Pernah dengar istilah YTM saat baca tentang obligasi, tapi belum paham maksudnya? Yield to Maturity (YTM) adalah salah satu indikator penting yang wajib kamu ketahui sebelum berinvestasi di instrumen pendapatan tetap. Dengan memahami cara menghitung YTM, kamu bisa memperkirakan imbal hasil total dari sebuah obligasi—termasuk bunga dan nilai akhir—jika kamu pegang sampai jatuh tempo.
Di artikel ini, kamu akan belajar cara menghitung YTM dengan rumus simpel, memahami arti setiap komponennya, dan tahu bagaimana YTM bisa bantu kamu ambil keputusan investasi yang lebih bijak.
Apa Itu YTM (Yield to Maturity)?
Sebelum masuk ke rumus, penting buat kamu tahu dulu apa sih sebenarnya YTM itu.
Yield to Maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian total yang akan kamu terima jika membeli obligasi dan menahannya hingga jatuh tempo. Berbeda dengan kupon tahunan yang bersifat tetap, YTM menghitung seluruh potensi keuntungan, termasuk selisih antara harga beli dan nilai nominal obligasi saat jatuh tempo.
YTM sering dianggap sebagai cara paling akurat untuk menilai potensi imbal hasil suatu obligasi, terutama saat harga pasar obligasi berubah.
Orang juga Baca ini: Deposito Rp 50 Juta Dapat Bunga Berapa Persen? Ini Simulasinya
Rumus YTM dan Penjelasan Komponennya
Rumus YTM memang kelihatan rumit di awal, tapi tenang, kamu nggak perlu jadi ahli matematika buat bisa memahaminya.
Rumus umum YTM:
YTM = [(C + (FV – P) / n) ÷ ((FV + P) / 2)]
Keterangan:
- C = Kupon tahunan
- FV = Nilai nominal obligasi (Face Value)
- P = Harga beli obligasi
- n = Jumlah tahun hingga jatuh tempo
Rumus ini menghitung rata-rata return per tahun dengan mempertimbangkan pendapatan kupon tahunan dan keuntungan (atau kerugian) dari selisih harga beli dan nilai nominal obligasi.
Orang Juga Baca ini: Intip, Ini Perbedaan Saham dan Obligasi: Ketahui Risiko & Keuntungannya Di Sini!
Cara Menghitung YTM Obligasi Langkah demi Langkah
Bagian ini akan bantu kamu hitung YTM tanpa harus buka kalkulator finansial.
Contoh Kasus:
- Nilai nominal (FV): Rp1.000.000
- Harga beli (P): Rp950.000
- Kupon tahunan (C): Rp80.000
- Jatuh tempo: 5 tahun
Langkah-langkah:
- Hitung selisih nilai nominal dan harga beli:
Rp1.000.000 – Rp950.000 = Rp50.000 - Bagi dengan tahun:
Rp50.000 / 5 = Rp10.000 - Tambahkan kupon tahunan:
Rp80.000 + Rp10.000 = Rp90.000 - Rata-rata harga:
(Rp1.000.000 + Rp950.000) / 2 = Rp975.000 - Hitung YTM:
Rp90.000 / Rp975.000 = 0,0923 atau 9,23%
Artinya: Jika kamu beli obligasi tersebut hari ini dan tahan sampai jatuh tempo, imbal hasil yang kamu dapatkan rata-rata 9,23% per tahun.
Orang Juga Baca ini: Obligasi, Saham, atau Crypto: Mana yang Paling Aman?
Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya YTM
YTM bisa berubah-ubah tergantung kondisi pasar dan jenis obligasi yang kamu pilih.
Beberapa faktor utama:
- Suku bunga pasar: Kalau suku bunga naik, harga obligasi turun ? YTM naik.
- Harga beli: Semakin murah kamu beli obligasi, semakin tinggi YTM-nya.
- Risiko emiten: Semakin tinggi risiko gagal bayar, biasanya YTM juga tinggi.
- Jangka waktu: Obligasi jangka panjang cenderung punya YTM lebih tinggi.
- Likuiditas pasar: Obligasi yang sulit dijual kembali bisa punya YTM lebih tinggi untuk kompensasi risiko.
Memahami faktor-faktor ini bisa bantu kamu memilih obligasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.
Perbedaan YTM dengan Yield Obligasi Lainnya
Banyak investor bingung antara YTM, Current Yield, dan Yield to Call. Padahal masing-masing punya fungsi sendiri.
Jenis Yield | Penjelasan Singkat |
YTM | Total return hingga jatuh tempo |
Current Yield | Hanya lihat kupon tahunan ÷ harga pasar saat ini |
Yield to Call | Return kalau obligasi ditebus sebelum jatuh tempo |
Kalau kamu beli obligasi untuk jangka panjang dan ingin tahu imbal hasil total, maka YTM adalah indikator terbaik untuk kamu fokuskan.
Pentingnya YTM untuk Investor & Kaitannya dengan Kripto
Meskipun YTM dikenal dalam dunia obligasi, konsep ini juga bisa bantu kamu saat mempertimbangkan investasi kripto yang berbasis imbal hasil tetap, seperti staking atau lending DeFi.
YTM bisa jadi pembanding saat kamu melihat:
- Staking APY 7% per tahun di kripto vs YTM obligasi 9% ? mana lebih menarik?
- Investasi DeFi dengan fixed return 10% tapi lebih tinggi risikonya
Dengan kata lain, YTM bisa bantu kamu membandingkan imbal hasil antar aset—baik tradisional maupun digital—dengan perspektif risiko yang lebih objektif.
Kesimpulan
YTM bukan cuma angka di atas kertas. Dengan memahami rumus dan cara hitungnya, kamu bisa ambil keputusan investasi lebih cerdas, terutama saat memilih instrumen jangka panjang seperti obligasi atau produk berbunga tetap lainnya.
Kalau kamu sudah bisa menghitung YTM, berarti kamu satu langkah lebih maju dalam memahami bagaimana uang kamu bisa tumbuh dengan aman dan stabil.
Nah, itulah pembahasan menarik tentang Cara Menghitung YTM Obligasi yang bisa kamu baca selengkapnya hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia blockchain dan kripto.
Selain itu, temukan informasi terkini lainnya yang dikemas dalam kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!
Agar tidak ketinggalan informasi terupdate tentang dunia crypto Jangan lupa juga untuk mengikuti sosial Media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah YTM selalu tetap sampai obligasi jatuh tempo?
Tidak. YTM bisa berubah tergantung harga pasar obligasi saat ini. - Apa bedanya YTM dan kupon?
Kupon adalah bunga tetap per tahun, YTM adalah return total jika obligasi dipegang hingga jatuh tempo. - Bisa nggak menghitung YTM tanpa kalkulator finansial?
Bisa! Gunakan rumus sederhana dan langkah-langkah seperti yang dijelaskan di artikel ini.
Author: RB