Ekspektasi terhadap game berbasis blockchain awalnya sangat tinggi. Banyak yang membayangkan masa depan gim di mana pemain benar-benar bisa “memiliki” aset dalam game dan menggunakannya lintas platform. Tapi hype itu cepat mereda.
Alih-alih berkembang, sektor ini justru stagnan. Data Google Trends menunjukkan penurunan signifikan untuk istilah “GameFi”. Volume transaksi token-token game pun ikut surut. Bagi banyak orang, Web3 gaming terasa seperti ide besar yang gagal total.
Namun jika dilihat lebih dalam, masalah utamanya bukan pada idenya—tapi pada bagaimana ekosistemnya dibentuk.
Masalah Utama: Web3 Tapi Ekosistemnya Tertutup
Ironisnya, banyak game Web3 justru membangun sistem yang lebih tertutup dibanding game tradisional. Mereka menciptakan dunia yang eksklusif: token khusus, infrastruktur sendiri, dan item yang tidak bisa dibawa ke mana-mana.
Istilah “Walled Garden” atau kebun tertutup jadi sangat relevan. Model ini merugikan semua pihak:
- Pemain kehilangan fleksibilitas dan kebebasan aset
- Developer terjebak dalam kompetisi yang menyita sumber daya
- Likuiditas terfragmentasi dan komunitas terpecah
Ketimbang bekerja sama membangun pasar yang lebih besar, banyak proyek justru sibuk mempertahankan wilayah kecilnya masing-masing.
Solusi untuk keluar dari jebakan ini haruslah lebih dari sekadar teknis. Dibutuhkan pergeseran cara pandang: dari sistem eksklusif jadi ekosistem kolaboratif.
Jawaban B3: Membangun Infrastruktur Game yang Benar-Benar Terbuka
Sumber Gambar: reports.tiger-research.com
Inilah titik masuk B3. Lahir dari eks tim BASE dan Coinbase, B3 tidak cuma membangun infrastruktur Layer 3 untuk game, tapi menawarkan visi utuh: Open Gaming.
Tujuannya jelas yaitu menciptakan ekosistem gaming yang saling terhubung, efisien, dan scalable, bukan hanya dari sisi teknologi, tapi juga model ekonomi dan governance-nya.
Masih seputar topik ini, simak juga: Perbedaan Layer 1 Blockchain, 2 Vs 3 & Kelebihannya
B3 Chain: Infrastruktur Layer 3 Khusus Gaming
B3 Chain dibangun sebagai rollup Layer 3 yang mengatasi bottleneck performa di Layer 1 dan Layer 2. Menggunakan teknologi “Optimium”, B3 menawarkan throughput tinggi dan biaya transaksi ultra rendah: hanya $0.001 per transaksi, seperti informasi yang kami kutip dari website reports.tiger-research.com
Ini bukan hanya angka teknis. Ini berarti:
- Game real-time bisa berjalan tanpa lag atau delay transaksi
- Fitur seperti micro-transactions dan asset movement jadi feasible
- Biaya pemain dan developer jauh lebih hemat dibanding chain besar seperti Ethereum atau Solana
B3 tidak sekadar bikin jaringan baru—mereka mengkhususkan jaringan ini untuk kebutuhan game, dari segi arsitektur hingga optimisasi teknis.
Game Chain: Kebebasan Developer, Konektivitas Ekosistem
Sumber Gambar: reports.tiger-research.com
B3 juga memperkenalkan konsep Game Chain: sub-chain yang bisa dibuat oleh setiap developer di atas B3 Chain.
Analogi gampangnya: setiap game seperti hotel independen, tapi semua terhubung ke satu sistem reservasi global.
Dengan pendekatan ini:
- Developer punya otonomi penuh (governance, sistem ekonomi, desain)
- Tapi tetap bisa saling terhubung: token lintas game, quest lintas dunia, dan aset interoperable
- Bebas gangguan: performa satu game gak akan rusak gara-gara game lain overload
Struktur ini mirip model hub-and-spoke:
- BASE sebagai pusat (hub)
- B3 Chain dan Game Chains sebagai cabang (spoke)
- Semua bisa saling interaksi, tanpa kehilangan kedaulatan
Saat ini sudah ada beberapa studio besar yang membangun Game Chain, seperti:
- Parallel Studio (Prime Chain)
- Infinigods (God Chain)
- SuperGaming
- Tim eks-MySpace (Reach Chain)
Basement.fun: Web3 Gaming yang Gak Bikin Bingung

Sumber Gambar: reports.tiger-research.com
Satu masalah klasik Web3: onboarding susah. Harus punya wallet, harus ngerti gas fee, harus bridging token. Inilah yang coba dihapus oleh Basement.fun, platform utama B3 untuk pengalaman gaming end-to-end.
Pengguna bisa:
- Main langsung dengan email/nomor HP
- Masuk sebagai guest tanpa wallet
- Gunakan AnySpend, sistem abstraksi yang bikin semua aset lintas chain bisa diakses via satu akun
Buat developer, Basement.fun menyediakan tools seperti:
- Game launcher
- Token gating
- Sistem quest dan achievement on-chain
- Notifikasi, leaderboard, bahkan fitur social
Ini adalah usaha untuk bikin Web3 terasa seperti Web2—tanpa kehilangan esensi transparansi dan desentralisasi.
Artikel menarik lainnya untuk Anda: Perbedaan Web 2.0 dan 3.0 & Keunggulannya
B3 Mengganti Kompetisi Jadi Kolaborasi
Di industri game tradisional, user adalah rebutan. Tapi B3 memperkenalkan Shared Incentive Model:
- Game A bisa dapet cuan kalau player-nya beli item di Game B
- Artinya: pemain lintas game saling bantu perputaran ekonomi
Selain itu, ada juga Shared Liquidity:
- Token dari satu game bisa digunakan di game lain
- Semua dikoneksikan lewat token B3 atau aset dasar seperti stablecoin
Ini memotong biaya akuisisi pengguna, meningkatkan efisiensi promosi, dan mengurangi risiko ekonomi yang terisolasi. Model ini menjawab kegagalan banyak token spekulatif yang sebelumnya hanya hidup karena FOMO semata.
Game dari Komunitas, Bukan Publisher
B3 juga merombak cara keputusan game dibuat. Biasanya, publisher besar menentukan segalanya: dari genre, desain, sampai monetisasi. Tapi model ini sering bikin game jadi klise dan pasaran.
Dengan sistem governance berbasis token, komunitas B3 bisa:
- Voting game mana yang layak didanai
- Menyalurkan dana hibah untuk proyek-proyek unik
- Mendukung ide kreatif yang mungkin tidak masuk logika publisher besar
Ini menghidupkan kembali semangat crowdfunding seperti di Stardew Valley atau Pillars of Eternity, tapi dengan teknologi Web3 yang transparan dan scalable.
Masih seputar topik ini, simak juga: Web3 Gaming Dubai: Magnet Baru Talenta Global
Masa Depan Gaming = Ekonomi Nyata
Terakhir, B3 ingin mengubah game dari sekadar hiburan jadi aktivitas ekonomi serius.
Dengan struktur terbuka:
- Item bisa berpindah lintas dunia game
- Token bisa digunakan untuk membeli layanan, quest, atau item di ekosistem lain
- Pemain punya kontrol lebih besar atas value yang mereka ciptakan
Bayangkan: seorang gamer yang bikin item di Game X bisa jual item-nya di Game Y, lalu pakai hasilnya untuk join turnamen di Game Z—semua dalam satu jaringan terhubung.
Model ini tidak hanya menciptakan nilai, tapi juga sirkulasi ekonomi global yang fluid dan sustainable.
Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research
Kesimpulan
Web3 gaming tidak gagal. Ia hanya lahir dengan fondasi yang salah: tertutup, kompetitif, dan terlalu fokus pada hype.
B3 datang bukan hanya menawarkan teknologi, tapi sebuah cara baru memikirkan game:
- Terbuka secara infrastruktur
- Kolaboratif secara ekonomi
- Partisipatif dalam governance
Jika mereka berhasil, game Web3 bisa naik kelas, dari tren sesaat jadi sektor yang tahan banting, inklusif, dan benar-benar mendefinisikan ulang arti “bermain”.
FAQ
1.Apa itu B3?
Proyek Layer 3 khusus game Web3 yang fokus pada interoperabilitas dan efisiensi biaya.
2. Apa Masalah utama Web3 gaming?
Ekosistemnya tertutup, antar game gak saling terhubung.
3.Apa itu Open Gaming?
Konsep ekosistem game terbuka, kolaboratif, dan terhubung lintas platform.
3.Apa keunggulan B3 Chain?
Biaya transaksi super rendah ($0.001) dan performa tinggi untuk game real-time.
4.Apa itu Basement.fun?
Platform user-friendly buat main game Web3 tanpa ribet wallet.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: AL
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini