Kalau kamu pernah berkutat dengan smart contract, nama OpenZeppelin pasti sudah tidak asing lagi. Library ini seperti kitab suci bagi para developer blockchain. Ia menyediakan fondasi keamanan, standar industri, dan komponen siap pakai untuk membangun kontrak pintar di berbagai jaringan Ethereum Virtual Machine (EVM).
Tapi seiring waktu, kebutuhan developer pun berkembang. Beberapa proyek ingin sesuatu yang lebih ringan, lebih cepat, atau lebih modular. Maka lahirlah berbagai alternatif dari OpenZeppelin yang kini mulai mencuri perhatian komunitas. Nah, dalam artikel ini kamu akan diajak mengenal OpenZeppelin dari akarnya—siapa pencetusnya, kenapa ia begitu populer, dan apa saja tiga pesaing utamanya di tahun 2025 yang layak kamu pertimbangkan.
Apa Itu OpenZeppelin?
OpenZeppelin adalah sebuah framework open-source yang menyediakan pustaka smart contract yang aman, reusable, dan telah diaudit oleh komunitas serta tim profesional. Framework ini menjadi alat bantu utama bagi para developer yang membangun aplikasi terdesentralisasi (dApps) di jaringan blockchain seperti Ethereum, Arbitrum, StarkNet, dan Stellar.
Di dalamnya terdapat kumpulan kontrak pintar standar seperti ERC-20, ERC-721, Ownable, AccessControl, hingga mekanisme upgradeable contracts. Semua ditulis dalam bahasa Solidity dan dirancang agar mudah diintegrasikan tanpa harus menulis ulang dari nol. Selain itu, OpenZeppelin juga menyediakan tool seperti Contracts Wizard yang bisa menghasilkan smart contract melalui UI interaktif, serta Defender, platform operasional yang membantu deployment, relayer, dan monitoring kontrak pintar secara otomatis.
Dengan pendekatan yang terstandarisasi dan aman, OpenZeppelin telah menjadi fondasi tak tergantikan dalam dunia smart contract modern.
Siapa Pencetus OpenZeppelin dan Siapa yang Mengelolanya?
OpenZeppelin bukanlah proyek anonim. Framework ini pertama kali diprakarsai oleh seorang developer asal Argentina bernama Manuel Araoz. Ia adalah salah satu figur awal di komunitas Ethereum dan Bitcoin yang juga pernah mengerjakan proyek Streamium—platform streaming berbasis Bitcoin.
Pada tahun 2016, Manuel bersama timnya mendirikan Zeppelin Solutions dan merilis proyek yang kemudian dikenal sebagai ZeppelinOS—cikal bakal dari OpenZeppelin Contracts yang kita kenal hari ini. Seiring waktu, proyek ini berkembang pesat dan akhirnya membentuk entitas profesional bernama OpenZeppelin Inc., yang kini beroperasi secara global.
Mereka tidak hanya mengembangkan library open-source, tapi juga menyediakan layanan audit keamanan profesional untuk proyek-proyek besar di dunia blockchain, termasuk Aave, The Graph, Compound, dan Coinbase. Hingga tahun 2025, OpenZeppelin terus tumbuh dan menjadi standar emas untuk pengembangan smart contract yang aman.
Kenapa OpenZeppelin Begitu Populer?
Salah satu alasan utama OpenZeppelin tetap bertahan sebagai pilihan utama adalah tingkat keamanannya yang tinggi. Seluruh kontrak di dalam library telah melalui proses audit terbuka, validasi komunitas, serta pengujian bertahun-tahun dalam ekosistem Ethereum.
Selain itu, dukungan komunitas yang luas, dokumentasi yang lengkap, serta kompatibilitas lintas blockchain menjadikan OpenZeppelin sangat ramah bagi pemula hingga developer senior. Update rutin juga menjadi nilai tambah: versi terbaru, Contracts v5.3, hadir di tahun 2025 dengan fitur-fitur baru seperti SuperQuorum, Proposal Guard, serta dukungan standar multi-token seperti ERC-6909.
Namun, tidak semua proyek memerlukan bobot sebesar itu. Di sinilah kebutuhan akan alternatif yang lebih ramping dan efisien mulai muncul.
Solmate: Minimalis dan Hemat Gas Tanpa Banyak Bloat
Bila kamu sedang mengembangkan protokol DeFi, DEX, atau staking platform, dan gas fee menjadi perhatian utama, maka Solmate adalah salah satu alternatif yang layak dipertimbangkan. Library ini dikembangkan oleh tim dari Rari Capital dengan filosofi: “cukupkan dengan yang esensial.”
Solmate menawarkan implementasi kontrak pintar seperti ERC-20, ERC-721, dan multisig wallet dengan struktur yang jauh lebih ringan dibandingkan OpenZeppelin. Secara rata-rata, kontrak dari Solmate bisa menghemat gas hingga 20%–30% tergantung implementasinya.
Solmate juga memudahkan kamu dalam membangun sistem smart contract modular yang efisien, tanpa membawa serta semua fitur tambahan yang mungkin tidak kamu butuhkan. Tetapi, karena pendekatannya minimalis, tanggung jawab pengamanan kode lebih besar berada di tangan developer. Bagi yang belum terbiasa dengan testing mendalam, ini bisa menjadi tantangan tersendiri.
Meski demikian, untuk proyek yang ingin cepat, ringan, dan terukur, Solmate memberikan efisiensi yang sulit dikalahkan.
Solady: Ekstrem Hemat Gas, Tapi Butuh Skill Tinggi
Kalau Solmate sudah ringan, maka Solady membawa konsep efisiensi ke level berikutnya. Library ini didesain ultra ringan dengan banyak bagian ditulis dalam inline assembly—yaitu kode tingkat rendah dalam Solidity.
Solady tidak hanya lebih kecil dalam ukuran bytecode, tapi juga lebih cepat dan lebih hemat gas. Ia sangat cocok untuk developer yang sudah terbiasa membangun dApps dengan performa tinggi dan ingin mengoptimalkan biaya gas semaksimal mungkin.
Namun, di balik kekuatannya, Solady memiliki tantangan serius. Dokumentasinya masih terbatas, struktur kodenya lebih rumit, dan tidak menyediakan banyak pengaman default seperti OpenZeppelin. Library ini tidak disarankan untuk pemula atau proyek yang tidak memiliki prosedur audit internal yang kuat.
Jika kamu ingin kecepatan dan kontrol penuh atas kontrakmu, dan paham risiko-risikonya, maka Solady bisa jadi alat yang sangat tajam.
SolidState: Modular, Upgradeable, dan Siap Proyek Besar
Jika proyek kamu dirancang untuk jangka panjang dan membutuhkan kontrak yang bisa di-upgrade, maka SolidState-Solidity adalah pilihan paling ideal.
Berbeda dari Solmate atau Solady yang fokus pada efisiensi, SolidState mengedepankan arsitektur modular dan dukungan terhadap berbagai pola upgrade seperti proxy pattern, Diamond Standard (EIP-2535), dan storage layout yang kompleks.
SolidState memungkinkan kamu membangun sistem smart contract seperti microservices, di mana setiap komponen bisa diatur, ditingkatkan, atau diganti secara terpisah tanpa mengganggu logika keseluruhan. Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, kamu perlu pemahaman mendalam soal struktur kontrak dan inheritance di Solidity.
Dalam konteks DAO, staking-as-a-service, atau dApp enterprise, SolidState adalah investasi arsitektural yang sangat tepat.
Lalu, Mana yang Cocok untuk Kamu?
Setiap library punya keunggulan dan kekurangannya. OpenZeppelin memang unggul dalam keamanan dan kenyamanan, tapi Solmate bisa memberikan efisiensi yang lebih besar. Solady unggul dalam performa, tapi penuh tantangan teknis. Sementara SolidState adalah solusi jangka panjang untuk proyek yang kompleks dan modular.
Kalau kamu masih di tahap belajar atau proyekmu berisiko tinggi, OpenZeppelin tetap yang paling direkomendasikan. Tapi jika kamu ingin eksperimen atau efisiensi maksimal, cobalah Solmate atau Solady. Dan jika kamu membangun sistem yang akan terus berkembang, SolidState-lah jawabannya.
Menariknya, banyak tim developer kini mulai menggabungkan dua atau lebih library sekaligus. Misalnya, mereka menggunakan OpenZeppelin untuk bagian-bagian sensitif, lalu Solmate untuk fungsi ringan yang banyak dipanggil, demi mengurangi biaya gas.
Itulah informasi menarik tentang OpenZeppelin yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu OpenZeppelin?
OpenZeppelin adalah library open-source untuk membangun smart contract yang aman, modular, dan telah diaudit. Banyak digunakan di blockchain Ethereum dan EVM lainnya.
2. Siapa pendiri OpenZeppelin?
OpenZeppelin diprakarsai oleh Manuel Araoz dan timnya di Zeppelin Solutions pada tahun 2016. Sekarang dikelola oleh OpenZeppelin Inc. secara global.
3. Apakah OpenZeppelin masih relevan di 2025?
Masih sangat relevan. Mereka baru saja merilis Contracts v5.3 dengan fitur-fitur baru dan mendukung berbagai jaringan blockchain.
4. Apa kelemahan OpenZeppelin?
Ukuran kontraknya cukup besar dan bisa memakan gas tinggi. Fitur-fiturnya juga banyak, meski tidak semuanya dibutuhkan dalam proyek kecil.
5. Apa keunggulan Solmate dibanding OpenZeppelin?
Solmate lebih hemat gas dan minimalis. Cocok untuk protokol DeFi yang ingin efisien, tapi tetap butuh pengamanan tambahan.
6. Apakah Solady aman digunakan?
Aman jika kamu menguasai teknik advanced di Solidity. Tapi untuk pemula, sangat tidak disarankan karena minim fitur pelindung.
7. Apakah SolidState mendukung kontrak bisa di-upgrade?
Ya. SolidState adalah pilihan terbaik untuk arsitektur proxy, modular, dan sistem upgradeable.
8. Apakah semua library ini gratis?
Ya. Semuanya bersifat open-source dan bisa digunakan bebas oleh siapa pun. Tapi pastikan kamu paham lisensi masing-masing.
9. Bolehkah gabungkan beberapa library sekaligus?
Boleh. Banyak proyek modern yang menggabungkan dua atau lebih library demi efisiensi dan keamanan optimal.