Departemen Perdagangan Amerika Serikat memastikan bakal mulai menerbitkan data ekonomi resmi, termasuk Produk Domestik Bruto (GDP), langsung di blockchain.
Hal ini diumumkan oleh Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam rapat kabinet di Gedung Putih bersama Presiden Donald Trump.
“Departemen Perdagangan akan mulai menerbitkan statistiknya di blockchain, karena Anda (Donald Trump) adalah presiden kripto. Kami akan menaruh data GDP di blockchain agar bisa digunakan masyarakat untuk akses dan distribusi,” ujar Lutnick dikutip dari Cointelegraph.
Langkah ini disebut sebagai terobosan besar untuk meningkatkan transparansi, keamanan, dan distribusi data ekonomi di tengah meningkatnya kritik terhadap keandalan laporan pemerintah.
GDP Jadi Tahap Pertama, Data Lain Menyusul
Lutnick menjelaskan bahwa publikasi GDP on-chain akan menjadi pilot project, sebelum data ekonomi lain ikut menyusul.
Setelah semua detail teknis selesai, model distribusi berbasis blockchain ini bisa diperluas ke berbagai departemen federal.
Menurutnya, blockchain mampu menyediakan rekam jejak data yang tidak bisa diubah (tamper-proof), sehingga publik maupun pelaku pasar dapat mengakses informasi secara real-time tanpa khawatir manipulasi.
Baca juga berita lainnya: Selamat Tinggal BTC vs Emas! Gold Bar Kini Resmi Ditokenisasi di Blockchain Bitcoin
Latar Belakang Krisis Kepercayaan Data Ekonomi
Penggunaan blockchain muncul di tengah situasi politik yang penuh tekanan. Presiden Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir berulang kali menyebut laporan ekonomi pemerintah “bias” dan bahkan “rigged”.
- April 2025: Trump meremehkan kontraksi GDP 0,3% dengan alasan dampak tarif.
- Mei 2025: Ia menolak proyeksi 1,8% pertumbuhan versi CBO, sambil mengklaim ekonomi bisa tumbuh 9%.
- Agustus 2025: Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja setelah laporan menunjukkan penciptaan lapangan kerja hanya 73.000.
Dengan ketidakpercayaan yang semakin tinggi, blockchain dipandang sebagai solusi untuk memperkuat kredibilitas distribusi data ekonomi.
Benchmark Global: Bukan Pertama di Dunia
Meski baru pertama bagi AS, sejumlah negara sudah lebih dulu mengadopsi blockchain dalam administrasi publik.
Estonia misalnya, sejak 2016 telah menggunakan teknologi ini untuk mengamankan rekam medis dalam sistem e-Health.
Uni Eropa kemudian meluncurkan European Blockchain Services Infrastructure (EBSI) pada 2018 sebagai jaringan lintas negara untuk layanan publik digital.
Pada 2021, Singapura dan Australia melakukan uji coba penerbitan dokumen perdagangan berbasis blockchain guna memangkas birokrasi.
Sementara itu, California pada 2024 mendigitalkan lebih dari 42 juta sertifikat kendaraan di jaringan Avalanche untuk mencegah penipuan dan mempercepat proses transfer kepemilikan.
Semua contoh ini menunjukkan bahwa blockchain semakin diakui sebagai infrastruktur publik yang sahih.
Namun Blockchain Tak Menjamin Kebenaran Data
Meski distribusi data akan lebih transparan, para ahli mengingatkan bahwa blockchain hanya mengamankan rekam jejak, bukan menjamin akurasi isi data.
Jika sejak awal angka GDP atau statistik ekonomi diperdebatkan, teknologi ini tidak otomatis membuatnya lebih benar.
Namun, publikasi data ekonomi lewat blockchain tetap menjadi tonggak penting adopsi teknologi desentralisasi oleh pemerintah besar.
Baca berita selanjutnya: Data Ekonomi AS Minggu Ini Bisa Tentukan Arah Crypto
Kesimpulan
Keputusan Amerika Serikat untuk mulai menerbitkan data GDP lewat blockchain menandai momen penting dalam sejarah adopsi teknologi ini. Langkah tersebut bukan hanya sekadar inovasi teknis, tetapi juga pesan politik dan ekonomi: data publik harus transparan, bisa diverifikasi, dan tahan manipulasi.
Meski blockchain tidak bisa menjamin keakuratan data sejak awal, teknologi ini tetap memberi lapisan kepercayaan baru dalam distribusi informasi. Investor, pelaku pasar, hingga masyarakat luas kini berpotensi mengakses data ekonomi resmi dengan cara yang lebih terbuka.
Jika implementasi ini berjalan sukses, maka inisiatif serupa dapat menjadi standar baru global, membuka jalan bagi negara lain untuk memanfaatkan blockchain di sektor publik. Artinya, blockchain bukan lagi sekadar infrastruktur kripto, melainkan fondasi bagi transparansi, akuntabilitas, dan demokratisasi data ekonomi dunia.
FAQ
- Kenapa GDP Amerika diterbitkan di blockchain dianggap bersejarah?
Karena ini pertama kalinya sebuah negara besar memindahkan data ekonomi resmi ke blockchain. Dampaknya bisa jadi preseden global dalam tata kelola data publik. - Apakah publik bisa langsung mengakses GDP Amerika lewat blockchain?
Ya, publik akan bisa mengakses angka GDP secara real-time di jaringan blockchain. Hal ini memudahkan analis, investor, hingga akademisi untuk memakai data asli tanpa perantara. - Bagaimana cara blockchain menjaga transparansi data ekonomi?
Blockchain mencatat data dalam sistem yang immutable (tidak bisa diubah). Setelah data GDP dipublikasikan, catatannya akan permanen, bisa diverifikasi siapa pun, dan sulit dimanipulasi. - Apakah langkah ini akan memengaruhi pasar kripto global?
Potensinya besar. Setiap langkah pemerintah besar yang mengadopsi blockchain sering jadi sentimen positif di pasar kripto karena memperkuat narasi legitimasi teknologi desentralisasi. - Apa risiko jika data ekonomi dipublikasikan di blockchain?
Risiko utamanya adalah akurasi input data. Jika sejak awal angka GDP salah atau bias, blockchain tidak otomatis membuatnya benar. Teknologi ini hanya mengunci data, bukan memvalidasi isi. - Apakah negara lain mungkin mengikuti jejak Amerika?
Sangat mungkin. Uni Eropa, Estonia, Singapura, dan Australia sudah membuktikan manfaat blockchain di sektor publik. Keputusan Amerika bisa mempercepat adopsi global. - Bagaimana penerbitan GDP onchain berdampak bagi investor ritel?
Investor ritel dapat mengakses data ekonomi resmi tanpa harus menunggu laporan media. Ini bisa membantu mereka membuat keputusan investasi lebih cepat dan berbasis data asli.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Blockchain, #Berita Donald Trump