10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin
icon search
icon search

Top Performers

10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin

10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin

Daftar Isi

Bitcoin dan Tren Belanja Akhir Tahun

Akhir tahun biasanya jadi momen ketika banyak orang mulai lebih bebas berbelanja. Musim liburan, hadiah Natal, sampai persiapan tahun baru membuat pengeluaran meningkat, termasuk bagi mereka yang punya Bitcoin sejak lama. Banyak pemilik aset kripto yang sebelumnya hanya fokus menunggu harga naik, kini mulai melihat Bitcoin sebagai sesuatu yang bisa dipakai, bukan sekadar disimpan—apalagi setelah memahami cara kerja Bitcoin sebagai aset digital.

Yang menarik, tren itu tidak berhenti di aktivitas kecil. Di berbagai negara, Bitcoin sudah digunakan untuk membayar barang dan layanan yang dulu terasa mustahil. Jam tangan mewah, tiket pesawat, biaya kuliah, hingga makanan cepat saji kini bisa dibayar langsung dengan aset kripto ini. Perubahan ini datang dari pertumbuhan adopsi yang semakin luas, terutama dari negara-negara yang memberi ruang besar bagi inovasi finansial digital.

Tapi semakin luas adopsinya, semakin jelas juga perbedaan kebijakan antarnegara. Ada wilayah yang membuka pintu bagi pembayaran berbasis kripto, dan ada tempat yang justru memberi garis tegas soal batasan penggunaannya. Perbedaan inilah yang sering membuat orang bertanya: sebenarnya bagaimana aturan pembayaran Bitcoin di berbagai negara — dan apa bedanya dengan Indonesia?

 

Perbedaan Aturan Pembayaran Bitcoin di Berbagai Negara

Setiap negara punya cara sendiri dalam melihat Bitcoin. Ada yang menganggapnya sebagai inovasi finansial yang membuka peluang ekonomi baru, ada juga yang memilih berhati-hati karena sifatnya yang masih berkembang. Perbedaan pandangan inilah yang membuat penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran tidak berjalan seragam di seluruh dunia.

Di beberapa negara, Bitcoin sudah diterima secara luas oleh merchant, toko online, hingga layanan premium seperti jet pribadi atau pembelian properti. Swiss, Portugal, Amerika Serikat, hingga Uni Emirat Arab termasuk wilayah yang cukup terbuka, sehingga pembayaran berbasis kripto menjadi bagian dari aktivitas ekonomi mereka. Di tempat-tempat seperti ini, Bitcoin tidak hanya dianggap sebagai aset investasi, tetapi juga diperlakukan sebagai alat transaksi modern.

Sebaliknya, sejumlah negara memilih menetapkan batasan ketat atau melarang penggunaan aset kripto sebagai alat bayar. Pertimbangannya beragam, mulai dari stabilitas moneter, perlindungan konsumen, sampai pengawasan terhadap aktivitas keuangan lintas batas. Hasilnya, adopsi pembayaran berbasis Bitcoin di setiap negara bergerak dengan ritme yang berbeda-beda.

Keragaman regulasi ini penting dipahami karena menunjukkan bahwa pembayaran dengan Bitcoin sangat bergantung pada kebijakan lokal. Dan di antara semua perbedaan itu, ada satu pertanyaan yang sering muncul dari pembaca Indonesia: bagaimana posisi Indonesia sendiri dalam hal penggunaan Bitcoin untuk pembayaran?

 

Apakah Bitcoin Bisa Dipakai untuk Pembayaran di Indonesia?

Di Indonesia, penggunaan Bitcoin punya batasan penting yang perlu kamu pahami. Banyak orang melihat penggunaan Bitcoin di luar negeri lalu berasumsi bahwa hal yang sama juga berlaku di dalam negeri. Padahal, aturan di Indonesia menempatkan Bitcoin pada posisi yang berbeda dibanding negara-negara yang lebih terbuka terhadap pembayaran kripto.

Secara hukum, Indonesia menetapkan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah, sementara kripto diposisikan berbeda sesuai aturan yang dijelaskan dalam artikel mengenai regulasi aset kripto di Indonesia. Ketentuan ini tercantum dalam UU No. 7 Tahun 2011, yang menjadi dasar seluruh aktivitas transaksi di dalam negeri. Karena itu, pembayaran barang atau jasa dengan Bitcoin tidak diperbolehkan pada merchant fisik ataupun layanan digital yang beroperasi di wilayah Indonesia.

Kebijakan ini juga ditegaskan oleh Bank Indonesia, yang menyatakan bahwa aset kripto tidak boleh digunakan sebagai alat bayar domestik. Transaksi harian—mulai dari makan di restoran, belanja retail, hingga pembayaran layanan digital—harus tetap memakai rupiah atau instrumen pembayaran legal yang diawasi regulator.

Di sisi lain, Bappebti menempatkan Bitcoin sebagai aset komoditas, bukan mata uang. Status ini membuat Bitcoin boleh kamu miliki, simpan, dan diperdagangkan melalui exchange yang terdaftar secara resmi. Namun status komoditas ini tidak membuatnya sah digunakan untuk membayar barang atau jasa di Indonesia.

Sikap regulator keuangan juga sejalan dengan arah kebijakan ini. OJK melarang lembaga jasa keuangan yang berada di bawah pengawasannya—seperti bank, perusahaan pembiayaan, dan fintech berizin—untuk menerima ataupun memfasilitasi pembayaran menggunakan aset kripto. Layanan keuangan berizin OJK tetap wajib menggunakan rupiah, sehingga penggunaan Bitcoin sebagai alat bayar tidak mendapat ruang dalam sistem pembayaran resmi di Indonesia.

Meskipun begitu, aturan ini tidak menutup kemungkinan bagi pengguna Indonesia untuk melakukan transaksi menggunakan Bitcoin di luar negeri. Pembayaran berbasis kripto tetap dapat dilakukan pada merchant global atau platform internasional yang memang menerima metode tersebut, selama seluruh prosesnya mengikuti aturan negara tujuan.

Dengan memahami batasan ini, kamu bisa melihat bahwa Bitcoin memiliki ruang gerak yang berbeda-beda di setiap negara. Pemahamannya membuat kamu lebih siap melihat bagaimana Bitcoin justru berkembang pesat sebagai alat pembayaran di wilayah yang memberi ruang lebih besar bagi inovasi finansial.

 

Mengapa Semakin Banyak Merchant Global Menerima Bitcoin?

Ketika melihat negara yang memberi ruang lebih besar pada aset kripto, kamu akan menemukan pola yang sama: semakin banyak merchant yang mulai membuka pintu bagi pembayaran dengan Bitcoin. Perubahan ini tidak muncul tiba-tiba. Ada beberapa alasan kuat yang membuat Bitcoin dinilai layak digunakan sebagai metode transaksi, terutama pada layanan yang melibatkan pelanggan lintas negara.

Salah satu alasannya adalah kemudahan pembayaran internasional. Transaksi lintas batas biasanya memerlukan proses bank yang panjang, biaya yang tidak kecil, dan perbedaan sistem keuangan antarnegara. Dengan Bitcoin, pembayaran bisa berlangsung lebih cepat karena tidak bergantung pada perbankan tradisional. Hal ini membuat banyak merchant global melihat Bitcoin sebagai alternatif yang lebih efisien, terutama bagi pelanggan dari berbagai negara.

Faktor biaya juga berperan penting. Pada transaksi bernilai besar seperti pembelian properti, karya seni, atau barang mewah, biaya transfer bank internasional bisa cukup signifikan. Pembayaran berbasis blockchain menawarkan biaya yang lebih kompetitif, sekaligus memberikan transparansi yang tidak selalu ditemukan dalam metode pembayaran tradisional. Inilah alasan mengapa industri luxury menjadi salah satu sektor yang paling cepat mengadopsi Bitcoin.

Dari sisi bisnis, merchant juga melihat peluang pasar yang tidak bisa diabaikan. Pengguna aset kripto jumlahnya terus bertambah, dan sebagian berasal dari kelompok yang terbiasa melakukan pembelian high-value. Dengan menerima Bitcoin, merchant bisa menjangkau pelanggan baru tanpa harus menambah proses yang rumit. Selain itu, citra sebagai perusahaan yang inovatif menjadi nilai tambah bagi brand yang ingin terlihat selangkah lebih maju dibanding kompetitornya.

Pertimbangan lain datang dari kecepatan serta finalitas transaksi. Bitcoin memungkinkan pengiriman dana tanpa perlu menunggu hari kerja bank, tanpa batasan jam operasional, dan tanpa risiko pembalikan transaksi seperti yang kadang terjadi pada sistem pembayaran kartu. Bagi merchant global, kepastian transaksi seperti ini sangat berharga.

Melihat semua faktor tersebut, wajar kalau merchant dunia menjadi semakin terbuka pada pembayaran berbasis kripto. Dan dari sinilah muncul pertanyaan yang lebih menarik: sebenarnya apa saja barang dan layanan yang sudah bisa dibayar pakai Bitcoin?

 

10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin

Setelah memahami bagaimana setiap negara mengatur ruang gerak Bitcoin dengan cara yang berbeda, kamu bisa melihat gambaran yang lebih luas tentang penggunaannya di tingkat global. Di luar negeri, pembayaran dengan Bitcoin tidak lagi terbatas pada transaksi kecil. Ada semakin banyak layanan dan produk yang membuka opsi pembayaran berbasis kripto, mulai dari kebutuhan sehari-hari sampai pembelian bernilai besar. Perkembangan ini menunjukkan bahwa Bitcoin mulai bergerak dari sekadar aset investasi menuju alat transaksi yang diterima di berbagai industri.

Berikut sejumlah contoh nyata yang menunjukkan seberapa jauh adopsi Bitcoin berkembang di tingkat global.

 

1. Luxury Watches

Pasar jam tangan mewah menjadi salah satu sektor yang paling cepat menerima Bitcoin sebagai metode pembayaran. Banyak pembeli jam tangan kelas atas yang berasal dari kalangan pengguna kripto, sehingga brand dan retailer melihat peluang besar untuk memperluas pasar mereka.

Beberapa nama besar bahkan sudah memiliki sejarah panjang dalam menerima Bitcoin. Hublot pernah merilis Big Bang Meca-10 P2P, sebuah edisi spesial yang hanya bisa dibeli dengan Bitcoin. TAG Heuer juga membuka pembelian berbasis kripto untuk pelanggan di Amerika Serikat, memperkuat citra mereka sebagai brand yang dekat dengan teknologi dan budaya digital. Di sisi retail, platform seperti BitDials, PrestigeTime, dan Jomashop menawarkan Rolex, Patek Philippe, Audemars Piguet, dan brand mewah lainnya dengan pembayaran Bitcoin.

Tren ini berkembang pesat di segmen barang mewah karena transaksi besar menjadi lebih efisien dengan kripto. Bagi banyak pengguna, membayar jam tangan bernilai tinggi dengan Bitcoin terasa lebih praktis dibanding harus melalui bank internasional yang biayanya cukup tinggi.

 

2. Real Estate

Jika jam tangan mewah terasa mengejutkan, pembelian properti dengan Bitcoin justru melangkah lebih jauh. Ada ribuan listing rumah, apartemen, vila, hingga properti komersial yang menerima pembayaran berbasis kripto melalui marketplace global seperti Crypto Real Estate. Platform tersebut menampilkan lebih dari 1.500 properti dari berbagai negara yang siap dibeli dengan Bitcoin.

Transaksi besar juga sudah beberapa kali terjadi. Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah penjualan penthouse di Miami pada 2021 yang dibayar penuh dalam bentuk crypto dengan nilai mencapai lebih dari 22 juta dolar. Negara seperti Portugal, Uni Emirat Arab, dan El Salvador juga semakin agresif memfasilitasi transaksi properti berbasis kripto, terutama karena regulasi mereka lebih ramah terhadap aset digital.

Bagi pembeli internasional, Bitcoin menawarkan proses yang lebih sederhana dibanding metode tradisional. Biaya transfer bank yang tinggi, perbedaan zona waktu, serta proses verifikasi lintas negara sering membuat transaksi real estate memakan waktu lama. Dengan Bitcoin, proses tersebut bisa dipersingkat menjadi lebih cepat dan lebih efisien.

 

3. Art dan Collectibles

Dunia seni menjadi salah satu sektor paling menarik dalam adopsi Bitcoin, terutama karena pasar seni sering melibatkan transaksi bernilai besar dan pembeli lintas negara. Pola ini membuat kripto menjadi pilihan yang masuk akal bagi kolektor yang ingin proses pembayaran lebih cepat dan efisien.

Salah satu momen penting terjadi ketika karya digital Beeple berjudul Everydays: The First 5000 Days terjual lebih dari 69 juta dolar dalam sebuah lelang yang menerima pembayaran crypto. Sotheby’s juga ikut membuka opsi pembayaran kripto dan melelang “Genesis Cat” seharga lebih dari 250 ribu dolar melalui metode pembayaran tersebut. Selain itu, pasar NFT sempat mencatat volume transaksi yang luar biasa besar, menandai perubahan cara seniman dan kolektor berinteraksi dengan karya digital.

Kombinasi antara nilai seni, kelangkaan, dan kemudahan transaksi membuat sektor ini menjadi contoh jelas bagaimana Bitcoin bisa mempermudah proses jual beli karya seni global.

 

4. Private Jet Charter

Jika ada industri yang cepat mengadopsi teknologi baru, sektor penerbangan privat termasuk di dalamnya. Layanan charter jet pribadi seperti Fast Private Jet, LunaJets, dan JetFinder telah lama menerima Bitcoin dan aset kripto lain sebagai metode pembayaran. Bagi pelanggan yang terbiasa bepergian antarnegara, pembayaran dengan Bitcoin menawarkan pengalaman yang lebih praktis dibanding harus mengurus transfer bank internasional yang memakan waktu.

Transaksi charter jet pribadi pertama yang dibayar dengan Bitcoin terjadi pada 2014 dalam rute Brussels menuju Nice. Sejak itu, penggunaan kripto di sektor ini terus meningkat, terutama karena harga sewa jet pribadi yang bisa mencapai ribuan dolar per jam terasa lebih efisien jika dibayar menggunakan metode yang cepat dan tidak terikat jam operasional bank.

Industri jet pribadi melihat Bitcoin bukan hanya sebagai opsi pembayaran, tetapi juga sebagai penanda bahwa segmen pelanggan mereka semakin erat dengan dunia aset digital.

 

5. Pembayaran Biaya Kuliah (Tuition Fees)

Bayar kuliah pakai Bitcoin mungkin terdengar tidak biasa, tetapi sejumlah universitas internasional justru menjadi pelopor dalam hal ini. University of Nicosia di Cyprus menjadi kampus pertama yang menerima Bitcoin untuk biaya kuliah sejak 2013, dan langkah ini menjadi pemicu bagi kampus lain untuk mengikuti jejak serupa.

Bentley University di Amerika Serikat juga membuka pembayaran berbasis kripto untuk biaya pendidikan pada 2022, sementara Lucerne University di Swiss menerima Bitcoin untuk beberapa program studi. King’s College di New York bahkan sudah menerima Bitcoin sejak 2014, menjadikannya salah satu kampus paling progresif dalam hal adopsi aset digital.

Pembayaran biaya kuliah dengan Bitcoin banyak dimanfaatkan mahasiswa internasional yang ingin menghindari biaya transfer yang tinggi serta proses administrasi lintas negara yang memakan waktu.

 

6. Fast Food

Adopsi Bitcoin tidak hanya terjadi di sektor premium; industri makanan cepat saji justru menjadi salah satu yang paling cepat melakukan eksperimen. Cerita legendaris tentang pembelian dua pizza Papa John’s pada 2010 dengan harga 10.000 BTC menjadi tonggak sejarah penggunaan Bitcoin dalam transaksi dunia nyata.

Sejak itu, berbagai jaringan fast food mulai mencoba menerima Bitcoin. Beberapa gerai Subway di Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda sudah membuka opsi pembayaran kripto sejak 2013 hingga 2016. KFC Canada juga pernah meluncurkan “Bitcoin Bucket” sebagai kampanye terbatas pada 2018. Di Eropa, Burger King Germany menerima pembayaran Bitcoin untuk pemesanan online pada 2019.

Masuknya fast food dalam ekosistem pembayaran Bitcoin menunjukkan bahwa aset kripto tidak hanya digunakan untuk transaksi bernilai besar, tetapi juga bisa menyentuh kebutuhan sehari-hari.

 

7. Tiket Pertandingan Olahraga

Industri olahraga menjadi salah satu sektor paling antusias dalam menerima Bitcoin. Klub NBA Dallas Mavericks, yang dikenal progresif di bidang teknologi, membuka opsi pembayaran Bitcoin sejak 2019 untuk pembelian tiket dan merchandise. Langkah ini kemudian diikuti oleh beberapa klub dan liga lainnya.

San Jose Sharks dari NHL menerima Bitcoin untuk pembelian tiket VIP dan sponsorship sejak 2021. Oakland Athletics di MLB bahkan pernah menjual paket suite stadion seharga 1 BTC pada 2021. Tidak hanya itu, Tennessee Titans dari NFL juga memberi opsi pembayaran Bitcoin untuk pembelian tiket jangka panjang serta paket keanggotaan premium.

Keterlibatan klub-klub besar ini membuat penggunaan Bitcoin semakin dikenal di kalangan penggemar olahraga yang ingin kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi.

 

8. Donasi Amal (Charitable Donations)

Sektor amal ternyata termasuk salah satu yang paling cepat mengadopsi aset kripto. Save the Children menerima donasi Bitcoin sejak 2013, menjadikannya salah satu organisasi global pertama yang membuka pintu untuk kontribusi berbasis kripto. Beberapa cabang Palang Merah internasional juga mulai memanfaatkan kripto untuk mendukung program bantuan kemanusiaan.

The Giving Block melaporkan bahwa donasi crypto secara global terus meningkat dan pernah mencapai ratusan juta dolar dalam setahun. Banyak donor melihat Bitcoin sebagai cara yang lebih cepat, transparan, dan efisien untuk menyalurkan bantuan ke berbagai negara, terutama pada situasi yang membutuhkan respons cepat.

Model donasi berbasis kripto memberikan fleksibilitas lebih besar bagi organisasi nirlaba, sekaligus membuka akses bagi penyumbang dari berbagai belahan dunia.

 

9. Subscription Services

Layanan digital juga menjadi sektor yang sangat cocok untuk pembayaran berbasis kripto. Twitch, salah satu platform streaming terbesar, menerima pembayaran Bitcoin untuk subscription, memungkinkan pengguna mendukung kreator favorit mereka menggunakan aset kripto.

Layanan penyedia VPN seperti NordVPN dan Private Internet Access (PIA) juga menerima Bitcoin, sejalan dengan kebutuhan banyak pengguna internet akan keamanan dan privasi. WordPress menjadi salah satu platform paling awal yang menerima Bitcoin, yakni sejak 2012, dan langkah ini membuka jalan bagi banyak layanan digital lain untuk mengikuti.

Selain itu, berbagai layanan streaming populer seperti Netflix, Spotify, dan Steam bisa dibayar secara tidak langsung menggunakan Bitcoin melalui kartu debit crypto yang terhubung dengan jaringan Visa atau Mastercard.

 

10. Luxury Fashion

Industri fashion mewah menjadi salah satu sektor paling cepat mengadopsi Bitcoin, terutama karena banyak konsumennya berasal dari kalangan muda yang akrab dengan teknologi dan aset digital. Gucci menjadi brand besar pertama yang menerima pembayaran kripto pada 2022 di beberapa toko di Amerika Serikat. Langkah ini kemudian diikuti oleh Balenciaga, yang juga membuka opsi pembayaran Bitcoin serta Ether.

Brand lainnya seperti Off-White menerima pembayaran kripto di gerai mereka di Paris, London, dan Milan. Sementara itu, Philipp Plein mencatat transaksi kripto bernilai lebih dari 15 juta dolar dalam satu tahun, menunjukkan bahwa pasar fashion mewah semakin siap membuka diri terhadap aset digital.

Bagi industri fashion, pembayaran dengan Bitcoin bukan hanya soal modernisasi, tetapi juga strategi untuk menjangkau konsumen baru yang ingin cara belanja yang lebih fleksibel. Dan kalau melihat arah perkembangannya, sektor ini tampak semakin yakin bahwa teknologi blockchain akan menjadi bagian dari perjalanan belanja di masa depan. Namun di balik semua kemudahan dan inovasinya, penggunaan Bitcoin sebagai alat bayar tetap membawa tantangan yang perlu dipahami sebelum kamu mencobanya secara langsung.

 

Risiko dan Batasan Pembayaran Bitcoin

Semua contoh penggunaan Bitcoin tadi memang menunjukkan betapa luasnya adopsi aset kripto di berbagai negara. Tetapi sebelum kamu melihatnya sebagai cara pembayaran yang sepenuhnya ideal, ada sejumlah risiko dan batasan yang penting dipahami, terutama jika kamu berencana menggunakan Bitcoin untuk transaksi lintas negara.

Salah satu tantangan utama adalah volatilitas harga. Nilai Bitcoin bisa berubah cukup cepat dalam waktu singkat, dan perubahan ini dapat memengaruhi nilai akhir pembelian ketika transaksi sedang diproses. Merchant biasanya mengunci harga dalam jangka waktu tertentu, tetapi risiko pergerakan harga tetap ada di sisi pengguna.

Selain volatilitas, regulasi juga menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Setiap negara memiliki aturan berbeda terkait pembayaran berbasis kripto. Ada negara yang memberi ruang besar bagi transaksi Bitcoin, namun ada juga yang membatasi atau bahkan melarang. Jika kamu melakukan transaksi internasional tanpa memahami aturan negara tujuan, kamu bisa menghadapi kendala mulai dari pembatasan layanan hingga batalnya transaksi.

Keamanan juga menjadi perhatian. Pembayaran menggunakan Bitcoin bersifat final; ketika transaksi sudah terkirim ke blockchain, kamu tidak bisa membatalkan atau menariknya kembali, sehingga pemahaman tentang cara menjaga keamanan aset kripto menjadi sangat penting. Ini memberikan kepastian bagi merchant, tetapi menuntut pengguna untuk sangat berhati-hati. Mengirim ke alamat yang salah atau ke merchant yang tidak terpercaya bisa berujung kerugian yang tidak dapat dikembalikan.

Selain itu, tidak semua merchant memiliki dukungan pembayaran kripto yang konsisten. Beberapa hanya menerima Bitcoin melalui penyedia layanan tertentu, sementara yang lain mungkin berhenti menyediakan opsi tersebut setelah periode tertentu. Hal ini membuat pengguna perlu memastikan ketersediaan metode pembayaran sebelum bertransaksi.

Untuk pengguna di Indonesia, batasan regulasi domestik juga perlu diperhatikan. Sistem pembayaran dalam negeri wajib menggunakan rupiah, sehingga penggunaan Bitcoin sebagai alat bayar hanya berlaku pada merchant global. Artinya, kamu perlu memahami perbedaan antara transaksi di Indonesia dan transaksi lintas negara, terutama terkait aspek legalitas dan keamanan.

Dengan memahami risiko dan batasan ini, kamu bisa melihat penggunaan Bitcoin dengan lebih seimbang. Pembayaran berbasis kripto menawarkan banyak kemudahan, tetapi tetap membutuhkan pemahaman yang matang agar penggunaannya tetap aman dan sesuai aturan. Dari sini, gambaran tentang peran Bitcoin mulai terlihat lebih jelas, dan kamu bisa melihat posisi aset ini dalam perkembangan pembayaran modern

.

Kesimpulan

Melihat berbagai contoh penggunaan Bitcoin di luar negeri, kamu bisa melihat bahwa aset digital ini sudah bergerak jauh melampaui fungsinya sebagai instrumen investasi. Banyak sektor—mulai dari barang mewah, properti, seni, hingga layanan digital—melihat Bitcoin sebagai cara baru untuk melayani pelanggan global dengan lebih cepat dan efisien. Perkembangannya bukan muncul dalam satu malam, tetapi tumbuh dari kebutuhan pasar yang semakin terbiasa bertransaksi tanpa batas negara.

Namun posisi Bitcoin tidak selalu sama di setiap tempat. Indonesia memilih jalur yang berbeda dengan menempatkan Bitcoin sebagai komoditas yang diperdagangkan, bukan alat pembayaran. Kebijakan ini membuat penggunaan Bitcoin di dalam negeri tetap terbatas, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi pengguna Indonesia untuk bertransaksi di merchant global yang menerima aset kripto.

Pada akhirnya, Bitcoin memberi alternatif baru dalam cara orang bertransaksi, dan tren ini kemungkinan akan terus bergerak mengikuti perkembangan teknologi dan kebijakan di berbagai negara. Perjalanan adopsinya menunjukkan bahwa pembayaran digital tidak lagi sekadar soal kecepatan, tetapi juga soal bagaimana orang memilih cara yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Dan di tengah perubahan itu, memahami konteks regulasi serta risiko menjadi langkah penting sebelum kamu memutuskan untuk menggunakan Bitcoin dalam transaksi global.

 

Itulah informasi menarik tentang Bayar pakai Bitcoin yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apakah Bitcoin bisa dipakai untuk pembayaran di Indonesia?

Tidak bisa. Di Indonesia, Bitcoin tidak dianggap sebagai alat pembayaran resmi. Undang-undang menetapkan rupiah sebagai satu-satunya alat bayar yang sah, dan Bank Indonesia melarang penggunaan aset kripto untuk transaksi domestik. Bitcoin di Indonesia diperlakukan sebagai aset komoditas yang diperdagangkan di platform berizin Bappebti. Kamu tetap bisa menggunakan Bitcoin untuk pembelian di luar negeri selama merchant tersebut menerima pembayaran berbasis kripto.

2. Negara mana saja yang menerima pembayaran menggunakan Bitcoin?

Beberapa negara yang paling terbuka terhadap pembayaran kripto antara lain Swiss, Portugal, Jepang, Amerika Serikat (terutama beberapa negara bagian), Uni Emirat Arab, dan El Salvador. Di negara-negara tersebut, pembayaran dengan Bitcoin digunakan untuk layanan premium, barang mewah, hingga kebutuhan harian. Namun setiap negara memiliki aturan berbeda, sehingga selalu penting memahami regulasi sebelum bertransaksi.

3. Apa keuntungan membayar dengan Bitcoin dibandingkan metode pembayaran biasa?

Keuntungan utamanya terletak pada kecepatan dan efisiensi. Pembayaran lintas negara bisa dilakukan tanpa proses bank yang panjang, dan biaya transfer sering kali lebih rendah untuk transaksi bernilai besar. Bitcoin juga tidak terikat jam operasional bank sehingga lebih fleksibel. Namun, pengguna tetap perlu memahami risiko volatilitas harga dan memastikan transaksi dilakukan melalui merchant yang terpercaya.

4. Lebih aman membayar dengan Bitcoin atau stablecoin?

Stablecoin biasanya lebih stabil karena nilainya mengikuti aset tertentu seperti dolar AS, sehingga cocok untuk transaksi yang membutuhkan kepastian harga. Bitcoin, di sisi lain, memiliki volatilitas yang lebih tinggi tetapi menawarkan jalur transaksi yang lebih global. Keamanan keduanya bergantung pada bagaimana kamu menyimpan aset dan memastikan tujuan pembayaran benar. Jika ingin stabilitas harga, stablecoin bisa lebih aman; jika ingin akses yang lebih luas, Bitcoin lebih fleksibel.

5. Bagaimana cara mengetahui apakah merchant luar negeri menerima Bitcoin?

Sebagian besar merchant yang menerima kripto mencantumkan metode pembayaran ini di halaman checkout atau bagian informasi pembayaran. Beberapa marketplace khusus, seperti Crypto Real Estate atau retailer barang mewah berbasis kripto, juga mengkurasi merchant yang menerima Bitcoin. Jika kamu menggunakan kartu debit crypto (Visa atau Mastercard), beberapa layanan global seperti streaming dan layanan digital dapat dibayar secara tidak langsung menggunakan Bitcoin melalui saldo kripto kamu.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Bitcoin

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 8.92%
bnb BNB 0.44%
sol Solana 4.80%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.51%
pol Polygon Ecosystem Token 2.10%
trx Tron 2.85%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
PERP/IDR
Perpetual
2.201
71.95%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
50%
MON/IDR
Monad
750
39.93%
PLUME/IDR
Plume Netw
568
32.71%
SPX/IDR
SPX6900
11.083
23.58%
Nama Harga 24H Chg
VCG/USDT
VCGamers
0
-25.83%
BEAM/IDR
Beam
56
-22.22%
RVM/IDR
Realvirm
9
-18.18%
L3/IDR
Layer3
260
-17.46%
DFG/IDR
Defigram
82.363
-16.8%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

FLock: AI Baru yang Bikin Data Kamu Tetap Aman
26/11/2025
FLock: AI Baru yang Bikin Data Kamu Tetap Aman

Semakin sering kamu memakai layanan AI untuk membantu kerja sehari-hari,

26/11/2025
10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin
26/11/2025
10 Hal yang Sudah Bisa Dibayar Pakai Bitcoin

Bitcoin dan Tren Belanja Akhir Tahun Akhir tahun biasanya jadi

26/11/2025
Retest Trading: Cara Pintar Baca Arah Bitcoin Berikutnya
25/11/2025
Retest Trading: Cara Pintar Baca Arah Bitcoin Berikutnya

Pergerakan harga Bitcoin di 2025 kembali menunjukkan sifat aslinya: volatil,

25/11/2025