Risk Premium Adalah? Ini Cara Kerjanya di Investasi
icon search
icon search

Top Performers

Risk Premium: Beda Investasi Aman dan Berisiko

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Risk Premium: Beda Investasi Aman dan Berisiko

Risk Premium Beda Investasi Aman dan Berisiko 01

Daftar Isi

Dalam investasi, prinsipnya sederhana, yaitu makin besar potensi cuan, makin besar pula risikonya. Ibaratnya, mendaki gunung memang menawarkan pemandangan lebih indah, tetapi juga lebih menantang dibandingkan bukit.

Misalnya, saham bisa memberi imbal hasil tinggi, tetapi fluktuasinya tajam. Sebaliknya, obligasi pemerintah lebih stabil, tetapi keuntungannya relatif kecil.

Dari perbandingan ini kemudian muncul konsep risk premium, yaitu selisih imbal hasil sebagai kompensasi atas risiko tambahan. Inilah alat bantu untuk menilai apakah sebuah risiko sepadan dengan keuntungannya.

 

Apa Itu Risk Premium?

Risk Premium Beda Investasi Aman dan Berisiko 03

Ketika seseorang memilih untuk menaruh uangnya di aset yang berisiko seperti saham atau mata uang kripto, ada satu hal penting yang selalu dipertimbangkan, yaitu sepadankah risiko yang diambil dengan keuntungan yang bisa didapat?

Di sinilah konsep risk premium berperan. Secara sederhana, risk premium adalah selisih imbal hasil antara investasi berisiko dan investasi bebas risiko, seperti obligasi pemerintah.

Karena obligasi pemerintah atau emas memiliki kemungkinan gagal yang sangat kecil, wajar jika imbal hasil yang ditawarkan pun relatif rendah.

Sebaliknya, instrumen seperti saham, kripto, atau proyek berbasis blockchain punya peluang keuntungan yang jauh lebih besar, tetapi diiringi kemungkinan kerugian yang juga tidak bisa diabaikan.

Nah, agar risiko tambahan itu layak diambil maka investor akan menuntut imbal hasil ekstra. Inilah yang disebut risk premium, yakni semacam “uang tambahan” karena berani menghadapi ketidakpastian.

Tanpa kompensasi yang lebih tinggi, tentu tidak banyak orang yang bersedia menaruh uang mereka di aset dengan potensi fluktuasi yang tinggi.

Fungsi dari risk premium pun penting. Selain sebagai bentuk kompensasi, ia juga membantu investor mengevaluasi seberapa masuk akal sebuah pilihan investasi.

Dengan menghitung dan membandingkan risk premium, investor dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan proporsional, menjaga keseimbangan antara potensi keuntungan dan tingkat risiko yang harus ditanggung.

Singkatnya, risk premium adalah ukuran mental dan finansial yang menunjukkan bahwa setiap keputusan investasi tidak hanya soal cuan, tetapi juga soal keberanian dan perhitungan matang.

 

Contoh Nyata Risk Premium dalam Dunia Investasi

Bayangkan kamu sedang mempertimbangkan dua pilihan investasi. Yang pertama adalah obligasi pemerintah dengan tingkat imbal hasil 5% per tahun, yang relatif aman dan hampir pasti dibayar tepat waktu. 

Yang kedua adalah saham perusahaan teknologi yang menjanjikan return 12% per tahun, tetapi tentu saja risikonya lebih tinggi karena nilainya bisa naik-turun, bahkan bisa merugi.

Dalam kasus ini, selisih imbal hasil antara keduanya, yakni 12% dikurangi 5%, adalah 7%. Itulah yang disebut risk premium.

Angka 7% ini mencerminkan kompensasi yang diharapkan investor karena mereka memilih aset yang punya potensi gagal atau kehilangan nilai.

Tentu saja, investor tidak serta-merta tergoda hanya karena angkanya lebih besar. Mereka akan bertanya: “Seberapa besar kemungkinan saya benar-benar menerima 12% itu?”

Jika perusahaan tersebut punya rekam jejak yang meragukan atau kondisi industrinya tidak stabil maka risk premium sebesar apa pun bisa dianggap tidak layak.

Prinsip yang sama berlaku ketika investor dihadapkan pada pilihan seperti menaruh uang di proyek blockchain yang menawarkan imbal hasil 12% dibandingkan saham perusahaan teknologi yang memberikan 7%, atau obligasi pemerintah dengan 5%.

Dalam skenario ini, risk premium terhadap obligasi adalah 7%, dan terhadap saham sebesar 5%.

Namun, jika proyek blockchain itu ternyata sering gagal membayar imbal hasil kepada investor sebelumnya maka angka 12% yang terlihat menggiurkan bisa jadi semu.

Di sinilah fungsi risk premium menjadi sangat penting. Bukan sekadar angka selisih imbal hasil, melainkan juga alat bantu untuk menilai apakah risiko tambahan memang pantas diambil.

Investor yang cermat tidak hanya mengejar angka tinggi, tetapi juga mempertimbangkan kemungkinan nyata untuk benar-benar menerima keuntungan tersebut.

 

Jenis-jenis Risk Premium yang Wajib Kamu Tahu

Dalam dunia investasi, risk premium terbagi ke dalam beberapa jenis, tergantung pada sumber risiko dan karakter aset yang terlibat.

Mengenal masing-masing jenisnya akan membantumu memahami logika di balik imbal hasil tinggi dan potensi kerugian yang menyertainya. Berikut ini beberapa jenisnya yang penting diketahui, antara lain:

 

1. Equity Risk Premium

Jenis ini merujuk pada imbal hasil tambahan yang diharapkan investor saat membeli saham dibandingkan dengan investasi bebas risiko seperti obligasi pemerintah.

Saham sering kali memberikan dividen dan potensi kenaikan harga, tetapi tetap dibayangi fluktuasi pasar yang tidak menentu.

Di pasar konvensional, konsep ini digunakan untuk menilai apakah imbal hasil dari saham layak dibandingkan dengan risiko pasar yang harus dihadapi.

Di dunia kripto, pendekatan serupa juga terjadi. Investor yang menaruh dana pada aset digital seperti token atau koin berharap imbal hasil jauh lebih besar karena volatilitas harga sangat tinggi, dan tidak ada jaminan dividen atau proteksi aset.

 

2. Credit Risk Premium

Risk premium ini muncul ketika investor memberikan pinjaman kepada pihak dengan kondisi keuangan yang tidak sepenuhnya stabil, seperti perusahaan dengan peringkat utang rendah atau negara berkembang dengan risiko gagal bayar.

Dalam praktiknya, investor menuntut imbal hasil lebih besar sebagai bentuk kompensasi atas ketidakpastian pembayaran kembali. Hal ini juga relevan di ekosistem kripto.

Misalnya, saat investor melakukan lending aset kripto pada platform DeFi yang belum mapan atau kurang transparan, mereka akan mengharapkan bunga yang jauh lebih tinggi untuk menutup risiko bahwa platform tersebut gagal membayar kembali.

 

3. Market Risk Premium

Jenis ini mengacu pada selisih imbal hasil antara rata-rata return pasar secara keseluruhan, seperti indeks saham, dengan aset bebas risiko.

Konsep ini banyak digunakan dalam perhitungan expected return melalui model seperti CAPM, yang membantu investor menilai apakah investasi di pasar secara umum memberikan imbal hasil yang sebanding dengan risikonya.

Di pasar kripto, prinsip serupa juga berlaku. Investor sering kali membandingkan kinerja pasar kripto secara keseluruhan (misalnya menggunakan total market cap atau indeks aset digital) dengan potensi return dan volatilitas yang harus mereka hadapi.

 

4. Country Risk Premium

Risk premium yang satu ini muncul ketika investor berinvestasi di negara-negara dengan kondisi politik, hukum, atau ekonomi yang tidak stabil.

Ketidakpastian terkait inflasi, perubahan kebijakan, atau devaluasi mata uang membuat investor mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Dalam konteks nyata, investor global sangat memperhitungkan risiko ini saat masuk ke pasar negara berkembang. Adapun di dunia kripto, efek dari country risk juga terasa.

Di beberapa negara dengan inflasi ekstrem atau kebijakan keuangan yang tidak stabil, masyarakat cenderung beralih ke aset digital seperti Bitcoin sebagai alternatif penyimpanan nilai.

Namun, karena regulasi bisa berubah sewaktu-waktu dan keamanannya tidak selalu terjamin, investor tetap menuntut kompensasi risiko yang lebih tinggi sebelum bersedia masuk ke pasar tersebut.

 

Faktor yang Mempengaruhi Besar-Kecilnya Risk Premium

Besarnya risk premium tidak bersifat tetap sebab ia bisa naik atau turun tergantung kondisi pasar dan faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi risiko.

Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang berperan dalam menentukan tinggi rendahnya risk premium, di antaranya:

 

  1. Tingkat Suku Bunga

Saat suku bunga naik, aset bebas risiko seperti obligasi pemerintah menjadi lebih menarik karena menawarkan imbal hasil lebih tinggi tanpa banyak risiko.

Akibatnya, investor akan menuntut risk premium yang lebih besar dari aset berisiko agar tetap kompetitif. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, risk premium cenderung menyempit.

 

  1. Kondisi Ekonomi Global

Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, misalnya saat terjadi inflasi tinggi, perlambatan pertumbuhan, atau resesi, risk premium biasanya meningkat.

Investor ingin imbal hasil lebih besar karena risiko kebangkrutan perusahaan, penurunan daya beli, atau gejolak pasar lebih tinggi. Sebaliknya, pada masa ekonomi stabil dan tumbuh, risk premium menurun karena potensi kegagalan bisnis lebih kecil.

 

  1. Persepsi Investor terhadap Risiko

Sentimen pasar sangat memengaruhi risk premium. Ketika investor cenderung takut atau pesimistis (misalnya saat krisis keuangan atau ketegangan geopolitik), mereka akan menuntut imbal hasil yang lebih tinggi sebelum bersedia mengambil risiko.

Namun, jika pasar optimistis dan penuh kepercayaan maka investor cenderung lebih toleran terhadap risiko, sehingga risk premium bisa lebih rendah.

 

  1. Kebijakan Moneter dan Geopolitik

Keputusan bank sentral seperti menaikkan atau menurunkan suku bunga, serta ketegangan geopolitik seperti perang atau konflik dagang, bisa meningkatkan ketidakpastian pasar.

Hal itu membuat investor lebih berhati-hati dan menuntut risk premium yang lebih besar. Ketika kebijakan stabil dan situasi global terkendali, risk premium pun bisa turun karena risiko keseluruhan dipandang lebih rendah.

 

Risk-Free Asset vs Risky Asset: Apa Bedanya?

Risk Premium Beda Investasi Aman dan Berisiko 02

Dalam dunia investasi, memahami perbedaan antara risk-free asset dan risky asset sangat penting agar kamu bisa menimbang imbal hasil secara lebih rasional.

Aset bebas risiko, seperti obligasi pemerintah dari negara yang stabil secara ekonomi dan politik, dianggap hampir pasti memberikan imbal hasil tepat waktu.

Risiko gagal bayar sangat kecil sehingga instrumen ini kerap dijadikan acuan atau benchmark dalam mengukur kinerja aset lain.

Return dari aset bebas risiko mencerminkan batas bawah dari imbal hasil yang bisa diperoleh investor tanpa harus menghadapi ketidakpastian pasar.

Sebaliknya, aset berisiko seperti saham memiliki potensi keuntungan yang lebih besar, tapi juga membawa fluktuasi harga dan risiko kerugian yang jauh lebih tinggi.

Nilai saham bisa turun drastis karena berbagai faktor, mulai dari kinerja perusahaan hingga kondisi ekonomi global.

Karena itulah investor yang memilih aset berisiko menuntut imbal hasil tambahan dan di sinilah risk premium memainkan peran penting.

Risk premium merupakan keuntungan tambahan yang diharapkan investor saat memilih aset berisiko dibandingkan dengan aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah. Konsep ini menjadi landasan bagi keputusan investasi yang rasional.

Dengan membandingkan risiko dan imbal hasil dari berbagai instrumen, investor dapat menentukan apakah keuntungan yang ditawarkan sebanding dengan tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi.

Tanpa memahami perbedaan ini dan menghitung risk premium secara cermat, keputusan investasi bisa menjadi spekulasi semata, bukan strategi berbasis analisis yang matang.

 

Kenapa Risk Premium Penting buat Investor?

Dalam dunia investasi, risk premium bukan sekadar istilah teknis sebab ia adalah alat bantu penting yang membantu investor menimbang secara rasional antara risiko dan potensi cuan.

Dengan mengetahui berapa besar risk premium dari suatu aset, investor bisa menilai apakah imbal hasil yang ditawarkan benar-benar layak untuk dikejar, atau justru terlalu berisiko untuk diterima.

Sebagai alat ukur, risk premium membantu menjawab pertanyaan kunci: “Apakah risiko yang saya ambil sebanding dengan keuntungan yang dijanjikan?”

Jika jawabannya tidak maka keputusan untuk berinvestasi bisa dipertimbangkan ulang. Tanpa perhitungan ini, investor bisa dengan mudah tergoda oleh angka return tinggi tanpa menyadari bahwa di baliknya tersembunyi potensi kerugian besar.

Bagi investor pemula, memahami risk premium membantu mereka lebih bijak dan tidak sekadar ikut-ikutan tren. Sementara itu, investor ritel bisa menggunakannya untuk menyusun portofolio yang seimbang antara aset aman dan aset berisiko.

Bahkan, investor institusi sekalipun sangat bergantung pada konsep ini untuk membuat keputusan skala besar karena di tingkat korporat, satu kesalahan analisis risiko bisa berdampak miliaran.

Pada dasarnya, risk premium adalah fondasi dari keputusan investasi yang rasional dan terukur. Tanpa memahami ini, investasi berubah menjadi spekulasi.

 

Kesimpulan: Jangan Cuma Lihat Return, Lihat Juga Premi Risikonya

Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Risk Premium yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.

Sebagai kesimpulan, dalam berinvestasi, angka return yang tinggi pada dasarnya memang menggoda.

Namun, jangan sampai silau hanya karena imbal hasil besar karena di balik setiap peluang, selalu ada risiko yang menyertainya. Di sinilah pentingnya memahami risk premium.

Adapun risk premium bukan dibuat untuk menakut-nakuti investor, melainkan untuk membantu menghitung apakah sebuah investasi layak diambil berdasarkan perbandingan antara risiko dan potensi keuntungan.

Ia menjadi alat bantu yang sangat berguna untuk membedakan keputusan yang emosional dengan keputusan yang logis dan terukur.

Ingat, investasi bukan soal nekat, melainkan soal kalkulasi. Dengan memahami risk premium, kamu bisa memilih instrumen yang sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan finansialmu, bukan sekadar mengejar return tinggi tanpa perhitungan matang.

Oya, selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
 

 

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Long Squeeze Bisa Bikin Portofolio Ambyar, Kok Bisa?
25/08/2025
Long Squeeze Bisa Bikin Portofolio Ambyar, Kok Bisa?

Bayangkan harga kripto yang awalnya stabil tiba-tiba anjlok dalam hitungan

25/08/2025
Krea AI: Bikin Analisa Crypto Lebih Visual & Menarik

Hingga saat ini, masih banyak trader dan investor yang fokus

Multi-Hop Reasoning: Cara AI Hubungkan Data Market
21/08/2025
Multi-Hop Reasoning: Cara AI Hubungkan Data Market

Para trader dan investor sering merasa kewalahan dengan banjir informasi,

21/08/2025