Target harga Bitcoin (BTC) mencapai $200 ribu (sekitar Rp3,2 miliar) pada tahun ini dinilai sangat kecil kemungkinannya oleh analis senior dari platform data blockchain Glassnode.
Menurut analis utama Glassnode, James Check, volume beli yang rendah dan kurangnya dukungan pasar membuat prediksi tersebut terkesan terlalu optimistis.
“Bagaimana harga bisa naik tanpa volume? $200 ribu dalam enam bulan adalah kenaikan yang besar,” kata Check dalam wawancara, Selasa (23/7) dikutip dari Cointelegraph.
Harga Bitcoin tercatat sempat melewati level $120 ribu pada 14 Juli lalu, namun masih jauh dari target $200 ribu yang belakangan ramai dibicarakan sejumlah pelaku industri.
Kenaikan tersebut akan menggandakan kapitalisasi pasar Bitcoin dari sekitar $2,38 triliun menjadi hampir $4 triliun, menurut data Nansen.
Kenaikan Tanpa Volume Dinilai Berisiko
Check menegaskan bahwa reli harga tanpa didukung oleh volume perdagangan yang kuat berpotensi memicu koreksi tajam.
Ia menyebut situasi tersebut sebagai “trading through air” atau kondisi ketika harga naik tanpa fondasi likuiditas yang solid, sehingga mudah mengalami penurunan kembali secara drastis.
“Saya belum akan masuk posisi leverage atau mengambil risiko besar sampai pasar menunjukkan kestabilan dan volume yang lebih sehat,” ujarnya.
Menurut dia, tahapan menuju $200 ribu tidak hanya bergantung pada harga menyentuh titik-titik psikologis seperti $130 ribu atau $140 ribu, tetapi juga kemampuan harga untuk bertahan di level tersebut secara konsisten.
Baca selanjutnya: Harga Bitcoin Bisa Sentuh $200 Ribu, Kata Standard Chartered!
Optimisme untuk Lima Tahun ke Depan
Meski ragu terhadap pencapaian $200 ribu dalam jangka pendek, Check tetap optimistis bahwa Bitcoin akan melampaui level itu dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
“Dalam lima tahun, Bitcoin akan benar-benar melampaui $200 ribu,” ujarnya.
Beberapa analis lain juga masih memegang pandangan bullish, namun dengan proyeksi waktu yang lebih realistis.
CIO Bitwise, Matt Hougan, menyebut permintaan institusional melalui spot ETF akan menjadi pendorong utama kenaikan harga Bitcoin menuju $200 ribu di akhir 2025.
Lembaga riset Bernstein bahkan sudah mematok target $200 ribu sejak Oktober 2024, dengan alasan pertumbuhan adopsi institusi dan perusahaan yang menyimpan Bitcoin sebagai cadangan kas.
Peringatan Siklus Historis
Namun, tidak semua analis sependapat dengan proyeksi bullish. Rekt Capital, analis teknikal populer, memperingatkan bahwa Bitcoin saat ini mungkin sudah mendekati akhir fase ekspansi, seperti yang terjadi dalam siklus tahun 2020.
Ia memperkirakan bahwa masa kenaikan harga hanya menyisakan beberapa bulan sebelum pasar memasuki fase koreksi, apabila pola historis kembali terulang.
Baca berita terbaru: Bitcoin Bisa Tembus $131 Ribu di Akhir Juli 2025? Ini Syaratnya!
Kesimpulan
Prediksi Bitcoin mencapai $200 ribu dalam tahun ini memang menggoda, tapi realitas pasar menunjukkan jalan yang lebih kompleks.
Minimnya volume, risiko reli tanpa dukungan likuiditas, serta sejarah pergerakan harga membuat banyak analis memilih bersikap hati-hati.
Meski keyakinan terhadap pertumbuhan jangka panjang tetap tinggi, euforia jangka pendek justru bisa menjadi jebakan bagi investor yang tidak siap.
FAQ
- Apakah Bitcoin bisa mencapai $200 ribu tahun ini?
Kemungkinan tersebut dinilai sangat kecil oleh banyak analis, termasuk dari Glassnode. Kenaikan sebesar itu membutuhkan dukungan volume dan sentimen pasar yang saat ini belum terlihat. - Faktor apa yang bisa mendorong harga Bitcoin naik signifikan?
Permintaan institusional lewat spot ETF, pengurangan suplai (halving), dan adopsi korporasi dapat menjadi pendorong utama harga dalam jangka menengah hingga panjang. - Mengapa volume transaksi penting untuk kenaikan harga Bitcoin?
Volume mencerminkan kekuatan minat beli. Tanpa volume yang tinggi dan konsisten, kenaikan harga mudah terjebak euforia sesaat dan rawan koreksi. - Apakah analis masih bullish terhadap Bitcoin?
Sebagian besar analis tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Namun, mereka cenderung tidak yakin dengan target ekstrem dalam waktu singkat. - Apa risiko jika Bitcoin naik terlalu cepat?
Kenaikan tanpa struktur pasar yang stabil dapat menyebabkan “reversal” tajam. Trader juga bisa terpancing FOMO dan terjebak di harga puncak tanpa dukungan fundamental yang kuat.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Btc News, #News Bitcoin, #Berita Btc, #Berita crypto hari ini, #berita btc/usd hari ini, #bitcoin news, #berita bitcoin hari ini, #info btc hari ini, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini