Thomas Mun: Pemikir Penting Merkantilisme dan Relevansinya dengan Arus Modal Kripto

Pemikiran ekonomi pada abad ke-17 tidak lepas dari figur Thomas Mun, salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah merkantilisme. Gagasannya mengenai neraca perdagangan, kebijakan negara, dan aliran kekayaan menjadi pondasi bagi perkembangan ekonomi modern.

Menariknya, pandangan klasik ini tetap relevan untuk memahami bagaimana modal mengalir dalam dunia kripto masa kini, terutama ketika kita melihat perilaku pasar terhadap aset digital dan arus dana global.

Latar Belakang Thomas Mun dan Pemikiran Merkantilismenya

Thomas Mun adalah seorang pedagang Inggris sekaligus direktur di East India Company. Pengalamannya berdagang lintas negara membuat pandangannya mengenai ekonomi sangat praktis dan strategis. 

Bagi Mun, kekuatan ekonomi suatu negara bergantung pada kemampuan menjaga aliran kekayaan berjalan masuk, bukan keluar. Inilah akar dari pemikiran merkantilisme yang menekankan pentingnya peran negara dalam mengatur perdagangan.

Mun menulis karya terkenalnya, England’s Treasure by Forraign Trade, yang menegaskan bahwa perdagangan internasional merupakan sumber utama kemakmuran. Menurutnya, negara harus mendorong ekspor dan menekan impor agar terjadi surplus perdagangan. 

Gagasannya sangat bertentangan dengan pemikiran umum pada masanya yang menganggap kekayaan hanya berupa emas dan perak. Mun melihat kekayaan sebagai hasil dari aktivitas perdagangan yang terus berputar, bukan hanya benda fisik.

Peran Thomas Mun dalam Perkembangan Merkantilisme

Mun memberikan arah baru bagi teori merkantilisme. Sebelum ia muncul, banyak negara Eropa berlomba-lomba mengumpulkan logam mulia dengan membatasi perdagangan. 

Mun justru menjelaskan bahwa perdaganganlah yang menciptakan kekayaan baru. Dengan kata lain, aliran barang dan jasa antarnegara lebih penting daripada hanya menimbun emas.

Ia menekankan bahwa negara perlu:

• Mendorong produksi dalam negeri agar ekspor meningkat.

• Menekan konsumsi barang impor yang tidak penting.

• Mengatur kebijakan perdagangan untuk memastikan aliran modal bersih masuk.

Pemikirannya membantu banyak negara memahami bagaimana kebijakan ekspor-impor dapat memengaruhi kekuatan ekonomi. Dalam jangka panjang, konsep ini membentuk dasar awal dari teori neraca pembayaran yang kini digunakan dalam ekonomi modern.

Pandangan Thomas Mun tentang Neraca Perdagangan

Menurut Mun, inti dari kesejahteraan negara terletak pada neraca perdagangan. Jika ekspor lebih besar daripada impor, negara akan menikmati surplus, yang berarti kekayaan mengalir masuk. Jika sebaliknya, negara mengalami defisit yang dapat melemahkan perekonomian.

Mun menggunakan pendekatan yang sederhana tetapi sangat berpengaruh: negara harus memproduksi barang yang dapat dijual ke luar negeri, dan menghindari impor berlebihan yang menguras kekayaan. 

Ia melihat neraca perdagangan sebagai cermin kesehatan ekonomi negara, hampir seperti bagaimana investor masa kini melihat arus modal dan likuiditas sebagai indikator kesehatan pasar.

Pandangan ini sangat relevan karena memperkenalkan cara berpikir bahwa aliran kekayaan bersifat dinamis, bukan statis. Bagi Mun, perdagangan bukan sekadar pertukaran barang, tetapi mekanisme untuk menambah kekuatan ekonomi suatu negara secara berkelanjutan.

Menghubungkan Surplus Perdagangan ala Mun dengan Arus Modal Kripto

Menariknya, prinsip yang dipegang Thomas Mun dapat diterapkan untuk memahami pasar kripto modern. 

Meskipun kripto tidak berhubungan dengan perdagangan barang fisik, arus modal dalam pasar digital memiliki pola yang mirip dengan konsep surplus dan defisit perdagangan.

Dalam konteks crypto:

• Surplus perdagangan dapat dianalogikan sebagai lebih banyak modal yang masuk dibandingkan yang keluar dari pasar atau suatu aset.

• Defisit perdagangan mirip dengan kondisi di mana investor menjual aset lebih banyak daripada membeli, sehingga modal mengalir keluar.

Misalnya, ketika investor global memasukkan modal besar ke BTC atau altcoin tertentu, harga cenderung naik karena terjadi “surplus arus modal.” Sebaliknya, saat terjadi aksi jual besar atau capital flight, harga turun signifikan karena “defisit arus modal.”

Analoginya semakin kuat ketika kita melihat pergerakan kapitalisasi pasar. Jika total kapitalisasi bertambah, itu seperti neraca perdagangan negara yang surplus: modal bersih sedang masuk. 

Namun, jika kapitalisasi turun, itu mencerminkan arus keluar yang melemahkan pasar—mirip dengan defisit perdagangan menurut Mun.

Dalam ekosistem crypto, surplus modal bisa disebabkan oleh:

• Sentimen bullish global

• Adopsi institusional

• Keterbatasan suplai aset tertentu

• Arus dana dari negara tertentu yang mencari alternatif investasi

Sementara capital outflow dapat dipicu oleh:

• Regulasi yang ketat

• Penurunan kepercayaan pasar

• Sentimen makroekonomi negatif

Dengan pola ini, para trader kripto tanpa sadar sebenarnya menggunakan prinsip Mun saat membaca arah pasar: mereka memperhatikan dari mana modal masuk dan ke mana modal mengalir keluar.

Relevansi Pemikiran Mun bagi Investor Kripto Masa Kini

Pemikiran Thomas Mun mungkin lahir lebih dari tiga abad lalu, tetapi esensi logikanya tetap hidup di era digital. Investor crypto saat ini menghadapi pasar yang sangat cepat dan global. Karena itu, memahami arus modal menjadi kunci untuk membaca momentum.

Beberapa pembelajaran dari Mun yang masih relevan adalah:

• Kapital adalah energi pasar. Selama modal mengalir masuk, nilai suatu aset dapat tumbuh.

• Ketidakseimbangan arus modal dapat menciptakan volatilitas tinggi, mirip dengan defisit perdagangan.

• Pergerakan dana investor internasional dapat memberi gambaran tentang kesehatan ekosistem kripto secara keseluruhan.

Dengan memahami analogi surplus perdagangan Mun, investor dapat membaca dinamika pasar crypto dengan lebih strategis. Mereka dapat melihat bahwa harga tidak hanya bergerak karena berita atau tren, tetapi karena aliran dana yang menciptakan tekanan beli atau jual.

Kesimpulan

Thomas Mun adalah salah satu tokoh penting yang membantu dunia memahami bagaimana perdagangan dan aliran kekayaan membentuk kekuatan ekonomi. 

Pemikirannya mengenai neraca perdagangan dan pentingnya surplus tetap relevan hingga sekarang, bahkan dalam ekosistem aset digital seperti kripto. 

Dengan melihat arus modal crypto sebagai analogi surplus perdagangan, investor dapat memahami dinamika pasar dengan perspektif yang lebih mendalam.

Itulah informasi menarik tentang Blockchain yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.x

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

FAQ

1. Siapa Thomas Mun?
   Thomas Mun adalah pemikir ekonomi dan tokoh penting dalam merkantilisme dari Inggris pada abad ke-17.

2. Apa kontribusi terbesar Mun dalam ekonomi?
   Ia memperkenalkan pandangan bahwa surplus neraca perdagangan adalah kunci kekayaan negara.

3. Apa itu surplus perdagangan?
   Surplus perdagangan terjadi ketika nilai ekspor suatu negara lebih besar daripada impornya.

4. Bagaimana konsep Mun berhubungan dengan crypto?
   Arus masuk modal crypto dapat dianalogikan sebagai surplus perdagangan, sedangkan arus keluar modal mirip defisit.

5. Mengapa arus modal penting di pasar kripto?
   Karena arus modal menentukan kekuatan permintaan, likuiditas, dan pergerakan harga aset digital.
   

Author: ON