Pernah kepikiran alasan kenapa harga Bitcoin (BTC) bisa tembus ratusan juta per koin sementara Dogecoin (DOGE) masih di level ribuan rupiah? Salah satu jawabannya ada di maximum supply.
Banyak orang tahu Bitcoin dibatasi 21 juta koin. Tapi, nggak semua paham kalau Dogecoin justru nggak punya batas supply sama sekali. Supply yang terus bertambah bikin DOGE jadi unik, sekaligus menimbulkan pertanyaan: apa dampaknya buat harga jangka panjang?
Kalau kamu pegang Dogecoin atau baru mau invest, paham soal mekanisme supply ini penting banget. Nggak cuma buat tahu sejarahnya, tapi juga buat analisis peluang dan risikonya di masa depan.
Nah, artikel ini bakal kupas tuntas soal maximum supply Dogecoin: mulai dari sejarah, dampak inflasi, perbandingan dengan aset lain, sampai analisis jangka panjang yang relevan buat investor.
Sejarah Supply Dogecoin: Dari Batas 100 Miliar ke Inflasi Permanen
Awalnya, Dogecoin dirilis tahun 2013 dengan batas maksimum 100 miliar koin. Tapi di 2014, developer resmi menghapus batasan ini dan mengubahnya menjadi kripto inflasi permanen.
Sejak saat itu, sekitar 5 miliar DOGE baru dicetak setiap tahun lewat mining. Akibatnya, supply Dogecoin terus bertambah tanpa batas absolut.
Per Agustus 2025, total supply Dogecoin sudah lebih dari 145 miliar DOGE beredar di pasar. Angka ini bakal terus bertambah 5 miliar per tahun. Transisi ini bikin Dogecoin beda jalur dengan Bitcoin yang sifatnya deflasi.
Kalau Bitcoin mengandalkan kelangkaan, Dogecoin justru menekankan pada ketersediaan tanpa batas.
Artikel menarik lainnya yang bisa kamu baca: Dogecoin vs Polygon: Cuan Meme atau Teknologi Serius?
Dampak Maximum Supply ke Harga & Inflasi
Karena nggak ada batas maksimal, Dogecoin masuk kategori aset inflasi. Secara teori, supply yang terus bertambah bisa bikin nilainya menurun kalau demand nggak ikut naik.
Tapi, ada hal menarik: meski jumlah cetakan 5 miliar DOGE per tahun tetap, persentase inflasi terhadap total supply makin kecil.
Contoh sederhana:
- Tahun 2014: 5 miliar DOGE = inflasi 5% dari 100 miliar total supply
- Tahun 2025: 5 miliar DOGE = inflasi 3,4% dari ±145 miliar total supply
- Tahun 2035 (perkiraan): inflasi bisa turun ke bawah 2%
Konsep ini disebut declining inflation rate, dan sebagian komunitas percaya ini bikin DOGE lebih stabil jangka panjang.
Perbandingan Supply: Dogecoin vs Bitcoin vs Ethereum
Biar lebih jelas, coba lihat perbandingan singkat berikut:
- Bitcoin (BTC): Maximum supply 21 juta ? model deflasi, kelangkaan jadi daya tarik utama.
- Ethereum (ETH): Nggak ada maximum supply, tapi sejak EIP-1559 ada mekanisme burn yang bisa bikin inflasi terkendali.
- Dogecoin (DOGE): Nggak ada maximum supply, dengan inflasi tetap 5 miliar per tahun tanpa mekanisme burn.
Dari sisi supply, Dogecoin lebih mirip fiat money karena supply selalu bertambah. Sementara Bitcoin lebih mirip “emas digital” dengan kelangkaannya.
Baca artikel selanjutnya yuk: Jaringan Ethereum Apa Saja? Ini 5 Daftar Terbaru 2025
Analisis Jangka Panjang Dogecoin
Apakah model inflasi bikin Dogecoin kurang menarik buat investasi? Nggak selalu. Semua balik lagi ke adopsi dan utilitas.
Dogecoin punya tiga kekuatan utama:
- Biaya transaksi rendah yang cocok buat pembayaran mikro.
- Konfirmasi cepat sehingga transaksi nggak nunggu lama.
- Komunitas besar dan salah satu yang paling aktif di kripto.
Kalau DOGE berhasil diintegrasikan ke platform besar seperti media sosial, e-commerce, atau gaming, demand bisa terus tumbuh meski supply bertambah.
Tapi kalau utilitas stagnan, inflasi bisa jadi beban harga. Jadi, kunci jangka panjang DOGE bukan cuma supply, tapi juga narasi pemakaian nyata.
Kesimpulan
Dogecoin nggak punya maximum supply sejak 2014, dengan tambahan tetap 5 miliar DOGE tiap tahun. Model ini bikin DOGE beda dengan Bitcoin yang deflasi.
Dari sisi investasi, kondisi ini jadi tantangan karena sulit dijadikan penyimpan nilai. Tapi dari sisi utilitas, Dogecoin bisa unggul untuk transaksi cepat dan murah.
Buat kamu yang lagi mempertimbangkan Dogecoin, penting untuk lihat dua sisi: risiko inflasi dan peluang adopsi. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kamu: mau jadikan DOGE sebagai alat trading, pembayaran, atau bagian kecil dari portofolio jangka panjang.
Itulah informasi menarik tentang maximum supply Dogecoin yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah Dogecoin punya maximum supply?
Tidak. Dogecoin tidak memiliki maximum supply sejak 2014. Supply terus bertambah 5 miliar DOGE setiap tahun melalui mining. - Berapa total supply Dogecoin saat ini?
Per Agustus 2025, total supply Dogecoin sudah menembus ±145 miliar DOGE, dan angka ini akan terus naik 5 miliar per tahun. - Apa dampak inflasi Dogecoin terhadap harga?
Inflasi berpotensi menekan harga jika demand stagnan. Tapi karena persentase inflasi makin kecil tiap tahun, DOGE bisa lebih stabil jika adopsi meningkat. - Mengapa Dogecoin dibuat tanpa batasan supply?
Supaya DOGE bisa dipakai sebagai alat pembayaran sehari-hari, mirip uang fiat, tanpa kendala kelangkaan. - Lebih baik pilih Dogecoin atau Bitcoin dari sisi supply?
Bitcoin cocok buat store of value karena supply deflasi. Dogecoin lebih pas untuk transaksi mikro karena supply inflasi tetap. Pilihannya tergantung tujuan investasimu.
Author: Fau & EH