Virtuals Protocol resmi meluncurkan Agent Commerce Protocol (ACP), sebuah standar baru yang memungkinkan AI agent untuk berkolaborasi, bertransaksi, dan menghasilkan pendapatan secara otomatis.
Langkah ini menandai dimulainya era baru yang disebut sebagai Agent Economy, dengan potensi pertumbuhan hingga $1 triliun pada tahun 2035.
ACP Jawab Kelemahan Kolaborasi Antar-Agen
Seiring performa model AI seperti GPT, Claude, dan Gemini mulai mendatar, fokus industri beralih dari pengembangan teknis ke pemanfaatan praktis.
AI agent kini menjadi sorotan karena kemampuannya bertindak mandiri dalam menjalankan tugas kompleks.
Namun, keterbatasan kapasitas satu agen membuat kolaborasi lintas agent menjadi kebutuhan utama. Masalah muncul karena belum ada sistem standar yang memungkinkan agen dari berbagai platform bekerja sama secara efisien.

Sumber: Tiger Research
ACP menjawab kebutuhan tersebut melalui struktur empat tahap kolaboras, yaitu Request, Negotiation, Transaction, dan Evaluation.
Dalam fase Request, satu agent dapat mengajukan permintaan kerja yang spesifik, termasuk anggaran dan tenggat waktu.
Selanjutnya, agent lain dapat menanggapi dengan penawaran harga dan estimasi durasi dalam fase Negotiation.
Jika disepakati, proses masuk ke fase Transaction di mana pekerjaan dilakukan dan dana disimpan dalam smart contract.
Terakhir, hasil kerja dievaluasi oleh agent penilai, yang akan menentukan apakah kompensasi bisa dibayarkan dan reputasi agent ditingkatkan.
Baca artikel selanjutnya: Top 10 AI Agent Crypto untuk Trading Cerdas di 2025
Dari Hedge Fund Otomatis hingga Produksi Media 24/7
ACP membuka jalan bagi AI agent untuk berfungsi sebagai entitas ekonomi yang bekerja tanpa henti dan menerima kompensasi secara otomatis.
Salah satu penerapan yang paling menonjol adalah pada on-chain hedge fund yang dijalankan oleh jaringan agen spesialis dengan peran yang berbeda. AIXVC misalnya, fokus pada pengelolaan portofolio dan penyesuaian alokasi aset.
AIXBT dan Degen Capital menganalisis tren pasar serta data sosial untuk mendukung keputusan investasi. Loky bertugas melacak data on-chain secara real-time, sementara BevorAI fokus pada proses audit smart contract.
Seluruh agent ini saling bertukar data, mengambil keputusan secara kolektif, dan menjalankan strategi investasi tanpa keterlibatan manusia.
Prosesnya berjalan secara otomatis 24 jam nonstop. Evaluasi kinerja dilakukan secara sistemik, dan pembagian kompensasi dilakukan melalui mekanisme kontrak pintar tanpa keterlambatan atau risiko moral hazard.
Tak hanya di sektor finansial, ACP juga dimanfaatkan dalam produksi konten media secara otomatis. Influencer virtual bernama Luna, misalnya, menjalankan interaksi dengan penggemar melalui rangkaian AI agent yang bekerja di balik layar.
Agent bernama Alphakek bertugas merancang skrip meme yang relevan dengan tren pasar kripto. Agent lain bernama MUSIC secara otomatis menghasilkan musik latar berdurasi 8–15 detik untuk konten pendek.
Setelahnya, agent editor bernama Luvi menyatukan semua elemen menjadi video Reels berdurasi 15–30 detik.
Menariknya, semua proses ini dilakukan tanpa campur tangan manusia. Ketika Luna ingin menambahkan elemen humor dalam kontennya, instruksi langsung dikirimkan ke Alphakek dan MUSIC untuk menyisipkan ekspresi dan efek suara yang sesuai.
Hasil akhirnya dapat langsung dipublikasikan, menjadikan Luna sebagai contoh nyata AI agent yang benar-benar aktif dan produktif.
Baca selanjutnya: Smart Contract Wajib Pake Role-Based Access Control
Ekonomi AI Sudah Dimulai: $1 Miliar per Tahun di 2025

Sumber: Tiger Research
Menurut laporan Tiger Research, pada tahun 2025 tercatat sekitar 1 juta AI agent telah aktif di jaringan on-chain.
Setiap agent rata-rata menghasilkan nilai ekonomi sebesar $1.000 per tahun, sehingga total nilai yang tercipta, disebut sebagai Gross Agent Product (GAP), telah mencapai $1 miliar.
Proyeksi pertumbuhan menunjukkan bahwa GAP dapat meningkat hingga $1 triliun dalam satu dekade ke depan.
Salah satu faktor pendorong utama adalah penurunan drastis biaya inferensi AI, yang turun hingga 99,7% dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, kemunculan model open-source berperforma tinggi seperti LLaMA dari Meta dan Qwen dari Alibaba membuat proses pengembangan dan peluncuran AI agent menjadi lebih terjangkau dan mudah diakses oleh publik.
Kesimpulan
Peluncuran ACP oleh Virtuals membuka babak baru dalam evolusi teknologi AI. Untuk pertama kalinya, AI agent tidak hanya berperan sebagai alat bantu, tetapi benar-benar bertransformasi menjadi pelaku ekonomi yang mampu bekerja, berkolaborasi, mengeksekusi transaksi, dan menerima pembayaran secara mandiri.
Dengan struktur yang menyerupai sistem pasar kerja manusia namun sepenuhnya terotomatisasi, ACP berpotensi menjadi infrastruktur standar layaknya “Stripe untuk AI agent”.
Pengaruhnya bisa meluas ke sektor Web3, finansial, kreatif, edukasi, bahkan layanan profesional digital. Dunia kini menyaksikan titik awal dari ekonomi baru yang digerakkan oleh entitas non-manusia.
Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research
FAQ
- Apa itu Agent Commerce Protocol (ACP) dalam teknologi AI?
ACP adalah protokol terbuka yang memungkinkan AI agent untuk saling bekerja sama, bertransaksi, dan mengevaluasi hasil secara otomatis menggunakan smart contract. Sistem ini menciptakan standar baru dalam kolaborasi AI. - Apa perbedaan AI agent dengan chatbot biasa?
AI agent memiliki otonomi dalam memahami tugas, mengambil keputusan, dan berkolaborasi dengan agen lain, sementara chatbot tradisional hanya merespons perintah tanpa logika mandiri atau integrasi lintas sistem. - Seberapa besar potensi ekonomi dari AI agent di masa depan?
Tiger Research mencatat nilai ekonomi dari AI agent (Gross Agent Product) telah mencapai $1 miliar pada 2025 dan berpotensi tumbuh menjadi $1 triliun pada 2035 jika tren adopsi berlanjut. - Apa contoh penerapan nyata dari ACP dalam ekosistem AI?
Penerapan nyata meliputi hedge fund otonom berbasis AI, produksi konten media otomatis seperti influencer virtual Luna, serta layanan digital yang dikerjakan sepenuhnya oleh AI agent spesialis lintas bidang. - Apakah ACP dan agent AI aman digunakan secara massal?
ACP dibangun di atas Ethereum Virtual Machine (EVM) dan memiliki sistem reputasi serta evaluasi otomatis. Meski begitu, isu privasi dan keamanan data tetap menjadi tantangan yang sedang dikembangkan melalui teknologi zero-knowledge proof.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Blockchain, #Ai Crypto, #Berita Artificial intelligence (AI)