Perdebatan mengenai siapa yang akan menggantikan Jerome Powell sebagai Ketua Federal Reserve (The Fed) semakin memanas.
Hasil survei Clark Center for Global Markets – University of Chicago Booth School menunjukkan mayoritas ekonom Amerika Serikat (82%) menginginkan Chris Waller sebagai suksesor Powell.
Namun, secara politik, banyak yang menilai Kevin Hassett lebih berpeluang, dengan 39% responden menempatkannya sebagai kandidat terkuat.
Kesenjangan ini terjadi karena Presiden Donald Trump, di periode keduanya, terus menekan bank sentral untuk memangkas suku bunga hingga ke level 1%.
Dorongan agresif ini membuat Waller yang dikenal independen dinilai kurang sesuai dengan selera politik, sementara Hassett dianggap lebih sejalan dengan agenda Trump.
Baca juga berita terkait: Donald Trump Bidik 11 Calon Ketua The Fed, 3 Pro Crypto Masuk List
Tekanan Trump dan Risiko Kebijakan Longgar
Dalam rapat terbaru, The Fed hanya menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4–4,25%.
Langkah ini langsung dikritik oleh Trump dan calon anggota dewan Steve Miran, yang menuntut pemangkasan 50 bps serta lima kali pemotongan tambahan tahun ini.
Trump bahkan secara terbuka menyebut Powell sebagai “moron” dan “numbskull” karena dinilai enggan bergerak lebih cepat.
Tekanan politik inilah yang membuat nama-nama seperti Hassett dan Kevin Warsh semakin diperhitungkan, meskipun tidak menjadi pilihan utama para akademisi.
Novogratz: Bisa Jadi Katalis Bull Run Bitcoin
CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz, melihat dinamika suksesi The Fed sebagai momen kunci bagi pasar aset digital.
Menurutnya, bila kursi Powell jatuh ke tangan kandidat dovish (pro penurunan suku bunga agresif), hal itu bisa menjadi katalis terbesar bagi reli Bitcoin.
“Itu bisa jadi bull catalyst terbesar untuk Bitcoin dan crypto. Target $200.000 sangat mungkin tercapai, meski berisiko bagi stabilitas ekonomi AS,” kata Novogratz dalam wawancara bersama investor Kyle Chasse.
Ia menekankan bahwa kebijakan longgar akan melemahkan dolar AS, mendorong aliran modal ke emas dan aset berisiko, termasuk Bitcoin.
Skenario tersebut berpotensi menciptakan “blow-off top” atau reli besar yang berakhir dengan euforia pasar.
Baca juga berita terbaru: Bitcoin Tertahan di $111 Ribu, Akankah Tembus $123 Ribu di Q4 Ini?
Dampak Lebih Luas bagi Investor
Bagi investor, dinamika ini bukan hanya soal siapa yang duduk di kursi The Fed, tapi juga arah kebijakan moneter ke depan.
- Jika dovish menang: pasar crypto berpotensi mendapat dorongan signifikan, terutama Bitcoin.
- Jika politik mendominasi: independensi The Fed dipertanyakan, risiko stagflasi (inflasi tinggi + pertumbuhan rendah) bisa meningkat.
Ekonom seperti Nikolai Roussanov (Wharton School) memperingatkan bahwa tekanan politik dapat membuat The Fed lebih fokus pada lapangan kerja ketimbang inflasi.
Sementara itu, risiko inflasi akibat tarif impor Trump masih menjadi bayang-bayang.
Kesimpulan
Suksesi The Fed bukan sekadar isu politik di Washington, tapi juga faktor penentu arah pasar global. Novogratz memberi sinyal bahwa pemimpin dovish bisa membuka jalan bagi reli besar Bitcoin hingga $200 ribu.
Namun, di balik peluang itu, ada risiko serius terhadap stabilitas ekonomi AS dan independensi The Fed.
Bagi pelaku pasar, langkah terbaik saat ini adalah terus memantau perkembangan politik, hasil wawancara kandidat, dan arah kebijakan moneter sebelum mengambil keputusan investasi besar.
FAQ
- Apa arti dovish dalam kebijakan The Fed?
Dovish berarti sikap bank sentral yang cenderung melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga. Tujuannya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi bisa memicu inflasi. - Kenapa suksesi The Fed penting bagi pasar kripto?
Ketua The Fed punya pengaruh besar terhadap arah suku bunga. Bunga rendah biasanya melemahkan dolar AS dan membuat investor mencari aset alternatif seperti emas dan Bitcoin. - Apakah benar Bitcoin bisa naik ke $200K seperti prediksi Novogratz?
Target itu bersifat spekulatif, tapi bukan mustahil. Jika The Fed dipimpin sosok dovish dengan kebijakan pelonggaran agresif, aliran modal ke aset kripto bisa melonjak. - Siapa kandidat terkuat pengganti Jerome Powell?
Menurut survei akademisi, Chris Waller paling diinginkan. Namun secara politik, Kevin Hassett dinilai lebih berpeluang karena sejalan dengan agenda Trump. - Apa risiko bagi ekonomi jika The Fed terlalu dovish?
Risikonya adalah stagflasi: inflasi tinggi sementara pertumbuhan melambat. Hal ini bisa melemahkan stabilitas ekonomi AS, meski memberi dorongan jangka pendek pada crypto. - Apakah hanya Bitcoin yang diuntungkan dari kebijakan dovish?
Tidak. Aset berisiko lain seperti Ethereum, altcoin besar, dan saham teknologi juga bisa terdorong. Namun, Bitcoin biasanya jadi aset utama karena dianggap “emas digital.”
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cryptopolitan – Economists want Chris Waller as next Fed chair, but political reality points to Kevin Hassett, diakses pada 29 September 2025
- CryptoNews – Novogratz: Dovish Fed Chair Nominee Could Trigger Major Bitcoin Rally, diakses pada 29 September 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Berita Regulasi Crypto, #Berita The Fed, #Berita Donald Trump