Harga Bitcoin (BTC) kembali menguat di atas US$125.000 atau setara sekitar Rp2,07 miliar (kurs Rp16.548), seiring meningkatnya sentimen positif dari Asia.
Pemicu utamanya datang dari Jepang, setelah terpilihnya Sanae Takaichi sebagai Perdana Menteri baru yang dikenal pro terhadap kebijakan kripto dan pertumbuhan ekonomi digital.
Akibat dari dukungan Sanae Takaichi, benarkah bisa mempengaruhi harga Bitcoin ke angka yang lebih tinggi lagi?
Dukungan PM Jepang Picu Optimisme Pasar Kripto
Sanae Takaichi’s election as the new leader of the Liberal Democratic Party has changed the dynamics among opposition parties regarding whom the ruling LDP-Komeito bloc will join forces with.https://t.co/aRDa7kWXml
— The Japan News (@The_Japan_News) October 6, 2025
Pasar finansial global menyambut positif kepemimpinan Takaichi. Dalam dua hari pasca pengumuman, indeks Nikkei melonjak 5%, sementara aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum ikut menguat.
Sebagai tokoh konservatif yang dikenal progresif dalam hal inovasi, Takaichi sejak lama mendukung pajak ramah inovasi dan adopsi aset digital, termasuk kemungkinan donasi politik dalam bentuk kripto.
Langkah ini menandai perubahan besar bagi Jepang — salah satu pasar keuangan terbesar dunia — yang selama ini dikenal hati-hati terhadap aset digital.
Para analis menilai kebijakan pro-kripto ini dapat mendorong arus investasi baru ke pasar kripto Asia, sekaligus memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset lindung nilai global.
Baca artikel terkait: Harga Bitcoin Hari Ini Sentuh Rp2 Miliar! Siap-Siap All-Time High?
Harga Bitcoin Hari Ini

Grafik harga BTC hari ini(07/10) | Sumber: CoinMarketCap
Saat artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di harga US$125.142. Jika dilihat dari sisi teknikal, Bitcoin masih mempertahankan tren naik kuat setelah menembus zona konsolidasi US$118.000–US$120.000 awal Oktober.
Saat ini BTC bergerak di kisaran US$123.000–US$126.000, dengan struktur harga menunjukkan higher lows dan higher highs.
Analisa Para Tokoh Terhadap Harga Bitcoin

Geoffrey Kendrick | Sumber: x.com/@XRP_avenger
Analis Geoffrey Kendrick dari Standard Chartered memperkirakan bahwa Bitcoin bisa menembus US$135.000 (sekitar Rp2,23 miliar) dalam waktu dekat, bahkan mencapai US$160.000 (sekitar Rp2,65 miliar) sebelum akhir tahun jika arus dana dari ETF spot terus mengalir.
Grafik 4 jam menunjukkan pola Bearish Butterfly harmonic mendekati area Potential Reversal Zone (PRZ) di US$128.000–US$130.000, namun para analis menyebut pola ini lebih menggambarkan fase konsolidasi sehat ketimbang tanda pembalikan besar.
Jika harga stabil di atas US$124.600, tren bullish jangka menengah masih kuat.
Baca artikel terkait: Michael Saylor Beri Kode “Happy Uptober”, Tanda Bull Bitcoin Sebentar Lagi?
Arus Dana ETF & Safe-Haven Dukung Reli Bitcoin
Data dari Standard Chartered dan Glassnode memperlihatkan bahwa ETF Bitcoin spot telah menarik lebih dari US$20 miliar sejak awal 2025, mendorong permintaan institusional melonjak.
Di sisi lain, ketidakpastian politik di Amerika Serikat akibat potensi shutdown pemerintahan membuat investor global mencari aset aman — dan Bitcoin kembali berperan sebagai safe haven digital.
Kombinasi faktor makro, likuiditas ETF, dan kebijakan pro-kripto Jepang memperkuat pandangan bahwa BTC masih punya ruang untuk reli lanjutan menuju kisaran US$160.000 (Rp2,6 miliar).
Kesimpulan
Kenaikan harga Bitcoin di atas Rp2 miliar bukan sekadar dorongan teknikal, tapi hasil gabungan dari optimisme kebijakan Jepang dan arus dana ETF.
Dengan struktur pasar yang masih bullish dan dukungan sentimen global, reli menuju Rp2,6 miliar masih sangat mungkin terjadi jika momentum beli terus berlanjut.
Namun, analis mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek di area US$128.000–US$130.000 sebelum tren naik kembali berlanjut.
FAQ Seputar Bitcoin & Dukungan PM Jepang
- Siapa PM baru Jepang dan kenapa penting bagi pasar kripto?
PM baru Jepang, Sanae Takaichi, dikenal mendukung inovasi digital dan kebijakan ramah kripto, yang bisa mendorong adopsi aset digital di Asia. - Berapa harga Bitcoin saat ini dalam rupiah?
Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$125.000 atau sekitar Rp2,07 miliar (kurs Rp16.548). - Mengapa Bitcoin bisa naik ke Rp2,6 miliar menurut analis?
Tren naik didorong oleh arus dana ETF spot, permintaan institusional, dan dukungan kebijakan pro-kripto Jepang yang memperkuat kepercayaan pasar. - Bagaimana pengaruh profit besar Michael Saylor terhadap sentimen pasar?
Keuntungan besar Strategy Inc. memperkuat kepercayaan investor bahwa Bitcoin tetap menjadi aset unggulan jangka panjang. - Apakah sekarang waktu yang tepat masuk ke pasar Bitcoin?
Selama harga bertahan di atas US$124.000, tren masih bullish. Tapi investor sebaiknya melakukan entry bertahap untuk mengantisipasi volatilitas di level resistance $128K–$130K.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Alo
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #ETF Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini