Selama bertahun-tahun, kripto digambarkan sebagai revolusi keuangan digital—penuh janji, jargon, dan ekspektasi tinggi. Tapi banyak janji itu belum ditepati. Tahun 2025 jadi titik balik.
Dalam konferensi TOKEN2049 Dubai, yang dihadiri lebih dari 15.000 pelaku industri dari 160 negara, kripto akhirnya menunjukkan arah baru: masuk ke fase implementasi nyata dan struktur matang.
Tak lagi fokus pada hype semata, para pelaku industri kini menyadari bahwa tanpa adopsi riil, kripto hanya akan jadi teknologi tanpa nilai. TOKEN2049 mencerminkan kesadaran kolektif itu: bahwa kripto tak cukup hanya canggih, ia harus berguna, terpakai, dan bisa diakses. Salah satu pendorong utamanya? Stablecoin.
Stablecoin: Dari Tambahan Fitur ke Infrastruktur Kritis
Stablecoin tak lagi sekadar pengganti dolar digital di dalam ekosistem blockchain. Kini, mereka tampil sebagai infrastruktur inti yang menopang pembayaran, remittance, dan settlement global. Bahkan, laporan Tiger Research menyebut stablecoin sudah mencapai titik product-market fit—artinya: pasar benar-benar butuh dan menggunakannya.
Bahkan platform seperti Solana, Tron, dan TON kini tak lagi hanya fokus pada penerbitan stablecoin. Mereka membangun sistem keuangan menyeluruh, mencakup wallet, infrastruktur pembayaran, dan jalur adopsi institusi. Ini mencerminkan ambisi industri untuk tidak hanya menjadi bagian dari sistem keuangan, tapi mendesain ulang fondasinya.
Sementara itu, pergeseran fokus dari narasi ke kontrol lapisan pembayaran juga terlihat. Industri mulai sadar bahwa menguasai layer pembayaran = menguasai aliran nilai di Web3. Inilah mengapa stablecoin diprediksi akan memainkan peran strategis dalam ekonomi digital bernilai triliunan dolar ke depan.
Baca juga artikel terkait: Gila! 9 dari 10 Bank Sudah Gunakan Stablecoin Sekarang
AI & Kripto: Potensinya Besar, Tapi Masih Butuh Waktu

Sumber Gambar: OKEN2049, Tiger Research
Meski 11% sesi TOKEN2049 membahas AI, realitanya tidak seindah presentasinya. Banyak proyek AI di Web3 belum berhasil menunjukkan manfaat praktis. Sebagian masih berada dalam tahap spekulatif, dan beberapa bahkan dikritik karena tak punya use case yang jelas, seperti informasi yang kami kutip dari website Tiger Research .
Namun, visi jangka panjangnya tetap kuat. Konsep seperti decentralized AI computing dan open-source AI agents mulai digali lebih dalam. Meskipun belum bisa dikomersialisasi secara luas, pengembang percaya bahwa integrasi AI dengan Web3 akan membuka peluang baru di bidang otonomi sistem, keamanan, dan privasi data.
Intinya: AI dalam kripto belum jadi “produk”, tapi sudah jadi arena eksperimen jangka panjang. Dan seperti biasa di kripto, mereka yang menanam awal bisa memanen lebih dulu saat momentum datang.
DeFi Makin Dewasa: Bukan Lagi Mimpi Gantikan CeFi

Sumber Gambar: DYDX, Tiger Research
Diskusi tentang DeFi (Decentralized Finance) juga berubah secara signifikan. TOKEN2049 memperlihatkan bahwa proyek DeFi kini lebih realistis dan matang. Fokus bukan lagi “menggulingkan bank” atau “menghapus CeFi”, tapi berintegrasi dengan sistem keuangan konvensional secara bertahap.
Protokol seperti dYdX, Aave, dan Curve tidak lagi bicara soal dominasi. Mereka bicara soal regulasi, likuiditas institusional, dan integrasi lintas sistem. Bahkan CEO dYdX, Antonio, menyebut tren ini sebagai: “DeFi is eating CeFi—slowly, then all at once.”
Ini menandakan bahwa DeFi bukan antitesis sistem keuangan lama, tapi evolusinya. Kolaborasi jadi lebih penting dari kompetisi.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: CeDeFi: Gabungan Cerdas CeFi dan DeFi di Kripto
Solana Rebound: Dari Tertinggal Jadi Spotlight Teknologi
Salah satu kejutan terbesar datang dari Solana. Setelah sempat terpuruk akibat eksposur ke FTX, Solana justru bangkit dan mencuri perhatian di TOKEN2049. Bahkan, menurut laporan Tiger Research, Solana mendominasi diskusi teknis lebih dari Ethereum.
Apa yang bikin Solana kembali relevan? Jawabannya: latency rendah, biaya transaksi murah, dan ekosistem yang agresif mendorong inovasi. Banyak proyek baru, termasuk yang berfokus pada stablecoin dan RWA (Real World Assets), memilih Solana sebagai basis.
Kebangkitan ini menjadi sinyal bahwa peta dominasi Layer 1 belum selesai ditulis. Ethereum mungkin masih raja, tapi Solana sedang membangun istananya sendiri.
Node Sales: Inklusi atau Ilusi?
Fenomena penjualan node publik juga ramai dibahas. Tujuannya terdengar mulia—membuka akses partisipasi ke jaringan yang sebelumnya hanya bisa diakses developer dan whale. Tapi kritik muncul: apakah ini betulan demokratisasi, atau cuma fundraising model baru?
Beberapa proyek dinilai menggunakan struktur reward yang terlalu agresif, tanpa ada roadmap jaringan yang jelas. Akibatnya, muncul kekhawatiran bahwa proyek node bisa jadi bubble baru—mirip tren ICO atau staking high-APY dulu.
Eksekusi Lebih Bernilai dari Teknologi
Inilah benang merah dari TOKEN2049: teknologi saja tak cukup. Banyak proyek yang secara teknis hebat justru gagal menarik adopsi karena minim strategi distribusi, buruknya UX, dan kurang dukungan dari exchange.
Sebaliknya, proyek-proyek sederhana yang tahu cara membangun komunitas, bermitra strategis, dan mendesain tokenomics yang masuk akal malah sukses besar. Bahkan memecoin pun bisa bersinar jika strategi peluncurannya solid.
Dalam fase “urbanisasi” Web3 ini, industri sadar bahwa siapa yang bisa membangun, menjual, dan mendistribusikan—dialah yang akan bertahan.
Pengumuman Besar: Bukti Arah Industri Kini Lebih Serius
Beberapa pengumuman penting di TOKEN2049 mendukung pergeseran dari eksperimen ke implementasi:
- Tether: Akan meluncurkan stablecoin baru yang comply dengan regulasi AS, target 2025–2026.
- OKX Pay: Aplikasi pembayaran self-custodial dengan pemulihan wallet lewat split-key tech, integrasi Mastercard dan Stripe.
- Zodia Custody: Akuisisi Tungsten Custody, ekspansi ke UEA, kerja sama regulasi dengan Abu Dhabi.
- Mesh: Integrasi Apple Pay, pengguna bisa bayar pakai kripto, merchant terima stablecoin.
- TRON x MGX Fund: Investasi $2 miliar ke Binance pakai stablecoin USD1.
- Lightspark (David Marcus): Protokol Spark berbasis Lightning Network, bawa Bitcoin masuk dunia pembayaran instan.
Semua pengumuman ini menandakan satu hal: kripto sekarang membangun hal-hal yang dipakai, bukan cuma dikagumi.
Kesimpulan:
TOKEN2049 membuktikan bahwa kripto sedang memasuki fase baru. Bukan lagi frontier liar penuh eksperimen dan spekulasi, tapi era urbanisasi—di mana infrastruktur, tata kelola, dan integrasi jadi prioritas.
Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research
FAQ
1.Apa insight utama dari TOKEN2049?
Kripto kini bergerak dari spekulasi menuju struktur nyata dan aplikasi dunia riil.
2.Kenapa stablecoin jadi pusat perhatian?
Karena penggunaannya dalam pembayaran global dan settlement sudah terbukti dibutuhkan.
3.Apakah AI dan kripto akan menyatu?
Arah ke sana ada, tapi butuh waktu panjang dan validasi pasar.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: AL
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini