Ethereum dan Zilliqa merupakan dua blockchain yang sama-sama mendukung smart contract dan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Namun, keduanya memiliki pendekatan berbeda dalam mengatasi skalabilitas dan adopsi pasar. Ethereum dikenal sebagai pelopor smart contract, sedangkan Zilliqa menonjol karena mengimplementasikan sharding sejak awal.
Jika kamu sedang mempertimbangkan antara berinvestasi atau mengembangkan aplikasi di Ethereum maupun Zilliqa, artikel ini akan membantumu memahami perbedaan mendasar keduanya dari sisi arsitektur, performa, komunitas, hingga posisi pasar di tahun 2025.
Sejarah Singkat dan Latar Belakang
Ethereum
Ethereum diluncurkan pada tahun 2015 oleh Vitalik Buterin bersama tim pengembang lainnya. Platform ini dikembangkan untuk memungkinkan pelaksanaan kontrak cerdas di jaringan blockchain. Ethereum kemudian berkembang menjadi ekosistem yang mendukung ribuan proyek mulai dari DeFi, NFT, hingga DAO.
Zilliqa
Zilliqa lahir dari proyek riset di National University of Singapore (NUS) dan mulai dikembangkan sejak 2017. Tujuan utamanya adalah mengatasi keterbatasan skalabilitas yang dialami banyak blockchain saat itu. Zilliqa menjadi blockchain publik pertama yang mengadopsi teknologi sharding secara langsung pada lapisan protokol.
Arsitektur Sharding: Ethereum vs Zilliqa
Ethereum: Sharding sebagai Roadmap Ethereum 2.0
Ethereum mengintegrasikan sharding dalam roadmap Ethereum 2.0 sebagai solusi jangka panjang untuk masalah skalabilitas. Setelah transisi dari Proof-of-Work ke Proof-of-Stake pada tahun 2022 (melalui The Merge), Ethereum terus mengembangkan fitur sharding agar transaksi bisa diproses lebih cepat dan murah.
Namun, hingga pertengahan 2025, sharding di Ethereum belum sepenuhnya aktif di jaringan utama. Implementasinya bersifat bertahap dan masih memerlukan pengujian tambahan.
Zilliqa: Sharding Sejak Awal
Zilliqa menggunakan pendekatan sharding yang lebih matang dan telah berjalan sejak awal peluncuran mainnet-nya. Dengan membagi jaringan menjadi beberapa shard, Zilliqa mampu memproses transaksi secara paralel. Ini membuat throughput transaksi Zilliqa lebih tinggi dibanding Ethereum.
Smart Contract: Scilla vs Solidity
Aspek | Ethereum | Zilliqa |
Bahasa Pemrograman | Solidity | Scilla |
Tingkat Popularitas | Sangat tinggi | Sedang berkembang |
Keamanan Formal | Terbatas | Tinggi (verifikasi formal) |
Dukungan Library & Tools | Komprehensif | Masih terbatas |
Ethereum menggunakan bahasa Solidity yang telah menjadi standar industri. Ribuan developer telah menguasainya dan dukungan komunitasnya sangat luas. Sebaliknya, Zilliqa menggunakan Scilla, bahasa yang dirancang khusus dengan pendekatan keamanan formal untuk meminimalkan celah dalam kontrak pintar.
Kecepatan dan Skalabilitas Transaksi
Blockchain | Transaksi per Detik (TPS) | Status Sharding |
Ethereum | ±30–100 TPS (mainnet) | Dalam roadmap |
Zilliqa | Hingga 2.500+ TPS | Aktif sejak peluncuran |
Dari sisi skalabilitas, Zilliqa lebih unggul dalam hal kecepatan transaksi karena sudah menggunakan sharding secara penuh. Ethereum masih dalam proses menuju skalabilitas optimal melalui Ethereum 2.0 dan Layer-2.
Komunitas dan Ekosistem Developer
Ethereum memiliki ekosistem yang sangat luas. Ribuan proyek besar seperti Uniswap, Aave, Curve, dan OpenSea dibangun di atasnya. Komunitas developer Ethereum juga aktif menyelenggarakan hackathon, konferensi global, dan penelitian untuk pengembangan lebih lanjut.
Zilliqa memang belum memiliki ekosistem sebesar Ethereum, tetapi terus membangun komunitasnya melalui inisiatif seperti Metapolis (platform metaverse), kerja sama dengan sektor hiburan, dan program developer engagement.
Posisi Pasar 2025
Per Juli 2025, Ethereum tetap menjadi blockchain nomor dua setelah Bitcoin dalam hal kapitalisasi pasar. Kapitalisasi ETH melebihi Rp4.000 triliun dengan volume transaksi harian yang tinggi.
Zilliqa berada dalam kategori mid-cap dengan kapitalisasi pasar sekitar <Rp20 triliun. Walaupun lebih kecil, Zilliqa memiliki potensi pertumbuhan yang menarik di sektor Web3 dan metaverse.
Use Case di Dunia Nyata
Ethereum
- DeFi: Uniswap, MakerDAO, Aave
- NFT: OpenSea, Rarible
- Identitas Digital dan Supply Chain
- GameFi dan DAO
Zilliqa
- Metaverse: Metapolis
- Web3 Entertainment dan Streaming
- Smart Contract untuk pembayaran mikro
- Kolaborasi dengan pelaku media dan kreator digital
Analisis Investasi: Potensi dan Risiko
Ethereum dianggap sebagai aset jangka panjang yang stabil dengan prospek pertumbuhan tinggi. Keberadaannya dalam portofolio institusi besar menambah kepercayaan investor.
Zilliqa menarik sebagai aset dengan valuasi yang masih rendah dan potensi pertumbuhan cepat. Namun, risikonya lebih tinggi, terutama terkait keterbatasan ekosistem dan adopsi developer yang masih berkembang.
Tantangan dan Masa Depan
Ethereum
- Biaya transaksi masih tinggi di Layer-1
- Kompleksitas implementasi sharding
- Kompetisi dari blockchain lain seperti Solana, Avalanche, dan Polkadot
Zilliqa
- Perlu lebih banyak proyek unggulan untuk menarik developer
- Scilla belum menjadi standar di kalangan pengembang
- Keterbatasan integrasi dengan DeFi besar
Meski menghadapi tantangan, keduanya memiliki roadmap teknologi yang kuat dan terus diperbarui. Ethereum terus mendorong inovasi melalui Layer-2 dan dApps, sementara Zilliqa fokus pada sektor baru seperti metaverse dan konten digital.
Tabel Ringkasan Zilliqa vs Ethereum
Aspek | Ethereum | Zilliqa |
Tahun Rilis | 2015 | 2017 |
Konsensus | Proof of Stake | Hybrid (PoW + PBFT) |
TPS | ±30–100 | Hingga 2.500+ |
Smart Contract | Solidity | Scilla |
Ekosistem | DeFi, NFT, DAO, Layer-2 | Metaverse, Web3 Entertainment |
Kapitalisasi Pasar | > Rp4.000 triliun | < Rp20 triliun |
Status Sharding | Dalam pengembangan | Sudah aktif |
Komunitas Developer | Sangat besar dan global | Berkembang di Asia |
Kesimpulan
Ethereum dan Zilliqa memiliki kekuatan masing-masing. Ethereum tetap menjadi pilihan utama untuk proyek skala besar dan adopsi institusional karena ekosistem dan komunitasnya yang matang. Zilliqa, dengan pendekatan teknis yang efisien dan cepat, bisa menjadi solusi bagi proyek yang membutuhkan skalabilitas tinggi dan smart contract yang aman.
Jika kamu tertarik untuk memiliki aset kripto seperti ETH atau ZIL, keduanya tersedia dan dapat diperdagangkan dengan mudah di platform Indodax.
Itulah informasi menarik tentang perbedaan Zilliqa vs Ethereum yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa perbedaan utama antara Ethereum dan Zilliqa?
Ethereum memiliki ekosistem dan dukungan developer yang luas, sedangkan Zilliqa unggul dalam performa transaksi berkat arsitektur sharding yang sudah aktif sejak awal.
- Mana yang lebih cepat: Ethereum atau Zilliqa?
Zilliqa jauh lebih cepat dari Ethereum saat ini karena mampu memproses lebih dari 2.500 transaksi per detik, dibandingkan Ethereum yang hanya berkisar antara 30–100 TPS di mainnet.
- Bahasa smart contract mana yang lebih aman?
Scilla pada Zilliqa menawarkan keamanan formal yang lebih tinggi, tetapi Solidity di Ethereum lebih fleksibel dan didukung komunitas lebih besar.
- Apakah Zilliqa cocok untuk investasi jangka panjang?
Zilliqa memiliki potensi pertumbuhan, namun juga risiko tinggi karena ekosistemnya belum sebesar Ethereum. Sangat cocok bagi kamu yang menyukai proyek dengan potensi eksplorasi teknologi baru.
Author: Echi Kristin