Berinvestasi seringkali dipandang sebagai langkah rasional untuk membangun kekayaan di masa depan. Namun, tak jarang investor, termasuk kamu, terjebak dalam keputusan yang tidak rasional. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh emosi, bias kognitif, atau tekanan sosial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 contoh tindakan ekonomi irasional yang sering terjadi dalam dunia investasi, serta bagaimana kamu bisa menghindarinya. Mari kita mulai!
Contoh contoh Tindakan Ekonomi Irasional dalam Investasi
1. Membeli Aset karena Fear of Missing Out (FOMO)
Pernah merasa takut ketinggalan peluang besar saat semua orang membeli saham, kripto, atau properti? Fenomena ini dikenal sebagai FOMO, yang sering membuat kamu terburu-buru membeli tanpa riset mendalam.
FOMO biasanya terjadi ketika aset tertentu sedang “hype.” Kamu mungkin merasa tertekan untuk ikut membeli karena takut ketinggalan, meskipun tidak memahami aset tersebut sepenuhnya. Contoh nyata adalah membeli Bitcoin saat harganya melonjak tajam, tanpa mengevaluasi apakah harganya sudah overvalued atau tidak.
Alih-alih mengikuti keramaian, biasakan melakukan riset mendalam sebelum membeli aset. Dengan begitu, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih terukur.
2. Terlalu Percaya Diri dalam Investasi
Pernah merasa yakin bahwa keputusan investasimu pasti benar? Hati-hati, ini bisa menjadi bumerang jika tidak diimbangi dengan analisis yang matang.
Overconfidence sering membuat kamu mengabaikan risiko. Misalnya, kamu menaruh semua uang di satu saham karena merasa sudah memahami industrinya. Padahal, setiap investasi memiliki risiko yang harus dikelola. Ketika terjadi penurunan pasar, portofolio kamu bisa terkena dampak besar.
Ingat, diversifikasi adalah kunci untuk mengelola risiko. Jangan biarkan rasa percaya diri menghalangi keputusan investasi yang bijak.
Baca Juga: Pahami Risiko Investasi Saham Ini untuk Hindari Kerugian
3. Menahan Aset yang Sudah Jelas Rugi (Loss Aversion)
Sulit melepaskan aset yang nilainya terus turun? Kamu tidak sendirian. Ini adalah efek loss aversion yang sering menjebak banyak investor.
Loss aversion adalah kecenderungan untuk mempertahankan aset yang merugi, dengan harapan nilainya akan kembali naik. Padahal, keputusan ini sering kali mengunci modalmu di investasi yang kurang produktif. Misalnya, menahan saham yang nilainya terus turun tanpa alasan fundamental yang jelas.
Pertimbangkan untuk mengevaluasi aset secara rasional. Fokuslah pada potensi pertumbuhan jangka panjang daripada sekadar berharap.
4. Mengikuti Saran Tanpa Memahami Risikonya
Mendapatkan tips investasi dari teman atau influencer bisa menggoda, tetapi apakah kamu benar-benar memahami risikonya?
Mengikuti saran tanpa melakukan analisis sendiri adalah tindakan yang berisiko. Misalnya, membeli aset yang disarankan influencer tanpa memahami apa yang mendasari rekomendasi tersebut. Hal ini bisa membuat kamu terjebak dalam investasi yang tidak sesuai dengan profil risikomu.
Pastikan kamu selalu memahami produk investasi sebelum memutuskan untuk terjun ke dalamnya. Jangan hanya bergantung pada opini orang lain.
5. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas
Berinvestasi tanpa tujuan ibarat berlayar tanpa peta. Apakah kamu tahu ke mana arahmu?
Ketika tujuan investasi tidak jelas, kamu cenderung mudah tergoda oleh tren atau keputusan impulsif. Misalnya, membeli saham hanya karena teman menyarankan, tanpa tahu apa yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas akan membantu kamu membuat keputusan yang lebih terarah.
Tetapkan tujuan spesifik, seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah. Dengan begitu, setiap keputusan investasi akan lebih bermakna.
Baca Juga: Mengenal Investasi Risiko Tinggi: Contoh & Strategi untuk Memaksimalkan Keuntungan
6. Berinvestasi Berdasarkan Emosi
Apakah kamu pernah membeli atau menjual aset hanya karena emosi sesaat, seperti panik atau euforia?
Keputusan berdasarkan emosi sering kali tidak rasional. Contohnya adalah panic selling saat pasar turun, yang justru mengunci kerugian daripada menunggu pemulihan. Begitu juga dengan membeli aset secara impulsif karena merasa euforia.
Belajarlah untuk mengelola emosi dengan baik dan tetap berpegang pada rencana investasimu. Jangan biarkan perasaan sesaat mengganggu strategi jangka panjang.
7. Mengabaikan Biaya dan Pajak dalam Investasi
Tahukah kamu bahwa biaya dan pajak dapat menggerogoti keuntungan investasimu? Banyak investor mengabaikan ini.
Contohnya adalah membeli aset dengan biaya transaksi tinggi atau mengabaikan pajak atas keuntungan. Jika tidak diperhitungkan, keuntungan yang terlihat besar bisa mengecil secara signifikan.
Selalu perhatikan biaya dan pajak untuk memastikan investasi kamu tetap menguntungkan secara bersih.
Cara Menghindari Tindakan Ekonomi Irasional
Setelah memahami tindakan ekonomi irasional yang sering terjadi, kamu mungkin bertanya-tanya, “Bagaimana cara agar saya tidak terjebak dalam keputusan yang salah?”
Berikut beberapa langkah yang bisa kamu terapkan:
- Tetapkan Tujuan Investasi: Miliki target yang spesifik untuk setiap investasi yang kamu lakukan.
- Lakukan Diversifikasi: Jangan taruh semua uangmu di satu aset.
- Hindari Keputusan Berdasarkan Emosi: Pelajari cara mengelola emosi saat berinvestasi.
- Rutin Evaluasi Portofolio: Tinjau performa investasi secara berkala dan sesuaikan strategimu.
Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa lebih bijak dan menghindari jebakan keputusan yang irasional.
Baca Juga: Mengenal Joy of Missing Out (JOMO) dalam Dunia Investasi, Apa Dampaknya?
Studi Kasus: Kesalahan Investasi yang Bisa Kamu Pelajari
Sebagai penutup, mari kita lihat sebuah contoh nyata dari tindakan irasional yang pernah terjadi di dunia investasi.
- Kasus Panic Selling di Pasar Saham: Saat pasar jatuh pada 2008, banyak investor yang menjual sahamnya karena panik. Padahal, pasar akhirnya pulih dan bahkan mencetak rekor baru.
- Kesalahan Diversifikasi Kripto 2021: Investor terlalu fokus pada satu koin yang akhirnya kehilangan nilainya.
Belajar dari kesalahan ini dapat membantumu menjadi investor yang lebih matang.
Kesimpulan
Keputusan investasi yang irasional sering kali muncul dari kurangnya informasi atau pengaruh emosi. Dengan memahami 7 contoh tindakan ekonomi irasional di atas, kamu bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan. Ingat, investasi yang sukses bukan hanya tentang hasil besar, tetapi juga proses yang terukur dan rasional.
Itulah pembahasan menarik tentang7 Contoh Tindakan Ekonomi Irasional dalam Investasi yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Selain itu, temukan informasi terkini tentang Tick Saham Yang dikemas dalam kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!
FAQ
- Apa itu tindakan ekonomi irasional?
Tindakan ekonomi irasional adalah keputusan yang tidak didasarkan pada logika atau analisis yang rasional, melainkan dipengaruhi oleh emosi atau bias kognitif. - Bagaimana cara menghindari FOMO dalam investasi?
Lakukan riset mendalam sebelum membeli aset, dan fokus pada tujuan investasimu, bukan tren sesaat. - Mengapa loss aversion berbahaya?
Karena dapat membuat kamu mempertahankan aset yang tidak produktif, sehingga menghambat pertumbuhan portofolio. - Apa langkah pertama untuk investasi yang rasional?
Tetapkan tujuan investasi yang jelas dan pelajari profil risikomu sebelum mulai berinvestasi.
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
Author: RB