Stablecoin dan aset crypto diproyeksikan menguasai 10% pasar post-trade global pada 2030, menurut survei terbaru Citi.
Temuan ini muncul dari laporan Securities Services Evolution yang melibatkan 537 eksekutif keuangan lintas benua, termasuk bank, kustodian, manajer aset, hingga broker-dealer.
Post-trade market sendiri mencakup seluruh proses penyelesaian transaksi sekuritas, mulai dari verifikasi, kliring, hingga settlement. Segmen ini krusial untuk menjaga stabilitas pasar modal global.
Peran Sentral Stablecoin Bank
Citi menegaskan stablecoin yang diterbitkan bank (bank-issued stablecoins) dipandang sebagai pilar utama dalam mendorong transformasi pasar.
Instrumen ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi collateral, mempercepat program tokenisasi aset, sekaligus memperluas sekuritas di pasar privat.
Sejak 2021, adopsi aset digital telah beralih dari tahap uji coba menuju implementasi strategis. Citi menilai momentum transformasi ini semakin jelas, meski industri belum sepenuhnya mencapai titik balik.
“Setelah bertahun-tahun membangun fondasi, industri post-trade global kini siap memasuki periode transformasi dalam kecepatan, biaya, dan ketahanan di skala internasional,” tulis laporan Citi dikutip dari Cointelegraph.
Baca juga berita lainnya: Ripple Cetak Lagi RLUSD! Mampukah Tembus Top 5 Stablecoin?
Tren Global dan Perbedaan Regional
Hasil survei menunjukkan adanya perbedaan ekspektasi antarwilayah. Di Amerika Serikat, turnover berbasis tokenisasi diperkirakan mencapai 14% pada 2030. Sementara itu, Eropa diprediksi sebesar 10% dan Asia Pasifik sekitar 9%.

Sumber: Citi Securities Services Evolution Report 2025 – Cointelegraph
Optimisme di AS dipicu oleh regulasi baru, termasuk GENIUS Act yang ditandatangani Presiden Donald Trump pada Juli 2025.
Selain itu, dukungan institusi besar seperti Circle dan BlackRock juga memperkuat keyakinan terhadap adopsi stablecoin.
Blockchain Tekan Biaya dan Tingkatkan Likuiditas
Mayoritas responden menilai blockchain dan digital ledger technology (DLT) memiliki potensi besar untuk merevolusi pasar.
Teknologi ini dinilai mampu meningkatkan kecepatan perputaran aset, menekan biaya pendanaan, mengurangi kebutuhan modal, sekaligus mengefisienkan biaya operasional.
Citi menekankan, dalam tiga tahun ke depan, faktor likuiditas dan efisiensi post-trade akan menjadi pendorong utama investasi ke DLT.
Generative AI Mulai Diterapkan

Sumber: Citi Securities Services Evolution Report 2025 – Cointelegraph
Selain blockchain, generative AI (GenAI) mulai dilirik sebagai pendukung proses post-trade. Survei mencatat sebanyak 57% institusi sudah menguji coba GenAI untuk kebutuhan rekonsiliasi, pelaporan, kliring, dan settlement.
Penggunaan GenAI juga meluas ke onboarding nasabah. Setidaknya 83% broker, 63% kustodian, dan 60% manajer aset mengaku telah memanfaatkan teknologi ini untuk mempercepat proses registrasi klien.
Citi menilai, kecepatan onboarding menjadi faktor vital karena berhubungan langsung dengan efisiensi biaya.
Baca berita berikutnya: AI Bakal Dominasi Penggunaan Stablecoin, Kata Novogratz
Kesimpulan
Temuan Citi menegaskan bahwa dunia finansial berada di ambang perubahan besar. Stablecoin, tokenisasi, dan GenAI tidak lagi sekadar jargon teknologi, melainkan solusi nyata yang dipersiapkan untuk menggantikan sistem lama yang lambat dan mahal.
Meski adopsi penuh belum tercapai, arah pergeseran sudah jelas: pasar keuangan global tengah bergerak menuju infrastruktur digital yang lebih efisien, transparan, dan terintegrasi.
Bagi para pelaku industri, 2030 bukan sekadar angka dalam proyeksi, tetapi sinyal kuat bahwa momentum transformasi semakin dekat dan akan membentuk ulang cara pasar modal berfungsi di skala internasional.
FAQ
- Apa itu post-trade market dalam keuangan?
Post-trade market adalah tahap setelah transaksi sekuritas dilakukan, mencakup verifikasi, kliring, dan settlement. Proses ini memastikan transaksi benar-benar sah dan tuntas. - Mengapa stablecoin dianggap penting dalam pasar post-trade?
Stablecoin dinilai mampu meningkatkan efisiensi collateral dan mempercepat settlement karena nilainya stabil dan mudah diprogram melalui blockchain. - Apa perbedaan antara stablecoin bank-issued dan stablecoin publik?
Stablecoin bank-issued diterbitkan langsung oleh bank besar dengan dukungan regulasi ketat, sedangkan stablecoin publik biasanya diterbitkan perusahaan swasta seperti Circle (USDC). - Bagaimana tokenisasi aset memengaruhi investor ritel?
Tokenisasi memungkinkan aset seperti obligasi atau properti dibagi menjadi unit kecil yang bisa dimiliki investor ritel, membuka akses investasi lebih luas. - Apa peran Generative AI dalam post-trade market?
GenAI digunakan untuk mempercepat proses onboarding, rekonsiliasi, hingga settlement, sehingga mengurangi biaya dan risiko human error di pasar modal. - Apakah regulasi berpengaruh pada adopsi stablecoin?
Ya. Regulasi seperti GENIUS Act di AS mempercepat adopsi karena memberi kepastian hukum dan mendorong institusi besar untuk ikut menggunakan stablecoin.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita stablecoin, #Ai Crypto, #Berita Blockchain