PhoenixMiner 6.2c: Masih Layak Mining di 2025?
icon search
icon search

Top Performers

PhoenixMiner 6.2c: Masih Layak Mining di 2025?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

PhoenixMiner 6.2c: Masih Layak Mining di 2025?

PhoenixMiner 6.2c: Masih Layak Mining di 2025?

Daftar Isi

PhoenixMiner pernah jadi andalan banyak penambang GPU ketika Ethereum masih bisa ditambang. Performa yang kencang, konfigurasi yang tidak ribet, serta dukungan untuk kartu AMD dan Nvidia membuatnya begitu populer. Namun, sejak The Merge pada 2022—saat Ethereum resmi beralih ke proof of stake—landskap mining GPU berubah total. Kamu bisa membaca penjelasan lengkap tentang dampak The Merge pada sistem Ethereum dan nasib para penambang di artikel khusus Academy. Di titik ini, pertanyaan yang wajar kamu ajukan adalah: apakah PhoenixMiner 6.2c masih relevan di 2025, atau hanya tinggal nama besar dari fase sebelumnya? Artikel ini mengulas tuntas fungsi, risiko, dan alternatifnya, agar kamu bisa mengambil keputusan yang matang.

 

Apa itu PhoenixMiner 6.2c?

PhoenixMiner adalah perangkat lunak penambangan aset kripto berbasis GPU yang berfokus pada algoritma Ethash dan turunannya (Etchash). Program ini berjalan di Windows x64 dan Linux x64, serta mendukung kartu grafis AMD maupun Nvidia—bahkan ketika dua jenis GPU tersebut dipasang dalam satu rig campuran. Versi 6.2c dipandang sebagai rilis stabil terakhir yang banyak beredar, dan sampai sekarang masih dipakai sebagian penambang untuk koin yang kompatibel.

Salah satu ciri penting PhoenixMiner adalah adanya developer fee sebesar 0,65 persen. Secara praktis, setiap sekitar 90 menit, miner akan menambang untuk pengembang selama kira-kira 35 detik. Mekanisme ini lazim pada software mining dan menjadi “biaya tak terlihat” yang perlu kamu perhitungkan ketika membandingkan hasil bersih antarmoder miner. Selain itu, PhoenixMiner menyediakan kontrol granular seperti intensitas, pengaturan clock dan fan via perintah, serta fitur dual mining tertentu (misalnya kombinasi Ethash dengan Blake2s) pada setup yang mendukung.

Dengan pemahaman dasar ini, kamu bisa menilai konteks berikutnya: jika Ethereum tidak lagi bisa ditambang, lalu untuk apa PhoenixMiner dipakai sekarang?

 

Sejarah singkat dan rilis yang beredar

Di masa kejayaan mining Ethereum, PhoenixMiner muncul sebagai penerus “alamiah” bagi pengguna Claymore yang mencari kinerja, kestabilan, dan efisiensi lebih baik. Perkembangan versi 5.x hingga 6.x membuatnya matang di berbagai rig. Namun, pada 2021 sempat muncul peringatan komunitas terkait sumber unduhan yang hilang dan mismatch checksum. Sejak saat itu, kehati-hatian menjadi kata kunci ketika membahas PhoenixMiner: pengembangnya tetap anonim, dan rilis “resmi” jarang terlihat.

Menjelang dan setelah The Merge (2022), tidak ada pembaruan besar yang benar-benar baru. Versi 6.2c tetap menjadi patokan yang paling sering disebut. Di 2025, file yang beredar biasanya bersumber dari situs utama dan mirror komunitas seperti repositori yang memublikasikan ulang rilis lama. Kondisi ini tidak otomatis membuat PhoenixMiner berbahaya, tetapi menuntut disiplin keamanan yang lebih tinggi dari kamu sebagai pengguna.

Pada titik ini, kamu mungkin bertanya: jika update jarang, bukankah itu sinyal untuk berpindah? Jawabannya bergantung pada tujuan kamu memakai PhoenixMiner dan bagaimana kondisi jaringan koin yang masih kompatibel dengannya.

 

Relevansi PhoenixMiner di 2025

Setelah Ethereum beralih ke proof of stake, target paling umum untuk penambang GPU berbasis Ethash/Etchash adalah Ethereum Classic (ETC). Kamu bisa memahami lebih dalam tentang apa itu Ethereum Classic dan bagaimana sistem penambangannya bekerja lewat panduan di Academy. PhoenixMiner 6.2c masih dapat menambang ETC dan beberapa koin lain yang mempertahankan keluarga algoritma tersebut. Di 2025, jaringan ETC masih aktif dan memiliki basis hashrate besar—sekitar 293 TH/s—yang menandakan persaingan penambang GPU tetap ada. Ini menunjukkan bahwa software seperti PhoenixMiner belum benar-benar “punah”, hanya bergeser fungsi dan konteksnya.

Di sisi lain, realita profitabilitas berubah. Harga listrik yang tinggi, kompetisi hashrate, dan volatilitas harga koin membuat margin mengecil. PhoenixMiner bisa tetap berguna untuk kamu yang ingin “menghidupkan” rig lama, melakukan eksperimen teknis, atau memanfaatkan periode harga tertentu. Namun, ekspektasi perlu realistis: fokusnya bukan lagi mengejar ROI agresif seperti era pra-Merge, melainkan efisiensi dan kehati-hatian.

Dengan kerangka ini, kita masuk ke inti evaluasi: apa saja keunggulan dan kelemahan PhoenixMiner jika dilihat dari kacamata penambang GPU di 2025?

 

Keunggulan dan kelemahan yang perlu kamu pertimbangkan

Dari sisi keunggulan, PhoenixMiner terkenal stabil di banyak konfigurasi. Dukungan untuk AMD dan Nvidia memudahkan kamu mengelola rig campuran tanpa harus berganti alat. Devfee 0,65 persen tergolong rendah dibanding beberapa miner lain, sehingga selisih “biaya” dev lebih kecil terhadap hasil bersih. Optimalisasi yang irit daya pada sebagian kartu juga menjadi nilai tambah, terutama bila kamu menargetkan efisiensi watt per hash.

Namun, kelemahan pentingnya tidak bisa diabaikan. Minimnya pembaruan resmi sejak 2022 berarti perbaikan bug, patch keamanan, atau dukungan terhadap GPU baru tidak dapat diharapkan. Kondisi ekosistem rilis yang banyak bergantung pada mirror pihak ketiga meningkatkan risiko file palsu atau sisipan berbahaya. Selain itu, beberapa fitur modern—misalnya optimisasi spesifik untuk GPU generasi terbaru atau penanganan skenario pembatasan tertentu—lebih cepat tersedia pada miner yang aktif dikembangkan.

Jika kamu merasakan tarik-menarik antara stabilitas yang “cukup” dan kekhawatiran soal keamanan, kamu tidak sendirian. Sebagian komunitas tetap setia pada PhoenixMiner karena rig-nya memang “klop” dengan versi 6.2c. Sebagian lain lebih memilih beralih ke alat yang lebih terbaru untuk mendapatkan patch dan dukungan berkelanjutan. Pada akhirnya, pilihan kamu sebaiknya bertumpu pada standar keamanan pribadi dan target hasil yang diincar.

 

Keamanan: risiko nyata dan praktik aman yang sebaiknya kamu terapkan

Topik keamanan layak mendapat porsi tersendiri. Isu rilis yang sempat dipertanyakan beberapa tahun lalu menjadi pengingat bahwa sumber unduhan adalah titik paling kritis. Di 2025, kamu harus menganggap setiap file eksekusi sebagai objek yang perlu diverifikasi sebelum dijalankan. Untuk langkah lengkapnya, pelajari cara verifikasi file dan menjaga keamanan aset kripto saat mining agar kamu terhindar dari malware.

Praktik aman yang disarankan antara lain:

 

1. Unduh dari sumber tepercaya.

Prioritaskan situs utama dan repositori yang memang dikenal komunitas. Hindari situs yang tidak memiliki reputasi atau tautan yang berubah-ubah.

Verifikasi checksum (SHA256) sebelum ekstraksi dan eksekusi. Cocokkan hash file dengan nilai yang dipublikasikan pengelola rilis. Di Linux, kamu bisa menjalankan:

sha256sum PhoenixMiner_6.2c_Linux.tar.gz

Lalu pastikan nilai hash yang muncul identik dengan nilai referensi. Di Windows, kamu bisa menggunakan CertUtil:

CertUtil -hashfile PhoenixMiner_6.2c_Windows.zip SHA256

Bandingkan hasilnya dengan hash referensi yang sah.

2. Pisahkan lingkungan mining dari aset sensitif.

Jalankan PhoenixMiner di mesin/rig khusus. Jangan menyimpan wallet utama, kredensial bursa, atau berkas sensitif lain di perangkat yang sama.

3. Perbarui driver GPU dan sistem operasi.

Kerentanan seringkali dieksploitasi dari komponen yang tidak ditambal.

4. Gunakan pool tepercaya dan koneksi yang aman.

Konfigurasi SSL/TLS jika didukung, dan pantau log miner untuk anomali.

Dengan disiplin seperti ini, kamu menurunkan risiko yang bersumber dari file dan lingkungan eksekusi. Bukan berarti risikonya menghilang, tetapi kamu mendorongnya ke level yang lebih bisa diterima.

 

Alternatif yang masih aktif dikembangkan

Kalau kamu menginginkan alat yang rutin menerima pembaruan, beberapa miner GPU lain patut dipertimbangkan.

lolMiner dikenal rajin merilis update dan memprioritaskan stabilitas pada berbagai kartu. Untuk koin berbasis Ethash/Etchash seperti ETC, banyak pengguna melaporkan pengalaman yang konsisten. GMiner sering dipilih karena kombinasi hashrate kompetitif dan efisiensi daya, sedangkan TeamRedMiner menonjol pada GPU AMD berkat optimisasi mendalam yang sulit ditandingi. Masing-masing punya skenario unggul; pilihan terbaik biasanya ditentukan oleh jenis GPU di rig kamu, preferensi fitur, serta hasil uji langsung di lingkunganmu.

Dengan mempertimbangkan opsi-opsi ini, PhoenixMiner lebih masuk akal jika kamu sudah memiliki basis konfigurasi yang stabil di 6.2c dan tidak menemui kendala. Bila kamu memulai dari nol, alat yang aktif dikembangkan sering kali memberi perjalanan setup yang lebih aman dan mudah ke depan.

 

Panduan singkat setup aman (tanpa kompromi pada keamanan)

Bagi kamu yang tetap ingin mencoba PhoenixMiner pada ETC atau koin Ethash yang kompatibel, pendekatan setup berikut dirancang agar tidak mengorbankan keamanan dasar.

Pertama, pastikan file yang kamu unduh sudah lulus verifikasi SHA256. Setelah diekstrak di folder terpisah, buat berkas konfigurasi sederhana. Sebagai gambaran di Windows, kamu bisa membuat berkas start_miner.bat:

PhoenixMiner.exe -pool ssl://etc.pool.example:5555 -wal 0xAlamatWalletETC.RigKamu -proto 3 -log 1

 

Di Linux, contoh perintah sederhananya:

./PhoenixMiner -pool ssl://etc.pool.example:5555 -wal 0xAlamatWalletETC.RigKamu -proto 3 -log 1

 

Gantilah etc.pool.example:5555 dengan alamat pool yang kamu percaya, gunakan koneksi SSL bila tersedia, dan masukkan alamat wallet ETC milikmu. Setelah itu, mulailah dengan intensitas konservatif dan pantau suhu GPU, konsumsi daya, serta stabilitas hashrate setidaknya selama beberapa jam. Barulah kamu naikkan setelan secara bertahap. Pendekatan bertahap seperti ini membantu mencegah crash berkepanjangan dan meminimalkan risiko kerusakan perangkat keras.

Terakhir, siapkan log rotasi dan pantau devfee window. Dengan mengetahui kapan periode devfee terjadi, kamu bisa membedakan antara anomali koneksi dan perilaku yang memang bawaan dari mekanisme fee.

 

Apakah PhoenixMiner 6.2c masih layak?

Jawabannya bergantung pada tujuanmu. Jika target kamu adalah mengoptimalkan rig lama untuk menambang ETC secara hobi atau skala kecil, PhoenixMiner 6.2c masih bisa dipertimbangkan, terutama bila konfigurasi kamu kebetulan stabil dengan rilis ini. Namun, bila kamu mengejar operasi yang berkelanjutan, memperbarui armada GPU, atau ingin dukungan fitur dan patch keamanan yang kontinyu, beralih ke miner yang aktif dikembangkan akan terasa lebih meyakinkan.

Intinya, PhoenixMiner 6.2c bukan lagi “raja” yang memimpin inovasi, tetapi belum benar-benar kehilangan fungsi. Dengan standar keamanan yang disiplin dan ekspektasi profit yang realistis, software ini masih punya tempat—meski bukan pilihan utama—di ekosistem mining GPU 2025.

 

Itulah informasi menarik tentang PhoenixMiner yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa itu PhoenixMiner?
PhoenixMiner adalah software mining GPU untuk algoritma Ethash/Etchash yang mendukung kartu AMD dan Nvidia, berjalan di Windows x64 dan Linux x64. Versi 6.2c merupakan rilis stabil terakhir yang lazim digunakan.

2. Apakah PhoenixMiner masih bisa menambang Ethereum?
Tidak. Sejak The Merge pada 2022, Ethereum memakai proof of stake dan tidak lagi ditambang. PhoenixMiner biasanya dipakai untuk Ethereum Classic (ETC) atau koin berbasis Ethash lain yang kompatibel.

3. Apakah PhoenixMiner aman dipakai di 2025?
Aman tidaknya sangat bergantung pada cara kamu menggunakannya. Selalu unduh dari sumber tepercaya, verifikasi checksum SHA256, jalankan di rig terpisah, dan perbarui driver GPU. Tanpa langkah-langkah ini, risikonya meningkat.

4. Berapa developer fee PhoenixMiner?
Sebesar 0,65 persen. Secara praktis, setiap sekitar 90 menit, program akan menambang untuk pengembang selama kira-kira 35 detik.

5. Alternatif apa yang layak dicoba selain PhoenixMiner?
lolMiner, GMiner, dan TeamRedMiner termasuk opsi populer yang masih aktif dikembangkan. Pilih berdasarkan jenis GPU kamu, kebutuhan fitur, serta hasil uji di rig sendiri.

6. Apakah GPU mining masih menguntungkan di 2025?
Itu bergantung pada harga koin, biaya listrik, dan efisiensi rig. Untuk ETC dan koin sejenis, peluang tetap ada tetapi margin cenderung tipis. Uji kalkulator profitabilitas dan pantau biaya energi sebelum memutuskan.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Altcoin,Ethereum

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.19%
bnb BNB 1%
sol Solana 4.87%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.68%
pol Polygon Ecosystem Token 2.03%
trx Tron 2.89%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
REN/IDR
Ren
180
63.64%
JELLYJELLY/IDR
Jelly-My-J
3.419
62.81%
PLPA/IDR
Palapa
446
48.53%
ICP/IDR
Internet C
89.999
39.46%
ZEREBRO/IDR
Zerebro
950
39.09%
Nama Harga 24H Chg
SAFE/IDR
Safe
3.490
-41.33%
TOKO/IDR
Tokoin
2
-33.33%
POLY/IDR
Polymath
697
-25.45%
USELESS/IDR
Useless Co
2.457
-24.35%
CONX/IDR
Connex
166.001
-23.56%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Serangan Zero-Day Bisa Kosongin Wallet Kamu?
04/11/2025
Serangan Zero-Day Bisa Kosongin Wallet Kamu?

Coba bayangin suatu pagi kamu membuka aplikasi, saldo kripto aman

04/11/2025
White Label Kripto: Cara Cepat Bangun Exchange Sendiri

Pernah dengar istilah white label? Dalam dunia bisnis tradisional, istilah

Cross-Site Scripting (XSS): Ancaman Baru Bagi Trader
04/11/2025
Cross-Site Scripting (XSS): Ancaman Baru Bagi Trader

Di tengah rutinitas memantau grafik harga dan menyiapkan posisi trading,

04/11/2025