Harga aset kripto kembali merah pada Kamis (31/10) meski ada dua kabar positif dari sisi makroekonomi dari pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) dan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Alih-alih menguat, pasar justru mencatat tekanan besar dengan nilai likuidasi mencapai lebih dari $1,1 miliar dalam 24 jam terakhir, menurut data CoinGlass.

Sumber Gambar: Coinglass
Transisi antara kebijakan ketat menuju pelonggaran moneter tampaknya belum memberi dorongan nyata bagi aset berisiko seperti kripto.
Investor justru memilih bersikap hati-hati di tengah ketidakpastian arah kebijakan The Fed.
Pemangkasan Suku Bunga Tak Bikin Investor Optimistis
Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) minggu ini, The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Namun, pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell justru menimbulkan ketidakpastian baru.

Sumber Gambar: YouTube Federal Reserve
Powell mengungkapkan adanya “perbedaan pandangan kuat” di antara anggota FOMC terkait kemungkinan pemangkasan lanjutan pada Desember mendatang.
“Kebijakan kami tidak berada di jalur yang sudah ditentukan,” ujarnya dikutip dari Cointelegraph, menandakan sikap berhati-hati di tengah inflasi yang masih di atas target 2%.
Ia juga menambahkan bahwa FOMC menghadapi kesulitan dalam menyeimbangkan dua mandat utama antara menjaga lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga.
“Ada perbedaan pandangan yang sangat kuat mengenai langkah yang akan diambil pada pertemuan Desember nanti. Pemangkasan suku bunga lanjutan bukan sesuatu yang pasti. Kebijakan kami tidak berada di jalur yang sudah ditetapkan sebelumnya,” tambahnya.
Ketidakpastian ini membuat pasar keuangan global, termasuk kripto, bergerak lesu.
Likuiditas memang mulai longgar, tetapi fase antara akhir quantitative tightening (QT) dan awal quantitative easing (QE) masih dianggap “kering” bagi aliran modal ke aset berisiko.
Baca juga berita terkait: Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga, Whale Langsung Borong 3 Altcoin Ini!
AS–China Meredakan Ketegangan, Tapi Efek ke Kripto Minim
Dari sisi geopolitik, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengumumkan pelonggaran pembatasan terhadap perusahaan China yang ingin membeli teknologi sensitif.
Sebagai gantinya, China menunda kontrol ekspor atas mineral langka (rare earth) yang penting bagi industri elektronik dan militer.
Langkah ini seharusnya menjadi katalis positif bagi pasar global. Namun, di pasar kripto, efeknya belum terlihat.

Sumber Gambar: TradingView via Cointelegraph
Data TradingView menunjukkan mayoritas aset digital tetap bergerak di zona merah, termasuk Bitcoin (BTC) yang sempat jatuh di bawah $107.000, menembus Exponential Moving Average (EMA) 200 hari, level yang sering dianggap sebagai penentu tren jangka menengah.
Investor Waspadai Fase Transisi Likuiditas
Analis menilai pelemahan ini disebabkan oleh fase transisi likuiditas global.
Ketika The Fed menghentikan QT, butuh waktu sebelum kebijakan QE dimulai dan dana segar kembali masuk ke pasar. Pada periode ini, pasar cenderung fluktuatif karena likuiditas belum sepenuhnya pulih.
Kondisi ini mengingatkan pada 2019, ketika Bitcoin sempat anjlok lebih dari 35% setelah The Fed mengakhiri QT. Banyak investor kini khawatir skenario serupa bisa terulang di siklus kali ini.
Baca selanjutnya: Bagaimana Arah Harga Bitcoin (BTC) di Bulan November 2025?
Kesimpulan
Kombinasi antara ketidakpastian The Fed, fase likuiditas kering, dan sentimen hati-hati investor membuat pasar kripto belum mampu memanfaatkan kabar baik dari AS dan China.
Kendati arah jangka panjang masih positif, pasar tampaknya menunggu sinyal yang lebih tegas tentang dimulainya QE baru sebelum berani masuk kembali secara agresif.
FAQ
- Kenapa harga kripto turun padahal The Fed menurunkan suku bunga?
 Karena investor belum melihat dampak langsung pada likuiditas. Ada jeda antara akhir kebijakan ketat (QT) dan dimulainya pelonggaran moneter (QE).
- Apa hubungan antara kebijakan The Fed dan harga Bitcoin?
 Suku bunga dan likuiditas The Fed memengaruhi minat investor terhadap aset berisiko. Saat likuiditas ketat, permintaan terhadap Bitcoin biasanya menurun.
- Mengapa hubungan dagang AS–China bisa berdampak ke pasar kripto? 
 Ketegangan dagang memengaruhi stabilitas ekonomi global. Saat hubungan membaik, biasanya aset berisiko seperti kripto ikut diuntungkan, meski kali ini belum terasa.
- Apa itu quantitative tightening (QT) dan quantitative easing (QE)?
 QT adalah kebijakan mengurangi uang beredar, sedangkan QE menambah likuiditas. QE biasanya mendorong pasar naik, termasuk kripto.
- Apakah ini saat yang tepat membeli kripto saat harga turun?
 Masih berisiko. Investor sebaiknya menunggu konfirmasi pasar pulih dari fase transisi likuiditas dan sinyal kebijakan The Fed yang lebih jelas.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Berita Regulasi Crypto, #Berita The Fed, #Berita Donald Trump




 
															
 Polkadot 10.19%
 Polkadot 10.19%
				 BNB 1.03%
 BNB 1.03%
				 Solana 4.87%
 Solana 4.87%
				 Ethereum 2.37%
 Ethereum 2.37%
				 Cardano 1.68%
 Cardano 1.68%
				 Polygon Ecosystem Token 2.03%
 Polygon Ecosystem Token 2.03%
				 Tron 2.89%
 Tron 2.89%
				 Pasar
 Pasar
 
					 
					