Bangkrut Adalah Risiko Nyata: Dari Bisnis ke Investasi Kripto

Pernah nggak kamu lihat seseorang yang awalnya usahanya lancar, tapi tiba-tiba terpaksa tutup karena nggak sanggup bayar utang? Atau mungkin kamu pernah dengar cerita teman yang dulu semangat banget masuk ke saham atau kripto, eh beberapa bulan kemudian modalnya lenyap?

Situasi kayak gini bikin banyak orang waspada dengan kata bangkrut. Wajar saja, karena bangkrut bukan sekadar istilah, tapi realita pahit yang bisa menimpa siapa saja. Dan di era investasi digital seperti sekarang, risiko ini terasa makin dekat.

Bangkrut sering dipandang sebagai akhir segalanya. Padahal, seharusnya bisa kita lihat sebagai peringatan keras bahwa ada yang salah dalam mengatur keuangan. 

Dengan pemahaman yang tepat, risiko ini bisa diantisipasi. Nah, mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu bangkrut, kenapa bisa terjadi, dan bagaimana mencegahnya, termasuk kaitannya dengan investasi kripto yang makin populer.

Apa Itu Bangkrut? Lebih dari Sekadar Jatuh Miskin

Menurut KBBI, bangkrut berarti menderita kerugian besar hingga jatuh. Dalam bahasa finansial, kondisi ini terjadi ketika seseorang atau perusahaan nggak lagi sanggup bayar kewajiban karena jumlah aset lebih kecil dibanding total utang. Jadi, bangkrut bukan sekadar kehabisan uang belanja harian, tapi situasi di mana seluruh struktur keuangan macet.

Kalau dilihat di dunia nyata, bangkrut bisa menimpa pebisnis yang salah kelola modal, individu yang terlalu berani ambil pinjaman konsumtif, bahkan perusahaan besar sekalipun.

Penyebab Bangkrut: Dari Salah Kelola sampai Guncangan Eksternal

Bangkrut biasanya nggak datang dalam semalam. Ada pola yang bisa dikenali lebih awal. Beberapa penyebab utama antara lain:

• Manajemen keuangan yang buruk: tidak ada pencatatan jelas, keuangan bercampur antara pribadi dan usaha.
• Utang berlebihan: mengambil pinjaman terus menerus tanpa perhitungan, hingga bunga menumpuk.
• Kerugian usaha atau investasi: bisnis gagal, saham jatuh, atau instrumen investasi tidak sesuai harapan.
• Faktor eksternal: krisis ekonomi, pandemi, inflasi tinggi, atau perubahan regulasi.

Di sektor keuangan tradisional, salah kelola risiko dan leverage berlebihan juga sering jadi biang kerok gagal bayar.

Bangkrut dalam Dunia Kripto

Ketika kita bicara bangkrut di kripto, gambarnya jadi lebih berwarna. Ada investor pemula yang membeli Bitcoin atau altcoin di harga tertinggi, lalu menjualnya di titik terendah karena panik. 

Ada pula perusahaan kripto yang dulunya digadang-gadang bakal jadi raksasa industri, tapi runtuh hanya dalam hitungan bulan. Kasus seperti kejatuhan Terra Luna, FTX, hingga Celsius jadi contoh nyata bagaimana bangkrut di ekosistem digital bisa berdampak luas.

Sumber Gambar: Coingecko.com/research

Data dari CoinGecko (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 50% proyek kripto yang diluncurkan sejak 2019 sudah tidak aktif lagi atau masuk kategori “dead coin”. Artinya, risiko kehilangan modal di kripto bukan sekadar teori, tapi kenyataan yang sering terjadi.

Perbedaannya dengan dunia konvensional terletak pada kecepatannya. Volatilitas harga kripto, psikologi pasar yang penuh emosi, dan minimnya regulasi membuat risiko bangkrut jauh lebih tinggi. 

Di sini, faktor psikologis seperti FOMO (fear of missing out), serakah, dan panik sering kali lebih menentukan hasil akhir dibanding analisis teknis atau fundamental.

Kenapa Bisa Bangkrut di Kripto?

Kalau ditelusuri lebih dalam, ada beberapa akar masalah utama yang bikin orang atau perusahaan bisa bangkrut di dunia kripto:

• Over leverage: menggunakan margin trading tanpa disiplin, berharap keuntungan besar tapi justru kehilangan semua modal.
• Tidak menggunakan dana dingin: investasi dengan uang kebutuhan sehari-hari, sehingga tekanan emosinya lebih besar.
• Kurang diversifikasi: menaruh semua modal pada satu koin atau proyek, padahal risikonya tinggi.
• Tergiur scam dan rug pull: banyak proyek kripto menawarkan janji manis yang berakhir hilangnya aset investor.
• Minim edukasi: ikut-ikutan tren tanpa paham dasar investasi dan risiko.

Cara Menghindari Bangkrut Saat Investasi Kripto

Meski terdengar menakutkan, bangkrut bukan berarti tak bisa dicegah. Ada beberapa prinsip sederhana yang bisa kamu terapkan:

1. Gunakan dana dingin: selalu pakai uang yang siap hilang, bukan uang untuk kebutuhan pokok.
2. Kelola risiko dengan disiplin: pasang stop loss, tentukan target keuntungan, dan jangan serakah.
3. Diversifikasi portofolio: jangan all-in, sebarkan modal ke beberapa aset yang berbeda.
4. Riset sebelum membeli: baca whitepaper, cek reputasi tim pengembang, dan lihat komunitas proyek.
5. Terus belajar: ikuti sumber edukasi terpercaya seperti belajar investasi kripto Indodax Academy untuk memperkuat wawasan.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, kamu bisa lebih tenang menghadapi fluktuasi kripto. Ingat, di balik setiap peluang cuan selalu ada risiko, tapi dengan strategi yang tepat, risiko bangkrut bisa diminimalisir.

Penutup: Bangkrut Sebagai Alarm, Bukan Titik Akhir

Bangkrut adalah risiko nyata yang bisa menimpa siapa saja, baik di bisnis konvensional maupun di kripto. Bedanya, di kripto proses jatuh ke titik itu bisa lebih cepat jika kita abai. Tapi di sisi lain, bangkrut juga bisa jadi guru terbaik sebuah alarm yang memaksa kita untuk lebih disiplin, hati-hati, dan terus belajar.

Kalau kamu baru memulai perjalanan investasi, jangan hanya fokus ke potensi keuntungan. Pikirkan juga bagaimana caranya bertahan dalam jangka panjang. 

Karena pada akhirnya, yang bisa menjaga kamu tetap di jalur adalah edukasi, manajemen risiko, dan kesadaran bahwa kripto bukan jalan pintas menuju kaya, melainkan arena yang butuh strategi.

Itulah informasi menarik tentang Bangkrut Adalah Risiko Nyata: Dari Bisnis ke Kripto  yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.

Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.

Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

FAQ

1. Apa arti kata bangkrut dalam konteks finansial?
   Bangkrut adalah kondisi ketika seseorang atau perusahaan tidak mampu bayar kewajiban karena aset lebih kecil daripada total utang.
2. Apakah orang bisa bangkrut karena trading kripto?
   Bisa. Banyak investor kehilangan seluruh modal karena salah strategi, ikut tren tanpa riset, atau terjebak leverage berlebihan.
3. Apa contoh perusahaan kripto yang bangkrut?
   Beberapa contoh besar adalah FTX, Terra Luna, dan Celsius yang kolaps dan meninggalkan kerugian miliaran dolar.
4. Bagaimana cara mencegah bangkrut saat investasi aset digital?
   Gunakan dana dingin, kelola risiko dengan disiplin, diversifikasi portofolio, dan riset sebelum berinvestasi.
5. Apa bedanya rugi dengan bangkrut di kripto?
   Rugi adalah kondisi sementara yang masih bisa dipulihkan. Bangkrut berarti kerugian sudah menggerus seluruh modal dan tidak ada lagi kemampuan menutup kewajiban.

Author:  AL