Bitcoin Annual Return: Seberapa Cuan Tiap Tahun?
icon search
icon search

Top Performers

Bitcoin Annual Return: Seberapa Cuan Tiap Tahun?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Bitcoin Annual Return: Seberapa Cuan Tiap Tahun?

Bitcoin Annual Return Seberapa Cuan Tiap Tahun?

Daftar Isi

Harga Bitcoin bikin banyak orang penasaran. Ada tahun ketika grafiknya melesat tajam, ada juga periode ketika pasar seperti menekan pedal rem. Pertanyaannya sederhana: jika dilihat per tahun kalender, seberapa cuan sebenarnya Bitcoin? Di artikel ini, kamu akan membaca penjelasan yang runtut—mulai dari definisi dan cara menghitung annual return, rangkuman performa tahunan 2013–2025, sampai faktor-faktor yang membentuk pola naik-turun tersebut. Setelah itu, kamu akan melihat bagaimana data ini bisa dipakai trader untuk mengambil keputusan yang lebih terukur. Supaya perjalanan membaca kamu tidak putus di tengah, setiap bagian akan ditutup dengan jembatan singkat menuju bagian berikutnya.

Sebelum kita membahas tren dan pola, ada satu hal dasar yang perlu kamu kuasai terlebih dahulu: apa yang dimaksud annual return dalam konteks Bitcoin dan bagaimana menghitungnya dengan benar.

 

Apa Itu Bitcoin Annual Return? 

Kamu bisa menganggap annual return sebagai “rapor tahunan” Bitcoin. Secara sederhana, ini adalah persentase perubahan harga sepanjang satu tahun kalender—biasanya dihitung dari harga penutupan 1 Januari hingga harga penutupan 31 Desember pada tahun yang sama.

 

Rumus :

Annual Return (%) = ((Harga Akhir Tahun ? Harga Awal Tahun) / Harga Awal Tahun) × 100

 

Contoh cepat: jika awal tahun harga berada di 20.000 USD dan akhir tahun di 40.000 USD, annual return-nya sekitar +100%. Nilai ini menjadi cara ringkas untuk membandingkan performa Bitcoin terhadap tahun-tahun lain maupun terhadap aset lain seperti indeks saham atau emas. Jika kamu belum familiar dengan bagaimana harga Bitcoin bergerak, coba baca juga panduan cara membaca chart Bitcoin untuk pemula agar perhitungan return jadi lebih mudah kamu pahami.

Ada dua catatan metodologis yang sering diabaikan tetapi penting untuk kamu pahami. Pertama, tentukan definisi harga secara konsisten—misalnya menggunakan harga penutupan harian dalam denominasi USD. Kedua, sadari bahwa setiap sumber bisa memakai feed harga yang berbeda, sehingga angka annual return antar-situs mungkin sedikit tidak sama. Dengan menutup bagian dasar ini, kamu sudah punya kunci membaca data di bagian selanjutnya.

 

Tabel Ringkas Bitcoin Annual Return 2013–2025

Sekarang kita masuk ke inti yang paling kamu cari: rangkuman performa tahunan. Tabel di bawah ini disusun sebagai kerangka komprehensif agar mudah kamu isi dengan angka terbaru dari dataset pilihan (kolom kejadian, sentimen, dan catatan makro membantu pembaca memahami “mengapa” di balik angka “berapa”).

 

Tahun Harga Awal (USD) Harga Akhir (USD) Annual Return Peristiwa Utama Sentimen Pasar (rata-rata) Catatan Makro
2013 Awal euforia retail Greed ? Extreme Greed Siklus bull awal
2014 Skandal bursa besar Fear Koreksi pasca euforia
2015 Akumulasi pasca crash Neutral Dasar siklus terbentuk
2016 Halving ke-2 Neutral ? Greed Supply baru berkurang
2017 Ledakan ICO Extreme Greed Puncak siklus
2018 Pembalikan tren tajam Fear ? Extreme Fear Bear market
2019 Recovery bertahap Neutral Narasi institusional awal
2020 Halving ke-3, likuiditas global Greed Siklus bull baru
2021 Arus institusi & produk derivatif Greed Euforia lanjutan
2022 Guncangan industri kripto Fear Deleveraging besar
2023 Pemulihan & sinyal ETF spot Neutral ? Greed Kembali ke tren naik
2024 Halving ke-4, ETF spot berlanjut Greed moderat Supply shock modern
2025 Arus ETF, narasi AI & likuiditas Neutral ? Greed Konfirmasi fase ekspansi

 

Tabel diatas ini memudahkan kamu menjawab dua hal sekaligus: “berapa besar” perubahan tiap tahun dan “apa latar” yang mendorongnya. Supaya pembacaan tidak berhenti pada angka, mari kita telusuri pola besar yang biasanya membingkai annual return Bitcoin.

 

Mengapa Return Tiap Tahun Bisa Sangat Berbeda? (Siklus, Makro, dan Adopsi)

Saat kamu melihat deret annual return, kamu akan menemukan pola yang berulang: fase akumulasi, fase ekspansi, dan fase distribusi yang diikuti koreksi. Tiga pendorong utama di balik pola ini adalah siklus halving, kondisi makro, dan adopsi.

 

Siklus Halving
Setiap empat tahun, imbalan blok untuk penambang dipotong setengah. Dampaknya tidak instan, tetapi penurunan pasokan baru sering diikuti pergeseran keseimbangan antara permintaan dan pasokan. Kamu bisa baca lebih dalam di artikel apa itu Bitcoin halving dan efeknya ke harga, supaya kamu paham kenapa momen ini sering jadi pemicu fase bull market berikutnya. Pada siklus sebelumnya, banyak tahun setelah halving menampilkan annual return yang kuat karena pasar menyerap kelangkaan baru tersebut.

Kebijakan Moneter & Likuiditas
Suku bunga acuan, kebijakan bank sentral, dan likuiditas dolar memengaruhi selera risiko investor. Periode pelonggaran likuiditas sering beriringan dengan selera aset berisiko yang meningkat, sementara pengetatan umumnya menekan harga. Karena Bitcoin diperdagangkan global, faktor makro seperti inflasi dan arah suku bunga cukup berpengaruh pada performa tahunan.

Adopsi Institusional & Infrastruktur Pasar
Sejak hadirnya berbagai produk investasi, minat institusi dan kemudahan akses bagi investor ritel meningkat. Perkembangan seperti produk berbasis indeks, kustodian teregulasi, serta pelaporan keuangan perusahaan yang memegang BTC memberi dukungan struktural pada pasar. Kombinasi faktor-faktor ini membantu menjelaskan kenapa ada tahun yang melesat dan ada tahun yang menahan laju.

 

Agar analisis kamu tidak berhenti pada penyebab, langkah berikutnya adalah membandingkan Bitcoin dengan aset yang sering menjadi patokan.

 

Di Mana Posisi Bitcoin Dibanding Emas dan Indeks Saham?

Kalau kamu hanya melihat angka return Bitcoin, bisa jadi kamu akan langsung kagum. Tapi pertanyaan pentingnya bukan cuma “berapa besar cuannya”, melainkan “bagaimana performa itu dibanding aset lain?”.

Di sinilah analisis perbandingan lintas aset jadi penting—karena memberi kamu konteks seberapa “spesial” Bitcoin di antara instrumen investasi besar seperti emas dan indeks saham global.

Selama satu dekade terakhir, Bitcoin mencatat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) sekitar 160%, jauh di atas S&P 500 yang berada di kisaran 10–15%, dan emas yang rata-rata hanya 6–7% per tahun.

Artinya, secara jangka panjang, Bitcoin mengalahkan hampir semua kelas aset besar dalam hal potensi pertumbuhan modal.

Namun, hasil setinggi itu datang dengan harga: volatilitas Bitcoin 5–10 kali lebih besar dibanding saham dan emas.

Fluktuasi ekstrim ini membuat banyak investor konservatif melihat Bitcoin bukan sebagai safe haven, tapi sebagai asymmetric asset—aset berisiko tinggi dengan peluang hasil luar biasa ketika dikelola dengan strategi yang tepat. Untuk memahami karakter risiko ini lebih jauh, kamu juga bisa cek artikel perbedaan investasi Bitcoin vs emas yang membahas dari sisi stabilitas dan potensi cuan jangka panjang.

Mari lihat lebih dekat dari tiga sisi utama agar kamu bisa menilai dengan lebih objektif.

 

1. Sisi Return: Cuan Tertinggi di Meja Investasi

Dalam periode 2013–2025, Bitcoin hanya mencatat negative annual return di sekitar tiga tahun: 2014, 2018, dan 2022—semuanya bertepatan dengan fase bear market global. Di luar tahun-tahun itu, kinerja Bitcoin hampir selalu mengungguli pasar saham, bahkan ketika indeks seperti S&P 500 atau Nasdaq sedang kuat.

Fenomena ini menjadikan Bitcoin semacam outlier positif: saat kondisi pasar normal, dia mengungguli; saat krisis, dia bisa jatuh lebih dalam—tapi selalu pulih lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang.

Namun cuan besar tanpa memahami risikonya justru berbahaya. Karena itu, kita perlu menimbang sisi lain: volatilitas dan kestabilan harga.

2. Sisi Risiko: Volatilitas Tinggi, Tapi Bisa Dikelola

Volatilitas Bitcoin sering kali menembus 70–100% dalam setahun, sementara saham global rata-rata di kisaran 15–20%, dan emas hanya sekitar 10%.

Angka ini menunjukkan bahwa meski peluangnya besar, Bitcoin juga menuntut kesabaran dan manajemen risiko yang matang.

Namun menariknya, semakin matang ekosistemnya—dengan hadirnya ETF spot, adopsi institusional, dan likuiditas lintas negara—volatilitas Bitcoin cenderung menurun dari dekade sebelumnya.

Tren ini mengindikasikan bahwa Bitcoin perlahan bergerak dari aset spekulatif menuju kelas aset yang lebih mapan, walaupun masih jauh dari stabil sepenuhnya.

Jadi, setelah kamu tahu sisi cuan dan sisi risiko, sekarang waktunya memahami mengapa kombinasi keduanya menjadikan Bitcoin unik dibanding emas dan saham.

3. Sisi Fundamental: Kelangkaan vs Produksi Tak Terbatas

Berbeda dengan saham yang bisa menerbitkan lembar baru, atau emas yang produksinya mengikuti permintaan pasar, Bitcoin punya batas pasokan tetap: 21 juta unit.

Inilah faktor yang membuatnya sering disebut “emas digital.” Tapi tidak seperti emas yang harus ditambang secara fisik, Bitcoin bisa berpindah lintas batas tanpa hambatan geopolitik.

Di sinilah nilai fundamentalnya muncul—hard money berbasis kode yang tak bisa dimanipulasi kebijakan moneter.

Sementara itu, indeks saham seperti S&P 500 mencerminkan ekspansi ekonomi: nilainya naik seiring pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar. Artinya, pertumbuhan saham tergantung pada sistem ekonomi tradisional, sedangkan Bitcoin justru berdiri sebagai alternatif terhadap sistem itu.

Dari ketiga sisi ini—return, risiko, dan fundamental—kamu bisa melihat bahwa posisi Bitcoin bukan pengganti emas atau saham, melainkan pelengkap yang memperkuat portofolio jangka panjang.

Jika dibandingkan secara angka, Bitcoin memang juara dalam hal imbal hasil. Tapi dalam konteks strategi, dia sebaiknya diperlakukan sebagai high-volatility booster dalam portofolio campuran.

Bagi investor tradisional, porsi kecil Bitcoin (sekitar 1–5% portofolio) sudah cukup untuk meningkatkan potensi return tanpa menambah risiko total secara berlebihan.

Bagi trader kripto seperti kamu, memahami dinamika ini penting agar tidak terjebak euforia jangka pendek.

Dengan begitu, kamu bisa membaca annual return bukan hanya sebagai angka cuan, tapi juga sebagai indikator seberapa besar peluang sekaligus risiko yang sedang kamu hadapi.

Nah, setelah memahami posisi Bitcoin di antara aset lain, kamu pasti bertanya—bagaimana cara memanfaatkan data tahunan ini dalam strategi trading nyata? Di bagian selanjutnya, kita bahas bagaimana trader profesional membaca dan memakai data annual return sebagai alat bantu keputusan.

 

Bagaimana Trader Menggunakan Data Annual Return?

Trader berpengalaman tidak memakai annual return sebagai sinyal beli-jual harian. Fungsinya lebih sebagai peta besar untuk memahami fase pasar. Kalau kamu ingin memadukan data tahunan dengan analisis teknikal, baca juga strategi trading kripto berdasarkan fase pasar biar tahu kapan sebaiknya akumulasi dan kapan idealnya distribusi.

 

  1. Membaca Fase Pasar
    Tahun negatif sering menjadi fase akumulasi ketika valuasi relatif menurun dan sentimen menciut. Tahun positif berturut-turut dengan kenaikan yang makin menanjak bisa menandai distribusi ketika euforia meningkat. Mengidentifikasi pergantian fase membantu kamu menentukan apakah prioritas strategi saat itu adalah menambah posisi perlahan atau mengunci sebagian keuntungan. 
  2. Kalibrasi Risiko
    Meninjau sebaran annual return membantu kamu memetakan skenario. Ada tahun dengan lonjakan sangat tinggi dan ada tahun pelemahan tajam. Dengan melihat sejarah rentang tersebut, kamu bisa mengatur ukuran posisi, batas kerugian, dan target keuntungan yang lebih realistis, bukan berpatokan pada contoh ekstrem. 
  3. Kombinasi Dengan Indikator Lain
    Menggabungkan annual return dengan tolok ukur on-chain seperti rasio MVRV, pasokan dorman jangka panjang, atau arus masuk-keluar bursa membuat pembacaan kamu lebih kontekstual. Ketika data tahunan menunjukkan fase ekspansi sementara indikator on-chain menunjukkan distribusi, kamu tahu momentum sedang rawan berbalik. Sebaliknya, ketika tahun berjalan masih datar tetapi indikator suplai menunjukkan akumulasi, kamu punya alasan rasional untuk DCA. 

 

Setelah memahami cara pakainya, langkah berikutnya adalah memastikan cara hitung kamu konsisten agar angka yang keluar tidak bias.

 

Catatan Metodologi: Menjaga Angka Tetap Konsisten

Bagian teknis ini penting agar artikel kamu dipercaya pembaca dan mesin pencari. Ada beberapa keputusan metodologis yang sebaiknya kamu pegang:

 

  • Definisi Harga
    Gunakan harga penutupan harian dalam USD dan konsisten lintas tahun. Hindari mencampur sumber atau zona waktu yang berbeda tanpa penyesuaian. 
  • Periode Kalender
    Pegang aturan 1 Januari—31 Desember untuk memastikan tahun-ke-tahun bisa dibandingkan. Jika kamu menampilkan tahun berjalan, beri label jelas bahwa angkanya bersifat berjalan (year-to-date). 
  • Penyelarasan Data
    Jika menambahkan kolom sentimen, makro, atau on-chain, jelaskan ringkas bagaimana ringkasan tahunan itu dibuat—misalnya menggunakan rata-rata bulanan yang diringkas per tahun. 

 

Dengan metodologi yang rapi, pembaca akan merasa yakin bahwa tabel dan grafik yang kamu tampilkan dapat diandalkan. Sesudah hal teknis dibereskan, saatnya menutup ulasan dengan benang merah yang jelas.

 

Kesimpulan: Cuan Besar Ada, Konsistensi Lebih Penting

Jika kamu melihat deret annual return Bitcoin dari 2013 hingga 2025, gambaran yang muncul bukan sekadar grafik bergerigi. Di balik angka itu ada cerita tentang kelangkaan terprogram, perubahan likuiditas global, dan fase pasar yang berulang. Ada tahun ketika pasar memberi ruang besar untuk bertumbuh, tetapi ada juga masa ketika disiplin risiko menjadi penentu keberlangsungan.

Kamu bisa memanfaatkan data tahunan sebagai kompas jangka panjang—bukan sebagai pemicu keputusan instan. Ketika kamu menggabungkannya dengan indikator on-chain, informasi makro, serta manajemen risiko yang realistis, hasilnya adalah strategi yang lebih tahan banting dari sekadar ikut arus.  Untuk memperkuat pondasi strategi kamu, coba pelajari juga cara membaca data on-chain Bitcoin agar keputusan investasimu makin berbasis data dan bukan sekadar feeling. Dengan cara ini, data bukan hanya tabel yang rapi, melainkan perangkat yang membantu kamu bertindak lebih terukur.

Untuk melengkapi pemahaman kamu, bagian tanya-jawab berikut merangkum pertanyaan yang paling sering muncul dari pembaca.

 

Itulah informasi menarik tentang Bitcoin Annual Return yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu Bitcoin Annual Return?
Ini adalah persentase perubahan harga Bitcoin dalam satu tahun kalender, dihitung dari harga penutupan 1 Januari hingga 31 Desember. Ukuran ini dipakai untuk menilai performa tahunan dan memudahkan perbandingan antar-tahun.

2. Mengapa angka annual return bisa beda antar situs?
Perbedaan biasanya datang dari definisi harga (penutupan mana yang dipakai), sumber data harga, dan zona waktu. Selama metodologi konsisten, perbedaan kecil tersebut tidak mengubah kesimpulan besar.

3. Apakah Bitcoin selalu memberi return positif setiap tahun?
Tidak. Ada beberapa tahun negatif ketika pasar mengalami pelemahan besar. Namun jika dilihat lintas siklus, tren jangka panjangnya tetap bertumbuh.

4. Bagaimana pengaruh halving terhadap annual return?
Halving mengurangi pasokan baru. Sejarah menunjukkan banyak tahun setelah halving menampilkan performa yang kuat, meski respons pasar tidak selalu terjadi di bulan yang sama karena faktor makro dan sentimen juga berperan.

5. Apakah data annual return bisa jadi dasar keputusan investasi?
Bisa, selama kamu memakainya sebagai peta besar—bukan sinyal beli-jual harian. Gabungkan dengan indikator on-chain, konteks makro, dan disiplin manajemen risiko agar keputusan kamu lebih seimbang.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Bitcoin,Market Signal

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.43%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.05%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 1.98%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
SHAN/IDR
Shanum
21
200%
UNMD/IDR
Utility Ne
24.510
79.17%
ALITAS/IDR
Alitas
42
68%
KOMA/IDR
Koma Inu
560
63.18%
ATT/IDR
Attila
3
50%
Nama Harga 24H Chg
NMD/IDR
Nexusmind
439.000
-38.52%
AIH/IDR
AIHub
249.998
-35.9%
RFC/IDR
Retard Fin
145
-34.85%
ELF/IDR
aelf
17.253
-32.61%
TWELVE/IDR
TWELVE ZOD
1.014
-28.09%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Zero Trust Architecture Adalah Standar Keamanan Baru

Keamanan Tanpa Kepercayaan Buta Keamanan digital hari ini tidak lagi

Fungsi Kaspersky: Amanin Data & Aset Kriptomu

Di 2025 ini, ancaman siber bukan cuma nyasar ke perusahaan

Bitcoin Annual Return: Seberapa Cuan Tiap Tahun?

Harga Bitcoin bikin banyak orang penasaran. Ada tahun ketika grafiknya