Punya penghasilan tetap tapi sering merasa uang habis begitu saja sebelum akhir bulan? Salah satu cara klasik dan efektif untuk mengatasi hal ini adalah menerapkan strategi “Pay Yourself First” atau “Bayar Diri Sendiri Dulu”. Metode ini bisa jadi kunci membangun kebiasaan finansial sehat dan meraih tujuan keuangan, termasuk dalam dunia investasi seperti kripto.
Apa Itu Prinsip “Pay Yourself First”?
“Pay Yourself First” adalah strategi budgeting yang mengutamakan alokasi dana untuk tabungan atau investasi begitu kamu menerima gaji, sebelum membayar tagihan atau pengeluaran lainnya. Artinya, kamu memperlakukan menabung sebagai prioritas utama, bukan sisa dari pengeluaran.
Konsep ini mendorong kamu untuk menyisihkan persentase tertentu dari penghasilan setiap bulan secara otomatis, agar tujuan keuangan jangka panjang tetap tercapai, meskipun ada kebutuhan mendesak yang bisa menggoda kamu untuk membelanjakan uang secara impulsif.
Contohnya, jika kamu menerima gaji sebesar Rp7.000.000 per bulan dan menetapkan 20% untuk ditabung atau diinvestasikan, maka kamu langsung menyisihkan Rp1.400.000 di awal sebelum menggunakan sisa Rp5.600.000 untuk kebutuhan sehari-hari.
Perbedaan dengan Budgeting Biasa
Kebanyakan orang cenderung menggunakan pendekatan budgeting konvensional: gaji digunakan terlebih dahulu untuk membayar tagihan, transportasi, makanan, hiburan, dan sisa yang ada baru ditabung. Sayangnya, pola ini sering membuat kegiatan menabung atau investasi jadi terabaikan karena “sisa” seringkali sangat sedikit—atau tidak ada sama sekali.
Berikut perbandingan sederhananya:
Aspek | Budgeting Biasa | Pay Yourself First |
Prioritas utama | Pengeluaran rutin | Tabungan atau investasi |
Waktu menabung | Setelah semua kebutuhan terpenuhi | Langsung di awal gajian |
Pola perilaku | Reaktif | Proaktif dan disiplin |
Konsistensi menabung | Tidak menentu | Terjadwal dan otomatis |
Dengan kata lain, prinsip Pay Yourself First membentuk pola pikir bahwa menabung itu bukan pilihan, tapi keharusan seperti membayar tagihan penting lainnya.
Baca juga artikel menariknya di sini: Tabungan vs Investasi: Mana Lebih Menguntungkan?
Contoh Implementasi dari Gaji Bulanan
Mari kita lihat contoh konkret dari seseorang bergaji Rp10.000.000 per bulan yang menerapkan strategi ini.
Langkah-langkah:
- Tentukan persentase tabungan: Misalnya 25% dari gaji untuk investasi dan tabungan jangka panjang ? Rp2.500.000.
- Alokasikan sisa dana:
- Kebutuhan pokok (sewa, makan, listrik, dll): Rp4.000.000
- Transportasi: Rp1.000.000
- Hiburan dan gaya hidup: Rp1.500.000
- Dana darurat/kesehatan: Rp1.000.000
- Kebutuhan pokok (sewa, makan, listrik, dll): Rp4.000.000
Implementasi otomatis:
- Gunakan fitur autodebit dari rekening utama ke rekening investasi/tabungan setiap tanggal gajian.
- Sisihkan dana ke dompet kripto INDODAX untuk membeli aset seperti beli Bitcoin, beli Ethereum, atau altcoin lainnya.
Dengan cara ini, kamu tidak akan sempat “tergodanya” membelanjakan uang yang seharusnya ditabung.
Relevansi dengan Investasi Kripto
Strategi Pay Yourself First sangat cocok dipadukan dengan investasi kripto. Dengan menyisihkan dana secara disiplin untuk kripto setiap bulan, kamu membangun portofolio secara konsisten tanpa harus menunggu momen “uang lebih” yang belum tentu datang.
Manfaatnya:
- Dollar-cost averaging (DCA): Dengan membeli kripto rutin dalam jumlah tetap, kamu mengurangi risiko volatilitas pasar.
- Menghindari FOMO: Karena sudah punya rencana investasi, kamu tidak mudah tergoda beli saat harga naik tajam.
- Target jangka panjang: Sangat cocok untuk kamu yang ingin mengumpulkan aset kripto sebagai tabungan masa depan atau dana pensiun.
Contohnya, kamu bisa menyisihkan Rp500.000–Rp1.000.000 per bulan untuk membeli Bitcoin melalui aplikasi INDODAX. Dengan fitur seperti limit order dan grafik real-time, kamu bisa mengatur strategi pembelian secara lebih strategis.
Tools dan Bank Digital yang Bisa Membantu
Untuk mempermudah implementasi strategi Pay Yourself First, kamu bisa memanfaatkan berbagai tools dan layanan keuangan digital yang kini tersedia di Indonesia.
1. Bank Digital dengan Fitur Kantong/Folder Keuangan
2. Aplikasi Investasi
- INDODAX: Sebagai crypto exchange terbesar di Indonesia, kamu bisa memanfaatkan fitur DCA manual dan limit order, serta membuat watchlist aset favorit.
- Aplikasi budgeting untuk memantau alokasi keuangan kamu secara real time.
3. Integrasi API & Autodebit
Jika kamu menggunakan gaji tetap, gunakan fitur autodebit atau integrasi API di beberapa bank yang bisa otomatis transfer ke akun investasi kamu setiap tanggal tertentu. Misalnya:
- Autodebit dari rekening bank ke dompet INDODAX.
- Transfer otomatis ke e-wallet yang terhubung dengan platform kripto.
Kesimpulan
Strategi budgeting “Pay Yourself First” bukan hanya membantu kamu menabung secara konsisten, tapi juga membentuk disiplin dalam mengelola keuangan. Dengan menempatkan tabungan dan investasi sebagai prioritas utama begitu gaji masuk, kamu membangun fondasi finansial yang kuat untuk masa depan.
Strategi ini sangat relevan untuk kamu yang ingin terjun ke investasi kripto secara rutin, karena membantu menjaga ritme pembelian aset tanpa perlu timing pasar. Kombinasikan dengan tools digital seperti bank online, autodebit, dan aplikasi seperti INDODAX untuk mengoptimalkan strategi ini secara maksimal.
Itulah pembahasan menarik tentang strategi Pay Yourself First yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Kamu juga bisa mulai beli Bitcoin, beli Ethereum, dan aset kripto lainnya dengan praktis hanya dalam genggaman di INDODAX Market.. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Berapa persentase ideal untuk “Pay Yourself First”?
Umumnya 20–30% dari penghasilan bulanan, tergantung kebutuhan dan target keuangan kamu.
- Apakah strategi ini cocok untuk semua orang?
Ya, terutama bagi kamu yang punya penghasilan tetap dan ingin membangun kebiasaan finansial yang sehat.
- Bisakah strategi ini digunakan untuk investasi kripto?
Bisa, bahkan sangat disarankan agar kamu bisa membangun portofolio kripto secara konsisten.
- Apa risiko jika tidak menerapkan strategi ini?
Menabung dan investasi seringkali tertunda atau tidak konsisten, membuat tujuan keuangan sulit tercapai.
- Bagaimana jika penghasilan saya tidak tetap setiap bulan?
Kamu tetap bisa menerapkannya dengan menyisihkan persentase dari setiap pemasukan, bukan nominal tetap.
Author: RZ