Manajemen Risiko: Tujuan, Manfaat & Cara Melakukannya
icon search
icon search

Top Performers

Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis & Contohnya

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis & Contohnya

Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis & Contohnya

Daftar Isi

Dalam dunia bisnis, salah satu aktivitas yang penting untuk dilakukan adalah manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan suatu pendekatan terstruktur dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko-risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan suatu entitas, baik itu organisasi, proyek, maupun dalam dunia investasi.

 

Dengan menerapkan manajemen risiko, entitas dapat lebih proaktif dalam menghadapi ketidakpastian dan meminimalkan dampak buruk yang bisa terjadi. Sejalan dengan hal itu, manajemen risiko menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam berbagai konteks organisasi, proyek, dan investasi.

 

Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu manajemen risiko, mulai dari pengertian, manajemen risiko, tujuan, jenis, dan cara melakukannya, simak ulasannya berikut ini.

 

Apa Itu Manajemen Risiko?

Memiliki pemahaman mendalam atas manajemen risiko, termasuk pengertiannya, adalah hal penting yang tidak dapat diabaikan, utamanya bagi seorang pengusaha. 

 

Mengutip laman lmsspada.kemdikbud.go.id, berikut ini beberapa pengertian manajemen risiko menurut para ahli, di antaranya:

 

1. Fahmi (2010)

Menurut Fahmi (2010), manajemen risiko merupakan suatu disiplin ilmu yang memfokuskan pada tindakan-tindakan organisasi dalam mengatasi masalah berbasis manajemen secara sistematis dan menyeluruh.

 

2. Djojo Soedarso (2003)

Djojo Soedarso menyampaikan pandangan yang berbeda. Baginya, manajemen risiko adalah penerapan fungsi manajemen secara umum untuk merinci masalah dan solusi yang muncul di dalam sebuah organisasi, perusahaan, keluarga, maupun masyarakat.

 

3. Tampubolon (2004)

Sementara itu, menurut Tampubolon, manajemen risiko adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi dalam suatu transaksi bisnis.

 

4. Darmawi (2014)

Menurut Darmawi, konsep manajemen risiko mencakup upaya untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko dalam berbagai kegiatan perusahaan, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara keseluruhan.

 

5. Bramantyo (2008)

Menurut pandangan Bramantyo, manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai suatu proses yang terstruktur dan sistematis, yang melibatkan identifikasi, pengukuran, pemetaan, dan pengembangan alternatif penanganan risiko.

 

6. Noshworthy (2000)

Menurut Noshworthy, manajemen risiko adalah implementasi langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ancaman tersebut dan meminimalkan kerusakan jika terjadi. 

 

Analisis risiko dan pengendalian risiko menjadi dasar dari manajemen risiko, di mana pengendalian risiko adalah penerapan kontrol yang sesuai untuk mencapai keseimbangan antara keamanan, kegunaan, dan biaya.

 

7. Djohanputro (2008)

Dalam perspektif Djohanputro, manajemen risiko dapat diartikan sebagai suatu proses yang terstruktur dan sistematis yang melibatkan identifikasi, pengukuran, pemetaan, pengembangan alternatif penanganan risiko, serta pemantauan dan pengendalian pelaksanaan penanganan risiko.

 

8. Siagian dan Sekarsari (2001)

Menurut Siagian dan Sekarsari, pengertian manajemen risiko mencakup pengelolaan risiko secara menyeluruh, tidak hanya terbatas pada pembelian asuransi, melainkan juga melibatkan pengelolaan keseluruhan risiko yang dimiliki oleh organisasi.

 

Mengapa Manajemen Risiko dalam Kripto Itu Penting?

 

Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis & Contohnya

 

Secara umum, penerapan manajemen risiko investasi akan membantu trader dan investor dalam mengelola risiko investasi mereka pada suatu aset. 

 

Lebih dari sekadar melindungi modal, pendekatan manajemen risiko juga berkontribusi pada pencapaian target investasi yang telah ditetapkan.

 

Dalam konteks perkembangan pesat pasar aset kripto, sering kali terlupakan bahwa perdagangan kripto melibatkan tidak hanya potensi keuntungan, tetapi juga risiko yang signifikan. Karena itu, pemahaman dan penerapan manajemen risiko investasi menjadi sangat penting bagi para investor.

 

Manajemen risiko dalam dunia kripto melibatkan serangkaian prinsip dan langkah-langkah yang dirancang untuk mencegah kerugian dan menjaga keuntungan yang telah diperoleh. 

 

Dari prinsip dasar investasi, seperti menggunakan hanya dana yang bersifat surplus, hingga penerapan standar keamanan dan pembahasan tentang alokasi aset, semua elemen tersebut menjadi bagian dari strategi manajemen risiko crypto.

 

Tujuan utama dari manajemen risiko crypto adalah memastikan bahwa, meskipun terlibat dalam investasi atau perdagangan dengan risiko tinggi, kamu tidak akan kehilangan seluruhnya. 

 

Adopsi strategi yang tepat akan membantu investor meraih keuntungan optimal sambil mengurangi potensi kerugian. 

 

Dalam perdagangan aset kripto, risiko terkait adalah kemungkinan kehilangan dana yang diinvestasikan. Karena itu, kemampuan untuk memprediksi dan mengendalikan potensi kerugian menjadi inti dari manajemen risiko dalam konteks investasi aset kripto.

 

Apakah Tujuan dari Manajemen Risiko?

Setelah memahami pengertian manajemen risiko, selanjutnya juga penting untuk mengenali beberapa alasan mengapa proses manajemen risiko perusahaan perlu dilakukan. 

 

Mengutip laman ocbc.id, berikut ini beberapa tujuan dari manajemen risiko, di antaranya:

 

1. Minimalisasi Kerugian akibat Terjadinya Risiko

Setelah risiko diidentifikasi dan dianalisis, pihak-pihak terkait perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah risiko tersebut terjadi dan mengancam kelangsungan bisnis. 

 

Dalam hal ini, manajer risiko dapat membantu para pihak terlibat menemukan solusi penanganan risiko, seperti menghilangkan potensi risiko, meminimalisir dampaknya, atau mentransfer risiko kepada pihak lain.

 

2. Melacak Sumber-sumber Risiko

Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk melakukan mitigasi atau pelacakan terhadap sumber-sumber potensial yang dapat mengancam produktivitas dan keamanan bisnis. 

 

Proses pelacakan ini melibatkan riset dan analisis prosedural dari setiap aktivitas perusahaan, mulai dari proses produksi hingga pengelolaan aset.

 

3. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan

Tujuan selanjutnya dari manajemen risiko adalah agar perusahaan dapat berkembang secara stabil sesuai dengan target bisnisnya. 

 

Dengan adanya proses manajemen risiko, perusahaan dapat merespons dengan cepat terhadap sumber-sumber yang dapat mengancam pertumbuhan usaha.

 

4. Memberikan Rasa Aman bagi Stakeholder

Salah satu tujuan manajemen risiko perusahaan adalah agar stakeholder, termasuk investor, pekerja, supplier, asuransi, dan pihak-pihak lain yang terlibat, merasa aman dan percaya terhadap integritas bisnis perusahaan.

 

5. Menyediakan Informasi Risiko bagi Perusahaan

Tujuan berikutnya dari manajemen risiko adalah menyediakan informasi tentang potensi risiko di perusahaan. Setelah melakukan analisis, seorang manajer risiko perlu menyusun laporan risiko berdasarkan data dari proses mitigasi yang telah dilakukan.

 

Manfaat Manajemen Risiko

Meskipun melibatkan tahapan yang panjang dan berkelanjutan, proses manajemen risiko pada prinsipnya merupakan salah satu komponen pengelolaan bisnis yang paling vital untuk melindungi perusahaan dari berbagai masalah. 

 

Mengutip laman ocbc.id, berikut ini adalah beberapa manfaat dari penerapan manajemen risiko, antara lain:

 

1. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan

Selain berfungsi untuk meminimalkan ancaman, proses manajemen risiko juga dapat meningkatkan profitabilitas bisnis. 

 

Dengan menerapkan manajemen risiko perusahaan, kamu dapat melakukan analisis terhadap pengelolaan sumber daya yang mungkin tidak efisien atau efektif, sehingga meningkatkan kinerja keuangan.

 

2. Membantu Perusahaan Mencapai Visi Misi

Manfaat utama dari manajemen risiko perusahaan adalah mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan bisnis. 

 

Tanpa implementasi yang tepat dari proses manajemen risiko, perusahaan akan menghadapi kesulitan bahkan risiko kegagalan dalam mewujudkan visi dan misi tersebut.

 

3. Menjaga Kepercayaan Stakeholder

Manfaat terakhir dari manajemen risiko perusahaan adalah menjaga kepercayaan stakeholder. Jika perusahaan dapat membuktikan diri memiliki reputasi yang baik di mata stakeholder, kepercayaan ini akan terus terjaga. 

 

Kepercayaan yang kuat dari stakeholder dapat membuka peluang kerjasama yang lebih banyak dan memperkuat reputasi bisnis secara keseluruhan.

 

4. Mencegah Perusahaan Mengalami Kolaps

Manfaat lainnya dari manajemen risiko adalah mencegah bisnis mengalami kegagalan total. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan, mulai dari pengelolaan finansial yang kurang optimal hingga potensi penipuan. 

 

Proses manajemen risiko menjadi solusi efektif untuk menghindari risiko keuangan dan memitigasi potensi kebangkrutan.

 

Tahapan Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko perusahaan terdiri dari beberapa komponen atau tahapan, di antaranya:

 

1. Sasaran Analisis Risiko

Komponen pertama dalam proses manajemen risiko perusahaan adalah menetapkan sasaran atau tujuan dari analisis risiko. Sebelum melakukan riset terhadap sumber risiko, penting untuk mengidentifikasi secara obyektif mengapa analisis risiko diperlukan. 

 

Beberapa contoh sasaran mungkin termasuk pencegahan penipuan, perlindungan perusahaan dari piutang yang tidak tertagih, dan lain sebagainya.

 

2. Lingkungan yang Berpotensi Memunculkan Risiko

Komponen berikutnya dari proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi lingkungan yang memiliki potensi untuk munculnya risiko. 

 

Setiap bagian dalam bisnis memiliki risiko yang berbeda, sehingga strategi manajemen risiko perusahaan juga harus beragam sesuai dengan lingkungan yang relevan.

 

3. Identifikasi Peristiwa Penyebab Risiko

Setelah menetapkan lingkungan sumber risiko, langkah selanjutnya dalam proses manajemen risiko perusahaan adalah mengidentifikasi peristiwa yang menjadi penyebab risiko. 

 

Misalnya, dalam tahap analisis risiko di area produksi, peristiwa penyebab risiko mungkin melibatkan kecelakaan kerja, kesalahan dalam pengolahan bahan baku, dan sebagainya.

 

4. Valuasi Jenis Risiko

Tahapan keempat dalam manajemen risiko adalah menentukan valuasi atau tingkat risiko untuk setiap jenisnya. Pengukuran ini dapat diputuskan berdasarkan dua faktor utama, yaitu frekuensi kejadian dan tingkat kerugian. Berdasarkan frekuensinya, jenis risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 

  • Kemungkinan Terjadi Sering (Most Probable)
  • Kemungkinan Terjadi (Probable)
  • Kemungkinan Kadang Terjadi (Fair)
  • Kemungkinan Kecil Terjadi (Slight)
  • Kemungkinan tidak Terjadi (Improbable)

 

Sementara itu, berdasarkan tingkat kerugian atau severity-nya, jenis risiko dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 

  • Bencana (Catastrophic)
  • Kerugian Tinggi (High Loss)
  • Kerugian Sedang (Medium Loss)
  • Kerugian Rendah (Low Loss)
  • Dapat Diabaikan (Negligible)

 

5. Pengambilan Keputusan atas Risiko

Komponen kelima dalam manajemen risiko adalah proses pengambilan keputusan. Setelah jenis risiko dan tingkat valuasinya diidentifikasi, perusahaan dapat mengembangkan kebijakan atau mengambil tindakan yang sesuai dengan karakteristik risiko tersebut. 

 

Beberapa keputusan yang mungkin diambil dalam konteks manajemen risiko perusahaan, di antaranya adalah pengawasan, pemindahan, atau penanggulangan langsung terhadap sumber risiko.

 

6. Dokumentasi Proses Manajemen Risiko

Meskipun suatu risiko mungkin sudah ditangani pada suatu waktu, masih mungkin terjadi kambuh atau muncul kembali di masa mendatang. Karena itu, penting bagi perusahaan untuk membuat dokumentasi menyeluruh untuk setiap penanganan risiko yang dilakukan. Dokumentasi ini berperan sebagai catatan dan panduan untuk masa depan.

 

7. Menginformasikan Risiko pada Stakeholder

Idealnya, seluruh stakeholder bisnis, terutama yang terkait langsung dengan risiko, harus mengetahui proses manajemen risiko perusahaan. Penginformasian tentang risiko dapat dilakukan melalui rapat koordinasi atau penyerahan dokumentasi penanganan risiko kepada stakeholder terkait. 

 

Hal itu membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi risiko tersebut.

 

Jenis-jenis Risiko dalam Manajemen Risiko

Sekarang kamu sudah memahami pengertian manajemen risiko perusahaan, tujuan, manfaat, dan komponen-komponennya. Untuk memperdalam pemahaman terhadap proses manajemen risiko, berikut ini beberapa jenis risiko yang umum dihadapi oleh bisnis, diantaranya:

 

1. Risiko Politik

Risiko politik berkaitan dengan ancaman yang timbul akibat kondisi politik dan kebijakan suatu negara. Contohnya termasuk perubahan kebijakan, konflik politik, dan lain sebagainya.

 

2. Risiko Geografis

Jenis risiko berikutnya adalah risiko geografis, yang muncul akibat lokasi fisik perusahaan. Contohnya adalah lokasi yang rentan terhadap gempa, tsunami, longsor, dan bencana alam lainnya. Manajemen risiko untuk jenis ini dapat melibatkan mitigasi bencana, simulasi keadaan darurat, dan asuransi aset.

 

3. Risiko Bisnis

Jenis risiko paling umum lainnya adalah risiko bisnis, yang terkait dengan aktivitas operasional perusahaan. Contoh manajemen risiko bisnis termasuk penerapan praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pengawasan dalam proses capital budgeting, pelatihan sumber daya manusia, dan langkah-langkah lainnya.

 

4. Risiko Persaingan

Jenis lainnya yang umum dialami oleh bisnis adalah risiko persaingan, yang timbul akibat persaingan yang ketat di industri. Strategi manajemen risiko perusahaan untuk mengatasi risiko ini melibatkan pembentukan tim advokasi bisnis dan penyusunan strategi antisipatif terhadap gerakan pesaing.

 

5. Risiko Ketidakpastian Ekonomi

Selain beberapa risiko di atas, perusahaan juga menghadapi risiko ketidakpastian ekonomi nasional, seperti inflasi, ketidakstabilan nilai mata uang, bubble economy, dan masalah ekonomi makro lainnya.

 

Contoh Manajemen Risiko

Mengutip laman katadata.co.id, manajemen risiko dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk). Kedua jenis risiko ini berkaitan erat dengan unsur ketidakpastian. Berikut ini penjelasannya, yaitu:

 

1. Risiko Murni (Pure Risk)

Risiko murni merupakan bentuk ketidakpastian yang terkait dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Risiko ini hanya memiliki satu peluang mengalami kerugian, tanpa adanya peluang keuntungan. 

 

Risiko murni memberikan dampak kerugian jika peristiwa yang ditakuti terjadi, dan tidak ada dampak jika peristiwa tersebut tidak terjadi atau terjadi pada tingkat yang dapat diterima. 

 

Jenis risiko ini umumnya terjadi akibat kejadian yang merugikan atau pada titik break even. Contoh risiko murni, antara lain, kecelakaan, kebakaran, dan pencurian.

 

2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)

Sementara itu, risiko spekulatif melibatkan dua kemungkinan hasil, yaitu peluang mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. 

 

Risiko spekulatif terjadi dalam konteks keputusan yang bersifat spekulatif atau investasi dengan harapan memperoleh hasil yang menguntungkan. 

 

Beberapa contoh risiko spekulatif, di antaranya investasi saham, partisipasi dalam undian, dan keputusan bisnis lainnya yang dapat memberikan peluang baik keuntungan maupun kerugian.

 

5 Cara Melakukan Manajemen Risiko dalam Kripto

 

Manajemen Risiko: Pengertian, Jenis & Contohnya

 

Aset kripto sering dianggap volatile dan perdagangannya kadang-kadang dapat berisiko. Pasar kripto juga terkenal mengalami fluktuasi harga, dan seperti halnya investasi lainnya, ada kemungkinan investasi kamu dapat mengalami penurunan nilai.

 

Meskipun demikian, manajemen risiko pada dasarnya menjadi salah satu aspek paling penting dalam berinvestasi pada aset kripto. Mengutip laman coindesk.com, berikut ini beberapa cara untuk mengelola risiko kripto, antara lain:

 

1. Hanya Investasikan Apa yang Dapat Kamu Tanggung Kehilangannya

Seperti halnya dengan setiap jenis investasi, kamu sebaiknya tidak menginvestasikan lebih dari yang dapat kamu tanggung kehilangannya. Aturan ini berlaku untuk semua pasar, dan terlebih lagi untuk aset kripto, yang dapat mengalami kerugian dua digit dalam waktu singkat.

 

Tidak diragukan lagi bahwa aset kripto telah menjadikan beberapa investor awal menjadi jutawan. Namun, di sisi lain, mereka telah meninggalkan sejumlah investor pemula dalam kesulitan keuangan. 

 

Selain fakta bahwa aset-aset ini dapat dengan cepat kehilangan nilainya sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang selalu berubah, platform perdagangan kripto dapat menjadi korban peretasan atau menghentikan operasionalnya.

 

Pada tahun 2021, puluhan orang di Singapura melaporkan kepada polisi terkait salah satu platform perdagangan kripto. Seorang karyawan nakal perusahaan tersebut dilaporkan melakukan kegiatan perdagangan tanpa izin yang menyebabkan kerugian signifikan, dan pelanggan dibatasi penggunaannya pada platform.

 

Optimisme dapat mempengaruhi pengambilan keputusan rasional selama puncak pasar, tetapi penting untuk menghindari terjebak dalam siklus euforia dan janji-janji yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir sebelum menginvestasikan tabungan hidup atau menjual properti untuk membeli kripto.

 

2. Pindahkan Aset Kripto Milikmu ke Cold Storage

Kamu mungkin sudah pernah mendengar pepatah ini dari kalangan kripto: “Bukan kunci kamu, bukan koin kamu”. Menyimpan aset kamu di bursa terpusat dapat membawa sejumlah risiko, seperti crash situs, peretasan, dan bahkan kebangkrutan. 

 

Platform kripto FTX menghentikan penarikan dan mengajukan kebangkrutan pada November 2022, menarik sebagian besar industri kripto turun bersamanya ketika hancur. 

 

Mentransfer aset kripto ke perangkat cold storage dapat mengurangi beberapa risiko yang terkait dengan kepercayaan pada bursa terpusat untuk menjaga dana kamu.

 

Bursa kripto menyimpan kunci privat kamu dan karena itu mengontrol aset kamu. Sebaliknya, cold storage memberi kamu kendali penuh atas aset kamu. 

 

Selain itu, perangkat cold storage tidak terhubung ke internet, yang secara drastis mengurangi kemampuan peretas dan kriminal siber untuk mengakses dana kamu.

 

Beberapa perangkat cold storage paling populer bersifat keras dan berasal dari perusahaan seperti Ledger dan Trezor.

 

3. Lindungi Portofolio Kripto Milikmu

Hedging telah lama digunakan dalam pasar keuangan tradisional sebagai bentuk manajemen risiko. Hal itu mencakup pembelian atau penjualan suatu aset untuk potensial membantu mengurangi risiko kerugian dari posisi yang sudah ada atau pergerakan harga yang merugikan pada suatu aset.

 

Perlu dicatat bahwa meskipun hedging memungkinkan melindungi investasi kamu dari pergerakan pasar yang merugikan, itu juga membatasi potensi keuntungan dari investasi kripto kamu. 

 

Meskipun demikian, ini adalah opsi yang lebih baik daripada kehilangan sebagian besar investasi kamu.

 

Ada beberapa cara untuk melindungi portofolio kripto kamu, seperti dollar cost averaging, membeli opsi, futures, dan bahkan yield farming

 

Strategi “Dollar Cost Averaging” (DCA) adalah salah satu cara paling sederhana untuk melindungi investasi kripto. 

 

Hal itu melibatkan pembelian atau penjualan kripto secara bertahap pada interval reguler daripada menyebarkan modal dalam satu pembelian besar atau menjual seluruh kepemilikan sekaligus.

 

Sebagai contoh, misalkan kamu memiliki $1,000 untuk diinvestasikan dalam Bitcoin. Alih-alih membeli Bitcoin senilai $1,000 dalam satu kali belanja, kamu dapat membagi investasi kamu menjadi $250 setiap minggu selama satu bulan. 

 

Meskipun kamu mungkin kehilangan sebagian keuntungan potensial jika harga Bitcoin melonjak setelah pembelian awal kamu, sejatinya kamu juga telah menyelamatkan diri dari potensi kerugian apabila harga merosot.

 

4. Diversifikasikan Portofolio Kamu

Ketika berbicara tentang kripto atau investasi lainnya, hindari meletakkan semua telur yang kamu punya dalam satu keranjang. Pada bulan Mei 2022, harga stablecoin algoritmik terra USD (UST), yang seharusnya diikatkan dengan dolar Amerika Serikat, turun menjadi 35 sen. 

 

Beberapa hari kemudian, aset kripto pendampingnya, LUNA, anjlok dari $80 menjadi beberapa sen. Artinya, jangan hanya berinvestasi dalam satu kripto, terlepas dari keyakinan kamu. 

 

Sebaliknya, sebarkan investasi kamu di beberapa aset digital. Kamu dapat mendiversifikasi kepemilikan kripto kamu dengan berinvestasi dalam proyek-proyek berdasarkan penggunaan atau teknologi mereka. 

 

Sebagai contoh, Bitcoin telah diumumkan sebagai penyimpan nilai dan mungkin merupakan cara yang baik untuk mempertahankan kekayaan. Di sisi lain, Ethereum telah menjadi platform terbesar untuk aplikasi terdesentralisasi dan kontrak pintar. 

 

Sementara itu, nilai stablecoin diikatkan pada aset yang mendasarinya sehingga membuatnya biasanya kurang bergejolak daripada aset digital lainnya. Penting untuk diingat bahwa ada ratusan proyek kripto yang berusaha mencapai tujuan yang berbeda.

 

5. Hindari Leverage Berlebihan

Hal ini lebih merupakan tips lanjutan, tetapi kamu akan terkejut melihat jumlah trader pemula yang mencoba melakukan perdagangan dengan margin

 

Adapun margin digunakan untuk meningkatkan ukuran pesanan dan memberi kamu opsi untuk melakukan posisi long atau short. Beberapa bursa kripto mungkin menawarkan leverage sebanyak x100.

 

Meskipun ide tersebut terdengar baik dalam teori, perubahan sebesar 1% yang tidak menguntungkanmu dapat menghapus seluruh portofolio milikmu. Dalam hal ini, kamu bisa kehilangan seluruh modal kamu selama likuidasi paksa.

 

Pendekatan yang lebih aman adalah tetap pada jumlah leverage yang lebih rendah, yang memberikan lebih banyak ruang tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan kamu, tetapi juga zona buffer untuk keluar dari perdagangan yang buruk.

 

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, manajemen risiko memiliki peranan penting yang tidak hanya dalam konteks umum organisasi dan proyek, tetapi juga dalam lingkup investasi kripto. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko merupakan sebuah keahlian yang penting, utamanya bagi para pengusaha dan investor.

 

Pada dasarnya, pentingnya mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan atau investasi bukan hanya memberikan perlindungan terhadap potensi kerugian, melainkan juga berkontribusi pada efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

 

Sebagai tambahan informasi, kamu juga dapat membaca artikel menarik lainnya, seperti kebijakan fiskal, hanya di INDODAX Academy.

 

Perlu diingat kembali, sebagai upaya memperluas pemahaman tentang teknologi blockchain, kamu sangat disarankan untuk membaca artikel-artikel terbaru yang ada di INDODAX Academy.

 

INDODAX Academy menyajikan berbagai materi yang meliputi konsep dasar hingga aspek yang lebih mendalam terkait teknologi blockchain.

 

Dengan membaca beragam artikel di INDODAX Academy, kamu nantinya dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknologi ini, termasuk penerapannya, dan mendapatkan informasi terbaru seputar dunia kripto.

 

Yuk Investasi Aset Crypto di INDODAX

Nah, sekarang kamu sudah paham dan mengerti tentang apa itu manajemen risiko, mulai dari pengertian, manajemen risiko, tujuan, jenis, dan cara melakukannya.

 

Selanjutnya, apabila kamu berminat untuk investasi aset crypto maka ada baiknya kamu cek terlebih dahulu pasar kripto di INDODAX Market. Setelah mengecek harga, kamu dapat membeli aset kripto di Indonesia Crypto Exchange terpercaya hanya di INDODAX.

 

Sebagai informasi, INDODAX adalah platform ternama dan menjadi pionir dalam hal perdagangan atau jual beli aset kripto di Indonesia. Menjadi platform jual beli aset kripto yang telah teruji kredibilitasnya, INDODAX terus memberikan layanan yang tepercaya bagi para investor.

 

INDODAX pun menyediakan akses mudah ke pasar aset kripto sambil menjamin keamanan transaksi para pengguna.

 

Tunggu apa lagi? Ayo, segera mulai investasi aset kripto sekarang juga bersama INDODAX!

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin
26/04/2024
Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin

Salah satu peristiwa penting dalam ekosistem kripto adalah halving Bitcoin

26/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya
24/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya

Dalam dunia aset kripto, khususnya pada Bitcoin, halving adalah sebuah

24/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!
23/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!

Pada akhir 2023, Merit Circle beralih ke BEAM sebagai token

23/04/2024