Bagi investor saham, istilah undervalue sering kali menjadi kata kunci yang menarik perhatian. Saham yang undervalue dianggap sebagai “harta karun tersembunyi” karena berpotensi memberikan keuntungan besar di masa depan saat harga pasarnya kembali mencerminkan nilai intrinsik.
Namun, untuk menemukan saham undervalue, dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang analisis fundamental, rasio keuangan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham.
Artikel ini akan membahas definisi saham undervalue, alasan mengapa saham bisa undervalue, cara mengidentifikasinya, hingga contoh kasus nyata dari pasar saham Indonesia.
Apa Itu Saham Undervalue?
Saham undervalue adalah saham yang diperdagangkan dengan harga lebih rendah dari nilai intrinsiknya.
Nilai intrinsik merupakan estimasi nilai wajar sebuah saham berdasarkan analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan, aset yang dimiliki, dan potensi pendapatan di masa depan.
Investor yang memilih saham undervalue biasanya menggunakan pendekatan analisis fundamental untuk memastikan bahwa saham tersebut memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang, meskipun pasar saat ini mengabaikan potensinya.
Baca Juga: Dividen Per Saham adalah: Strategi Investasi Jitu
Cara Mengidentifikasi Saham Undervalue
Mengidentifikasi saham undervalue memerlukan pendekatan analitis. Beberapa cara yang digunakan meliputi:
- Analisis Rasio Keuangan: Menggunakan metrik seperti Price to Earnings Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Discounted Cash Flow (DCF).
- Perbandingan Industri: Membandingkan nilai saham dengan rata-rata industri atau sektor terkait.
- Pemahaman Tren Pasar: Mengetahui alasan mengapa saham undervalue, baik karena sentimen negatif sementara atau isu yang mendasarinya.
Ciri-Ciri Saham Undervalue
Berikut adalah ciri-ciri yang dapat membantu Kamu mengenali saham undervalue:
1. Price to Earnings Ratio (PER) Rendah
PER adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham (EPS). Saham undervalue biasanya memiliki PER yang lebih rendah dibandingkan rata-rata sektor industri. Misalnya, jika rata-rata PER sektor properti adalah 15x, saham dengan PER 10x bisa dianggap undervalue.
2. Price to Book Value (PBV) di Bawah 1
PBV membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Jika PBV berada di bawah 1, artinya saham diperdagangkan lebih murah daripada nilai aset bersihnya.
3. Diskon Berdasarkan Discounted Cash Flow (DCF)
DCF digunakan untuk menghitung nilai wajar saham berdasarkan proyeksi arus kas masa depan yang didiskontokan ke nilai saat ini. Jika harga saham jauh di bawah nilai DCF-nya, ini menunjukkan bahwa saham tersebut undervalue.
4. Dividen Tinggi dengan Harga Saham Murah
Saham yang secara konsisten membayar dividen tinggi sering kali menjadi tanda stabilitas perusahaan, bahkan jika harga sahamnya undervalue.
Baca Juga: Dividen Per Saham adalah: Strategi Investasi Jitu
Alasan Saham Menjadi Undervalue
Ada berbagai alasan mengapa saham diperdagangkan di bawah nilai wajarnya. Secara umum, alasan ini dapat dikategorikan menjadi dua:
Faktor Internal Perusahaan
- Kinerja Keuangan yang Kurang Menarik: Perusahaan dengan pertumbuhan laba yang stagnan sering kali diabaikan oleh investor, meskipun memiliki potensi di masa depan.
- Manajemen Tidak Kompeten: Tim manajemen yang tidak mampu menjalankan strategi dengan baik dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Faktor Eksternal Perusahaan
- Ketidakpastian Ekonomi: Krisis ekonomi global atau regional sering kali menekan harga saham, termasuk saham dengan fundamental yang baik.
- Sentimen Negatif Pasar: Berita buruk, seperti tuntutan hukum atau konflik internal, dapat membuat saham undervalue.
- Siklus Industri: Beberapa sektor, seperti komoditas, cenderung undervalue pada fase tertentu dalam siklus ekonomi.
Keuntungan Berinvestasi di Saham Undervalue
1. Potensi Capital Gain yang Tinggi
Saham undervalue memiliki potensi untuk memberikan keuntungan besar ketika pasar mulai mengakui nilai fundamental perusahaan.
Sebagai contoh, saham dengan PBV 0,8 yang akhirnya naik ke PBV 1,2 memberikan capital gain hingga 50%.
2. Risiko Penurunan Harga yang Lebih Kecil
Karena harga saham sudah berada di bawah nilai intrinsik, risiko penurunan lebih lanjut cenderung lebih kecil dibandingkan saham yang overvalue.
3. Stabilitas Jangka Panjang
Perusahaan dengan fundamental kuat, meskipun undervalue, biasanya tetap menghasilkan pendapatan yang stabil, yang dapat menjadi andalan dalam portofolio investasi.
Cara Menemukan Saham Undervalue
1. Gunakan Analisis Rasio Keuangan
Beberapa rasio penting yang digunakan adalah:
- PER: Saham undervalue cenderung memiliki PER di bawah rata-rata sektor industri.
- PBV: Fokus pada saham dengan PBV di bawah 1.
- DCF: Hitung nilai intrinsik saham berdasarkan proyeksi arus kas masa depan.
Baca Juga: Screening Saham: Rahasia Memilih Saham Potensial
2. Screening dengan Tools Investasi
Gunakan platform seperti:
- RTI Business: Menyediakan laporan kinerja keuangan perusahaan secara lengkap.
- Yahoo Finance: Membantu membandingkan saham berdasarkan indikator rasio keuangan.
3. Fokus pada Sektor dengan Prospek Cerah
Sektor-sektor seperti barang konsumsi, perbankan, dan teknologi sering kali memiliki saham undervalue yang menarik.
4. Evaluasi Kompetitor
Bandingkan performa perusahaan dengan pesaing dalam industri yang sama. Saham undervalue seringkali memiliki nilai intrinsik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya.
Contoh Saham Undervalue di Indonesia
1. Saham Perbankan
Beberapa bank buku II di Indonesia, seperti Bank Tabungan Negara (BBTN), sering kali undervalue karena perhatian investor lebih fokus pada bank besar (buku IV).
2. Saham Infrastruktur
Perusahaan seperti Waskita Karya (WSKT) terkadang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya karena masalah utang jangka pendek, meskipun memiliki proyek infrastruktur besar.
3. Saham Properti
Sektor properti, seperti Summarecon Agung (SMRA), menunjukkan potensi undervalue akibat sentimen perlambatan ekonomi. Namun, fundamental perusahaan tetap kuat dengan portofolio aset besar.
Kesimpulan
Saham undervalue menawarkan peluang investasi yang menarik bagi investor yang mampu melihat melampaui sentimen pasar dan fokus pada analisis fundamental.
Dengan mengenali ciri-ciri saham undervalue, memahami alasan di balik undervaluasi, dan menggunakan alat serta metode yang tepat, Kamu dapat mengidentifikasi saham dengan potensi pertumbuhan yang tinggi.
Namun, seperti halnya investasi lain, penting untuk melakukan analisis mendalam dan tidak hanya bergantung pada asumsi. Saham undervalue yang benar-benar berkualitas adalah investasi cerdas yang dapat memberikan hasil optimal dalam jangka panjang.
FAQ
1.Apa bedanya saham undervalue dan saham murah?
Saham undervalue diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, sedangkan saham murah hanya memiliki harga nominal rendah tanpa mempertimbangkan fundamentalnya.
2.Bagaimana cara mengetahui nilai intrinsik saham?
Nilai intrinsik dapat dihitung menggunakan metode seperti DCF atau analisis rasio keuangan seperti PER dan PBV.
3.Apakah semua saham undervalue layak dibeli?
Tidak semua saham undervalue layak dibeli. Pastikan perusahaan memiliki fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan di masa depan.
4.Apakah saham undervalue selalu menguntungkan?
Tidak selalu. Investor harus mempertimbangkan risiko, termasuk potensi masalah internal perusahaan atau ketidakstabilan ekonomi.
5.Apa sektor yang sering memiliki saham undervalue?
Sektor perbankan, infrastruktur, dan barang konsumsi sering kali memiliki saham undervalue yang menarik perhatian investor.
Dengan pendekatan yang tepat, saham undervalue dapat menjadi strategi investasi yang menguntungkan bagi investor cerdas. Mulailah riset Kamu dan jadilah investor yang lebih bijak!
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
Author: Echi Kristin