Motif Ekonomi yang Menggerakkan Investor Kripto
icon search
icon search

Top Performers

Motif Ekonomi yang Menggerakkan Investor Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Motif Ekonomi yang Menggerakkan Investor Kripto

Motif Ekonomi yang Menggerakkan Investor Kripto

Daftar Isi

Kalau kamu perhatikan, pola di pasar kripto itu sering kelihatan berulang. Saat harga naik tajam, volume perdagangan melonjak, semua orang ngobrol soal aset digital. Begitu pasar melemah, lini masa sepi, orang mulai bicara soal menahan kerugian atau pindah ke aset yang terasa lebih aman. Di balik semua gerakan itu, ada satu benang merah yang jarang dibahas secara serius: motif ekonomi yang menggerakkan investor.

Motif ekonomi bukan sekadar istilah di buku pelajaran. Untuk investor kripto, motif ini menjawab pertanyaan yang sangat praktis: kamu masuk ke aset digital ini karena apa, ingin mengejar apa, dan siap menanggung risiko sejauh mana. Begitu motifnya jelas, keputusan keuangan biasanya jauh lebih terarah.

 

Memahami Motif Ekonomi diBalik Keputusan Investasi

Secara sederhana, motif ekonomi adalah alasan yang mendorong seseorang bertindak dalam aktivitas ekonomi, termasuk saat kamu memutuskan membeli, menjual, atau menahan aset kripto. Di level dasar, manusia ingin memenuhi kebutuhan, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi risiko, dan mendapatkan rasa aman secara finansial. Di atas itu, ada motif lain seperti pengakuan sosial, kekuasaan, sampai keinginan ikut berkontribusi ke suatu ekosistem.

Dalam konteks aset digital, motif ekonomi membuat dua orang yang membeli koin yang sama bisa punya cerita dan perilaku yang sangat berbeda. Satu orang bisa masuk karena ingin memanfaatkan volatilitas untuk trading jangka pendek, sementara yang lain melihat Bitcoin sebagai aset jangka panjang untuk melindungi nilai uangnya. Pemahaman motif seperti ini penting, karena akan memengaruhi strategi, horizon waktu, hingga cara kamu merespons gejolak harga.

Begitu kamu melihat motif sebagai akar perilaku, pembacaan pasar tidak lagi sekadar soal grafik dan candle. Kamu mulai menangkap bahwa di balik angka-angka, ada jutaan keputusan individu yang digerakkan oleh motif yang berlapis-lapis.

 

Mengapa Banyak Orang Masuk ke Aset Kripto

Beberapa tahun terakhir, investasi aset kripto tidak lagi menjadi fenomena kecil. Secara global, pemilik aset kripto diperkirakan telah mencapai lebih dari 560 juta orang pada 2024, sekitar 6,8 persen populasi. Di Indonesia, Bappebti mencatat lebih dari 20 juta investor kripto pada 2024, dan laporan lain bahkan menyebut angka di atas 22 juta pengguna terdaftar di berbagai exchange lokal. Artinya, motif ekonomi yang mendorong orang masuk ke aset digital sudah menyentuh lapisan masyarakat yang jauh lebih luas, bukan hanya komunitas kecil yang sangat teknis.

Sebagian besar investor tertarik karena peluang keuntungan yang terlihat jauh lebih besar dibanding instrumen tradisional. Volatilitas yang tinggi dipersepsikan sebagai kesempatan, bukan semata-mata sumber risiko. Di sisi lain, ada juga kelompok yang memandang aset kripto, terutama Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi atau pelemahan mata uang. Di sekitar itu, tumbuh pula komunitas yang menjadikan kepemilikan aset digital sebagai identitas dan simbol keikutsertaan dalam ekosistem teknologi baru.

Dengan latar yang semakin beragam ini, motif ekonomi yang dulu mungkin sederhana sekarang menjadi semakin kaya. Di sinilah menariknya membedah satu per satu motif yang biasanya muncul di balik keputusan investor kripto.

 

Motif Keuntungan: Saat Profit Menjadi Dorongan Utama

Motif pertama yang hampir selalu muncul adalah keinginan mendapatkan keuntungan. Ketika kamu melihat grafik yang naik tajam, cerita orang yang berhasil mengalikan modal, atau testimoni trader yang sukses, dorongan untuk ikut serta akan terasa sangat kuat. Ini murni motif ekonomi: kamu ingin mengubah sejumlah modal hari ini menjadi nilai yang lebih besar di masa depan.

Volatilitas di pasar kripto membuat motif keuntungan terasa sangat nyata. Perubahan harga yang bisa mencapai persentase dua digit dalam waktu singkat menawarkan kesempatan untuk mengambil selisih harga, baik melalui trading jangka pendek maupun posisi spekulatif. Bagi sebagian orang, ini terlihat jauh lebih menarik dibandingkan menunggu return beberapa persen per tahun di instrumen yang lebih stabil.

Namun, motif keuntungan juga memiliki sisi lain. Ketika fokus hanya pada angka profit, banyak investor mengabaikan manajemen risiko dalam trading kripto, diversifikasi, dan disiplin strategi. Situasi ini sering terlihat saat periode euforia, ketika harga naik terus dan banyak orang merasa takut tertinggal. Di titik inilah motif keuntungan mulai bercampur dengan motif lain seperti status dan pengakuan, yang akan semakin menguatkan perilaku spekulatif jika tidak diimbangi dengan kesadaran risiko.

Kamu bisa mengukur seberapa besar motif keuntungan mendominasi keputusan dengan bertanya sederhana pada diri sendiri: kalau harga bergerak berlawanan dari harapanmu, apa kamu masih tetap bertahan karena punya alasan fundamental, atau semata-mata karena tidak rela melepas potensi keuntungan yang sudah kamu bayangkan sebelumnya?

 

Motif Keamanan dan Risiko: Antara Lindung Nilai dan Spekulasi

Di sisi lain, ada kelompok investor yang justru masuk ke aset kripto dengan motif keamanan. Mereka melihat aset digital sebagai salah satu cara mengurangi dampak inflasi, diversifikasi dari mata uang fiat, atau sekadar menambah satu kelas aset baru agar portofolio lebih seimbang. Motif ini tampak jelas saat pasar tradisional terguncang, sementara aliran dana ke aset digital mengalami peningkatan.

Fenomena lain yang menarik adalah pergeseran dana antar aset di dalam pasar kripto sendiri. Saat ketidakpastian meningkat, banyak investor mengalihkan sebagian portofolionya ke Bitcoin, stablecoin, atau aset yang dinilai lebih mapan. Perilaku ini mencerminkan motif melindungi nilai dan menahan risiko jangka pendek. Di banyak laporan, terlihat juga peningkatan aktivitas di stablecoin ketika indeks sentimen pasar menunjukkan tingkat ketakutan yang tinggi.

Indeks seperti Crypto Fear and Greed Index sering dipakai dalam analisis psikologi pasar kripto untuk merangkum suasana hati pasar dalam satu angka, mulai dari ekstrem takut hingga ekstrem rakus. Ketika skor berada di area takut, motif keamanan cenderung mendominasi. Investor lebih berhati-hati, banyak yang memilih mengurangi eksposur. Sebaliknya, saat skor mengarah ke serakah, motif keuntungan dan spekulasi kembali mendesak ke depan.

Bagi kamu sebagai investor, memahami pergeseran halus antara motif keamanan dan spekulasi akan membantu menilai apakah keputusan yang kamu ambil saat ini masih rasional, atau mulai terjebak dalam arus emosi pasar.

 

Motif Status, Pengakuan, dan FOMO di Pasar Kripto

Tidak bisa dipungkiri, ada motif ekonomi yang berhubungan dengan status dan pengakuan sosial. Di era media sosial, portofolio kadang bukan hanya angka di aplikasi, tetapi juga bahan cerita, konten, bahkan personal branding. Ketika seseorang mengumumkan profit besar atau keberhasilan menahan aset sejak harga sangat murah, ada nilai sosial yang ikut terbentuk, bukan hanya nilai finansial.

Motif ini membuat perilaku FOMO sangat mudah terjadi. Saat kamu melihat orang lain mengklaim sudah masuk lebih awal pada satu token dan sekarang menikmati kenaikan harga berkali-kali lipat, ada rasa tertinggal yang membuat keinginan masuk menjadi sangat kuat. FOMO ini sering memicu keputusan beli di harga yang sudah tinggi tanpa kajian yang memadai, karena motif utamanya bukan lagi sekadar mencari keuntungan, tetapi juga mengejar pengakuan dan tidak ingin menjadi satu-satunya yang tertinggal di lingkaran pertemanan atau komunitas.

Motif status juga terlihat ketika orang memilih aset tertentu karena dianggap lebih prestisius atau identik dengan proyek yang sedang populer. Di sini, aspek ekonomi bercampur dengan simbolik. Aset yang dipilih bukan hanya dinilai dari potensi secara fundamental, tetapi juga dari seberapa besar nilai ceritanya.

Kalau kamu merasa sering sulit menahan keinginan masuk ke satu aset hanya karena takut tertinggal, ini biasanya tanda bahwa motif status dan FOMO dalam trading kripto sedang mengambil peran besar. Menyadari hal ini lebih awal bisa membantu menahan diri dan kembali ke analisis yang lebih tenang.

 

Motif Sosial dan Komunitas: Ketika Ekonomi Bertemu Solidaritas

Di ekosistem kripto, komunitas memegang peran yang sangat besar. Banyak proyek tumbuh karena ada sekelompok orang yang percaya pada visi yang sama dan siap memberikan waktu, tenaga, dan dana untuk mendukung perkembangan ekosistem tersebut. Di titik ini, motif ekonomi bergabung dengan motif sosial.

Sebagai contoh, ada investor yang membeli token bukan semata-mata karena ingin mendapatkan capital gain, tetapi juga karena ingin mendukung pengembangan aplikasi, jaringan, atau proyek tertentu. Imbalan berupa airdrop, staking reward, atau hak suara di tata kelola protokol memang bernilai ekonomis, tetapi yang mengikat mereka tetap berada di proyek tersebut adalah rasa memiliki dan keterlibatan sosial.

Motif sosial juga hadir ketika kamu mempekerjakan teman sebagai tim dalam proyek Web3, ikut program edukasi komunitas, atau mengadakan acara offline yang mendorong literasi aset digital. Di sini, keputusan ekonomi (mengeluarkan dana, mengalokasikan waktu) berpadu dengan tujuan sosial untuk membantu orang lain mendapatkan akses dan pengetahuan yang sama.

Namun, motif sosial juga bisa bergeser menjadi tekanan kelompok. Ketika komunitas terlalu kuat, suara yang berbeda bisa terpinggirkan, dan investor menjadi enggan mengkritisi proyek yang diikutinya. Menyadari batas sehat antara dukungan komunitas dan tekanan sosial akan membantu kamu tetap objektif dalam mengambil keputusan finansial.

 

Motif Organisasi: Institusi dan Perusahaan yang Menggerakkan Pasar

Tidak hanya individu, organisasi dan institusi juga memiliki motif ekonomi yang kuat saat masuk ke aset kripto. Laporan berbagai lembaga menunjukkan bahwa adopsi aset digital meningkat di berbagai kategori pendapatan negara, dan Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang tingkat adopsinya tinggi. Seiring pertumbuhan tersebut, perusahaan teknologi, manajer aset, dan lembaga keuangan mulai melihat aset kripto sebagai bagian dari strategi bisnis dan portofolio mereka.

Motif organisasi biasanya mencakup beberapa hal: diversifikasi sumber pendapatan, inovasi produk, efisiensi pembayaran, hingga memanfaatkan peluang pasar baru yang belum digarap. Saat sebuah perusahaan publik memutuskan menambah aset digital ke neraca keuangannya, keputusan itu tidak hanya didorong oleh perhitungan jangka pendek, tetapi juga strategi jangka panjang dalam memposisikan diri ditengah perubahan lanskap keuangan.

Perusahaan lokal maupun global yang masuk ke pasar Indonesia melalui akuisisi atau kerja sama dengan pelaku aset digital juga menunjukkan adanya keyakinan terhadap potensi pasar kripto di Tanah Air. Data Bappebti yang mencatat lebih dari 20 juta investor kripto di Indonesia memperlihatkan basis pengguna yang besar dan terus berkembang.

Bagi investor ritel, memahami motif ekonomi dibalik langkah organisasi besar bisa membantu membaca arah arus modal. Saat institusi mulai memperluas eksposur ke aset digital, itu sering kali menjadi sinyal bahwa aset tersebut mulai dipandang serius sebagai bagian dari sistem keuangan yang lebih luas.

 

Teori Ekonomi dan Psikologi yang Menjelaskan Perilaku Investor

Motif ekonomi tidak pernah bekerja sendiri. Di belakangnya ada berbagai teori ekonomi dan psikologi yang membantu menjelaskan mengapa investor sering bertindak di luar logika sederhana untung rugi.

Prospect theory, misalnya, menjelaskan bahwa manusia cenderung lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan. Artinya, kerugian kecil bisa terasa jauh lebih menyakitkan dibandingkan perasaan senang saat mendapatkan keuntungan yang sepadan. Ini membantu menjelaskan mengapa banyak investor enggan memotong kerugian, atau justru menahan aset terlalu lama dengan harapan harga kembali seperti semula.

Loss aversion juga membuat investor kadang menolak menjual aset yang sudah tidak lagi sejalan dengan tujuan awal, hanya karena tidak sanggup melihat kerugian itu menjadi nyata. Di sisi lain, herding behavior menggambarkan kecenderungan mengikuti mayoritas. Di pasar kripto yang sangat terhubung dengan media sosial, perilaku ini muncul saat banyak orang serentak membeli atau menjual hanya karena melihat arus massa, tanpa analisis pribadi yang matang.

Teori lain seperti expected utility dan konsep kebutuhan berjenjang juga bisa membantu membaca motif. Ada investor yang fokus memenuhi kebutuhan dasar keamanan finansial, sementara yang lain mengejar aktualisasi dengan menjadi pionir di proyek baru. Di atas kertas, angka keuntungan mungkin sama, tetapi pengalaman dan motivasi yang dirasakan masing-masing investor bisa sangat berbeda.

Dengan mengenali kerangka teori ini, kamu akan lebih mudah mengidentifikasi kapan motif ekonomi yang sehat sedang bekerja, dan kapan keputusan sudah terlalu banyak dipengaruhi bias psikologis.

 

Membaca Motif Investor Lewat Data Pasar Kripto

Motif memang berada di ranah psikologis, tetapi jejaknya bisa dilihat di data pasar. Volume perdagangan, pergeseran dominasi aset tertentu, arus dana ke exchange, hingga indeks sentimen semuanya memberi gambaran bagaimana motif ekonomi bergerak.

Ketika indeks fear and greed menunjukkan kondisi takut ekstrem, pasar biasanya didominasi motif keamanan. Banyak investor menjual aset berisiko tinggi, menambah kepemilikan stablecoin, atau menahan transaksi. Sebaliknya, saat indeks menunjukkan serakah, motif keuntungan dan spekulasi menguat. Harga sering bergerak tajam, dan berita positif mudah memicu lonjakan harga.

Data kepemilikan global juga menjadi petunjuk penting. Laporan terbaru menunjukkan lebih dari setengah miliar orang kini telah memiliki aset kripto, dengan Asia sebagai salah satu kawasan pendorong utama. Di Indonesia, laporan industri menyebut nilai transaksi kripto mencapai puluhan miliar dolar pada 2024, seiring kenaikan jumlah pengguna yang menembus puluhan juta. Angka-angka ini menandakan bahwa motif ekonomi yang dulu terbatas pada segmen tertentu kini mulai menjangkau masyarakat lebih luas.

Saat kamu melihat data seperti ini, coba kaitkan dengan pertanyaan sederhana: apa yang kira-kira mendorong jutaan orang itu mengambil keputusan serupa di periode yang sama? Jawaban atas pertanyaan itu biasanya akan mengarah ke motif ekonomi yang sedang dominan.

 

Mengenali Motif Investasimu Sendiri agar Tidak Terseret Arus

Setelah kamu memahami berbagai motif yang menggerakkan investor lain, langkah berikutnya adalah jujur pada diri sendiri. Pertanyaan pentingnya bukan hanya “investasi apa yang bagus”, tetapi juga “kenapa kamu memilih instrumen itu”.

Ada beberapa refleksi yang bisa kamu gunakan sebagai panduan. Pertama, apakah tujuanmu lebih dekat ke mencari keuntungan cepat, membangun kekayaan jangka panjang, atau melindungi nilai aset? Kedua, seberapa besar peran pengaruh lingkungan, teman, komunitas, atau media sosial dalam keputusan yang kamu ambil? Ketiga, bagaimana reaksi kamu ketika harga bergerak berlawanan dengan harapan: cenderung panik, menambah posisi tanpa perhitungan, atau mengevaluasi ulang berdasarkan data?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini, kamu bisa memetakan motif dominan yang selama ini mengarahkan keputusan. Jika kamu mendapati bahwa motif status dan FOMO sering lebih kuat daripada analisis dan pengelolaan risiko, itu tanda bahwa strategi perlu disusun ulang. Sebaliknya, jika motif keamanan membuat kamu sama sekali tidak berani mengambil risiko, mungkin portofolio menjadi terlalu konservatif untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Mengenali motif bukan tentang menilai diri benar atau salah, tetapi tentang memastikan bahwa keputusan investasi selaras dengan kondisi keuangan dan tujuan hidupmu, bukan semata-mata reaksi spontan terhadap gerakan pasar.

 

Penutup: Memahami Motif untuk Keputusan yang Lebih Sehat

Motif ekonomi yang menggerakkan investor kripto hadir dalam berbagai bentuk: keinginan mencari keuntungan, kebutuhan rasa aman, pencarian status, dorongan sosial, hingga strategi organisasi besar yang bermain di level institusional. Semua motif ini bertemu dalam satu ruang yang sama, membentuk pola harga, volume, dan sentimen yang kamu lihat setiap hari.

Dengan memahami motif, kamu tidak lagi melihat pasar sebagai sekumpulan angka yang bergerak tanpa arah. Kamu mulai memahami bahwa di balik setiap candle ada cerita keputusan manusia, dan keputusan itu sebagian besar lahir dari motif ekonomi yang kadang rasional, kadang emosional.

Pada akhirnya, mengelola investasi bukan hanya soal memilih aset, tetapi juga soal mengelola motif dalam diri sendiri. Semakin jernih kamu mengenali alasan di balik setiap langkah, semakin besar peluang kamu untuk membangun strategi yang konsisten, seimbang antara peluang dan risiko, dan lebih tahan terhadap gejolak sentimen jangka pendek.

 

Itulah informasi menarik tentang Motif ekonomi yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa hubungan motif ekonomi dengan keputusan investor kripto?

Motif ekonomi adalah alasan yang mendorong seseorang bertindak dalam kegiatan ekonomi. Di pasar kripto, motif ini menjelaskan mengapa kamu membeli, menjual, atau menahan aset tertentu. Keputusan investasi yang tampak serupa di permukaan bisa punya motif yang sangat berbeda, mulai dari mengejar keuntungan, mencari rasa aman, hingga ingin terlibat dalam komunitas.

2. Kenapa motif keuntungan sangat kuat di pasar kripto?

Pasar kripto dikenal memiliki volatilitas tinggi, sehingga peluang mendapatkan selisih harga besar terasa lebih terbuka dibanding instrumen yang stabil. Hal ini membuat motif mencari keuntungan cepat menjadi sangat menonjol. Namun, jika tidak diimbangi manajemen risiko, motif ini dapat mendorong keputusan yang terlalu spekulatif.

3. Bagaimana motif sosial bisa memicu FOMO di aset kripto?

Motif sosial muncul ketika kamu ingin diakui, tidak ingin tertinggal, atau ingin menjadi bagian dari kelompok tertentu. Saat komunitas ramai membahas satu aset dan banyak orang mengaku sudah masuk lebih awal, tekanan sosial ini bisa memicu rasa takut tertinggal. Dari sini, FOMO muncul dan sering mengarah pada keputusan beli tanpa perhitungan yang matang.

4. Apa bedanya motif ekonomi individu dan organisasi di pasar aset digital?

Individu biasanya didorong oleh kebutuhan pribadi: menambah penghasilan, melindungi nilai aset, atau membangun identitas finansial. Organisasi dan institusi cenderung memiliki motif yang lebih terstruktur, seperti diversifikasi portofolio, inovasi produk, atau strategi bisnis jangka panjang. Perbedaan ini memengaruhi cara mereka masuk dan keluar dari pasar serta besarnya dana yang digerakkan.

5. Bagaimana cara mengetahui motif investasimu sendiri sudah sehat atau belum?

Kamu bisa mulai dengan mengamati reaksi saat pasar bergerak. Jika keputusan lebih sering dipicu rasa panik, euforia, atau tekanan sosial, kemungkinan besar motif yang dominan belum seimbang. Sebaliknya, jika kamu selalu kembali ke tujuan finansial, profil risiko, dan rencana tertulis sebelum mengambil keputusan, motif yang bekerja cenderung lebih sehat dan selaras dengan strategi jangka panjang.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Tutorial

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 9.88%
bnb BNB 0.66%
sol Solana 4.89%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.22%
pol Polygon Ecosystem Token 2.19%
trx Tron 2.83%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
50%
LUNA/IDR
Terra
2.501
41.46%
PLPA/IDR
Palapa
269
31.95%
LUNC/IDR
Terra Clas
1
30.07%
VRA/IDR
Verasity
5
25%
Nama Harga 24H Chg
DUPE/IDR
Dupe
222
-17.78%
VOXEL/IDR
Voxies
386
-14.98%
FWOG/IDR
Fwog
193
-13.84%
LOOM/IDR
Loom Netwo
7
-12.5%
GRIFFAIN/IDR
GRIFFAIN
332
-11.39%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Nine Chronicles: Dari Game Idle Jadi Ekosistem Web3
09/12/2025
Nine Chronicles: Dari Game Idle Jadi Ekosistem Web3

Web3 gaming belakangan ini sering muncul di obrolan komunitas kripto

09/12/2025
Motif Ekonomi yang Menggerakkan Investor Kripto
09/12/2025
Motif Ekonomi yang Menggerakkan Investor Kripto

Kalau kamu perhatikan, pola di pasar kripto itu sering kelihatan

09/12/2025
Abigail Johnson: CEO Fidelity yang Dukung Bitcoin

Saat Bos Besar Tradfi Ikut Masuk ke Bitcoin Selama ini,