Token micin bisa bikin kaya, tapi bisa juga bikin gigit jari – Saat pasar kripto lagi hype, banyak investor pemula yang langsung tergoda beli token-token viral. Salah satunya adalah Sonic Coin (SONIC). Dulu sempat bikin heboh, sekarang nilainya tinggal serpihan. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kamu akan temukan di artikel ini pelajaran penting dari anjloknya Sonic Coin biar kamu nggak jadi korban token micin berikutnya. Cerita ini bukan cuma tentang satu token yang gagal, tapi tentang pola yang terus berulang di dunia crypto. Mari kita kupas tuntas apa yang terjadi dan bagaimana kamu bisa menghindari jebakan serupa.
Apa Itu Sonic Coin? Dari Fantom Rebranding ke Token Micin
Sebelum kamu ikut-ikutan investasi, penting banget untuk tahu asal-usul sebuah token.
Sonic Coin adalah hasil rebranding dari Fantom (FTM) yang dilakukan pada Januari 2025. Proyek ini mengusung teknologi EVM ultra-cepat bernama SonicVM dan sistem storage SonicDB. Secara teknis, Sonic terlihat menjanjikan dengan peningkatan kecepatan transaksi dan keamanan.
Dengan janji transaksi super cepat, biaya storage rendah, dan skalabilitas yang ditingkatkan, Sonic memposisikan diri sebagai kekuatan disruptif dalam teknologi terdesentralisasi. Namun, seperti yang akan kita bahas, janji dan kenyataan ternyata dua hal yang berbeda.
Yang bikin banyak orang tertarik adalah proses rebranding ini sendiri. Token FTM dikonversi menjadi Sonic (S) dengan rasio 1:1, dan trading dimulai pada 16 Januari 2025. Momentum ini membuat ekspektasi pasar melonjak tinggi, padahal realitanya tidak sesuai harapan.
Kenapa Harga Sonic Anjlok Sampai 99%? Ini 4 Penyebabnya
Banyak token viral punya nasib yang sama: naik karena hype, jatuh karena realita. Sonic adalah contohnya yang paling nyata.

Grafik harga Sonic Coin (SONIC) dari ATH Rp 68,81 ke Rp 0,68 dalam waktu kurang dari 1 tahun. Penurunan drastis ini mencerminkan risiko tinggi dari token micin yang hanya mengandalkan hype.
1. Overhype dari Rebranding
Awalnya, Sonic dipromosikan sebagai pengganti Fantom dengan potensi luar biasa. Sonic telah mencapai $100 juta dalam Total Value Locked (TVL), tapi tidak ada inovasi nyata yang berkelanjutan setelah peluncuran, berbeda dengan beberapa token utilitas yang memang punya fungsi jelas dan roadmap konkret. Hype rebranding hanya bertahan beberapa minggu.
2. Volume dan Likuiditas Rendah
Berdasarkan data terbaru, volume perdagangan Sonic (SONIC) adalah $149.79 dalam 24 jam terakhir, menunjukkan penurunan 29.10% dari hari sebelumnya. indikator ini penting yang harus kamu pahami dalam membaca volume dan likuiditas token kripto. Angka juga menunjukkan aktivitas pasar yang sangat rendah dan kurangnya minat trader.
3. Sentimen Pasar yang Bearish
Menurut indikator teknis, sentimen saat ini adalah Bearish sementara Fear & Greed Index menunjukkan angka 0. Ini menandakan pasar sedang dalam kondisi sangat pesimis terhadap masa depan token.
4. Masalah Fundamental dalam Eksekusi
Sonic mengalami masalah ketika Wintermute membuang token senilai $857,000, menyebabkan penurunan harga 6%. Kejadian ini menunjukkan betapa rapuhnya fondasi token terhadap tekanan jual yang relatif kecil.
Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan spiral negatif yang sulit dihentikan. Ketika volume rendah, harga mudah dimanipulasi. Ketika sentimen bearish, investor cenderung panic selling.
Apa yang Bisa Kamu Pelajari dari Kasus Sonic Coin?
Jangan cuma lihat nama keren dan logo lucu. Token micin butuh lebih dari sekadar branding buat bertahan di pasar kripto yang volatile.
Do Your Own Research (DYOR) adalah kunci utama, apalagi kalau kamu ingin menyaring proyek kripto dari sisi whitepaper, tim, dan potensi utility. Cek roadmap, tim, dan partner resmi dengan detail. Jangan tergiur dengan janji-janji manis tanpa melihat track record pengembang. Sonic terlihat bagus di atas kertas, tapi eksekusinya tidak sesuai ekspektasi.
Lihat Volume & Listing sebagai indikator kesehatan token. Tanpa volume tinggi dan listing di exchange besar, token nggak akan punya demand yang sustainable. Meskipun Sonic masih listed di CoinMarketCap dengan ranking #68, volume tradingnya masih rendah dibanding ekspektasi.
Jangan FOMO adalah aturan emas. Viral bukan berarti bagus untuk investasi jangka panjang. Banyak yang cuma FOMO sesaat dan langsung drop ketika hype mereda. Padahal, cara menghindari FOMO dalam investasi kripto sebenarnya bisa dipelajari dengan pendekatan yang realistis. Sonic adalah bukti nyata bahwa momentum awal tidak menjamin kesuksesan berkelanjutan.
5 Checklist Cerdas Sebelum Kamu Beli Token Micin
Biar nggak ikut nyangkut, berikut checklist realistis buat pemula yang ingin investasi kripto dengan lebih aman.
1. Cek Volume Harian
Selalu periksa volume perdagangan harian di CoinMarketCap atau CoinGecko. Volume rendah menandakan kurangnya minat pasar dan risiko likuiditas tinggi.
2. Lihat Listing CEX/DEX
Makin banyak exchange yang list token, makin likuid. Token yang hanya ada di DEX kecil biasanya sulit dijual saat dibutuhkan.
3. Baca Whitepaper & Audit
Pastikan proyek punya whitepaper yang jelas dan audit keamanan. Token tanpa dokumentasi proper biasanya cuma proyek iseng.
4. Pantau Komunitas Aktif
Cek aktivitas di X (Twitter) dan Telegram. Komunitas yang aktif dan engaged biasanya indikator proyek yang serius.
5. Hindari Token Tanpa Produk Nyata
Jangan investasi di token yang cuma bergantung pada airdrop atau tidak punya use case yang jelas. Sonic punya teknologi tapi eksekusinya yang bermasalah.
Ingat, investasi kripto itu seperti bermain chess, bukan seperti bermain dadu. Strategi dan analisis jauh lebih penting daripada keberuntungan semata.
Jangan Sampai Sonic Coin Jadi Pengalaman Pahit Kamu
Kasus Sonic Coin bukan satu-satunya di dunia kripto. Masih banyak token lain yang bernasib sama: naik karena rumor, turun karena kenyataan. Bahkan prediksi optimis menyebutkan Sonic hanya akan mencapai $0.51-$0.75 pada 2026-2030, jauh dari ekspektasi awal.
Kalau kamu serius investasi kripto, penting banget buat fokus ke aset yang punya fondasi kuat, bukan sekadar ikut-ikutan tren. Ingat, cuan yang sehat datang dari riset yang matang bukan dari spekulasi tanpa arah.
Jangan biarkan FOMO mengendalikan keputusan investasi kamu. Pasar kripto akan selalu ada, tapi uang yang hilang karena keputusan gegabah tidak akan kembali. Belajar dari kasus Sonic Coin ini, dan jadikan sebagai bekal untuk investasi yang lebih cerdas kedepannya.
Itulah informasi menarik tentang “Sonic Coin” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu Sonic Coin?
Sonic Coin (SONIC) adalah token hasil rebranding dari Fantom (FTM) yang memperkenalkan jaringan blockchain berkecepatan tinggi bernama SonicVM. Rebranding ini dilakukan pada Januari 2025 dengan rasio konversi 1:1.
2. Kenapa harga Sonic Coin turun drastis?
Harga Sonic turun karena kombinasi faktor: overhype dari rebranding, volume perdagangan rendah, sentimen pasar bearish, dan masalah fundamental dalam eksekusi proyek. Kurangnya inovasi berkelanjutan juga mempengaruhi kepercayaan investor.
3. Apakah Sonic Coin layak dibeli sekarang?
Berdasarkan data Juni 2025, Sonic tidak menunjukkan aktivitas pasar yang sehat dengan volume trading rendah dan sentimen bearish. Perlu riset sangat mendalam dan pertimbangan risiko tinggi sebelum memutuskan investasi.
4. Apa contoh token micin yang gagal?
Sonic Coin adalah salah satu contohnya, meskipun sempat viral karena rebranding besar dari Fantom. Token lain yang serupa biasanya mengalami pola yang sama: hype awal tinggi, eksekusi lemah, dan penurunan drastis.
5. Bagaimana cara tahu token micin bagus atau tidak?
Cek lima aspek utama: volume trading harian, listing di exchange besar, whitepaper dan audit, aktivitas komunitas, dan produk nyata. Jangan hanya tergiur karena token viral atau punya marketing yang kuat.
Author: RB