Charles Cascarilla, CEO Paxos yang Ubah Cara Dunia Lihat Blockchain

Bayangin dunia keuangan yang selama ini dikendalikan bank besar dan lembaga tradisional, tiba-tiba mulai berubah. Sistem yang dulu lambat dan penuh birokrasi kini mulai beradaptasi dengan teknologi baru: blockchain.

Di tengah perubahan besar itu, muncul sosok yang unik Charles Cascarilla. Ia bukan sekadar pelaku industri, tapi jembatan antara dua dunia: keuangan tradisional dan teknologi desentralisasi. 

Melalui perannya sebagai CEO sekaligus co-founder Paxos, Cascarilla memperlihatkan bahwa blockchain tidak harus menjadi musuh sistem lama, tapi bisa menjadi alat untuk memperbaikinya.

Menariknya, perjalanan Cascarilla tidak dimulai dari dunia teknologi, melainkan dari jantung keuangan klasik: Wall Street. Dari sanalah kisahnya berkembang menjadi inspirasi bagi mereka yang percaya bahwa masa depan keuangan akan ditentukan oleh transparansi dan kepercayaan, bukan sekadar spekulasi aset digital. 

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang tokoh lain yang juga berperan besar di industri ini, kamu bisa baca artikel Top 10 CEO Crypto Terkaya 2025 di Indodax Academy.

Dari Wall Street ke Dunia Blockchain

Charles Cascarilla memulai kariernya di Bank of America Securities, lalu melangkah ke Goldman Sachs, dua institusi keuangan paling berpengaruh di dunia. Di sana, ia belajar bagaimana uang bergerak dalam skala global, tetapi juga menyadari betapa tertutup dan tidak efisiennya sistem yang ada.

Dunia keuangan tradisional memang besar dan berkuasa, tapi aksesnya terbatas. Bagi Cascarilla, ada kesenjangan besar antara efisiensi sistem dan keadilan bagi masyarakat.

Pengalaman itu membuatnya berpikir: bagaimana jika teknologi bisa membuat sistem keuangan lebih terbuka dan dapat diakses semua orang?

Pertanyaan itu akhirnya menuntunnya mendirikan Cedar Hill Capital Partners, lalu Liberty City Ventures sebuah venture capital yang fokus mendanai proyek blockchain. 

Kedua langkah ini bukan sekadar bisnis, tapi cerminan transformasi dirinya dari pelaku Wall Street menjadi pembangun ekosistem digital yang lebih inklusif.

Kalau kamu belum begitu familiar dengan cara kerja teknologi blockchain, kamu bisa baca panduan Apa Itu Blockchain dan Cara Kerjanya untuk memahami kenapa teknologi ini dianggap revolusioner oleh banyak tokoh termasuk Cascarilla.

Membangun Paxos: Menyatukan Dunia Finansial dan Blockchain

Keinginan untuk menghadirkan keadilan dan transparansi dalam keuangan mendorong Cascarilla mendirikan Paxos pada tahun 2012. Awalnya dikenal dengan nama itBit, Paxos berkembang menjadi lembaga keuangan teregulasi berbasis blockchain pertama di New York. 

Namun, Paxos tidak berhenti di sana. Di bawah kepemimpinan Cascarilla, perusahaan ini membangun infrastruktur keuangan yang memungkinkan aset digital dan fiat berpindah dengan aman, cepat, dan sah secara hukum.

Visi Cascarilla sederhana tapi revolusioner: “Blockchain bukan tentang mengganti bank, tapi membuatnya lebih baik.” Dari sinilah Paxos lahir sebagai penghubung antara dua dunia — lembaga keuangan tradisional dan teknologi blockchain modern.

Salah satu inovasi besar Paxos adalah Pax Dollar (USDP), stablecoin yang didukung penuh oleh aset nyata dan diatur oleh otoritas keuangan AS. Paxos juga mengembangkan teknologi tokenisasi aset, yang memungkinkan instrumen keuangan seperti saham atau obligasi direpresentasikan di blockchain. 

Kolaborasi dengan raksasa seperti PayPal dan Mastercard memperkuat posisi Paxos sebagai jembatan nyata antara sistem lama dan ekosistem baru. Melalui langkah-langkah ini, Cascarilla menunjukkan bahwa blockchain bukan sekadar konsep, tapi fondasi praktis bagi masa depan keuangan global.

Kalau kamu ingin tahu bagaimana stablecoin seperti USDP bekerja, baca artikel Apa Itu Stablecoin dan Cara Kerjanya biar kamu makin paham kenapa teknologi ini penting banget buat industri crypto.

Tantangan di Tengah Regulasi Ketat

Saat industri crypto berkembang pesat, Cascarilla dan Paxos justru memilih jalur yang berbeda: tunduk pada regulasi. Langkah ini awalnya dianggap bertentangan dengan semangat desentralisasi, tapi bagi Cascarilla, kepatuhan adalah pondasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Paxos menjadi salah satu perusahaan blockchain pertama yang memperoleh trust charter dari regulator New York. Langkah ini menegaskan komitmen Cascarilla terhadap kepercayaan publik. Ketika stablecoin lain menghadapi kritik dan keraguan, Paxos tetap berdiri sebagai simbol kestabilan dan transparansi.

Cascarilla juga sering tampil di hadapan Kongres AS untuk membahas arah kebijakan blockchain. Dalam kesaksiannya, ia menekankan bahwa masa depan keuangan tidak bisa dibangun hanya dengan inovasi, harus ada kerangka hukum yang melindungi pengguna. Ia percaya bahwa regulasi yang tepat justru mempercepat adopsi, bukan menghambatnya.

Buat kamu yang penasaran soal regulasi crypto di Indonesia dan bagaimana pengaruhnya terhadap adopsi blockchain, bisa baca juga Regulasi Crypto di Indonesia dan Dampaknya biar dapat gambaran lengkap.

Krisis yang dihadapi Paxos, termasuk pengawasan regulator terhadap stablecoin, justru memperkuat reputasi perusahaan ini sebagai pelopor integritas di dunia crypto. 

Di saat banyak proyek memilih menghindar, Cascarilla memilih berdialog. Inilah bentuk kepemimpinan yang jarang terlihat di industri yang sering didorong oleh hype.

Cara Baru Melihat Blockchain

Bagi banyak orang, blockchain adalah alat spekulasi. Tapi bagi Cascarilla, blockchain adalah evolusi sistem kepercayaan global. Ia percaya bahwa teknologi ini memberi manusia cara baru untuk sepakat tanpa perantara, mengurangi ketimpangan informasi, dan memperluas akses keuangan.

Pendekatannya berbeda dari kebanyakan pionir crypto. Alih-alih menolak sistem lama, ia berusaha membuatnya lebih baik. Paxos tidak membangun dunia keuangan paralel mereka memperkuat yang sudah ada agar lebih efisien dan transparan. Dalam pandangan Cascarilla, masa depan finansial bukanlah dunia baru, melainkan versi yang lebih adil dari yang sudah ada.

Pandangan ini terasa relevan dengan kondisi global saat ini, di mana adopsi blockchain semakin melebar ke sektor institusional. Dari tokenisasi aset hingga sistem pembayaran lintas negara, ide Cascarilla tentang kepercayaan digital kini mulai menjadi kenyataan.

Kalau kamu ingin tahu lebih dalam soal tokenisasi aset dan kenapa konsep ini penting di masa depan, kamu bisa baca Apa Itu Tokenisasi Aset dan Manfaatnya di Indodax Academy.

Pelajaran dari Charles Cascarilla

Kisah Cascarilla mengajarkan bahwa inovasi sejati tidak lahir dari keinginan untuk menghancurkan sistem, melainkan memperbaikinya dari dalam. Ia menunjukkan bahwa kolaborasi antara teknologi dan regulasi bisa menciptakan keuangan yang lebih aman, inklusif, dan efisien.

Ada beberapa pelajaran yang bisa kamu ambil dari sosok ini:

• Transparansi adalah kekuatan baru. Di era digital, kepercayaan tidak bisa dibangun dengan janji, tapi dengan data yang bisa diverifikasi.
• Inovasi dan tanggung jawab harus berjalan beriringan. Semakin besar pengaruh teknologi, semakin besar pula tanggung jawab moral di baliknya.
• Blockchain bukan sekadar alat investasi, tapi sarana perubahan sosial. Dengan sistem yang lebih terbuka, setiap orang bisa berpartisipasi dalam ekonomi global.

Cascarilla mungkin tidak sepopuler nama-nama seperti Vitalik Buterin atau CZ Binance, tapi pengaruhnya terasa dalam hal yang lebih mendasar — membangun jembatan antara dunia lama dan baru. Ia memperlihatkan bahwa masa depan keuangan tidak harus dipenuhi konflik, tapi bisa dibangun atas dasar saling percaya.

Kalau kamu ingin mengenal lebih banyak sosok-sosok inspiratif lain di industri ini, kunjungi kategori Tokoh CEO Crypto di Indodax Academy untuk eksplor lebih banyak kisah pemimpin yang membentuk masa depan blockchain.

Itulah informasi menarik tentang Charles Cascarilla & Visi Paxos di Dunia Blockchain yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.

Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.

Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

FAQ

1. Siapa Charles Cascarilla?
   Dia adalah CEO dan co-founder Paxos, perusahaan fintech teregulasi yang menggunakan teknologi blockchain untuk membangun infrastruktur keuangan modern.
2. Apa kontribusinya di dunia blockchain?
   Cascarilla memperkenalkan konsep stablecoin teregulasi dan tokenisasi aset melalui Paxos, bekerja sama dengan lembaga keuangan besar seperti PayPal dan Mastercard.
3. Mengapa dia mendukung regulasi?
   Karena menurutnya, inovasi tanpa aturan hanya akan menciptakan kekacauan. Regulasi yang jelas justru mempercepat kepercayaan publik terhadap blockchain.
4. Apa bedanya Paxos dengan proyek crypto lain?
   Paxos fokus pada kepercayaan dan transparansi, bukan spekulasi. Mereka membangun solusi nyata untuk lembaga keuangan agar bisa mengadopsi teknologi blockchain secara sah.
5. Apa pelajaran terbesar dari kisahnya?
   Bahwa perubahan besar dalam industri tidak selalu datang dari pemberontakan, tapi dari orang yang berani berdiri di tengah, menjembatani dua dunia yang sering dianggap bertentangan.

Author:  AL