utama volatilitas.

 

Ethereum: Pareto dalam Ekosistem Berbasis Staking

Kalau kamu geser fokus ke Ethereum, ceritanya mirip tetapi dengan warna yang sedikit berbeda karena mekanisme proof-of-stake dan staking pool yang mengandalkan staking ETH sebagai cara menjaga keamanan jaringan.

Analisis data kepemilikan ETH menunjukkan bahwa top 10 persen alamat menguasai sekitar 43,5 persen total ETH, sementara top 100 alamat memegang sekitar 55,7 persen suplai. Angka ini menggambarkan bahwa sebagian besar ETH berputar di antara kelompok alamat besar yang relatif sedikit.

Di sisi lain, transisi Ethereum ke proof-of-stake menyebabkan porsi ETH terkunci di kontrak staking. Validator besar dan layanan seperti Lido atau exchange sentralisasi memegang jumlah ETH staking yang signifikan. Dampaknya bukan hanya ke distribusi kekayaan, tetapi juga ke distribusi kekuatan suara di jaringan.

 

Di sini kamu melihat Pareto muncul dalam dua lapis:

  • Ketimpangan kepemilikan ETH sebagai aset investasi.

  • Ketimpangan kekuatan validasi dan governance di layer protokol.

 

Kombinasi ini membuat keputusan dan pergerakan entitas besar bukan hanya memengaruhi harga ETH, tetapi juga persepsi keamanan dan desentralisasi jaringan.

 

Altcoin dan Pareto Ekstrem: Ketika Suplai Nyaris Dipegang Segelintir Pihak

Kalau Bitcoin dan Ethereum masih bisa dianggap relatif menyebar, banyak altcoin justru memperlihatkan versi Pareto yang jauh lebih tajam, terutama altcoin berkapitalisasi kecil yang sering kamu temukan saat berburu peluang baru.

 

Beberapa pola yang sering muncul:

  • Alokasi besar untuk tim, advisor, dan investor awal.

  • Porsi kecil yang benar-benar beredar di publik pada awal peluncuran.

  • Konsentrasi suplai di dompet yang saling terkait.

 

Contohnya, data on-chain untuk Shiba Inu menunjukkan bahwa 500 alamat teratas memegang sekitar 87,5 persen dari total suplai SHIB. Untuk banyak meme coin atau token berkapitalisasi kecil lainnya, angka konsentrasi suplai di top holder bisa lebih tinggi lagi.

Di luar itu, analisis alokasi token yang dihimpun Messari menemukan bahwa proyek dengan alokasi besar ke insider cenderung berkinerja lebih buruk dibanding proyek yang lebih banyak memberi porsi ke publik. Ini masuk akal: semakin sempit kepemilikan awal, semakin besar risiko tekanan jual ketika periode vesting berakhir.

Di sisi altcoin, Pareto tidak lagi sekadar 80/20. Pada beberapa kasus, bisa saja 90 persen suplai dipegang tidak lebih dari beberapa puluh alamat. Bagi kamu sebagai investor ritel, ini berarti risiko struktur pasar yang jauh lebih berat sebelah.

 

Whale: Wajah Nyata “20 Persen” di Pasar Kripto

Setelah melihat data distribusi, kamu bisa mengasosiasikan “20 persen” dalam Prinsip Pareto dengan kelompok yang sering disebut whale.

Secara umum, istilah whale merujuk pada entitas yang memegang jumlah aset kripto sangat besar dibanding rata-rata pelaku pasar. Beberapa analis mengelompokkan pemegang Bitcoin misalnya menjadi:

  • Shrimps: di bawah 1 BTC.

  • Fish dan dolphin: kisaran 1–100 BTC.

  • Whale: 1.000 BTC atau lebih.

 

Kelompok whale ini bisa berupa:

  • Individu dengan kekayaan besar.

  • Dana institusi dan perusahaan publik.

  • Bursa kripto yang menyimpan dana nasabah.

  • Pemerintah atau otoritas yang mengamankan aset sitaan.

 

Karena volume kepemilikan mereka jauh di atas rata-rata, setiap keputusan akumulasi atau distribusi berpotensi menggerakkan harga. Laporan dan analisis on-chain Glassnode berulang kali menyoroti bahwa perilaku whale, baik di fase akumulasi maupun distribusi, sering berkorelasi dengan fase utama siklus pasar Bitcoin.

Di titik ini, hubungan Pareto dan whale menjadi terasa sangat konkret: kelompok kecil pemilik besar menjadi penggerak mayoritas pergerakan suplai yang akhirnya tercermin di harga.

 

Analisis Whale dengan Kacamata Pareto

Prinsip Pareto bukan sekadar teori statistik; konsep ini bisa membantu kamu fokus pada sumber pergerakan pasar yang benar-benar penting. Dalam konteks analisis whale, cara berpikirnya kira-kira seperti ini: daripada menelusuri jutaan alamat ritel, jauh lebih efisien mengamati kelompok kecil alamat besar yang mengendalikan porsi signifikan suplai.

 

Beberapa jenis data yang sering dipakai analis on-chain antara lain:

  1. Exchange inflow dan outflow whale
    Ketika alamat besar mengirim ribuan BTC atau ETH ke exchange, pasar biasanya mengartikan itu sebagai potensi tekanan jual. Perpindahan dalam skala 5.000–10.000 BTC ke bursa dalam satu hari saja sering menjadi sinyal yang cukup untuk memicu kekhawatiran. Sebaliknya, arus keluar besar dari exchange ke cold wallet kerap dianggap sebagai tanda akumulasi jangka panjang.

  2. Perubahan saldo kelompok pemegang besar
    Platform on-chain analytics sering mengelompokkan pemegang berdasarkan besaran saldo. Ketika kelompok di atas 1.000 BTC, misalnya, secara konsisten menambah saldo, sering kali itu bertepatan dengan fase akumulasi sebelum siklus kenaikan berikutnya.

  3. Perpindahan token altcoin dari wallet tim atau investor awal
    Untuk token yang baru listing, perpindahan dari dompet developer atau dompet yang teridentifikasi sebagai investor awal bisa menjadi sinyal distribusi, terutama jika menyentuh exchange dalam jumlah besar.

 

Intinya, prinsip Pareto menyarankan agar kamu memberi bobot lebih pada pergerakan kelompok kecil tetapi berpengaruh besar, bukan merata memperhatikan semua alamat dan semua transaksi.

 

Apa Artinya Prinsip Pareto untuk Investor Ritel?

Di titik ini, mungkin kamu mulai merasakan sisi yang agak pahit: kalau sebagian besar suplai dipegang oleh segelintir pihak, apakah artinya investor ritel hanya jadi penonton?

Tidak sesederhana itu. Prinsip Pareto justru bisa membantu kamu bersikap lebih realistis dan terukur.

 

Beberapa pelajaran penting:

  • Struktur kepemilikan menentukan kualitas risiko
    Token yang suplai-nya terkonsentrasi di dompet insider punya risiko berbeda dibanding aset yang distribusinya lebih tersebar. Mengetahui hal ini membantu kamu mengelompokkan aset: mana yang cocok untuk spekulasi pendek, mana yang layak dipertimbangkan jangka lebih panjang.

  • Whale bukan musuh, tapi sinyal
    Pergerakan whale memang bisa memicu naik-turun harga secara tajam. Namun, jika kamu paham konteksnya, maka data aktivitas mereka justru bisa menjadi alat baca siklus pasar, bukan sekadar alasan panik.

  • Fokus pada manfaat informasi, bukan ilusi keadilan
    Pasar tidak selalu adil, dan distribusi kekayaan hampir tidak pernah rata. Dengan menerima kenyataan ini, kamu bisa memanfaatkan informasi on-chain untuk mengurangi risiko dan menyusun strategi manajemen risiko kripto yang lebih masuk akal, bukan mengejar asumsi bahwa semua pemain punya posisi yang sama.

 

Pandangan yang lebih dewasa terhadap struktur pasar akan membantu kamu membuat keputusan dengan kepala dingin, bukan sekadar ikut gelombang.

 

Kelebihan Menggunakan Prinsip Pareto untuk Membaca Pasar Kripto

Untuk kamu yang terbiasa dengan analisis teknikal atau sentimen, prinsip Pareto bisa menjadi tambahan cara berpikir yang menarik.

 

Beberapa keunggulannya:

  • Membantu memfokuskan perhatian
    Ketika kamu tahu bahwa sebagian besar volume dan suplai digerakkan sedikit pihak, kamu tidak lagi terjebak pada noise. Kamu bisa mengutamakan data yang benar-benar punya pengaruh besar: distribusi suplai, pergerakan alamat besar, dan posisi exchange.

  • Memberi kerangka berpikir untuk menilai tokenomics
    Prinsip Pareto membuat kamu lebih kritis saat membaca alokasi token. Proyek dengan porsi besar ke insider tanpa jadwal vesting yang sehat secara otomatis masuk kategori risiko tinggi.

  • Relevan di berbagai level
    Pareto bisa dipakai untuk menilai distribusi suplai, konsentrasi volume di bursa besar, sampai keberhasilan sebagian kecil aset yang menyumbang sebagian besar kapitalisasi pasar. Beberapa analisis bahkan menunjukkan bahwa sekitar 20 persen aset kripto menyumbang sekitar 80 persen volume dan kapitalisasi pasar global.

 

Dengan cara ini, Pareto bukan cuma istilah teoritis, tetapi alat berpikir praktis ketika kamu mencoba memahami apa yang benar-benar menggerakkan pasar.

 

Keterbatasan Prinsip Pareto di Kripto

Meski terasa kuat, Prinsip Pareto bukan kunci serba bisa. Ada beberapa hal yang perlu kamu jaga agar tidak berlebihan menafsirkan konsep ini.

Pertama, Pareto menggambarkan pola distribusi, bukan alat prediksi harga. Mengetahui bahwa 20 persen alamat memegang mayoritas suplai tidak otomatis memberitahu kapan harga naik atau turun. Informasi itu harus dikombinasikan dengan konteks lain seperti kondisi makro, berita regulasi, dan likuiditas.

Kedua, distribusi bisa berubah. Laporan on-chain menunjukkan bahwa seiring waktu, sebagian suplai Bitcoin bergerak dari exchange dan whale ke pemegang jangka panjang yang lebih kecil, sehingga kepemilikannya perlahan menyebar. Artinya, Pareto bukan garis tetap, tetapi gambaran kondisi pada satu periode tertentu.

Ketiga, motivasi whale tidak selalu jelas. Analisis saldo dan perpindahan aset bisa menunjukkan apa yang terjadi, tetapi tidak selalu menjelaskan alasan di baliknya. Apakah itu murni profit taking, rebalancing portfolio, kebutuhan likuiditas, atau pergeseran strategi?

Dengan menyadari batasan ini, kamu bisa memakai Pareto sebagai kerangka berpikir yang sehat, bukan alat yang kamu pakai untuk mencari kepastian yang sebenarnya tidak ada.

 

Kesimpulan

Prinsip Pareto 80/20 membantu kamu melihat bahwa pasar kripto tidak berjalan di atas panggung yang rata. Di balik jutaan trader dan ratusan token, ada kelompok kecil pelaku yang memegang porsi besar suplai dan volume, dari whale Bitcoin, validator besar Ethereum, sampai insider di berbagai altcoin.

Data distribusi suplai dan analisis on-chain menunjukkan bahwa pola ketimpangan ini bukan anomali, tetapi kelanjutan dari fenomena yang sudah diamati Vilfredo Pareto sejak lebih dari satu abad lalu. Perbedaannya, di kripto kamu bisa mengamati pola ini jauh lebih terbuka karena semua transaksi tercatat di blockchain.

Bagi kamu sebagai investor ritel, kuncinya bukan merasa tidak berdaya, melainkan memanfaatkan informasi ini untuk menilai risiko, memahami siapa yang sebenarnya menggerakkan pasar, dan menempatkan keputusan kamu di posisi yang lebih realistis.

 

Itulah informasi menarik tentang “Pareto” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Mengapa Prinsip Pareto relevan untuk pasar kripto?

Karena distribusi suplai dan kekayaan di kripto terbukti tidak merata. Sebagian kecil alamat memegang porsi besar total suplai, sementara sebagian besar alamat hanya memegang jumlah kecil. Pola ini selaras dengan Prinsip Pareto dan membantu menjelaskan mengapa pergerakan beberapa whale bisa begitu terasa di harga.

2. Apakah semua aset kripto mengikuti pola 80/20?

Tidak semua mengikuti rasio 80/20 secara persis, tetapi banyak yang menunjukkan pola serupa: ketimpangan distribusi yang kuat. Pada beberapa altcoin, ketimpangannya bahkan lebih ekstrem, dengan sedikit alamat menguasai lebih dari 80 atau 90 persen suplai. Bitcoin dan Ethereum cenderung lebih menyebar, tetapi tetap menunjukkan konsentrasi pada kelompok alamat besar.

3. Bagaimana cara mengecek distribusi kepemilikan token?

Kamu bisa menggunakan block explorer dan platform analitik on-chain. Untuk Bitcoin dan Ethereum, ada halaman khusus yang menampilkan distribusi saldo per kelompok alamat. Untuk altcoin, beberapa layanan seperti Messari dan penyedia analitik lain menyediakan data konsentrasi top holder, exchange holdings, dan alokasi awal.

4. Apa risiko jika token terlalu dikuasai whale atau insider?

Risikonya adalah volatilitas yang mudah dimanipulasi. Ketika beberapa dompet besar memutuskan menjual dalam jumlah besar, tekanan jual bisa langsung menekan harga. Selain itu, konsentrasi kepemilikan juga membuka peluang konflik kepentingan dalam governance dan keputusan strategis proyek.

5. Apakah analisis whale bisa dipakai sebagai dasar keputusan investasi?

Analisis whale bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan yang berharga, tetapi tidak seharusnya menjadi satu-satunya dasar keputusan. Data pergerakan whale membantu kamu membaca fase akumulasi atau distribusi dan mengukur seberapa sehat struktur kepemilikan. Namun, tetap penting menggabungkannya dengan analisis lain seperti kualitas proyek, likuiditas, kondisi makro, dan profil risiko pribadi kamu.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 9.00%
bnb BNB 0.60%
sol Solana 4.89%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.18%
pol Polygon Ecosystem Token 2.19%
trx Tron 2.83%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
SRM/IDR
Serum
183
110.34%
OMNI/IDR
Omni Netwo
33.498
73.79%
TOKO/IDR
Tokoin
3
50%
LUNC/IDR
Terra Clas
1
35.51%
LUNC/USDT
Terra Clas
0
32.08%
Nama Harga 24H Chg
SN/IDR
SpaceN
48.750
-42.65%
MILK/IDR
Milkyway
140
-28.21%
DENT/IDR
Dent
4
-20%
LABUBU/IDR
LABUBU
20
-15.71%
MAVIA/IDR
Heroes of
892
-15.61%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Neal Stephenson, Penulis yang Memprediksi Bitcoin
05/12/2025
Neal Stephenson, Penulis yang Memprediksi Bitcoin

Di ekosistem crypto, nama Satoshi Nakamoto hampir selalu muncul ketika

05/12/2025
X402: Standar Baru Micropayment untuk Trader Kripto
05/12/2025
X402: Standar Baru Micropayment untuk Trader Kripto

Kalau kamu perhatikan, hampir semua layanan digital sekarang memaksa sistem

05/12/2025
Fakta RedotPay yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Memakai
05/12/2025
Fakta RedotPay yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Memakai

Ada satu pola menarik di ekosistem kripto beberapa tahun terakhir:

05/12/2025