Collateralized Debt Positions: Cara Gadai Aset di Dunia DeFi
icon search
icon search

Top Performers

Collateralized Debt Positions: Cara Gadai Aset di Dunia DeFi

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Collateralized Debt Positions: Cara Gadai Aset di Dunia DeFi

Collateralized Debt Positions

Daftar Isi

Gadai aset kripto, bisa cuan tanpa jual? – Saat pasar lagi sideways tapi kamu butuh likuiditas, sayang juga kalau harus jual ETH atau BTC yang sudah kamu kumpulkan dengan susah payah. Nah, inilah peran Collateralized Debt Positions (CDP)  solusi cerdas ala dunia DeFi. Dengan sistem ini, kamu bisa “menggadaikan” kripto yang kamu miliki dan dapatkan stablecoin tanpa kehilangan aset utamamu.

Bayangkan saja, kamu masih tetap jadi pemilik aset kripto potensialmu, tapi di saat yang sama punya dana segar untuk kebutuhan mendesak atau bahkan untuk investasi lain. Menarik, bukan?

Tapi apa itu CDP sebenarnya? Bagaimana cara kerjanya? Dan apa risikonya? Yuk, kita bahas lengkap dari dasar sampai strategi agar kamu bisa memanfaatkan inovasi finansial ini dengan optimal.

 

Apa Itu Collateralized Debt Positions (CDP)?

 

CDP atau Collateralized Debt Position adalah mekanisme di ekosistem DeFi yang memungkinkan kamu mendapatkan pinjaman dengan mengunci aset kripto sebagai jaminan. Artinya, kamu bisa memperoleh stablecoin seperti DAI tanpa harus menjual ETH atau aset kripto lain yang kamu miliki.

Sistem CDP pertama kali dipopulerkan oleh protokol MakerDAO pada tahun 2017, dan kini menjadi tulang punggung ekosistem stablecoin terdesentralisasi di berbagai blockchain. Tidak hanya MakerDAO, sekarang sudah banyak platform DeFi lain yang mengadopsi dan mengembangkan konsep ini dengan berbagai inovasi tambahan.

Kalau kamu pernah dengar istilah “minjem pakai jaminan” di dunia tradisional, konsepnya mirip bedanya, semua dilakukan lewat smart contract tanpa perantara, bisa diakses 24/7, dan prosesnya hampir instan. Ini salah satu keunggulan DeFi yang membuat finansial tradisional mulai melirik teknologi blockchain.

Setelah paham dasarnya, sekarang kita masuk ke cara kerjanya secara teknikal dan praktik agar kamu bisa membayangkan bagaimana CDP bekerja di balik layar.

 

Cara Kerja CDP: Dari Jaminan Aset hingga Pinjaman Stablecoin

 

Untuk membantu kamu memahami cara kerja CDP secara lebih detail, berikut adalah alur umum sistem CDP di ekosistem DeFi:

 

  1. Kunci aset (collateral): Kamu deposit aset kripto seperti ETH ke dalam smart contract khusus yang berperan sebagai “vault” atau brankas digital.
  2. Terbitkan stablecoin: Berdasarkan nilai aset yang kamu kunci, sistem akan mencetak stablecoin (seperti DAI) sesuai dengan rasio jaminan yang ditetapkan (biasanya 150% atau lebih).
  3. Kelola posisi: Selama kamu menjaga rasio jaminan di atas batas minimum yang ditetapkan protokol, asetmu tetap aman dalam smart contract.
  4. Lunasi dan ambil kembali: Kapanpun kamu ingin mengambil kembali aset yang dikunci, kamu perlu membayar utang stablecoin ditambah fee (jika ada) ? setelah itu aset kamu dikembalikan secara otomatis.
  5. Kalau di bawah batas? Jika nilai aset jaminanmu turun sehingga rasio jaminan berada di bawah batas minimum, sistem akan melakukan likuidasi otomatis untuk membayar utang.

 

Untuk memberikan gambaran nyata, bayangkan skenario berikut: kamu deposit ETH senilai $1.500 ke dalam CDP, dengan rasio jaminan minimal 150%, kamu bisa mendapatkan DAI senilai $1.000 (atau sekitar 66% dari nilai jaminan). Selama harga ETH tidak turun hingga menyebabkan nilai jaminanmu kurang dari $1.500, posisimu aman. Bahkan jika harga ETH naik, rasio jaminanmu juga akan meningkat!

Beberapa platform DeFi seperti Liquity bahkan menawarkan rasio jaminan yang lebih rendah, hanya butuh jaminan 110% dari nilai pinjaman. Ini tentu memberi kamu fleksibilitas lebih tinggi, tapi juga risikonya lebih besar karena margin likuidasi yang lebih tipis.

Nah, setelah kamu tahu flow-nya, kita lihat siapa saja pemain utama CDP di ekosistem DeFi yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu.

 

Protokol Populer yang Gunakan Sistem CDP

 

Saat ini terdapat beberapa platform DeFi terkemuka yang mengandalkan sistem CDP. Masing-masing memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Mari kita bahas beberapa yang paling populer dan terpercaya:

 

1. MakerDAO

  • Pioneer sistem CDP yang sudah ada sejak 2017.
  • Memungkinkan kamu mengunci ETH dan beberapa aset lain untuk menerima DAI.
  • Menggunakan sistem over-collateralized (rasio jaminan minimal 150%) untuk menjaga stabilitas.
  • Dikelola oleh DAO (Decentralized Autonomous Organization) melalui voting pemegang token MKR.
  • Hingga Mei 2025, MakerDAO tetap menjadi salah satu protokol DeFi dengan TVL (Total Value Locked) tertinggi.

 

2. Liquity

  • Sistem CDP yang lebih baru dengan pendekatan inovatif.
  • Memungkinkan kamu meminjam LUSD (stablecoin) dengan rasio jaminan rendah hanya 110%.
  • Tidak ada bunga pinjaman, hanya one-time fee di awal (sekitar 0.5%).
  • Menggunakan sistem liquidasi otomatis dan efisien untuk meminimalkan risiko protokol.
  • Desainnya sepenuhnya algoritmik tanpa ketergantungan pada oracle harga eksternal.

 

3. Kava (Cosmos ecosystem)

  • Menawarkan CDP multi-chain yang bisa diakses dari berbagai blockchain.
  • Mendukung lebih banyak jenis jaminan: ATOM, BNB, dan token lain di ekosistem Cosmos.
  • Mencetak stablecoin USDX yang bisa digunakan di seluruh ekosistem Cosmos.
  • Fitur Kava Lend memungkinkan earning passif dari aset yang dikunci.
  • Desain cross-chain membuat Kava unik di antara protokol CDP lainnya.

 

4. Abracadabra Money

  • CDP yang menerima token bearing-interest seperti yETH atau aToken sebagai jaminan.
  • Mencetak stablecoin MIM (Magic Internet Money) yang bisa digunakan di berbagai blockchain.
  • Memungkinkan kamu mendapatkan ganda: pinjaman plus yield dari aset jaminan.
  • Terintegrasi dengan layanan bridge antar-chain untuk kemudahan penggunaan.

 

5. Aave v3

  • Walaupun lebih dikenal sebagai protokol lending, Aave juga memiliki fitur yang mirip CDP.
  • Sistem eMode memungkinkan rasio jaminan yang lebih efisien untuk aset yang berkorelasi.
  • Menawarkan pinjaman dengan bunga variabel atau stabil, tergantung preferensi pengguna.
  • Risk framework yang canggih untuk mencegah likuidasi massal saat volatilitas tinggi.

 

Setiap platform memiliki karakteristik tersendiri yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan dan toleransi risiko. MakerDAO mungkin lebih cocok untuk pemula karena track record-nya yang panjang, sementara Liquity bisa jadi pilihan jika kamu ingin memaksimalkan capital efficiency.

Setelah mengenal pemain-pemain utamanya, penting juga untuk memahami bahwa sistem ini bukan tanpa risiko. Mari kita telusuri potensi risiko yang perlu kamu waspadai.

 

Risiko dan Tantangan CDP: Jangan Asal Gadai

 

CDP memang kelihatan keren dan memberikan fleksibilitas finansial, tapi tetap ada sisi rawannya, terutama bagi kamu yang belum familiar dengan mekanisme DeFi. Berikut adalah risiko utama yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan menggunakan CDP:

 

Risiko Utama:

  1. Likuidasi otomatis:
    • Jika harga aset jaminanmu turun tajam sehingga rasio jaminan berada di bawah threshold, sistem akan menjual asetmu untuk menutupi utang.
    • Proses likuidasi biasanya disertai dengan penalty fee yang bisa mencapai 10-13% dari nilai jaminan.
    • Likuidasi terjadi secara otomatis melalui smart contract, tanpa peringatan dan tidak bisa dibatalkan.
  2. Over-collateralized:
    • Kamu harus menyediakan jaminan dengan nilai lebih besar dari jumlah pinjaman yang kamu inginkan (biasanya 150-200%).
    • Ini berarti capital efficiency-nya rendah dibandingkan sistem kredit tradisional.
    • Pada saat market crash, kamu mungkin perlu menambah jaminan dengan cepat untuk menghindari likuidasi.
  3. Kegagalan smart contract:
    • Bug atau eksploitasi pada kode smart contract bisa mengakibatkan kerugian dana pengguna.
    • Walaupun protokol besar biasanya sudah diaudit, risiko ini tidak bisa dihilangkan sepenuhnya.
    • Black swan event seperti yang terjadi pada “Black Thursday” 2020 bisa menyebabkan kegagalan sistem likuidasi.
  4. Risiko Oracle:
    • CDP bergantung pada oracle harga untuk mengetahui nilai aset jaminan secara real-time.
    • Manipulasi harga atau oracle failure bisa memicu likuidasi yang seharusnya tidak terjadi.
    • Beberapa protokol seperti Liquity berusaha mengatasi ini dengan desain yang tidak bergantung pada oracle.
  5. Biaya gas dan kompleksitas:
    • Pada blockchain dengan biaya gas tinggi seperti Ethereum, manajemen CDP bisa menjadi mahal.
    • Kompleksitas sistem terkadang membuat pengguna salah perhitungan dan mengambil risiko berlebih.

 

Untuk memberikan gambaran konkret, bayangkan skenario berikut: kamu membuka CDP dengan ETH senilai $1.500 sebagai jaminan dan meminjam 1.000 DAI. Jika harga ETH tiba-tiba jatuh 30% menjadi $1.050, rasio jaminanmu turun di bawah batas minimal (misalnya dari 150% menjadi 105%). Sistem akan otomatis melikuidasi posisimu, menjual ETH untuk membayar 1.000 DAI plus penalty, dan kamu akan kehilangan sebagian besar aset jaminan tanpa peringatan.

Jadi sebelum terjun, lebih baik kamu tahu dulu strategi penggunaannya yang benar agar bisa meminimalkan risiko ini.

 

Strategi Gunakan CDP secara Cerdas dan Aman

Kalau kamu mau mengoptimalkan penggunaan CDP tanpa terjebak dalam risiko likuidasi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

 

1. Manajemen Rasio Jaminan yang Bijak

  • Selalu jaga rasio jaminan jauh di atas minimum. Banyak pengguna profesional mempertahankan rasio 200-250% atau bahkan lebih untuk memberikan buffer yang cukup.
  • Pantau kesehatan CDP secara berkala. Gunakan aplikasi seperti DeBank, Zapper, atau dashboard protokol untuk memantau posisimu.
  • Siapkan alert otomatis. Platform seperti DeFi Saver atau Instadapp menyediakan notifikasi saat rasio jaminanmu mendekati zona bahaya.
  • Lakukan deleveraging bertahap. Jika melihat tren pasar bearish, kurangi jumlah pinjaman secara proaktif untuk meningkatkan rasio jaminan.

 

2. Strategi Penggunaan Dana Pinjaman

  • Gunakan untuk arbitrase atau yield farming. Banyak trader menggunakan stablecoin hasil CDP untuk mencari yield di protokol DeFi lain dengan APY lebih tinggi dari biaya pinjaman.
  • Diversifikasi portofolio. Gunakan stablecoin untuk membeli aset berbeda, sehingga menciptakan hedging alami.
  • Dollar-cost averaging. Manfaatkan pinjaman untuk membeli aset kripto secara bertahap pada saat harga turun.
  • Jangan gunakan untuk leverage trading berisiko tinggi. Ini bisa menciptakan “double whammy” jika pasar bergerak melawan posisimu.

 

3. Tools dan Layanan Penunjang

  • Gunakan layanan manajemen CDP otomatis. DeFi Saver dan Kollateral menyediakan fitur auto-repay dan auto-top-up untuk membantu mengelola risiko likuidasi.
  • Pertimbangkan asuransi DeFi. Protokol seperti Nexus Mutual atau InsurAce menawarkan perlindungan terhadap kegagalan smart contract.
  • Manfaatkan multichain CDP. Spread risiko dengan menggunakan CDP di berbagai blockchain dengan karakteristik berbeda.

 

4. Taktik Advanced untuk Power Users

  • Looping CDP untuk leverage terukur. Bagi pengguna berpengalaman, teknik “looping” (menggunakan hasil pinjaman untuk menambah jaminan dan meminjam lagi) bisa meningkatkan capital efficiency secara terukur.
  • Hedging dengan options atau perpetual futures. Lindungi posisi jaminanmu dengan instrumen derivatif.
  • Collateral swapping. Beralih antar berbagai jenis jaminan berdasarkan prediksi volatilitas pasar.

 

Pro tips: Jangan pernah meminjam terlalu dekat dengan batas rasio jaminan minimum. Selalu siapkan buffer risiko minimal 50% di atas threshold likuidasi untuk mengantisipasi volatilitas mendadak yang sering terjadi di pasar kripto.

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, kamu bisa menikmati fleksibilitas finansial yang ditawarkan CDP sambil meminimalkan risiko yang menyertainya. Ingat bahwa CDP adalah tools finansial canggih, dan seperti alat canggih lainnya, hasil terbaiknya didapat dari penggunaan yang cermat dan terencana.

Setelah semua ini, yuk kita simpulkan poin penting yang perlu kamu ingat tentang CDP.

 

Kesimpulan

 

CDP bisa bantu kamu cuan, tapi harus paham cara mainnya – Collateralized Debt Position (CDP) adalah inovasi DeFi yang memungkinkan kamu untuk memanfaatkan aset kripto sebagai jaminan, lalu mendapatkan stablecoin tanpa kehilangan kepemilikan atas aset tersebut. Sistem ini memberikan fleksibilitas finansial yang sulit didapat dari sistem keuangan tradisional, dengan proses yang cepat, transparan, dan tersedia 24/7.

Keunggulan utama CDP adalah kemampuannya mempertahankan eksposur kamu terhadap aset yang berpotensi apresiasi (seperti ETH atau BTC), sambil tetap mendapatkan likuiditas untuk kebutuhan jangka pendek atau peluang investasi lain. Ini memungkinkan strategi finansial yang lebih kompleks dan potensi return yang lebih tinggi.

Namun, seperti semua inovasi finansial, ada resikonya. Risiko likuidasi, biaya gas yang tinggi, dan potensi kegagalan smart contract adalah beberapa tantangan yang perlu kamu waspadai. Rasio over-collateralization juga berarti CDP tidak selalu menjadi solusi paling efisien dari segi penggunaan modal.

Perkembangan terbaru di ekosistem DeFi terus menyempurnakan sistem CDP, dengan inovasi seperti rasio jaminan yang lebih efisien, dukungan untuk lebih banyak jenis aset, dan integrasi antar-chain yang lebih mulus. Platform seperti MakerDAO, Liquity, dan Kava terus berinovasi untuk menawarkan pengalaman pengguna yang lebih baik dan risiko yang lebih terkelola.

Selama kamu paham cara kerjanya, menerapkan strategi manajemen risiko yang solid, dan tetap mengikuti perkembangan terbaru di ekosistem, CDP bisa menjadi senjata keuangan yang sangat berguna dalam toolkit DeFi kamu. Seperti halnya dengan semua instrumen finansial, edukasi dan kehati-hatian adalah kunci keberhasilan.

 

Itulah informasi menarik tentang “Collateralized Debt Positions” yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu CDP dalam dunia DeFi?

CDP adalah sistem pinjaman kripto yang memungkinkan kamu menggunakan aset seperti ETH atau BTC sebagai jaminan untuk mencetak stablecoin seperti DAI atau LUSD. Ini memungkinkan kamu mendapatkan likuiditas tanpa harus menjual aset kripto yang kamu miliki.

2. Apakah CDP aman digunakan?

CDP relatif aman jika kamu menjaga rasio jaminan dengan baik dan memahami risikonya, terutama potensi likuidasi saat harga aset jaminan turun. Protokol besar seperti MakerDAO telah beroperasi selama bertahun-tahun dengan track record keamanan yang baik, meskipun tetap ada risiko inherent dalam setiap sistem DeFi.

3. Bagaimana cara menghindari likuidasi di CDP?

Untuk menghindari likuidasi, pastikan selalu menjaga rasio jaminan jauh di atas batas minimum (biasanya 150-200%), aktifkan notifikasi harga, dan siapkan dana cadangan untuk menambah jaminan atau mengurangi utang saat rasio mendekati zona bahaya.

4. Bisa menghasilkan cuan dari CDP?

Tentu bisa, terutama kalau kamu memanfaatkan stablecoin hasil CDP untuk yield farming, trading, atau arbitrase dengan APY lebih tinggi dari biaya pinjaman. Banyak pengguna juga memanfaatkan CDP untuk membeli lebih banyak aset saat harga turun tanpa harus menjual holding utama mereka.

5. Platform mana yang cocok untuk CDP pemula?

MakerDAO paling stabil dan terkenal dengan track record panjang, sehingga paling cocok untuk pemula. Interface seperti Oasis App membuatnya cukup user-friendly. Untuk pemula yang ingin rasio jaminan lebih efisien, Liquity juga bisa jadi pilihan karena tidak ada biaya bunga berkelanjutan.

6. Apa bedanya CDP dengan protocol lending biasa seperti Aave?

Perbedaan utamanya, CDP seperti MakerDAO mencetak stablecoin baru (DAI) saat kamu meminjam, sementara lending protocol seperti Aave meminjamkan aset yang sudah disediakan pengguna lain. CDP juga biasanya fokus pada pembuatan stablecoin, sedangkan lending protocol mendukung berbagai jenis aset.

7. Apakah Indodax punya fitur CDP?

Saat ini Indodax fokus sebagai platform jual beli aset kripto dan belum menyediakan sistem CDP secara langsung. Namun, kamu bisa membeli ETH atau aset lain di Indodax dan mengirimkannya ke dompet non-custodial seperti MetaMask untuk kemudian menggunakan protokol seperti MakerDAO atau Liquity.

8. Berapa minimal dana untuk mulai menggunakan CDP?

Tidak ada batas minimal resmi, tetapi dengan mempertimbangkan biaya gas (terutama di Ethereum) dan kebutuhan untuk menjaga rasio jaminan yang aman, disarankan memulai dengan minimal $1.000-$2.000 untuk efisiensi. Untuk jumlah yang lebih kecil, kamu bisa mencoba CDP di blockchain layer-2 atau alternatif yang memiliki biaya gas lebih rendah.

9. Apa itu “health factor” yang sering muncul di dashboard CDP?

Health factor adalah metrik yang menunjukkan seberapa aman posisi CDP kamu dari likuidasi. Semakin tinggi nilainya, semakin aman posisimu. Biasanya nilai di bawah 1 atau 1.5 (tergantung protokol) akan memicu likuidasi. Pastikan selalu memantau dan menjaga health factor di atas zona aman.

 10. Bisakah CDP digunakan untuk tax-loss harvesting tanpa menjual aset?

Di beberapa jurisdiksi, menggunakan CDP tidak memicu peristiwa pajak karena secara teknis kamu tidak menjual aset. Namun, regulasi pajak kripto bervariasi antar negara dan terus berkembang. Konsultasikan dengan konsultan pajak untuk memahami implikasi CDP terhadap kewajiban pajak kamu.

 

Author: RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari DeFi

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.66%
bnb BNB 0.4%
sol Solana 5.37%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.96%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
COW/IDR
CoW Protoc
10.242
70.27%
TROLLSOL/IDR
TROLL (SOL
3.746
43.25%
MAGIC/IDR
Treasure
4.952
36.68%
SXT/IDR
Space and
1.900
32.22%
VELOFIN/IDR
Velodrome
1.015
23.78%
Nama Harga 24H Chg
ATT/IDR
Attila
2
-33.33%
SHAN/IDR
Shanum
4
-20%
EFI/IDR
Efinity To
3.407
-16.94%
GXC/IDR
GXChain
15.301
-12.81%
XGD/IDR
XGold
770.130
-11.27%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Wait and See: Jurus Investor di Tengah Ketidakpastian

Kadang yang paling sulit bukan saat pasar sedang anjlok, tapi

Hull Moving Average: Emang Lebih Cepat dari EMA?

Kalau kamu sering telat tangkap momen tren dan selalu ketinggalan

Cadev Adalah Cadangan Devisa, Ini Fungsi & Dampaknya
09/08/2025
Cadev Adalah Cadangan Devisa, Ini Fungsi & Dampaknya

Kamu pernah dengar istilah “cadangan devisa” tiap kali Bank Indonesia

09/08/2025