Pernah ngerasa salah timing setelah masuk posisi—harga malah turun dan pikiran jadi kacau? Scaling in hadir sebagai cara yang lebih tenang dan terukur. Alih-alih menebak puncak atau dasar, kamu membelah rencana entry menjadi beberapa langkah kecil yang logis. Hasilnya: rata-rata harga masuk lebih ramah, keputusan lebih disiplin, dan psikologi lebih ringan.
Apa Itu Scaling In?
Scaling in adalah teknik masuk posisi secara bertahap ke dalam satu ide trading. Bukan all-in di satu harga, melainkan memecah pembelian menjadi beberapa tranche pada level harga atau sinyal tertentu.
Perbedaannya dengan “averaging down” yang emosional adalah perencanaan: di scaling in, alokasi, level entry, validasi sinyal, hingga titik invalidation sudah ditulis sebelum transaksi dimulai.
Mengapa Scaling In Berguna?
Pasar bergerak dalam ketidakpastian. Dengan scaling in, kamu memberi ruang bernapas pada ide: jika harga sedikit melemah, tranche berikutnya menurunkan average; jika harga langsung menguat, posisi awal sudah ikut. Strategi ini selaras dengan tujuan utama trading—bertahan lebih lama dengan risiko yang kamu pahami.
Perbedaan dengan DCA
Sekilas mirip, tapi fokusnya beda. DCA berbasis waktu untuk akumulasi jangka panjang (investasi), sedangkan scaling in berbasis harga/sinyal untuk kebutuhan trading taktis. DCA jarang memikirkan level teknikal; scaling in justru menekankan struktur pasar, validasi indikator, dan pengelolaan risiko jangka pendek–menengah.
Prinsip Dasar & Persiapan
- Tentukan alokasi maksimum per ide (misal 40% dari modal khusus ide tersebut).
- Bagi menjadi 3–5 tranche agar efek perataan terasa tapi eksekusi tetap praktis.
- Tulis pemicu eksekusi: level teknikal, konfirmasi candle, atau sinyal indikator.
- Tetapkan invalidation sejak awal—misalnya struktur patah di bawah support mayor.
- Siapkan rencana keluar: target bertahap atau trailing, bukan berharap “tembus terus”.
Taktik Penyusunan Tangga Entry
- Equal-size ladder: semua tranche sama besar (misal 4×25%). Sederhana dan disiplin.
- Front-loaded: tranche awal lebih besar (40/30/20/10). Cocok saat keyakinan tinggi.
- Back-loaded: tranche awal kecil lalu membesar (10/20/30/40). Cocok saat volatilitas liar.
- Signal-based: tiap tranche hanya jalan jika sinyal baru muncul (reclaim MA, break struktur, pullback sehat ke area Fibonacci/ATR).
Gunakan limit order di level yang kamu incar dan bantu disiplin dengan OCO (target + stop terpasang sejak dini).
Penerapan di Saham vs Crypto
Saham cenderung punya jam perdagangan terbatas dan volatilitas yang relatif lebih terukur di banyak emiten. Tangga entry bisa dibuat lebih rapat, dengan porsi tranche sedikit lebih besar. Di crypto, pasar 24/7 dan volatilitas—terutama altcoin—jauh lebih tinggi.
Beri jarak tangga lebih lebar, utamakan konfirmasi (misalnya volume, struktur higher low), dan kecilkan porsi tranche pada aset berkapitalisasi kecil.
Kelebihan dan Risiko
Kelebihan
• Mengurangi risiko timing: average entry menyesuaikan dinamika harga
• Mengelola emosi: rencana tertulis mencegah FOMO/Panic buy
• Fleksibel: mudah disesuaikan dengan volatilitas dan gaya trading
Risiko
• Over-averaging: menambah posisi tanpa batas invalidation yang jelas
• Tangga terlalu rapat: semua tranche terisi cepat di tren turun tajam
• Tanpa stop: kerugian membesar karena enggan mengakui skenario batal
Solusinya simpel: tulis aturan, patuhi angka, dan terima invalidation saat terjadi.
Manajemen Risiko & Position Sizing
Batasi risiko per ide (misal 1–2% dari total modal). Gunakan ATR/struktur untuk meletakkan stop secara rasional—bukan sekadar angka bulat. Pastikan rasio risk:reward minimal seimbang (?1:1), lebih ideal 1:1,5 atau 1:2. Di aset yang sangat volatil, kecilkan tranche, lebarkan jarak tangga, dan perketat invalidation.
Contoh Kasus BTC (Ilustrasi Angka)
Kamu mengalokasikan 40% dari modal khusus ide BTC dan membaginya menjadi 4 tranche sama besar di 60.000, 58.000, 56.000, dan 54.000, dengan invalidation di 52.000.
- Jika semua tranche tereksekusi, rata-rata masuk = (60.000 + 58.000 + 56.000 + 54.000) / 4 = 57.000.
- Jika turun ke 52.000, drawdown relatif ? 5.000 / 57.000 = 0,0877 (?8,8%).
- Bandingkan dengan all-in di 60.000: penurunan ke 52.000 = 8.000 / 60.000 = 0,1333 (?13,3%).
- Jika hanya dua tranche terisi (60.000 & 58.000), rata-rata 59.000. Rebound ke 62.000 memberi imbal hasil ? 3.000 / 59.000 = 0,0508 (?5,1%).
Pelajaran: scaling in menurunkan tekanan psikologis sekaligus menjaga profil risiko tetap wajar—dengan catatan invalidation dihormati.
Kesimpulan
Scaling in bukan trik untuk selalu benar, melainkan cara agar keputusan terasa lebih tenang, terstruktur, dan menghormati risiko. Dengan membagi entry menjadi beberapa langkah, kamu memberi ruang untuk salah timing tanpa membuat kerugian membengkak.
Kuncinya tetap sama: rencana yang tertulis, invalidation yang jelas, serta eksekusi yang konsisten. Di saham maupun crypto—terutama altcoin—scaling in membantu kamu bertahan lebih lama, belajar lebih cepat, dan berkembang lebih disiplin.
Itulah informasi menarik tentang Tutorial yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah scaling in sama dengan DCA?
Tidak. DCA berbasis waktu untuk investasi; scaling in berbasis harga/sinyal untuk trading taktis. - Berapa jumlah tranche yang ideal?
Umumnya 3–5. Terlalu sedikit kurang terasa; terlalu banyak bikin eksekusi ribet. - Kapan jarak tangga dibuat lebar?
Saat volatilitas tinggi (misalnya altcoin kecil) atau ketika ketidakpastian pasar besar. - Apakah scaling in cocok di tren turun?
Boleh, asal ada invalidation yang objektif. Namun probabilitas terbaik biasanya mengikuti tren utama. - Bisa dipakai di futures?
Bisa, tetapi gunakan ukuran lebih kecil, stop lebih ketat, dan risiko per ide lebih konservatif.
Author: ON