Harga Bitcoin (BTC) hari ini (15/7) kembali terkoreksi tajam hingga menyentuh level di bawah $117 ribu yang memicu kekhawatiran pelaku pasar soal potensi arah tren berikutnya.

Grafik Harga BTC Hari Ini (Sumber: CoinMarketCap)
Aksi profit-taking besar-besaran dari investor institusi diduga menjadi pemicu utama penurunan ini, meski tidak disertai sentimen negatif dari sisi regulasi maupun makroekonomi.
Penurunan Bitcoin turut menyeret Ethereum ke bawah level $3 ribu, sementara altcoin kapitalisasi besar lainnya mengalami penurunan 2–3%. Tekanan pasar masih bersifat menyeluruh, tetapi belum mengarah pada panic selling.
Baca selanjutnya: Unstoppable! Bitcoin Tembus ATH Lagi $122 Ribu, Ini Prediksi Selanjutnya
Koreksi atau Alarm?
Dalam satu minggu terakhir, Bitcoin sempat mencetak all-time high (ATH) sebesar $123.218, sebelum akhirnya melemah hingga $118.871, lalu kembali terkoreksi lebih dalam ke level $117 ribu pada Selasa pagi.
Pergerakan ini disebut sebagai efek realisasi keuntungan dari investor besar yang telah mengakumulasi BTC sejak awal kuartal.
Melansir TokenTopNews, arus masuk dana ke ETF Bitcoin milik BlackRock bahkan sempat mencapai $2,4 miliar dalam sepekan, namun kemudian melambat tajam seiring meningkatnya tekanan jual.
Aksi Profit-Taking dan Sinyal Local Top Jadi Penyebabnya

Lonjakan Tajam Pada BTC Exchange Netflows (Sumber: CryptoQuant/CoinGape)
Data dari CryptoQuant menunjukkan adanya lonjakan tajam pada exchange netflows tepat setelah harga BTC menyentuh $123 ribu.
Hal ini menandakan bahwa banyak investor mengalihkan asetnya ke exchange untuk dijual atau aksi profit-taking.
“Pergerakan seperti ini umumnya menandakan local top dan bisa memicu koreksi sehat atau fase konsolidasi dalam beberapa hari ke depan,” tulis CryptoQuant dikutip dari CoinGape.
Selain itu, Crypto Fear & Greed Index melonjak ke level 70, masuk dalam zona “Greed” yang menunjukkan dominasi sentimen positif.
Namun, level greed yang tinggi juga sering dianggap sebagai sinyal overbought, mendorong sebagian trader untuk segera merealisasikan cuan.
Investor Institusi Realisasi Cuan, ETF Inflow Melambat
Melansir dari BitcoinInfoNews, tercatat juga bahwa investor besar melakukan transaksi bernilai lebih dari $100 ribu per transfer yang mengindikasikan dominasi aksi jual oleh pelaku pasar institusional.
Dalam periode yang sama, inflow ke ETF Bitcoin melandai menjadi $1,18 miliar, menandakan adanya perubahan pendekatan investasi jangka pendek.
Min Jung dari Presto Research menyebut bahwa ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebelumnya mendorong ETF inflow.
Namun menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (CPI) pada Selasa (15/7), banyak institusi memilih untuk wait and see.
Baca juga berita terbaru: 3 RUU Dibahas di Crypto Week! Nasib Crypto Global Dipertaruhkan
Pasar Masih Optimis, Tapi Waspada
Meski harga terkoreksi, analis CryptoQuant, Tarek J dan analis cryoti Greeks.live, Adam, menilai penurunan ini bukan disebabkan sentimen negatif, melainkan semata-mata karena likuiditas alami pasar.
Mereka bahkan melihat target berikutnya berada di kisaran $130 ribu, asalkan sentimen makro mendukung.
Analis senior, Jeff Mei, menyebut bahwa pola ini mirip dengan konsolidasi pasca-ATH di 2021 dan 2017, yang justru mengantar Bitcoin pada fase bullish berikutnya.
“Kami percaya bahwa pencapaian all-time high oleh Bitcoin merupakan sinyal kuat bahwa industri crypto sedang berada di ambang awal bull run besar berikutnya,” ujar Jeff Mei dikutip dari BitcoinInfoNews.
Namun tetap diingat, risiko eksternal seperti CPI dan geopolitik bisa menahan laju pasar.
Kesimpulan
Penurunan Bitcoin ke level $117 ribu saat ini merupakan bagian dari siklus alami pasar, bukan sinyal kehancuran.
Aksi profit-taking justru menunjukkan bahwa banyak investor telah mencetak cuan dan masih percaya pada potensi jangka panjang BTC.
Selama ETF masih menunjukkan arus masuk stabil dan belum ada gejolak makro yang ekstrem, sentimen pasar dinilai masih kuat. Namun, investor disarankan tetap memantau rilis data ekonomi dan pergerakan ETF dalam beberapa hari ke depan untuk mengukur potensi arah berikutnya.
FAQ
- Kenapa harga Bitcoin bisa turun padahal sempat all-time high?
Penurunan harga terjadi karena aksi profit-taking dari investor besar, bukan karena berita buruk. Ini umum terjadi setelah lonjakan harga tinggi. - Apa arti ETF inflow melambat bagi harga Bitcoin?
Melambatnya ETF inflow berarti minat beli dari institusi menurun sementara, yang bisa menahan momentum bullish dalam jangka pendek. - Apakah penurunan ini sinyal awal bear market?
Belum tentu. Saat ini koreksi masih tergolong wajar dan historis, serupa dengan pola yang muncul setelah ATH sebelumnya di 2021 dan 2017. - Bagaimana pengaruh data CPI terhadap Bitcoin?
Data CPI (inflasi) memengaruhi kebijakan suku bunga. Jika inflasi turun, potensi pemotongan suku bunga naik, yang bisa memicu lonjakan permintaan BTC dari institusi. - Apa yang harus diperhatikan investor saat pasar koreksi seperti ini?
Investor perlu memantau volume transaksi, data ETF, dan indikator makro seperti suku bunga dan inflasi. Koreksi bisa jadi peluang beli, tapi juga harus diimbangi manajemen risiko.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #BTC News, #News Bitcoin, #Berita BTC, #Berita BTC/USD Hari Ini, #Bitcoin News, #Berita Bitcoin Hari Ini, #Info BTC Hari Ini, #ETF Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini