Brute Force Adalah Cara Hacker Bobol Akun, Waspadai Ciri Ini
icon search
icon search

Top Performers

Brute Force Adalah Cara Hacker Bobol Akun, Waspadai Ciri Ini

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Brute Force Adalah Cara Hacker Bobol Akun, Waspadai Ciri Ini

Brute Force Adalah Cara Hacker Bobol Akun, Waspadai Ciri Ini

Daftar Isi

Pernah dengar cerita akun seseorang tiba-tiba diretas padahal dia merasa sudah berhati-hati? Bisa jadi pelakunya menggunakan brute force attack — teknik klasik yang sudah ada sejak era awal komputer, namun masih memakan korban di era digital 2025. Metode ini sederhana, tapi daya rusaknya besar karena bisa menebak kata sandi dengan kecepatan luar biasa menggunakan kekuatan komputasi modern.

Serangan brute force kini tidak lagi dilakukan oleh satu orang di balik layar. Banyak di antaranya dijalankan otomatis oleh bot dan jaringan server yang mencoba ribuan kombinasi login setiap detik. Artinya, siapa pun — termasuk kamu — bisa jadi target jika belum menerapkan perlindungan akun yang kuat.

Untuk memahami seberapa berbahayanya brute force, mari kita bahas dari dasar hingga cara melindungi akunmu secara menyeluruh.

 

Apa Itu Brute Force?

Secara sederhana, brute force adalah metode peretasan dengan cara menebak semua kemungkinan kata sandi atau PIN sampai menemukan yang benar. Hacker tidak perlu trik ajaib; mereka hanya perlu waktu, daya komputasi, dan daftar kombinasi password untuk diuji satu per satu.

Metode ini disebut “brute” karena mengandalkan kekuatan kasar (force) komputer, bukan kecerdasan logika. Di masa lalu, brute force dilakukan manual dan sangat lambat. Namun sekarang, dengan dukungan AI dan GPU modern, ribuan kombinasi bisa diuji hanya dalam hitungan detik.

Yang membuat brute force tetap berbahaya adalah sifatnya yang universal. Ia bisa menyerang apa pun yang memakai sistem login: mulai dari akun media sosial, email, hingga dompet kripto.

Jika sistem tidak memiliki batas percobaan login atau pengguna memakai password lemah, serangan ini bisa dengan mudah menembus pertahananmu.

Setelah kamu tahu dasarnya, sekarang kita lihat bagaimana cara kerja brute force secara lebih mendalam.

 

Bagaimana Cara Kerja Serangan Brute Force

Serangan brute force berjalan dengan prinsip sederhana: mencoba semua kombinasi sampai berhasil. Namun di balik kesederhanaannya, proses ini sangat sistematis.

Biasanya hacker menggunakan alat otomatis (bot/script) yang memproses daftar username dan password dari kebocoran data publik. Bot tersebut kemudian mencoba login berulang kali ke sistem target, baik situs web, API, maupun aplikasi. Jika satu kombinasi berhasil, mereka langsung mendapatkan akses penuh ke akun korban.

Dengan kekuatan komputasi cloud, satu serangan bisa melibatkan ribuan IP berbeda agar sulit dilacak dan diblokir. Ada pula serangan yang memakai botnet — jaringan komputer yang sudah terinfeksi malware — untuk memperbanyak percobaan secara paralel.

Bayangkan, kalau satu komputer bisa menebak 10.000 kombinasi per detik, maka botnet dengan 1.000 komputer bisa mencoba 10 juta kombinasi setiap detik.

Inilah kenapa password sederhana seperti “123456” atau “qwerty” bisa ditebak dalam hitungan detik.

Setelah tahu mekanismenya, kini saatnya mengenal jenis-jenis serangan brute force yang sering terjadi agar kamu lebih paham bentuk ancamannya.

 

Jenis-Jenis Serangan Brute Force yang Perlu Kamu Tahu

Brute force tidak hanya satu jenis. Ada berbagai variasi yang dikembangkan agar proses menebak password makin efisien dan sulit dilacak. Berikut penjelasan paling umum:

 

Simple Brute Force

Ini versi paling dasar. Bot mencoba semua kemungkinan kombinasi karakter — huruf, angka, simbol — dari panjang tertentu. Semakin panjang password, semakin lama waktu yang dibutuhkan.

Dictionary Attack

Alih-alih mencoba semua kombinasi, metode ini menggunakan daftar kata (dictionary) berisi password populer seperti “password123” atau “welcome2024”. Karena banyak orang masih memakai password umum, serangan ini sering berhasil.

Hybrid Attack

Gabungan dari dua metode sebelumnya. Misalnya bot menebak dengan mengganti huruf menjadi angka (“p4ssword”) atau menambahkan angka di belakang.

Credential Stuffing

Ini metode Credential Stuffing yang sangat berbahaya karena menggunakan data bocoran dari situs lain. Jika kamu memakai password yang sama di beberapa akun, hacker tinggal menyalin data lama dan mencoba di platform baru.

Password Spraying

Alih-alih menarget satu akun dengan banyak password, hacker menggunakan satu password populer untuk menyerang banyak akun sekaligus agar tidak terdeteksi sistem lockout.

Beragamnya jenis serangan ini menunjukkan bahwa brute force bukan sekadar upaya menebak, tapi strategi yang terencana.

Sekarang kita bahas mengapa hal ini begitu merugikan terutama bagi trader dan pengguna aset digital seperti kamu.

 

Dampak Serangan Brute Force bagi Akun Trader

Dalam dunia keuangan digital, satu akses login berarti akses ke seluruh aset. Itulah kenapa brute force menjadi ancaman besar bagi para trader.

Data global tahun 2024 menunjukkan, lebih dari 80% kasus peretasan dimulai dari kredensial lemah atau bocor.

Serangan account takeover (ATO) melonjak hingga 250% pada 2025, dengan kerugian rata-rata mencapai jutaan dolar per kasus.

Bagi trader, brute force bukan hanya soal kehilangan saldo kripto. Dampaknya bisa meluas:

 

  • Aset kripto dicuri begitu hacker masuk ke akun exchange.

  • Data pribadi bocor, termasuk nomor identitas dan alamat email.

  • Reputasi dan kepercayaan diri sebagai investor bisa turun drastis.

 

Dan yang lebih mengkhawatirkan, kerugian tidak hanya dialami pengguna, tapi juga platform yang menanggung risiko kepercayaan publik

Karena itu, memahami dampak ini penting supaya kamu tahu bahwa brute force bukan hal sepele.

Setelah paham efeknya, kita lanjut ke bagaimana serangan ini nyata terjadi di berbagai sektor, bukan cuma kripto.

 

Contoh Nyata Serangan Brute Force di Dunia Digital

Serangan brute force telah menyerang berbagai sektor di seluruh dunia. Menurut laporan Akamai, sepanjang 2024 terjadi lebih dari 311 miliar percobaan brute force terhadap aplikasi dan API publik.

Tidak hanya sistem keuangan, layanan cloud, VPN perusahaan, hingga IoT (perangkat pintar) juga jadi sasaran.

 

Beberapa contoh nyata termasuk:

  • Upaya login massal ke akun email perusahaan besar yang berujung pencurian data pelanggan.

  • Serangan botnet ke API bank digital yang memanfaatkan kredensial bocor.

  • Percobaan login berulang ke akun kripto yang belum mengaktifkan 2FA.

 

Semua ini menunjukkan satu hal: brute force sudah berkembang dari sekadar upaya menebak menjadi ekosistem kejahatan siber yang terorganisir. Lalu bagaimana kamu bisa tahu kalau akunmu sedang jadi target? Yuk lanjut ke ciri-cirinya.

 

Ciri-Ciri Akun yang Diserang Brute Force

Ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan agar tahu apakah akunmu sedang diserang brute force.

 

Biasanya, kamu akan melihat:

  • Banyak notifikasi login gagal dari lokasi atau perangkat asing.

  • Aktivitas login pada jam tidak wajar, misalnya dini hari.

  • Muncul permintaan OTP padahal kamu tidak mencoba masuk.

  • Akun terasa lambat diakses karena server sedang menahan serangan login massal.

 

Kalau kamu melihat pola seperti ini, jangan anggap sepele. Bisa jadi sistem sedang menahan serangan otomatis terhadap akunmu. Langkah terbaik tentu saja mencegah sebelum terjadi, dan itulah yang akan kita bahas berikut.

 

Cara Mencegah Serangan Brute Force agar Akunmu Aman

Mencegah brute force tidak butuh kemampuan teknis tinggi, tapi butuh kebiasaan disiplin dalam keamanan digital.

 

Berikut langkah-langkah yang bisa kamu terapkan mulai hari ini:

  1. Gunakan password panjang dan unik.
    Hindari kata umum, kombinasikan huruf besar, kecil, angka, dan simbol.

  2. Aktifkan 2FA (two-factor authentication).
    Gunakan aplikasi authenticator, bukan SMS, karena lebih aman.

  3. Gunakan password manager.
    Agar kamu tidak perlu mengingat semuanya, sekaligus mencegah penggunaan password ganda.

  4. Aktifkan notifikasi login.
    Dengan begitu, kamu bisa langsung tahu kalau ada aktivitas mencurigakan.

  5. Jangan klik tautan mencurigakan.
    Banyak serangan brute force yang diawali phising untuk mencuri kredensial.

 

Langkah-langkah ini terlihat sederhana, tapi sangat efektif mencegah akunmu menjadi korban. Namun jika sudah terlanjur kena, jangan panik — masih ada cara untuk memulihkan situasi.

 

Apa yang Harus Kamu Lakukan Jika Akun Kena Brute Force

Kalau akunmu sudah diretas akibat brute force, fokus utama adalah mengambil kembali kendali secepat mungkin.

 

Lakukan langkah berikut:

  1. Segera ubah password dan aktifkan 2FA.
    Pastikan kombinasi baru kuat dan tidak pernah digunakan sebelumnya.

  2. Hubungi dukungan resmi platform.
    Misalnya untuk akun exchange, kontak tim support agar akun dikunci sementara.

  3. Periksa riwayat aktivitas dan cabut akses asing.
    Logout dari semua perangkat dan cek apakah ada transaksi mencurigakan.

Langkah cepat ini bisa mencegah kerugian lebih besar. Dan setelah semuanya aman, penting untuk memahami kenapa serangan seperti ini masih eksis di era yang serba canggih.

 

Kenapa Brute Force Masih Eksis di Tahun 2025

Meski teknologi keamanan terus berevolusi, brute force masih menjadi ancaman klasik yang sulit dihapus. Alasannya sederhana: manusia tetap jadi titik terlemah dalam rantai keamanan digital.

Banyak orang masih memakai password/ seed phrase yang sama di berbagai akun, atau menggunakan kombinasi sederhana karena dianggap mudah diingat. Padahal survei global menunjukkan hanya sekitar 36% pengguna yang memakai password manager untuk melindungi kredensialnya. Di sisi lain, perkembangan AI dan GPU modern membuat kemampuan brute force melonjak drastis. Jika dulu butuh waktu berbulan-bulan untuk menebak kombinasi kata sandi, kini cukup beberapa jam saja.

Perkembangan ini menciptakan paradoks: teknologi semakin canggih, tapi kebiasaan pengguna tidak ikut berubah. Sistem keamanan boleh semakin kuat, tetapi jika perilaku pengguna tetap ceroboh, celah akan selalu ada. Dan di sinilah letak pentingnya literasi keamanan digital — bukan sekadar tahu cara kerja sistem, tapi juga sadar bagaimana melindungi diri sendiri.

Bagi seorang trader, kesadaran ini sama pentingnya dengan analisis pasar. Sebab di dunia yang serba digital, keamanan akun adalah aset pertama yang harus dijaga sebelum berbicara soal profit.

Karena itu, sebelum fokus pada peluang investasi, pastikan dulu fondasi keamananmu cukup kuat untuk menghadapi serangan lama yang kini berevolusi dengan wajah baru.

 

Kesimpulan

Brute force adalah serangan lama yang berevolusi dengan wajah baru. Dari sekadar percobaan manual di masa lalu, kini teknik ini berubah menjadi serangan otomatis berbasis AI yang bisa menembus ribuan akun hanya dalam hitungan jam. Ancaman ini bukan hanya menyasar institusi besar, tapi juga akun personal — termasuk akun trading kripto yang kamu gunakan setiap hari.

Di era di mana data dan aset digital punya nilai sama besar dengan uang tunai, memahami cara kerja brute force dan cara menghindarinya bukan lagi sekadar pilihan, tapi kebutuhan dasar. Kesalahan kecil seperti menggunakan password seragam di beberapa akun bisa jadi pintu masuk bagi peretas.

Namun kabar baiknya, kamu tidak perlu jadi ahli keamanan siber untuk melindungi diri. Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana seperti 2FA, password manager, dan kesadaran digital yang konsisten, kamu sudah berada selangkah lebih maju dari mayoritas pengguna yang lengah.

Pada akhirnya, keamanan akun adalah aset pertama yang harus dijaga sebelum bicara soal profit. Karena dalam dunia trading yang penuh peluang, satu-satunya risiko yang tak bisa dikompensasi adalah kehilangan kendali atas akunmu sendiri. Jadi, jangan tunggu sampai serangan datang baru bertindak — jadikan keamanan digital sebagai strategi investasimu yang pertama.

 

Itulah informasi menarik tentang mengetahui ciri ciri Brute force adalah cara hecker bobol akun  yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Berapa lama brute force bisa menebak password?
Tergantung panjang dan kompleksitasnya. Kombinasi 8 karakter bisa ditebak hanya dalam hitungan jam dengan GPU modern.

2. Apakah brute force dan DDoS itu sama?
Tidak. DDoS menyerang server agar down, sedangkan brute force mencoba menebak password pengguna.

3. Apakah brute force bisa dicegah 100%?
Tidak sepenuhnya, tapi risiko bisa ditekan besar dengan 2FA, rate limit, dan deteksi bot.

4. Apakah brute force hanya menyerang kripto?
Tidak. Semua sistem login berbasis username dan password bisa jadi target.

5. Apa yang terjadi jika akun exchange dibobol brute force?
Aset bisa dicuri, data pribadi bocor, dan reputasi platform ikut terdampak.

6. Apakah AI memperkuat brute force di 2025?
Ya. AI digunakan untuk menebak pola password, mempercepat proses, dan menyamarkan jejak serangan.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain,Tutorial

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.19%
bnb BNB 1.03%
sol Solana 4.87%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.68%
pol Polygon Ecosystem Token 2.03%
trx Tron 2.89%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DRX/IDR
DRX Token
476
59.73%
JELLYJELLY/IDR
Jelly-My-J
2.555
56.46%
SHAN/IDR
Shanum
4
33.33%
DFG/IDR
Defigram
39.071
26.44%
EGLD/IDR
MultiversX
181.998
13.74%
Nama Harga 24H Chg
VCG/USDT
VCGamers
0
-32.12%
TOKO/IDR
Tokoin
3
-25%
DLC/IDR
Diverge Lo
460
-23.08%
ASETQU/IDR
AsetQu
126.492
-22.4%
KIN/USDT
Kin
0
-21.47%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Apa Itu ASCII? Fondasi Kode Huruf di Komputer
30/10/2025
Apa Itu ASCII? Fondasi Kode Huruf di Komputer

Kamu mungkin sering mengetik huruf, angka, dan tanda baca lalu

30/10/2025
Brute Force Adalah Cara Hacker Bobol Akun, Waspadai Ciri Ini

Pernah dengar cerita akun seseorang tiba-tiba diretas padahal dia merasa