Boom Treasury Kripto? Pakar Ingatkan Risiko Tersembunyi

Tren perusahaan menimbun kripto di neraca meroket lagi menjelang akhir Agustus 2025. Dari “raksasa” yang menggandakan kepemilikan Bitcoin hingga emiten kecil yang mengumumkan pivot ke altcoin, euforia mulai terasa. Namun di balik jargon “strategi treasury” dan narasi number go up, para analis mengingatkan: ketika aset bearer seperti Bitcoin dimasukkan ke struktur korporat, risikonya ikut bertambah—dan bisa memperparah koreksi saat pasar berbalik arah.

Apa itu “treasury kripto” dan kenapa jadi tren?

Secara sederhana, treasury kripto adalah keputusan perusahaan menempatkan sebagian kas/ekuitasnya ke aset digital (umumnya BTC; belakangan altcoin). Praktik ini melejit sejak strategi MicroStrategy (kini Strategy Inc.) mengakumulasi ratusan ribu BTC, lalu diikuti berbagai emiten lain. Namun performa saham tidak selalu sejalan dengan reli Bitcoin; belakangan, premium yang dulu dinikmati oleh Strategy mulai memudar, memicu tanya soal keberlanjutan model ini. Baca juga: Apa itu dilusi saham dan dampaknya ke investor ritel.

Peringatan pakar: risiko bertingkat saat Bitcoin “masuk” korporasi

Josip Rupena (CEO Milo) menyebut, Bitcoin memang aset tanpa risiko pihak lawan. Tetapi ketika dimasukkan ke perusahaan, muncul lapisan risiko baru: kompetensi manajemen, beban utang, keamanan siber, dan keberlanjutan arus kas. Ia menilai, perusahaan yang terlalu berutang dapat menjadi pemicu forced selling (Baca juga: Forced selling: definisi, pemicu, dan cara pasar bereaksi) dan memperdalam penurunan bila pasar memburuk—bukan penyebab utama bear market, tetapi akseleran yang memperparah volatilitas. Data yang ia kutip juga menunjukkan 178 perusahaan publik kini memegang BTC di neraca—basis yang makin besar berarti efek rambatan juga bisa lebih lebar.

Contoh nyata: saham anjlok usai “memecoin di neraca”

Bukan cuma wacana. Safety Shot (NASDAQ:SHOT) merosot sekitar 50% setelah mengumumkan alokasi US$25 juta BONK sebagai aset treasury inti. Reaksi pasar menunjukkan sentimen investor yang sensitif terhadap profil risiko altcoin di level korporat—terutama saat volatilitas sedang tinggi.

Artikel News terkait Bitcoin VS Altcoin ini bisa dibaca : Bitcoin vs Altcoin: Pasar Kini di Titik Persimpangan

Bukan hanya Bitcoin: boom altcoin di meja kas perusahaan

Gelombang terbaru tak berhenti di BTC. Sejumlah emiten mengumumkan fokus ke Solana (SOL) dan Toncoin (TON):

• Upexi mengumumkan rencana menggalang US$100 juta untuk membangun treasury Solana, memicu lonjakan harga saham secara intraday. 
• BIT Mining juga mengumumkan rencana membangun treasury SOL senilai US$200–300 juta secara bertahap; sahamnya sempat mengganda.  
• VERB Technology bertransformasi menjadi TON treasury company dengan aset >US$780 juta (sebagian besar TON) dan mengumumkan penggantian nama menjadi TON Strategy Company besok, 2 September 2025. 

Tren diversifikasi ini menggambarkan “balapan” narasi baru: imbal hasil (staking/yield), ekosistem aplikasi, dan kedekatan merek ikut dipertimbangkan—namun volatilitas, likuiditas, serta ketergantungan pada satu rantai juga meningkat. 

Risiko sistemik: dari leverage, kontagion, sampai likuiditas order book

Skala adopsi yang melebar berarti siklus naik-turun berpotensi lebih tajam. Jika harga turun cepat dan kovenan utang/margin mengetat, perusahaan dengan leverage tinggi bisa melepas kepemilikan secara serempak, menekan likuiditas order book dan memperdalam drawdown—pola yang mengingatkan pada dinamika produk terstruktur di krisis 2008 (meski konteksnya berbeda). Narasi ini kian relevan ketika sebagian “perusahaan BTC” mengalami dislokasi valuasi terhadap nilai BTC yang mereka pegang, sebagaimana disorot media arus utama.

Argumen penyeimbang: tidak semua “perusahaan BTC” sama

Sebagian analis menilai, perusahaan yang diperdagangkan di bawah nilai BTC bersih yang dipegang (diskon terhadap net-asset value) bisa memberi cara “tak langsung” memperoleh BTC lebih murah—selama tata kelola, struktur modal, dan strategi penerbitan saham terjaga. Namun kasus Strategy memperlihatkan sisi lain: dilusi ekuitas dan kebutuhan pendanaan berulang bisa menggerus nilai pemegang saham jika harga saham tak lagi memimpin atas nilai BTC. Intinya, kualitas eksekusi dan struktur keuangan menentukan hasil, bukan sekadar label “perusahaan treasury kripto”

Apa artinya untuk Trader?

Ketika membaca headline seperti “emiten X beli kripto Y”, jangan berhenti di euforia. Tanyakan dulu dari mana dananya, apa konsekuensinya untuk pemegang saham, dan bagaimana struktur modalnya. Banyak strategi treasury bertumpu pada penerbitan saham baru, instrumen konversi, atau utang; jangka pendek mungkin menaikkan sentimen, tetapi jika premi pasar memudar sementara perusahaan terus butuh pendanaan, nilai pemegang saham bisa tergerus. Situasi ini juga menguji tata kelola: apakah manajemen transparan soal kebijakan akuntansi aset kripto, frekuensi penerbitan saham, dan pengamanan aset.

Contoh kasus menunjukkan pasar sangat sensitif terhadap jenis aset yang dipilih. Bitcoin membawa profil risiko berbeda dibanding altcoin berbeta tinggi seperti memecoin; di beberapa emiten, pengumuman pivot ke koin semacam itu justru memicu penolakan pasar. Ini sejalan dengan peringatan analis: saat aset seperti BTC dimasukkan ke struktur korporat, risikonya bertambah, mulai dari leverage dan kovenan hingga keamanan siber. Dalam skenario penurunan tajam, perusahaan berutang bisa terpaksa melepas kepemilikan sehingga memperdalam koreksi. Praktisnya, sebelum menilai kabar treasury sebagai katalis positif, cek berurutan: sumber pendanaan dan potensi dilusi, komposisi aset yang dibeli, lalu kualitas eksekusi dan tata kelola.

Kesimpulan

Boom treasury kripto membuka bab baru adopsi aset digital di korporasi—namun nilai tambahnya tidak otomatis. Ketika Bitcoin yang counterparty-free “dibungkus” menjadi strategi perusahaan, kamu sebenarnya berhadapan dengan risiko manusia: keputusan manajemen, struktur utang, disiplin akuntansi, sampai keamanan siber. Kasus Safety Shot (-50%) menunjukkan pasar memberi sanksi pada eksekusi yang rapuh; sementara di ujung lain, dislokasi valuasi dan dilusi bisa menggerus pemegang saham meski harga BTC naik. Intinya: boom ini bisa menjadi katalis atau katalisator kebalikannya—tergantung kualitas tata kelola, bukan sekadar nama aset di neraca.

FAQ

1. Apa itu treasury kripto?
Itu kebijakan perusahaan menyimpan aset digital (BTC/altcoin) sebagai bagian kas/neraca untuk tujuan likuiditas, lindung nilai, atau strategi jangka panjang. Model ini populer sejak strategi akumulasi BTC oleh Strategy (eks-MicroStrategy).

2. Benarkah jumlah perusahaan yang memegang BTC terus naik?
Ya. Laporan Cointelegraph hari ini (mengutip BitcoinTreasuries) menyebut 178 perusahaan publik memegang BTC, sementara laporan bulan lalu menyebut 125 pada akhir Q2—menandakan aktivitas yang cepat berubah atau perbedaan metodologi. Gunakan angka terbaru dan sebutkan sumber. 

3. Apa contoh risiko nyata dari treasury altcoin?
Saham Safety Shot jatuh sekitar 50% setelah mengumumkan BONK sebagai aset treasury utama—menunjukkan sentimen pasar yang sensitif terhadap volatilitas altcoin di neraca korporat.

4. Apakah semua “perusahaan BTC” berisiko tinggi?
Tidak. Ada yang diperdagangkan diskon terhadap nilai BTC bersih—secara teori memberi akses “lebih murah” ke BTC. Namun investor tetap menghadapi risiko dilusi dan penerbitan saham berulang jika model bisnis sangat bergantung pada reli harga.

5. Mengapa saham perusahaan treasury kripto bisa berbeda arah dengan harga BTC?
Karena faktor struktur modal (utang/obligasi konversi), dilusi ekuitas, dan sentimen terhadap manajemen. Kasus Strategy/ MicroStrategy menunjukkan harga saham dapat tertinggal walau BTC menguat bila pasar meragukan keberlanjutan strategi.

Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.

Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

Author: Fau 

Referensi:

• Coindoo – Are Crypto Treasuries the Next Big Bubble? Analysts Warn of Hidden Risks, diakses pada 31 August 2025

Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Btc News, #News Bitcoin, #Berita Btc, #Berita crypto hari ini, #berita btc/usd hari ini, #bitcoin news, #berita bitcoin hari ini, #info btc hari ini, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini , #Berita Altcoin,