Kepentingan Non Pengendali: Definisi & Contoh Praktis
icon search
icon search

Top Performers

Kepentingan Non Pengendali: Definisi & Contoh Praktis

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Kepentingan Non Pengendali: Definisi & Contoh Praktis

Kepentingan Non Pengendali: Definisi & Contoh Praktis

Daftar Isi

Pernahkah kamu membaca laporan keuangan konsolidasi lalu menemukan istilah kepentingan non pengendali (KNP) atau non-controlling interest (NCI)? Bagi banyak orang, istilah ini terasa teknis dan membingungkan. Padahal, pemahaman mengenai KNP bisa membuka wawasan penting tentang bagaimana struktur kepemilikan suatu perusahaan bekerja, termasuk potensi keuntungan dan hak yang dimiliki oleh para pemegang saham. Artikel ini akan mengulas secara lengkap mulai dari definisi, kapan KNP muncul, cara penyajian dalam laporan, hingga contoh perhitungan praktis dan relevansinya dengan dunia investasi serta kripto.

 

Apa Itu Kepentingan Non Pengendali?

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pegang dulu definisinya. Kepentingan non pengendali adalah bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dimiliki atau dikendalikan oleh induk perusahaan, mirip seperti konsep dasar dalam laporan keuangan konsolidasi yang wajib kamu pahami. Artinya, ketika sebuah perusahaan induk menguasai mayoritas saham anak, sisa kepemilikan yang masih dipegang pihak lain akan tercatat sebagai KNP dalam laporan konsolidasi.

Bayangkan sebuah induk memiliki 70% saham sebuah anak usaha. Sisa 30% saham yang dimiliki pihak lain itulah yang disebut kepentingan non pengendali. Bagian ini tetap berhak atas porsi ekuitas dan laba, meskipun tidak memiliki kuasa mengendalikan arah kebijakan anak usaha.

Definisi ini penting karena menggarisbawahi perbedaan mendasar antara kepemilikan dan kendali. Tidak semua pemegang saham mayoritas otomatis punya kendali penuh, tergantung pada struktur dan perjanjian yang berlaku. Dengan memahami hal ini, kamu akan lebih mudah mengikuti penjelasan berikutnya: kapan kepentingan non pengendali muncul dalam praktik.

 

Kapan Kepentingan Non Pengendali Muncul?

Konsep ini biasanya muncul saat induk perusahaan memiliki mayoritas saham, tetapi tidak seluruhnya. Misalnya induk membeli 60% saham anak, sementara 40% sisanya tetap dipegang investor lain. Dalam kondisi ini, induk tetap memiliki kendali, tetapi kepemilikan yang tersisa wajib dicatat sebagai kepentingan non pengendali.

KNP juga bisa muncul ketika ada joint venture yang dikonsolidasikan, atau dalam restrukturisasi grup usaha yang menyisakan porsi saham di luar kendali induk. Setiap kali induk tidak menguasai 100% kepemilikan, otomatis ada bagian yang dihitung sebagai KNP.

Dengan begitu, KNP sebenarnya adalah konsekuensi alami dari kepemilikan saham yang terdistribusi, sama seperti bagaimana struktur saham perusahaan bisa mempengaruhi hak investor di pasar modal. Sekarang, mari kita lihat bagaimana KNP ditampilkan dalam laporan keuangan agar tidak menimbulkan salah tafsir.

 

Penyajian KNP dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan konsolidasi, kepentingan non pengendali selalu ditampilkan di sisi ekuitas, terpisah dari ekuitas pemilik induk, sama halnya dengan pencatatan ekuitas perusahaan lain yang menekankan transparansi kepemilikan. Penempatan ini menegaskan bahwa NCI bukanlah kewajiban (utang) yang harus dibayarkan, melainkan bagian dari kepemilikan.

Selain di neraca, laba rugi konsolidasi juga mencerminkan KNP. Laba komprehensif yang diperoleh anak perusahaan akan dibagi sesuai persentase kepemilikan. Jadi, induk mendapat bagian sesuai porsinya, dan sisanya diatribusikan kepada pemegang saham non pengendali.

Satu hal penting yang harus kamu perhatikan adalah pembaruan standar PSAK/IFRS terkini: setiap perubahan proporsi kepemilikan NCI, selama induk masih memiliki kendali, tidak boleh diakui dalam laba rugi, melainkan langsung ke ekuitas. Ketentuan ini dibuat agar laporan keuangan tetap transparan dan mencerminkan hak kepemilikan secara adil.

Nah, setelah tahu cara penyajiannya, pertanyaan berikutnya muncul: bagaimana membedakan kepentingan pengendali dengan kepentingan non pengendali?

 

Kepentingan Pengendali vs Non Pengendali

Perbedaan antara keduanya terletak pada hak kontrol. Kepentingan pengendali adalah bagian ekuitas yang dimiliki induk perusahaan yang dapat mengendalikan kebijakan operasional dan finansial anak usaha. Sementara itu, kepentingan non pengendali adalah bagian yang tidak memberikan kendali, walaupun tetap memiliki hak ekonomi berupa ekuitas dan laba.

Istilah lama yang sering dipakai adalah “kepentingan minoritas”. Namun, standar terbaru menggantinya dengan istilah “kepentingan non pengendali” untuk menekankan aspek kontrol, bukan sekadar persentase kepemilikan—serupa dengan cara membaca analisis fundamental yang menilai faktor kendali dalam sebuah perusahaan. Seorang pemegang saham bisa saja memiliki jumlah saham yang kecil, tetapi jika ada perjanjian khusus, kendali bisa berpindah.

Memahami perbedaan ini penting, karena dalam praktik analisis keuangan, istilah minoritas bisa menyesatkan. Untuk memperjelas, mari kita masuk ke contoh konkret perhitungan NCI.

 

Contoh Praktis Perhitungan NCI

Bayangkan anak perusahaan X memiliki ekuitas bersih sebesar Rp100 miliar. Induk menguasai 70%, sementara sisanya 30% dimiliki pihak lain. Maka, nilai kepentingan non pengendali = 30% × Rp100 miliar = Rp30 miliar.

Jika laba bersih anak perusahaan tahun itu adalah Rp10 miliar, maka Rp7 miliar dialokasikan ke induk, dan Rp3 miliar ke pemegang saham non pengendali.

Contoh sederhana ini menunjukkan bahwa KNP bukan sekadar istilah teknis, melainkan porsi nyata dari hak ekonomi pemegang saham, sama seperti menghitung valuasi perusahaan yang melibatkan struktur kepemilikan. Lalu, kenapa hal ini penting untuk investor seperti kamu?

 

Mengapa KNP Penting untuk Investor?

Bagi investor, kepentingan non pengendali mencerminkan transparansi kepemilikan sebuah grup usaha. Dari angka ini, kamu bisa menilai seberapa besar kepemilikan induk atas anak perusahaan dan sejauh mana keuntungan akan dinikmati oleh pemegang saham lain.

KNP juga menjadi indikator adanya potensi konflik kepentingan antara mayoritas dan minoritas, yang sering jadi pertimbangan utama dalam strategi investasi jangka panjang. Misalnya, apakah induk memperhatikan kepentingan pemegang saham non pengendali, atau justru mendominasi kebijakan tanpa kompromi.

Selain itu, NCI berpengaruh pada valuasi perusahaan induk. Jika porsi KNP terlalu besar, maka laba yang benar-benar menjadi milik pemegang saham induk akan lebih kecil. Hal ini sangat relevan bagi kamu yang ingin menilai apakah suatu saham layak diinvestasikan.

Setelah memahami pentingnya, berikutnya mari kita bahas cara cepat membaca KNP di laporan konsolidasi.

 

Cara Cepat Membaca KNP di Laporan Konsolidasi

Untuk kamu yang sering menelaah laporan, ada beberapa langkah ringkas agar tidak tersesat. Pertama, cek neraca konsolidasi: NCI biasanya ditampilkan di bawah ekuitas induk. Kedua, periksa catatan atas laporan keuangan, di sana tercantum detail pergerakan KNP. Ketiga, lihat laporan laba rugi untuk mengetahui alokasi laba ke induk dan non pengendali.

Dengan tiga langkah ini, kamu bisa langsung menangkap gambaran besarnya. Membaca KNP tidak sulit jika kamu tahu di mana harus melihat. Nah, agar lebih dekat, mari kita tarik analoginya ke dunia kripto.

 

Analogi Kripto: Whale vs Retail Holder

Dalam dunia kripto, posisi kepemilikan bisa kamu bayangkan seperti hubungan antara whale dan pemegang token kecil. Whale memiliki porsi besar dan bisa memengaruhi harga maupun keputusan governance. Sedangkan pemegang token kecil tetap punya hak ekonomi, tetapi hampir tidak berpengaruh terhadap arah kebijakan.

Begitu pula dengan kepentingan pengendali dan non pengendali di perusahaan. Induk perusahaan adalah whale yang memegang kendali, sementara NCI mirip dengan investor retail yang hanya menikmati bagian hasil tanpa bisa mengubah keputusan strategis.

Analogi ini membantu kamu melihat bahwa konsep KNP tidak hanya berlaku di akuntansi tradisional, tapi juga punya relevansi di ekosistem aset digital sama seperti memahami whale crypto yang bisa mempengaruhi arah pasar..

 

Kesalahan Umum dalam Memahami KNP

Banyak orang keliru dengan NCI. Ada yang menganggapnya sebagai utang yang harus dibayar, padahal jelas merupakan bagian dari ekuitas. Ada pula yang salah kaprah dengan mencatat perubahan kepemilikan di laba rugi, padahal standar akuntansi sudah melarang hal ini.

Kesalahan lain adalah menilai kekuatan kontrol hanya dari persentase. Padahal, ada kasus di mana pihak dengan saham minoritas tetap bisa mengendalikan lewat perjanjian khusus. Jika kamu memahami kesalahan ini sejak awal, analisis laporan keuangan akan lebih akurat.

Dengan menghindari jebakan ini, kamu sudah setengah jalan menuju pemahaman yang lebih matang. Sekarang, mari kita simpulkan inti pembahasan.

 

Kesimpulan

Kepentingan non pengendali adalah porsi ekuitas anak perusahaan yang tidak dikendalikan induk. Konsep ini muncul ketika induk tidak memiliki 100% kepemilikan. Dalam laporan keuangan konsolidasi, NCI dicatat sebagai bagian ekuitas dan mendapat alokasi laba sesuai porsinya.

Memahami KNP penting bagi kamu sebagai investor, karena bisa membantu menilai transparansi kepemilikan, potensi konflik mayoritas-minoritas, dan dampaknya terhadap valuasi induk. Analogi dengan kripto memperjelas perbedaan antara pengendali (whale) dan non pengendali (retail).

Dengan bekal ini, kamu bisa lebih percaya diri membaca laporan keuangan dan menilai struktur kepemilikan suatu entitas.

 

Itulah informasi menarik tentang “kepentingan non pengendali adalah” yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apakah kepentingan non pengendali sama dengan kepentingan minoritas?

Tidak. Istilah minoritas adalah istilah lama, sekarang secara resmi disebut non pengendali untuk menekankan aspek kontrol.

2. Bagaimana cara menghitung kepentingan non pengendali?

Rumusnya sederhana: persentase kepemilikan NCI dikali ekuitas bersih anak.

3. Kenapa NCI dicatat di ekuitas, bukan utang?

Karena NCI mewakili kepemilikan, bukan kewajiban perusahaan kepada pihak luar.

4. Apakah perubahan porsi NCI memengaruhi laba rugi?

Selama induk masih mengendalikan anak, perubahan porsi dicatat langsung di ekuitas.

5. Apa kaitannya dengan kripto?

Mirip hubungan whale dan pemegang kecil. Whale mengendalikan arah, sementara retail hanya ikut menikmati hasil tanpa kendali penuh.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Duck Syndrome: Trader & Pekerja Digital Juga Rentan!
25/08/2025
Duck Syndrome: Trader & Pekerja Digital Juga Rentan!

Pernahkah kamu melihat seekor bebek yang tampak tenang mengapung di

25/08/2025
RDPT Adalah? Kenali Investasi Obligasi Buat Pemula
25/08/2025
RDPT Adalah? Kenali Investasi Obligasi Buat Pemula

Banyak orang mulai melirik instrumen investasi yang lebih aman tapi

25/08/2025
Foreign Direct Investment Adalah? Definisi & Contoh 2025
25/08/2025
Foreign Direct Investment Adalah? Definisi & Contoh 2025

Pernah sadar nggak kalau banyak perusahaan besar di Indonesia ternyata

25/08/2025