Co-founder Ethereum (ETH), Vitalik Buterin, memperingatkan bahaya penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) dalam tata kelola (governance) proyek crypto.
Menurutnya, AI yang dipakai sebagai pengambil keputusan bisa menjadi celah besar karena mudah dieksploitasi lewat jailbreak.
AI Governance Dianggap Rawan Serangan
Peringatan ini muncul setelah pembaruan terbaru ChatGPT terbukti dapat dimanipulasi untuk membocorkan data pribadi.
Pendiri EdisonWatch, Eito Miyamura, menunjukkan bagaimana fitur baru Model Context Protocol tools bisa dieksploitasi hanya dengan mengirim undangan kalender berisi jailbreak prompt.
We got ChatGPT to leak your private email data ??
All you need? The victim’s email address. ??????
On Wednesday, @OpenAI added full support for MCP (Model Context Protocol) tools in ChatGPT. Allowing ChatGPT to connect and read your Gmail, Calendar, Sharepoint, Notion,… pic.twitter.com/E5VuhZp2u2
— Eito Miyamura | ???? (@Eito_Miyamura) September 12, 2025
Saat pengguna meminta AI membaca kalendernya, sistem dapat diambil alih penyerang dan diarahkan untuk membuka hingga meneruskan email korban.
Celah ini disebut Miyamura sebagai “risiko keamanan serius” karena memanfaatkan kebiasaan pengguna yang cenderung menyetujui akses AI tanpa pertimbangan panjang.
Baca juga artikel populer: Apa Itu Nano Banana AI? Fitur Baru Gemini 2.5 Flash
Risiko Fatal di Tata Kelola crypto
Buterin menekankan, jika AI digunakan untuk mengatur dana komunitas atau menentukan kebijakan protokol, celah jailbreak bisa berakibat fatal.
“Kalau kamu pakai AI untuk alokasi dana kontribusi, orang pasti akan menyisipkan jailbreak dengan perintah ‘gimme all the money’ sebanyak mungkin,” tulis Buterin pada postingannya di X.
Ia menilai model seperti ini akan membuka peluang bagi peretas untuk menguasai keputusan penting dalam ekosistem crypto.
Alternatif “Info Finance Approach”
Sebagai solusi, Buterin menawarkan konsep info finance approach. Dalam model ini, tata kelola tidak mengandalkan satu AI tunggal, melainkan pasar terbuka tempat berbagai model bisa berkontribusi.
Setiap kontribusi dapat diuji lewat mekanisme spot-check yang diawasi oleh juri manusia.
Pendekatan ini dianggap lebih tahan banting karena menciptakan diversitas model, insentif ekonomi, serta verifikasi manusia yang mengurangi risiko manipulasi.
Konsep serupa sudah ia tulis sejak November 2024, di mana prediction market dipandang lebih efektif untuk mengumpulkan informasi yang akurat.
Mengingatkan Bahaya “Naive AI Governance”
Buterin menegaskan bahwa “naive AI governance” adalah ide buruk. Meski AI mampu menjalankan tugas kompleks, sistem ini tetap bisa “ditipu” dengan cara sederhana.
Oleh karena itu, governance crypto perlu mengedepankan desain institusi yang memadukan AI, mekanisme pasar, dan pengawasan manusia agar lebih aman.
Baca berita selanjutnya: Gila! Albania Angkat AI Bot Jadi Menteri untuk Cegah Korupsi
Kesimpulan
Peringatan Buterin menyoroti sisi gelap integrasi AI dalam dunia crypto. Alih-alih menyerahkan kendali penuh pada sistem AI, ia mendorong terciptanya tata kelola yang menggabungkan teknologi, pasar, dan verifikasi manusia.
Pesannya jelas: AI bisa membantu, tapi tidak layak menjadi penguasa penuh dalam pengambilan keputusan crypto.
FAQ
- Apa itu AI governance di crypto?
AI governance adalah konsep penggunaan kecerdasan buatan untuk mengatur keputusan dalam protokol crypto, seperti alokasi dana atau voting. - Mengapa Vitalik Buterin menolak ide AI governance?
Karena AI mudah dieksploitasi lewat jailbreak, sehingga bisa mengancam keamanan dana komunitas dan membuat protokol crypto rentan diretas. - Apa itu jailbreak dalam AI?
Jailbreak adalah trik dengan memberikan perintah tersembunyi kepada AI agar melanggar aturan awalnya dan menjalankan instruksi berbahaya. - Apa alternatif yang ditawarkan Buterin?
Buterin mengusulkan info finance approach, yakni sistem terbuka yang menggabungkan kontribusi banyak model AI dengan verifikasi manusia melalui spot-check. - Apakah AI sama sekali tidak bisa dipakai di dunia crypto?
AI tetap berguna, misalnya untuk analisis data, trading bot, atau manajemen risiko. Namun, untuk keputusan governance, AI sebaiknya hanya berperan sebagai alat bantu, bukan penentu tunggal. - Apa risiko jika governance crypto sepenuhnya dikelola AI?
Risikonya meliputi pengambilalihan dana komunitas, manipulasi kebijakan protokol, dan kebocoran data pribadi akibat celah keamanan.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cointelegraph – Buterin says AI-run crypto governance a ‘bad idea’ due to jailbreaks, diakses pada 15 September 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Ethereum, #Berita Tokoh Kripto Dunia, #Berita Artificial intelligence (AI), #Berita Blockchain