Di tengah ratusan jaringan blockchain yang bermunculan, Algorand dan Cardano menjadi dua nama yang menonjol berkat pendekatan ilmiah dan teknis mereka. Keduanya bukan sekadar proyek kripto biasa, tapi mewakili arah baru dalam evolusi teknologi blockchain — efisien, terdesentralisasi, dan berkelanjutan. Tapi mana yang lebih unggul? Mari kita telusuri bersama.
Asal-Usul dan Visi di Balik Algorand dan Cardano
Cardano diluncurkan pada tahun 2017 oleh Charles Hoskinson, salah satu pendiri Ethereum. Ia membawa filosofi berbasis riset akademik yang kuat, dengan setiap pembaruan Cardano harus melewati proses peer-review terlebih dahulu. Tujuan utamanya? Menciptakan platform blockchain yang aman, scalable, dan sustainable untuk aplikasi dunia nyata, terutama di negara berkembang.
Sementara itu, Algorand hadir pada 2019 dengan pendekatan yang lebih langsung terhadap skalabilitas. Didirikan oleh Silvio Micali, pemenang Turing Award, Algorand mengusung teknologi Pure Proof-of-Stake (PPoS) yang dirancang untuk menghadirkan finalitas transaksi instan dan throughput tinggi tanpa mengorbankan desentralisasi.
Keduanya sama-sama ingin memecahkan “trilemma” blockchain: keamanan, skalabilitas, dan desentralisasi. Namun, pendekatan dan hasilnya berbeda.
Mekanisme Konsensus: PPoS vs Ouroboros
Salah satu perbedaan paling mencolok terletak pada mekanisme konsensus. Algorand menggunakan Pure Proof-of-Stake (PPoS), di mana pemilihan validator bersifat acak dan rahasia, sehingga sistem lebih tahan terhadap serangan dan tetap ringan. Transaksi dikonfirmasi secara instan dan final.
Cardano menggunakan Ouroboros, salah satu protokol Proof-of-Stake pertama yang secara matematis terbukti aman. Ia membagi waktu menjadi epoch dan slot, lalu memilih slot leader untuk memvalidasi blok baru. Pendekatan ini lebih struktural, tapi juga membawa tantangan dalam hal kecepatan konfirmasi.
Dari sisi efisiensi, Algorand unggul dengan kecepatan block time sekitar 3–4 detik. Cardano sedikit lebih lambat namun menawarkan struktur yang sangat kuat untuk dApps jangka panjang.
Skalabilitas dan Biaya Transaksi
Algorand dibangun dengan fokus tinggi pada performa. Ia mampu memproses lebih dari 6.000 transaksi per detik (TPS) dengan biaya transaksi yang sangat rendah (hanya sekitar 0.001 ALGO). Ini menjadikannya sangat cocok untuk aplikasi finansial, DeFi, dan CBDC.
Cardano, meski awalnya terbatas dalam TPS, terus berkembang melalui pembaruan seperti Hydra — solusi layer 2 yang diklaim mampu menangani ribuan TPS di masa depan. Biaya transaksi di Cardano relatif stabil dan rendah, tetapi sedikit lebih tinggi dibanding Algorand dalam implementasi saat ini.
Dari perspektif pengguna akhir dan developer, Algorand menawarkan pengalaman yang lebih cepat dan murah saat ini, meski Cardano menjanjikan peningkatan besar ke depannya.
Smart Contract dan Bahasa Pemrograman
Cardano menggunakan Plutus sebagai bahasa kontrak pintar, yang berbasis Haskell. Bahasa ini kuat dan aman, namun memiliki kurva belajar yang cukup curam bagi developer baru.
Sebaliknya, Algorand menggunakan TEAL (Transaction Execution Approval Language), sebuah bahasa yang ringan dan efisien, serta mendukung pengembangan dengan Python melalui PyTEAL. Hal ini membuat pengembangan aplikasi di Algorand lebih ramah bagi programmer dengan latar belakang umum.
Cardano unggul dalam keamanan dan formal verification, sedangkan Algorand menang dalam kemudahan pengembangan dan adopsi awal.
Ekosistem dan Kasus Penggunaan
Cardano telah membangun reputasi kuat dalam proyek-proyek yang menargetkan inklusi keuangan di Afrika dan wilayah berkembang. Contohnya, kemitraan dengan pemerintah Ethiopia dalam sistem identitas berbasis blockchain untuk sektor pendidikan adalah langkah strategis yang mendekatkan Cardano ke misi sosialnya.
Algorand, di sisi lain, telah menjadi pilihan favorit banyak proyek DeFi dan stablecoin. Ia digunakan dalam proyek seperti USDC dan USDT, dan menjadi backbone teknologi untuk berbagai proyek CBDC di Karibia dan Asia.
Dalam hal adopsi dunia nyata, Algorand lebih kuat di sisi korporasi dan finansial, sedangkan Cardano memiliki pijakan kuat dalam sektor sosial dan pemerintah.
Desentralisasi dan Komunitas
Cardano menempatkan desentralisasi sebagai prinsip utama. Dengan lebih dari 3.000 stake pools, jaringannya sangat tersebar dan mendukung voting on-chain melalui Project Catalyst.
Algorand juga mendukung governance berbasis komunitas, tetapi modelnya lebih terpusat pada awalnya dan secara bertahap berkembang menuju desentralisasi penuh. Algorand Foundation memainkan peran penting dalam transisi ini.
Secara komunitas, Cardano memiliki basis pengguna yang sangat aktif dan vokal. Algorand juga berkembang cepat, namun masih dalam tahap ekspansi komunitas secara global.
Kapitalisasi Pasar dan Performa Token
Per Juli 2025, ADA (token Cardano) masih berada di atas ALGO dalam hal kapitalisasi pasar. Namun, volatilitas dan sentimen pasar sangat memengaruhi performa keduanya. ADA lebih sering masuk dalam top 10 kripto berdasarkan market cap, sementara ALGO berada di posisi menengah namun stabil.
Investor yang mengutamakan posisi pasar cenderung lebih melirik ADA. Namun bagi mereka yang melihat potensi teknologi dan adopsi institusional, ALGO juga menawarkan prospek yang menarik.
Masa Depan: Arah dan Strategi
Cardano memiliki roadmap panjang dengan tahapan era seperti Byron, Shelley, Goguen, Basho, dan Voltaire. Masing-masing membawa fitur baru yang mendekatkan jaringan ke arah blockchain yang benar-benar terdesentralisasi dan programmable.
Algorand lebih fokus pada peningkatan performa jaringan, adopsi institusional, dan kolaborasi global. Inisiatif hijau mereka — menjadi salah satu blockchain netral karbon pertama — memberikan nilai tambah di era ESG.
Keduanya punya arah jelas. Cardano dengan pendekatan ilmiah dan inklusif, Algorand dengan kecepatan dan efisiensi sebagai senjatanya.
Kesimpulan
Algorand dan Cardano sama-sama punya keunggulan dan filosofi yang kuat. Cardano unggul dalam hal desentralisasi, filosofi akademik, dan pengaruh sosial global. Algorand unggul dalam performa, efisiensi, dan adopsi institusional.
Jika kamu seorang developer atau institusi yang butuh performa tinggi dan biaya rendah, Algorand bisa jadi pilihan tepat. Tapi jika kamu percaya pada riset jangka panjang dan pembangunan ekosistem yang solid, Cardano layak dipertimbangkan.
Tak ada jawaban mutlak. Pilihannya kembali pada kebutuhan dan visi kamu dalam dunia kripto.
Itulah informasi menarik tentang Algorand vs Cardano: Duel Dua Raksasa Blockchain yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa perbedaan utama antara Algorand dan Cardano?
Algorand lebih fokus pada kecepatan dan efisiensi, sedangkan Cardano menekankan desentralisasi dan pendekatan ilmiah. - Mana yang lebih cepat dalam memproses transaksi?
Algorand memiliki block time 3–4 detik dan bisa memproses ribuan transaksi per detik secara instan. - Apakah Cardano dan Algorand cocok untuk smart contract?
Ya, keduanya mendukung smart contract, namun dengan bahasa pemrograman dan pendekatan yang berbeda. - Mana yang lebih desentralisasi?
Cardano lebih unggul dalam hal desentralisasi jaringan dan governance melalui stake pool dan Project Catalyst. - Apakah Algorand dan Cardano ramah lingkungan?
Keduanya menggunakan mekanisme Proof-of-Stake yang hemat energi, dan Algorand menegaskan dirinya sebagai blockchain netral karbon.
Author: EH