Harga Bitcoin (BTC) hari ini kembali terpukul tajam dan sempat jatuh di bawah $113 ribu dan bertahan di level tersebut setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level $124.176 pada Kamis lalu.
Kejutan ini membuat pasar panik, memicu likuidasi posisi long senilai $113 juta hanya dalam hitungan jam.
Faktor Pemicu Kejatuhan BTC
Penurunan mendadak ini bukan hanya soal teknikal, tetapi juga dipengaruhi kombinasi faktor makroekonomi dan politik:
- Tarif impor baru AS: Pemerintah Amerika Serikat resmi memberlakukan bea masuk 50% terhadap 407 produk berbasis baja dan aluminium, termasuk suku cadang mobil, plastik, hingga bahan kimia. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran inflasi dan rantai pasok yang terganggu.
- Tekanan di pasar saham: Indeks Nasdaq 100 turun 1,5% setelah riset MIT NANDA menyebut 95% perusahaan gagal meraih pertumbuhan signifikan dari uji coba kecerdasan buatan (AI). Kekecewaan ini menyulut sentimen risk-off yang juga menyeret pasar kripto.
- Skandal politik & SEC: Laporan muncul bahwa SEC sedang menyelidiki Alt5 Sigma, perusahaan yang baru saja bermitra dengan World Liberty Financial, proyek kripto terkait Donald Trump. Dugaan manipulasi saham dan fraud membuat investor semakin ragu.
“SEC saat ini tengah menyelidiki Jon Isaac, Presiden World Liberty Financial senilai $1,5 miliar — mitra Alt5 Sigma — terkait dugaan manipulasi laba serta penjualan saham saat harga dipompa dalam transaksi yang melibatkan Alt5 Sigma, menurut laporan The Information,” jelas Zoomer dikutip dari unggahannya.
Baca juga berita selanjutnya: Bitcoin Jebol Pola Wedge, Harga Siap Koreksi ke Bawah $100 Ribu?
Sentimen Derivatif Tunjukkan Ketakutan

Skew delta (put-call) opsi Bitcoin 30 hari di Deribit (Sumber: laevitas.ch/Cointelegraph)
Data dari pasar opsi Bitcoin memperlihatkan lonjakan delta skew 30 hari ke 12%, level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Normalnya indikator ini bergerak di kisaran -6% hingga +6%. Angka di atas 10% menandakan ketakutan ekstrem, karena trader lebih banyak mencari perlindungan lewat kontrak put.
Namun, sejarah menunjukkan lonjakan ketakutan sering jadi sinyal awal rebound. April lalu, ketika BTC jatuh ke $74.500 dan delta skew menyentuh 13%, harga justru pulih hingga naik 40% ke $104.150 dalam sebulan berikutnya.
Apakah Bull Run Sudah Tamat?
Meski gejolak ini mengguncang, banyak analis menilai belum ada bukti bull run Bitcoin berakhir.
Justru, aliran dana keluar dari saham dan masuk ke aset lindung nilai bisa memperkuat posisi BTC dalam jangka menengah.

Indeks Dollar vs Emas (Sumber: TradingView/Cointelegraph)
Sebagai perbandingan, UBS baru saja menaikkan proyeksi harga emas ke $3.700 pada 2026, mencerminkan ketidakpastian ekonomi global. Bitcoin, yang kerap dianggap emas digital, berpotensi ikut mendapat momentum dari tren ini.
Baca juga berita terbaru lainnya: Awas Rontok! 3 Altcoin Ini Terancam Likuidasi Besar
Kesimpulan
Kejatuhan Bitcoin ke $113 ribu adalah kombinasi dari tarif impor AS, tekanan pasar saham, dan isu politik di seputar Trump.
Meskipun ketakutan investor terlihat jelas di pasar derivatif, catatan historis membuktikan momen panik sering menjadi pijakan menuju reli berikutnya.
Untuk sementara, pasar kripto masih bergejolak, tetapi narrative bullish jangka panjang Bitcoin belum runtuh.
FAQ
- Apakah Bitcoin turun karena bubble sudah pecah?
Tidak. Penurunan ini lebih dipicu faktor eksternal seperti tarif impor, sentimen saham, dan isu hukum. Bubble pecah biasanya ditandai tren bearish panjang, sementara data on-chain masih mendukung tren bullish. - Kenapa tarif impor AS bisa memengaruhi harga Bitcoin?
Tarif impor memicu kekhawatiran inflasi dan gangguan rantai pasok. Saat ekonomi terguncang, investor cenderung menghindari aset berisiko seperti kripto untuk sementara waktu. - Apa arti delta skew dalam pasar opsi Bitcoin?
Delta skew menunjukkan keseimbangan harga antara kontrak beli (call) dan jual (put). Angka tinggi menandakan trader lebih banyak mencari proteksi, artinya ketakutan meningkat. - Apakah Bitcoin masih bisa rebound setelah jatuh ke $113 ribu?
Sejarah mencatat lonjakan ketakutan sering diikuti pemulihan. Misalnya April lalu, BTC jatuh ke $74.500 lalu pulih hingga $104.150. Pola serupa bisa berulang, meski tak ada jaminan. - Bagaimana prospek bull run Bitcoin dalam jangka panjang?
Banyak analis menilai bull run masih berlanjut, karena faktor makro seperti proyeksi emas yang naik, pelonggaran kebijakan Fed, dan potensi aliran dana keluar dari saham bisa menguatkan posisi BTC. - Apa bedanya koreksi dengan bear market di Bitcoin?
Koreksi biasanya penurunan sementara dalam tren naik, sedangkan bear market adalah tren turun jangka panjang. Saat ini BTC masih dalam pola bullish. - Apakah investor sebaiknya menjual Bitcoin saat crash?
Tidak selalu. Banyak trader justru memanfaatkan panic selling untuk akumulasi. Keputusan tetap tergantung profil risiko dan strategi masing-masing.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cointelegraph – Why is Bitcoin crashing and will $112K be the final bottom?, diakses pada 20 Agustus 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini, #Berita Regulasi Crypto, #Berita Donald Trump, #Berita SEC