Mengenal Disinflasi & Dampaknya bagi Stablecoin
icon search
icon search

Top Performers

Disinflasi: Pengertian dan Dampaknya terhadap Adopsi Stablecoin

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Disinflasi: Pengertian dan Dampaknya terhadap Adopsi Stablecoin

DisinflasDisinflas

Daftar Isi

Disinflasi menjadi salah satu topik penting yang sering muncul di tengah pembahasan ekonomi global. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara mengalami gejolak inflasi yang tinggi, diikuti oleh fase disinflasi. Namun, apa sebenarnya arti disinflasi, dan mengapa kondisi ini bisa memengaruhi adopsi stablecoin di ekosistem kripto?

Artikel ini akan membahas pengertian disinflasi, perbedaannya dengan deflasi, serta bagaimana fenomena ini memengaruhi pasar aset digital, khususnya stablecoin.

 

Apa itu Disinflasi?

Disinflasi adalah kondisi ketika tingkat inflasi (kenaikan harga barang dan jasa secara umum) melambat atau turun dibandingkan periode sebelumnya, tetapi tetap positif. Artinya, harga-harga masih naik, hanya saja laju kenaikannya menurun.

Contoh sederhananya, jika inflasi di suatu negara tahun lalu mencapai 7% dan tahun ini menjadi 4%, maka terjadi disinflasi. Penting dicatat, disinflasi berbeda dengan deflasi, yang berarti penurunan harga secara umum hingga tingkat inflasi negatif.

Disinflasi umumnya terjadi akibat kebijakan moneter ketat seperti kenaikan suku bunga oleh bank sentral, pengurangan stimulus fiskal, atau kondisi ekonomi global yang melemah.

 

Dampak Disinflasi terhadap Ekonomi dan Pasar

Disinflasi membawa sejumlah dampak penting bagi perekonomian:

  • Kenaikan daya beli konsumen: Saat inflasi melambat, harga barang dan jasa tidak naik setinggi sebelumnya, membantu menjaga daya beli masyarakat.

  • Stabilitas moneter: Disinflasi membantu bank sentral mengarahkan ekonomi menuju target inflasi yang ideal, biasanya di kisaran 2-3% per tahun.

  • Dampak pada aset investasi: Saham, obligasi, dan aset kripto kerap merespons positif disinflasi karena mengurangi ketidakpastian pasar. Namun, hal ini juga bisa berarti pengurangan minat pada instrumen lindung nilai inflasi seperti emas atau bahkan stablecoin.

 

Apa Itu Stablecoin?

Stablecoin adalah aset digital yang nilainya dipatok terhadap mata uang fiat (misalnya dolar AS), emas, atau aset lain yang stabil. Contohnya USDT (Tether), USDC (USD Coin), atau DAI.

Tujuan utama stablecoin adalah memberikan stabilitas nilai di pasar kripto yang terkenal volatil, memungkinkan pengguna untuk bertransaksi, menabung, atau mengirim dana lintas negara tanpa terpengaruh fluktuasi harga besar seperti yang terjadi pada Bitcoin atau Ethereum.

Stablecoin juga banyak digunakan dalam ekosistem DeFi (Decentralized Finance) sebagai collateral, medium exchange, atau liquidity pool.

 

Disinflasi dan Adopsi Stablecoin: Hubungan yang Kompleks

Lalu, bagaimana disinflasi memengaruhi adopsi stablecoin?

  1. Berkurangnya Urgensi Perlindungan Nilai
    Dalam periode inflasi tinggi, banyak investor atau masyarakat di negara berkembang beralih ke stablecoin untuk menjaga daya beli mereka. Namun, saat disinflasi terjadi, tekanan untuk mencari alternatif penyimpan nilai berkurang, sehingga adopsi stablecoin bisa melambat.

  2. Penurunan Permintaan di Negara Berkembang
    Negara-negara dengan mata uang lemah sering menggunakan stablecoin sebagai solusi melawan devaluasi. Namun, dengan inflasi yang melandai, keinginan publik untuk menukar fiat ke stablecoin bisa menurun.

  3. Peran di Sektor DeFi Tetap Kuat
    Meski demikian, di ranah DeFi, stablecoin tetap dibutuhkan sebagai likuiditas dan jaminan transaksi. Disinflasi lebih berpengaruh pada penggunaan retail dibanding fungsi teknis di platform blockchain.

  4. Dampak pada Ekspektasi Investor
    Disinflasi biasanya disertai ekspektasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga. Hal ini bisa mendorong risk appetite investor, memindahkan fokus dari aset stabil ke aset berisiko seperti altcoin atau token baru.

Potensi Positif untuk Ekosistem Kripto

Meski terdengar negatif, disinflasi juga membawa potensi positif:

  • Stabilitas Pasar: Dengan inflasi yang terkendali, pasar menjadi lebih stabil dan mudah diprediksi. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi di sektor kripto.

  • Adopsi Institusional: Investor institusional cenderung lebih nyaman masuk ke pasar kripto saat kondisi makroekonomi stabil. Stablecoin pun tetap jadi komponen penting bagi mereka untuk keluar masuk pasar.

  • Pengembangan Produk Baru: Disinflasi membuka ruang bagi proyek stablecoin untuk fokus pada fitur beyond value preservation, seperti yield-bearing stablecoin atau tokenisasi aset riil.

Tantangan yang Perlu Diperhatikan

Di sisi lain, ada tantangan yang muncul:

  • Persaingan Antar Stablecoin: Dengan permintaan yang melandai, hanya stablecoin yang transparan, terpercaya, dan memiliki utilitas tinggi yang akan bertahan.

  • Regulasi yang Semakin Ketat: Otoritas moneter global semakin memperhatikan stablecoin, terutama yang berpotensi mengguncang sistem keuangan tradisional. Periode disinflasi memberi ruang bagi regulator untuk memperketat aturan.

  • Ketergantungan pada Ekosistem DeFi: Jika DeFi mengalami penurunan aktivitas akibat pergeseran selera risiko investor, stablecoin pun bisa terkena dampak negatif.

Kesimpulan

Disinflasi merupakan fase penting dalam siklus ekonomi yang membawa dampak besar, termasuk di ekosistem kripto. Meski melambatnya inflasi bisa mengurangi urgensi penggunaan stablecoin sebagai pelindung nilai, stablecoin tetap memiliki peran vital di dunia digital, terutama sebagai jembatan antar aset, alat likuiditas, dan fondasi inovasi DeFi.

Bagi investor dan pelaku industri kripto, memahami hubungan antara kondisi makroekonomi seperti disinflasi dan tren adopsi stablecoin sangat penting untuk mengambil keputusan strategis yang tepat.

 

Itulah informasi menarik tentang Disinflasi yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

Follow IG Indodax

 

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

 

 

 

FAQ

  1. Apa itu disinflasi dan apa bedanya dengan deflasi?
    Disinflasi adalah perlambatan laju inflasi, artinya harga barang dan jasa masih naik, tapi kecepatannya lebih lambat dibanding sebelumnya.
    Sementara deflasi adalah penurunan harga secara umum di pasar.
    Contoh:
  • Januari inflasi 5%, Februari 3% ? ini disinflasi

  • Januari harga beras Rp15.000, Februari turun jadi Rp14.000 ? ini deflasi

  1. Apakah disinflasi selalu berdampak buruk bagi stablecoin?
    Tidak selalu. Memang disinflasi bisa mengurangi urgensi orang menyimpan nilai dalam stablecoin, tapi di sisi lain, kondisi ekonomi yang lebih stabil dapat:
  • Menumbuhkan kepercayaan terhadap aset digital stabil

  • Mendorong inovasi penggunaan stablecoin dalam perdagangan dan pembayaran lintas negara

  1. Mengapa stablecoin tetap penting di era disinflasi?
    Stablecoin tetap relevan karena:
  • Likuiditas tinggi di pasar kripto

  • Peran sentral dalam DeFi dan yield farming

  • Digunakan sebagai alat pembayaran cepat dan biaya rendah lintas negara

  • Jadi pengganti dolar digital di banyak platform Web3

  1. Apakah investor perlu mengurangi kepemilikan stablecoin saat disinflasi?
    Tergantung strategi.
  • Investor konservatif cenderung tetap menyimpan stablecoin untuk hedging dan stabilitas portofolio

  • Investor agresif bisa alihkan ke aset berisiko lebih tinggi (misalnya altcoin atau saham teknologi) untuk kejar imbal hasil
    Intinya: bukan soal disinflasi-nya, tapi penyesuaian profil risiko dan peluang

  1. Bagaimana prospek stablecoin di masa depan?
    Prospeknya tetap kuat karena:
  • Stablecoin generasi baru (seperti RWA-backed) sedang berkembang

  • Regulasi makin jelas, seperti MiCA di Eropa atau RUU stablecoin di AS

  • Banyak negara dan perusahaan mulai mengadopsi stablecoin untuk pembayaran, remitansi, dan transaksi on-chain

 

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author: RZ

 

Lebih Banyak dari DeFi

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.66%
bnb BNB 0.4%
sol Solana 5.37%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.96%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
ATT/IDR
Attila
3
50%
TROLLSOL/IDR
TROLL (SOL
3.246
37.66%
VOXEL/IDR
Voxies
1.108
23.8%
AERO/IDR
Aerodrome
16.199
21.91%
MAGIC/IDR
Treasure
4.200
19.01%
Nama Harga 24H Chg
TAIKO/IDR
Taiko
8.263
-39.77%
LEVER/IDR
LeverFi
3
-25%
CNG/IDR
CoinNaviga
79.555
-20.45%
CBG/IDR
Chainbing
41
-19.61%
EFI/IDR
Efinity To
3.400
-17.25%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Apa Itu AUSD Coin? Stablecoin Canggih yang Akan Hadir di Indodax!

Bayangin kamu lagi mau transfer uang ke luar negeri pakai

Bakal Listing di Indodax! Ini 5 Fakta Penting tentang Sahara AI (SAHARA)

Pernah nggak sih kamu ngerasa ketinggalan tren kripto yang meledak