Bitcoin kembali mencatat tonggak sejarah baru. Sejak dirilis pada tahun 2009, aset digital ini telah melonjak lebih dari 180.906.868,65% — menjadikannya instrumen investasi dengan imbal hasil (ROI) tertinggi sepanjang masa.
Dengan harga terkini di $111.854,36, setara Rp1,86 miliar per BTC (kurs Rp16.605), Bitcoin kini secara resmi mengungguli emas dan indeks S&P 500 dalam hal kinerja jangka panjang.
Kenaikan luar biasa ini menegaskan posisi Bitcoin sebagai “raja aset digital”, yang tidak hanya menantang sistem keuangan tradisional, tetapi juga mengubah cara masyarakat global memandang nilai dan investasi.
Bandingkan: Harga Bitcoin vs Emas vs S&P 500

Grafik kenaikan harga Bitcoin | Sumber: CoinMarketCap
Selama 14 tahun terakhir, performa Bitcoin tak tertandingi oleh aset mana pun.
Sebagai pembanding:
- Emas hanya naik sekitar 143%,
- S&P 500 tumbuh 439%,
- Sementara Bitcoin melesat 180 juta persen.
Artinya, jika seseorang membeli Bitcoin senilai $1 pada tahun 2009, nilainya sekarang bisa mencapai lebih dari Rp1,86 miliar.
Performa ini mengalahkan hampir seluruh indeks saham, logam mulia, dan aset pendapatan tetap di seluruh dunia.
Baca artikel terkait: Bitcoin Menuju Ledakan Harga! Dua Garis Ini Jadi Kuncinya, Sudah Tahu?
Dari Aset Spekulatif ke “Digital Gold”
I made a new live chart for gold bugs.
$1 invested over 10.7 years…
Today’s value:
Bitcoin: $12.8m (a luxury yacht)
Gold: $1.66 (a snickers bar)https://t.co/5TEucxgFdD pic.twitter.com/m7FPBbnmvc— Willy Woo (@woonomic) June 9, 2020
Kinerja Bitcoin yang menyalip emas memperlihatkan pergeseran besar dalam fungsi penyimpanan nilai (store of value).
Jika emas selama ratusan tahun menjadi simbol kekayaan, kini Bitcoin mulai mengambil posisi itu di era digital — lebih cepat, transparan, dan dapat diakses siapa pun.
Meski volatilitasnya masih tinggi, tren jangka panjang menunjukkan arah yang jelas: Bitcoin semakin diterima sebagai bentuk lindung nilai modern terhadap inflasi dan ketidakstabilan moneter.
Faktor Kunci di Balik Kenaikan Luar Biasa Bitcoin
1. Kelangkaan (Scarcity)
Bitcoin hanya memiliki maksimal 21 juta koin yang bisa ditambang. Keterbatasan pasokan ini menciptakan tekanan permintaan jangka panjang dan membuat nilainya terus naik seiring waktu.
2. Desentralisasi & Ketahanan Finansial
Bitcoin tidak dikontrol oleh pemerintah atau bank sentral mana pun. Desentralisasi ini menjadikannya aset pilihan di tengah inflasi tinggi dan ketidakpastian ekonomi global.
3. Adopsi Global & Institusional
Korporasi besar seperti MicroStrategy hingga manajer dana institusional kini memegang Bitcoin dalam portofolio mereka. Langkah ini memperkuat legitimasi Bitcoin di pasar keuangan modern.
4. Efek Halving & Supply Shock
Setiap empat tahun, reward penambangan Bitcoin berkurang setengahnya. Efek halving ini memicu “supply shock” yang sering diikuti oleh lonjakan harga signifikan dalam beberapa bulan setelahnya.
Apakah Masih Layak Masuk Sekarang?
Banyak analis menilai, meski harga Bitcoin kini sudah menembus Rp1,86 miliar, potensi kenaikan masih terbuka lebar.
Katalis utama yang mendukung tren bullish berikutnya meliputi:
- Peningkatan adopsi ETF Bitcoin global,
- Halving 2028 yang akan memangkas suplai baru, dan
- Meningkatnya kepercayaan investor institusional.
Namun, investor tetap disarankan melakukan riset mandiri (DYOR) dan memahami profil risikonya. Fluktuasi harga yang tajam tetap menjadi ciri khas pasar kripto.
Kesimpulan
Dalam waktu 14 tahun, Bitcoin berhasil mengubah paradigma investasi global. Dari sekadar percobaan teknologi pada 2009, kini ia menjadi aset bernilai triliunan dolar dengan ROI mencapai 180 juta persen.
Kinerja ini bukan hanya mengungguli emas dan saham, tapi juga membuktikan bahwa era aset digital telah dimulai.
FAQ – Bitcoin vs Emas & ROI Aset Digital
- Berapa ROI Bitcoin sejak 2009?
ROI Bitcoin mencapai sekitar 180.906.868,65% dalam 14 tahun — menjadikannya aset paling menguntungkan sepanjang sejarah keuangan modern. - Kenapa Bitcoin bisa mengalahkan emas?
Karena pasokannya terbatas (maksimal 21 juta koin), adopsinya global, dan nilainya didorong oleh permintaan digital tanpa intervensi pemerintah. - Apakah harga Bitcoin bisa terus naik di atas Rp2 miliar?
Potensinya ada. Siklus halving 2028, pertumbuhan ETF, dan adopsi institusional bisa mendorong harga lebih tinggi lagi. - Apa risiko utama investasi Bitcoin?
Volatilitas ekstrem, potensi kebijakan regulasi baru, dan risiko keamanan jika aset disimpan di wallet yang tidak aman. - Apakah Bitcoin benar-benar bisa menggantikan emas sebagai aset lindung nilai?
Belum sepenuhnya, tapi Bitcoin kini dianggap “emas digital” — versi modern yang lebih likuid, transparan, dan mudah diakses di seluruh dunia.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Alo
Referensi
Coinomedia – Bitcoin ROI Crushes Gold & S&P 500 Over 14 Years, diakses pada 14 Oktober 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin