Jumlah Ethereum (ETH) yang tersimpan di bursa kripto sentral anjlok ke titik terendah sejak 2016.

Sumber Gambar: Glassnode via Cointelegraph
Menurut data Glassnode, per 19 September 2025 saldo ETH di exchange hanya sekitar 14,8 juta ETH. Angka ini turun 20% sejak pertengahan Juli, menandai percepatan “exodus” Ethereum dari bursa.
Institusi Jadi Penyerap Terbesar ETH

Sumber Gambar: StrategicEthReserve
Laporan StrategicEthReserve mencatat, sejak April, sebanyak 68 entitas institusional telah membeli sekitar 5,26 juta ETH senilai USD 21,7 miliar atau setara 4,3% dari total suplai.
Sebagian besar dialihkan ke staking untuk mendapatkan imbal hasil tambahan, bukan disimpan di exchange. Selain itu, ETF spot Ethereum di Amerika Serikat juga terus menarik aliran dana baru.
Total kepemilikan ETF kini mencapai 6,75 juta ETH senilai hampir USD 28 miliar, atau 5,6% dari suplai beredar. Dengan kata lain, hampir 10% pasokan ETH global kini dikuasai entitas institusi.
Baca juga artikel terkait: Pemilik Ethereum Terbanyak: Siapa Whale ETH Terbesar?
Tekanan Jual Berkurang, Likuiditas di Exchange Menyusut
CryptoQuant melaporkan rasio pasokan ETH di exchange turun ke 0,14, level terendah sejak Juli 2016.
Data tambahan dari platform analitik yang sama juga mengungkapkan bahwa rata-rata pergerakan 30 hari (30-day moving average) aliran bersih Ethereum di exchange kini mencapai titik tertinggi sejak akhir 2022, menandakan percepatan arus keluar dari bursa.

Sumber Gambar: Glassnode via Cointelegraph
Glassnode juga mencatat perubahan posisi bersih exchange menunjukkan outflow 2,18 juta ETH pada 18 September, salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir.
Menurut analis CryptoOnchain, penarikan berskala besar ini sering kali menandakan pergeseran ke self-custody atau penempatan di DeFi, yang pada gilirannya mengurangi likuiditas di exchange dan menekan potensi aksi jual langsung.
Turunnya saldo ETH di exchange menjadi sinyal bahwa investor lebih memilih memindahkan aset mereka ke cold storage, staking, atau protokol DeFi untuk mendapatkan imbal hasil.
Dengan kondisi ini, tekanan jual dalam jangka pendek cenderung berkurang karena ETH tidak tersedia di pasar. Sebaliknya, jika pasokan ETH di exchange meningkat, hal tersebut kerap diartikan sebagai persiapan investor untuk melepas aset mereka.
Narasi “Wall Street Glow-Up” untuk Ethereum
Fenomena penurunan saldo ETH di exchange ini bahkan disebut analis BTC Markets, Rachael Lucas, sebagai bentuk “Wall Street glow-up.”
Menurutnya, institusi dan treasury besar kini semakin agresif menumpuk Ethereum, ditambah dengan pasokan di exchange yang jatuh ke titik terendah sembilan tahun.
@ethereum is getting the Wall Street glow-up. Treasuries are stacking ETH, exchange supply hits 9-year low, and Tom Lee’s calling US$10K to US$15K by year-end. BitMine holds 2.4M ETH. @btcmarkets
— Rachael (@Rachael_M_Lucas) September 24, 2025
Optimisme juga datang dari Tom Lee yang memperkirakan harga ETH bisa melesat hingga $10.000–$15.000 pada akhir 2025.
Narasi bullish dari kalangan analis dan institusi ini memberi sinyal kuat bahwa Ethereum mulai dianggap aset strategis di level Wall Street.
Namun, di sisi lain, harga ETH dalam sepekan terakhir justru terkoreksi lebih dari 11% dan sempat turun di bawah $4.100, menegaskan bahwa meski akumulasi institusional semakin kuat, volatilitas jangka pendek tetap tidak bisa diabaikan.
Baca selengkapnya: Tom Lee: Bitcoin & Ethereum Siap Meledak Dahsyat 3 Bulan Lagi
Kesimpulan
Data terbaru menunjukkan pasokan Ethereum di exchange makin seret, tersedot oleh institusi dan ETF yang agresif menambah kepemilikan.
Situasi ini berpotensi mengurangi tekanan jual dan mendukung sentimen bullish jangka panjang.
Namun, investor ritel tetap perlu waspada karena volatilitas harga dalam jangka pendek bisa tetap terjadi.
FAQ
- Apa arti pasokan Ethereum di exchange turun?
Turunnya saldo ETH di exchange biasanya berarti investor lebih memilih menyimpan di cold storage, staking, atau DeFi. Artinya, tekanan jual berkurang karena ETH tidak siap dilepas ke pasar. - Kenapa institusi mulai banyak mengoleksi Ethereum?
Institusi melihat ETH sebagai aset strategis, terutama dengan adanya ETF spot dan peluang yield dari staking. Faktor ini membuat mereka agresif akumulasi. - Apakah pasokan ETH rendah di exchange pasti membuat harga naik?
Tidak selalu. Supply yang rendah bisa mendukung tren bullish jangka panjang, tetapi harga tetap dipengaruhi sentimen pasar, regulasi, dan kondisi makroekonomi. - Berapa persen ETH saat ini dikuasai institusi?
Sekitar 10% pasokan ETH global sudah berada di tangan institusi, baik melalui treasury maupun ETF spot. Jumlah ini terus meningkat sejak pertengahan 2025. - Apa risiko jika ETH makin sedikit di exchange?
Likuiditas di exchange bisa menurun, sehingga pergerakan harga bisa makin volatil. Untuk trader ritel, ini berarti potensi lonjakan harga lebih tajam, tapi juga risiko koreksi besar tetap ada.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cointelegraph – Ether supply on exchanges hits 9-year low amid ‘Wall Street glow up’, diakses pada 25 September 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Ethereum, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini