Bitcoin (BTC) menutup Mei 2025 dengan rekor tertinggi baru di $111.980 dan memulai Juni dengan sentimen positif.
Namun, potensi koreksi jangka pendek mulai muncul seiring meningkatnya tekanan profit-taking dari trader jangka pendek.
Akumulasi Besar Dorong Sentimen Bullish
Data dari Glassnode mencatat penarikan lebih dari 66.975 BTC dari exchange sepanjang Mei. Nilai tersebut setara dengan sekitar $7,2 miliar.
Penurunan drastis pasokan di bursa menandakan fase akumulasi besar, terutama dari investor jangka panjang.

Grafik saldo bitcoin di exchange (Sumber: Glassnode via Beincrypto)
Kondisi ini mencerminkan keyakinan bahwa harga Bitcoin masih akan naik lebih tinggi. Biasanya, ketika BTC dipindahkan ke wallet pribadi, investor tidak berniat menjual dalam waktu dekat.
Faktor Makro Masih Mendukung Aset Berisiko
Selain faktor teknikal dan on-chain, pergerakan Bitcoin juga ditopang oleh kondisi makro yang relatif longgar.
Inflasi global melambat, bank sentral mulai melonggarkan kebijakan moneter, dan likuiditas global meningkat.
Juan Pellicer, VP of Research di Sentora, menyebutkan bahwa faktor-faktor tersebut telah memengaruhi sikap investor dalam beberapa bulan terakhir.
“Investor bersedia mengambil risiko musim ini karena berbagai arus makro yang bergerak ke arah pelonggaran keuangan secara bersamaan. Inflasi menurun, pelonggaran bank sentral kembali dibahas, imbal hasil riil dan dolar melemah, likuiditas global meluas, dan pengeluaran fiskal tetap tinggi,” ujarnya dikutip dari Beincrypto.
Menurutnya, kombinasi faktor tersebut tidak hanya mendorong Bitcoin tetapi juga semua aset berisiko, sekaligus menjelaskan mengapa harga BTC tetap berkorelasi tinggi dengan indeks S&P 500 selama Mei.
Profit-Taking Jadi Ancaman Koreksi
Meski akumulasi terus berlangsung, sinyal profit-taking juga mulai terlihat. Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa margin keuntungan belum terealisasi di kalangan trader jangka pendek sudah mendekati 40 persen. Ini berada pada ambang rawan koreksi.

Grafik Profit-Taking BTC (Sumber: CryptoQuant via Beincrypto
Julio Moreno, Head of Research di CryptoQuant juga ikut memperingatkan bahwa jika tren ini berlanjut, aksi jual bisa meningkat dalam waktu dekat.
Ia menjelaskan bahwa margin profit tersebut sempat menyentuh 31 persen dalam beberapa hari terakhir.
“Dalam jangka pendek, bisa saja terjadi pengambilan untung dari trader karena margin keuntungan belum terealisasi sudah mendekati level panas sekitar 40 persen,” ujarnya.
Potensi Breakout atau Konsolidasi?

Grafik Harga Bitcoin (Sumber: TradingView via Beincrypto)
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $104.000 hingga $110.000 dan tengah mencoba menembus resistance utama di $110.000.
Jika breakout berhasil terjadi dan harga bertahan di atas level tersebut, target teknikal berikutnya berada di sekitar $115.000.
Namun jika profit-taking mendominasi, pasar berpotensi masuk fase konsolidasi sehat.
Area support kunci berada di level $106.265 dan $102.734 sebagai batas bawah bila terjadi retracement ringan.
Baca selanjutnya: Prediksi Baru! Bitcoin (BTC) Bisa Tembus $300K di Juni 2025
Kesimpulan
Arah harga Bitcoin pada Juni 2025 akan sangat bergantung pada dua faktor utama yaitu lanjutnya akumulasi investor dan tingkat tekanan jual dari trader jangka pendek.
Jika kedua variabel ini seimbang, pasar bisa masuk fase konsolidasi sebelum naik lagi. Namun jika akumulasi lebih dominan dan BTC mampu bertahan di atas $110.000, peluang menuju $115.000 terbuka lebar.
Sebaliknya, jika euforia tergantikan oleh aksi ambil untung, koreksi ke bawah bisa terjadi dalam waktu dekat.
FAQ
- Kenapa Bitcoin bisa turun meskipun banyak yang akumulasi?
Karena sebagian trader yang sudah untung besar dalam waktu singkat cenderung menjual saat margin profit belum direalisasi mencapai level tinggi. Ini bisa memicu tekanan jual mendadak. - Apa arti unrealized profit margin dalam analisis Bitcoin?
Itu adalah persentase keuntungan yang belum direalisasikan oleh pemegang aset. Jika terlalu tinggi, ada potensi besar mereka akan mengambil untung. - Bagaimana pengaruh inflasi terhadap harga Bitcoin?
Penurunan inflasi biasanya membuat bank sentral melonggarkan kebijakan moneter, yang mendorong investor masuk ke aset berisiko seperti Bitcoin. - Apakah korelasi BTC dan S&P 500 itu penting?
Ketika korelasi tinggi, arah pasar saham bisa memengaruhi harga BTC. Jika saham naik karena kondisi makro positif, BTC cenderung ikut menguat. - Kapan saat yang tepat masuk ke pasar Bitcoin bulan ini?
Secara teknikal, jika BTC berhasil bertahan di atas $110.000, itu bisa menjadi sinyal lanjutan tren naik. Namun jika gagal, sebaiknya tunggu reaksi di support $106.265 atau $102.734.
Itulah informasi terkini seputar berita crypto hari ini, jangan lupa aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Pantau pergerakan harga aset digital secara real-time dan eksplorasi berbagai pilihan kripto langsung di INDODAX Market.
Maksimalkan juga aset kripto Anda dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang Anda simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Btc News, #News Bitcoin, #Berita Btc, #Berita crypto hari ini, #berita btc/usd hari ini, #bitcoin news, #berita bitcoin hari ini, #info btc hari ini, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini