Mata uang kripto semakin menarik perhatian banyak orang, baik sebagai alat pembayaran, investasi, maupun sebagai bagian dari ekosistem keuangan digital. Namun, tidak semua aset digital ini memiliki fungsi yang sama. Ada yang digunakan untuk transaksi sehari-hari, ada pula yang dirancang untuk menjaga stabilitas harga, bahkan ada yang digunakan untuk koleksi digital seperti NFT.
Memahami perbedaan tiap jenis mata uang kripto sangat penting agar kamu bisa memilih aset yang sesuai dengan kebutuhan dan strategi investasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh jenis mata uang kripto yang paling umum, bagaimana cara kerjanya, serta contoh penggunaannya di dunia nyata.
Jenis Mata Uang Kripto dan Cara Kerjanya
1. Mata Uang Kripto untuk Pembayaran
Sebagai bentuk awal dari mata uang digital, jenis ini digunakan untuk transaksi dan penyimpanan nilai tanpa perantara seperti bank atau pemerintah.
Contoh: Bitcoin (BTC), Litecoin (LTC), Bitcoin Cash (BCH)
Cara kerja:
- Menggunakan teknologi blockchain untuk mencatat transaksi secara desentralisasi.
- Diverifikasi oleh jaringan komputer (miners) melalui mekanisme Proof of Work (PoW).
Studi kasus: Bitcoin kini diterima oleh berbagai perusahaan besar, termasuk Tesla dan beberapa platform e-commerce global. Bahkan, beberapa negara seperti El Salvador telah menjadikannya alat pembayaran yang sah.
Orang Juga baca Ini: PoW Ketinggalan Zaman? PoS Kini Jadi Standar Baru!
2. Stablecoin
Stablecoin diciptakan untuk mengatasi volatilitas tinggi di pasar kripto dengan mengaitkan nilainya pada aset lain, seperti dolar AS atau emas.
Contoh: USDT (Tether), USDC (USD Coin), DAI
Cara kerja:
- Dijamin oleh cadangan aset seperti fiat atau logam mulia.
- Menggunakan algoritma yang mengatur suplai token agar tetap stabil.
Data terbaru: Stablecoin menyumbang lebih dari 10 persen dari total kapitalisasi pasar kripto dan semakin banyak digunakan dalam transaksi lintas batas dengan biaya rendah.
3. Token Utilitas
Token ini digunakan untuk mengakses layanan dalam suatu ekosistem blockchain.
Contoh: Binance Coin (BNB), Ethereum (ETH), Polygon (MATIC)
Cara kerja:
- Digunakan untuk membayar biaya transaksi dan layanan di platform terkait.
- Memungkinkan interaksi dengan smart contract dalam aplikasi terdesentralisasi (dApps).
Studi kasus: Binance Coin memungkinkan pengguna mendapatkan diskon biaya trading di Binance Exchange dan digunakan untuk pembayaran di ekosistem Binance.
4. Token Keamanan
Token ini mewakili aset keuangan nyata, seperti saham atau obligasi dalam bentuk digital.
Contoh: Synthetix (SNX), Polymath (POLY), INX
Cara kerja:
- Diatur oleh hukum sekuritas dan sering digunakan untuk investasi digital berbasis blockchain.
- Dapat memberikan hak kepemilikan atau dividen kepada pemegang token.
Tantangan: Karena sifatnya yang mirip dengan saham, regulasi terhadap token keamanan sangat ketat sehingga adopsinya masih terbatas.
5. Token Tata Kelola
Jenis token ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam proyek blockchain.
Contoh: Uniswap (UNI), Aave (AAVE), MakerDAO (MKR)
Cara kerja:
- Pemegang token dapat memberikan suara dalam keputusan seperti perubahan biaya transaksi atau aturan protokol.
Studi kasus: Pemegang token Uniswap pernah melakukan voting untuk mengubah struktur biaya transaksi, yang berdampak pada harga UNI di pasar.
Orang Juga Baca Ini: Mengenal ERC-721 dan Perbedaannya dengan ERC1155
6. Non-Fungible Token (NFT)
NFT adalah aset digital unik yang tidak dapat ditukar satu sama lain secara langsung.
Contoh: Bored Ape Yacht Club (BAYC), CryptoPunks, Axie Infinity
Cara kerja:
- Menggunakan standar ERC-721 atau ERC-1155 untuk menciptakan aset digital yang unik.
Perkembangan terbaru: NFT kini digunakan dalam industri game, seni digital, dan properti virtual.
7. Meme Coin
Kripto yang awalnya dibuat sebagai lelucon, tetapi mendapatkan popularitas tinggi karena komunitasnya.
Contoh: Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), PepeCoin (PEPE)
Cara kerja:
- Bergantung pada tren komunitas dan sering kali mengalami volatilitas tinggi.
Studi kasus: Dogecoin melonjak nilainya setelah didukung oleh Elon Musk dalam berbagai pernyataan publik.
8. Koin Privasi
Dirancang untuk menjaga anonimitas pengguna dengan menyembunyikan detail transaksi.
Contoh: Monero (XMR), Zcash (ZEC), Dash
Cara kerja:
- Menggunakan teknologi seperti Ring Signature dan zk-SNARKs untuk melindungi identitas pengguna.
Tantangan: Beberapa negara melarang penggunaan koin privasi karena alasan regulasi.
Orang Juga Baca Ini: Apa Itu zk-SNARKs? Teknologi Privasi Canggih dalam Blockchain
9. Token DeFi (Decentralized Finance)
Digunakan dalam layanan keuangan berbasis blockchain tanpa perantara.
Contoh: Compound (COMP), Yearn Finance (YFI), PancakeSwap (CAKE)
Cara kerja:
- Memungkinkan pengguna untuk meminjam atau menyimpan aset dengan bunga tanpa perlu bank.
Studi kasus: Platform Compound memungkinkan pengguna menyimpan aset dengan bunga lebih tinggi dibanding rekening bank konvensional.
10. Token Layer-2 dan Scaling Solution
Diciptakan untuk meningkatkan kecepatan transaksi dan mengurangi biaya gas di blockchain utama.
Contoh: Polygon (MATIC), Arbitrum (ARB), Optimism (OP)
Cara kerja:
- Berfungsi sebagai solusi tambahan yang bekerja di atas blockchain utama seperti Ethereum.
Data terbaru: Solusi Layer-2 seperti Polygon kini semakin banyak digunakan dalam aplikasi DeFi dan NFT.
Kesimpulan
Setiap jenis mata uang kripto memiliki fungsi yang berbeda, mulai dari pembayaran, investasi, hingga partisipasi dalam proyek blockchain. Dengan memahami cara kerja masing-masing jenis, kamu bisa membuat keputusan yang lebih tepat saat memilih aset kripto.
Nah, itulah pembahasan menarik tentang jenis-jenis mata uang kripto yang bisa kamu baca selengkapnya hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia blockchain dan kripto.
Selain itu, temukan informasi terkini lainnya yang dikemas dalam kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!
FAQ
1.Apa perbedaan antara token dan koin dalam kripto?
Koin memiliki blockchain sendiri seperti Bitcoin, sedangkan token dibuat di atas blockchain lain seperti USDT di jaringan Ethereum.
2.Apakah semua kripto bisa digunakan untuk transaksi?
Tidak, beberapa kripto seperti NFT atau token tata kelola tidak dirancang untuk transaksi sehari-hari.
3.Bagaimana cara memilih mata uang kripto yang tepat?
Pilih berdasarkan tujuan, seperti transaksi, investasi jangka panjang, atau partisipasi dalam proyek blockchain tertentu.
Author: RB