Ketegangan meningkat di pasar kripto setelah perusahaan Strategy membuka kemungkinan menjual sebagian Bitcoin (BTC) yang mereka miliki.
Pernyataan ini menjadi perhatian besar karena perusahaan tersebut selama empat tahun terakhir dikenal dengan moto “never sell your Bitcoin.” Kini, tekanan finansial membuat opsi penjualan BTC berada di meja diskusi untuk pertama kalinya sejak 2020.
Rasio mNAV Turun, Strategy Mulai Terdesak?

Kondisi Strategy saat ini | Sumber: Cryptonews
Strategy saat ini menghadapi tekanan dari mNAV, sebuah rasio yang membandingkan nilai pasar perusahaan dengan total nilai kepemilikan Bitcoin-nya. Angka 1.13 yang tercatat saat ini menempatkan perusahaan “sangat dekat” dengan level yang bisa memaksa mereka mengambil tindakan drastis.
Perusahaan juga baru mengumumkan pembentukan cadangan US$ 1.4 miliar untuk membayar dividen dan bunga. Namun, langkah ini dilakukan dengan mengurangi porsi kepemilikan pemegang saham, menandakan adanya tekanan finansial internal.
Guidance laba bahkan direvisi tajam, dari prediksi sebelumnya berbasis harga BTC US$ 150.000 pada akhir 2025 menjadi rentang US$ 85.000 – US$ 110.000, menciptakan ketidakpastian besar terhadap kinerja tahunan.
Baca juga: Masa Suram Berlalu? Bitcoin Diisyaratkan Bangkit di Sisa Tahun 2025 Ini
Apa yang Terjadi Jika BTC Mulai Dijual?
CEO Strategy, Phong Le, menegaskan di podcast terbarunya bahwa perusahaan “akan menjual Bitcoin jika perlu untuk membayar dividen ketika rasio mNAV jatuh di bawah 1x.” Hal ini membuka peluang penjualan BTC pertama kalinya dalam empat tahun.
Analisis dari Cryptonews, menyoroti bahwa dampaknya bisa signifikan karena Strategy menguasai sekitar 3% dari total suplai Bitcoin, sehingga menjual sebagian aset dapat memicu dua risiko utama:
- Efek Psikologis ke Pasar: Penjualan meski kecil bisa dibaca sebagai tanda bahwa perusahaan sedang dalam tekanan finansial, memicu kepanikan investor.
- Ketidakpastian Pasar: Pasar kripto sedang sensitif terhadap sentimen leverage, likuiditas, dan perubahan makro. Jika Strategy menjual BTC, pergerakan harga bisa menjadi lebih volatil.
Analis memperingatkan bahwa dampak terbesar bukan pada jumlah Bitcoin yang dijual, tetapi “sinyal bahwa perusahaan yang paling vokal mendukung BTC kini harus melepas kepemilikannya.”
Apakah Strategy Bisa Bertahan Tanpa Menjual BTC?
Beberapa analis menilai bahwa tantangan yang dihadapi sekarang berbeda dari siklus sebelumnya. Pada 2022, ketika Bitcoin turun dari US$ 48.000 ke US$ 16.000, investor masih melihat saham Strategy sebagai proxy Bitcoin karena ETF spot belum tersedia. Kini, dengan total aset ETF Bitcoin mencapai US$ 120 miliar, kondisi berubah drastis.
Selain itu, tekanan dari potensi penghapusan indeks, biaya pendanaan yang meningkat, dan ketergantungan penuh pada volatilitas BTC membuat perusahaan berada di jalur yang lebih sulit dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, ada pandangan yang lebih optimis. Sebagian pihak menilai kondisi ini baru menjadi darurat jika terjadi kombinasi tekanan makro seperti penurunan surplus anggaran pemerintah dan kenaikan tajam suku bunga riil. Namun, skenario tersebut belum terlihat sekarang.
Kesimpulan: Apakah Penjualan BTC Akan Mengguncang Pasar?
Jika Strategy benar-benar melepas sebagian Bitcoin, analisis dari Cryptonews menyoroti dampaknya kemungkinan berasal dari psikologis pasar, bukan jumlah BTC yang dijual.
Sebagai pemegang BTC korporat terbesar, keputusan Strategy akan menjadi indikator penting bagi sentimen institusi terhadap Bitcoin. Untuk saat ini, pasar menunggu apakah situasi finansial perusahaan memburuk hingga memaksa mereka melanggar prinsip yang telah dipegang selama empat tahun terakhir.
FAQ
1. Apa itu mNAV dan kenapa penting untuk Strategy?
mNAV membandingkan nilai pasar perusahaan dengan total nilai Bitcoin yang dimilikinya. Jika angka ini turun di bawah 1x, Strategy bisa dianggap berada dalam tekanan finansial sehingga perlu menjual BTC.
2. Apakah Strategy pernah menjual Bitcoin sebelumnya?
Belum. Perusahaan belum pernah menjual BTC sejak mulai mengakumulasinya pada 2020.
3. Berapa banyak Bitcoin yang dimiliki Strategy?
Strategy memegang sekitar 3% dari suplai Bitcoin global, menjadikannya salah satu pemegang korporat terbesar.
4. Apakah penjualan BTC oleh Strategy pasti membuat harga jatuh?
Tidak selalu. Namun, efek psikologis dan persepsi pasar bisa lebih besar daripada dampak jumlah BTC yang dijual.
5. Apa faktor utama yang membuat Strategy tertekan?
Revisi tajam proyeksi laba, penurunan mNAV, meningkatnya tekanan pasar modal, serta persaingan dengan ETF Bitcoin yang kini lebih diminati investor institusi.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Alo
Referensi
Cryptonews – In Depth: Will Bitcoin Crash if Strategy Starts Selling?, diakses pada 5 Desember 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Berita Tokoh Kripto Dunia





Polkadot 9.00%
BNB 0.60%
Solana 4.89%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.18%
Polygon Ecosystem Token 2.19%
Tron 2.83%
Pasar
