Rehypothecation mungkin terdengar teknis, tapi kamu wajib tahu jika aktif di dunia kripto. Praktik ini bisa berdampak langsung ke aset digital yang kamu simpan terutama jika kamu pakai margin trading atau menyimpan dana di bursa terpusat. Yuk, kita bongkar cara kerja dan risiko tersembunyinya!
Apa Itu Rehypothecation?
Sebelum masuk ke dunia teknis, penting buat kamu memahami definisinya terlebih dahulu.
Rehypothecation adalah praktik ketika aset yang kamu jaminkan ke broker atau exchange digunakan ulang oleh mereka untuk kepentingan lain, seperti meminjam dana dari pihak ketiga. Dengan kata lain, agunan kamu “diputar” lagi oleh platform, bukan hanya disimpan.
Setelah tahu definisinya, sekarang mari kamu pahami bagaimana proses ini bisa terjadi secara teknis.
Cara Kerja Rehypothecation dalam Dunia Kripto
Di dunia kripto, proses rehypothecation punya mekanisme unik yang berbeda dari sistem keuangan tradisional.
Saat kamu menggunakan fitur margin trading seperti isolate margin, kamu akan diminta untuk menjaminkan aset (misalnya BTC). Namun, perlu diketahui bahwa exchange bisa menggunakan jaminan tersebut untuk keperluan lain, termasuk meminjam dana dari pihak ketiga atau memasukkannya ke dalam protokol lain untuk mendapatkan yield. Di CeFi (CEX), ini bisa dilakukan tanpa kamu sadari. Di ekosistem DeFi, mekanisme reuse agunan biasanya sudah tercantum dalam smart contract aset kripto maupun dijelaskan melalui whitepaper secara teknis dan transparan..
Setelah tahu alurnya, kamu mungkin bertanya-tanya… apakah ini legal?
Apakah Rehypothecation Legal?
Legalitas rehypothecation memang jadi perdebatan global, termasuk di sektor kripto.
Di Amerika Serikat, rehypothecation diizinkan asal disetujui oleh pengguna secara eksplisit. Di Eropa, FSB (Financial Stability Board) memberi batasan atas reuse agunan agar tidak memicu risiko sistemik. Di Indonesia, regulasinya belum eksplisit, namun Bappebti dan OJK mendorong transparansi dan perlindungan konsumen dalam praktik keuangan digital.
Legal atau tidak, praktik ini tetap membawa risiko besar bagi kamu sebagai investor.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: Lending & Staking Kripto: Panduan Cuan Pasif Terbaik
Risiko Rehypothecation bagi Investor Kripto
Rehypothecation bukan tanpa dampak. Ada sejumlah risiko nyata yang perlu kamu perhatikan.
Pertama, ada risiko double-default, yaitu ketika pihak ketiga gagal membayar pinjaman dan kamu kehilangan hak atas asetmu. Kedua, platform yang bangkrut atau mengalami penarikan masif bisa gagal mengembalikan aset pengguna karena sudah digunakan ulang. Contoh nyatanya? Kasus Celsius dan FTX menjadi pelajaran mahal bagi para pengguna.
Dengan risiko seperti itu, kamu pasti bertanya: gimana caranya supaya tetap aman?
Tips Aman agar Aset Kripto Kamu Tak Digunakan Ulang
Jangan khawatir ada beberapa langkah yang bisa kamu ambil agar asetmu tetap aman.
Pertama, pilih platform yang transparan soal penggunaan collateral. Kedua, hindari menyimpan dana besar di exchange alih-alih, kamu bisa menyimpan aset penting di cold wallet yang lebih aman daripada hot wallet, terutama untuk penyimpanan jangka panjang dan perlindungan dari risiko platform. Ketiga, baca dengan cermat semua syarat dan ketentuan sebelum menggunakan fitur seperti margin trading.
Nah, setelah tahu cara melindungi diri, yuk kita pahami juga perbedaannya dengan istilah serupa.
Rehypothecation vs Hypothecation: Apa Bedanya?
Banyak orang tertukar antara hypothecation dan rehypothecation—padahal maknanya beda, lho!
Hypothecation | Rehypothecation |
Agunan kamu dijaminkan | Agunan kamu digunakan ulang oleh platform |
Hubungan kamu dan platform | Platform pakai lagi ke pihak ketiga |
Umum dalam pinjaman biasa | Umum di margin trading & DeFi lending |
Sekarang kamu udah bisa bedain istilahnya. Supaya makin paham, yuk tutup dengan simpulan dan jawaban dari pertanyaan umum lainnya.
Kesimpulan
Rehypothecation adalah praktik penggunaan ulang aset yang telah dijaminkan. Di dunia kripto, praktik ini bisa membawa risiko besar jika kamu tidak tahu di mana dan bagaimana asetmu digunakan. Jangan cuma tahu istilahnya—pastikan kamu tahu cara kerja dan bahayanya. Lindungi asetmu dengan bijak!
Itulah pembahasan menarik tentang Rehypothecation: Cara Kerja & Risikonya di Dunia Kripto yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Kamu juga bisa mulai beli Bitcoin, beli Ethereum, dan aset kripto lainnya dengan praktis hanya dalam genggaman di INDODAX Market.. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu rehypothecation dalam bahasa sederhana?
Rehypothecation adalah saat aset yang kamu jaminkan digunakan lagi oleh platform untuk kepentingan mereka sendiri. - Apakah rehypothecation itu legal?
Legal di beberapa negara asal transparan dan ada izin pengguna, tapi tetap berisiko. - Apa bahayanya rehypothecation di kripto?
Aset kamu bisa hilang kalau pihak ketiga gagal bayar atau platform bangkrut. - Bagaimana cara cek apakah platform melakukan rehypothecation?
Baca Terms of Use, cek whitepaper, dan cari kebijakan penggunaan collateral. - Apakah semua platform kripto melakukan ini?
Tidak semua. Beberapa platform non-custodial atau cold wallet tidak bisa melakukan rehypothecation.
Author: RB