Perkembangan kecerdasan buatan (AI) begitu pesat, tetapi infrastruktur komputasi masih tertinggal. Biaya mahal, keterbatasan daya, dan ketergantungan pada cloud computing tradisional menjadi tantangan besar bagi industri ini. Bless Network hadir sebagai solusi inovatif dengan pendekatan terdesentralisasi yang mampu mengubah cara kita memanfaatkan daya komputasi.
Apakah Bless Network benar-benar game changer dalam dunia AI dan blockchain? Artikel ini akan mengupas teknologi, keunggulan, dan tantangan Bless Network secara mendalam serta membandingkannya dengan cloud computing dan platform terdesentralisasi lainnya.
Mengapa Infrastruktur AI Harus Berubah?

Sumber Gambar: OpenAI (reports.tiger-research.com)
Lonjakan Permintaan AI & Beban Komputasi
ChatGPT mencapai 100 juta pengguna dalam dua bulan, memberikan tekanan besar pada infrastruktur cloud yang ada. Model AI seperti GPT-4 dan Deepseek memerlukan daya komputasi dalam jumlah besar. Bahkan, dalam ajang CES 2025, CEO NVIDIA, Jensen Huang, menegaskan bahwa “AI mendefinisikan ulang industri, tetapi infrastruktur masih tertinggal.”
Keterbatasan Cloud Computing Tradisional
Cloud computing saat ini masih menghadapi beberapa kendala, antara lain biaya yang tinggi, dominasi oleh pemain besar seperti AWS, Google Cloud, dan Microsoft Azure, serta latensi tinggi yang berdampak pada efisiensi pengolahan data.
Solusi yang Dibutuhkan: Desentralisasi & Efisiensi
Komputasi edge yang terdesentralisasi menjadi solusi yang menjanjikan untuk mengurangi latensi dan biaya. Bless Network menawarkan model baru berbasis Web3 dan DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Networks) yang bisa menjadi alternatif.
Orang Juga Baca Ini: SOON: Blockchain Berbasis Komunitas dan Teknologi SVM
Apa Itu Bless Network & Bagaimana Cara Kerjanya?

Sumber Gambar: Bless Network (reports.tiger-research.com)
Konsep Bless Network
Bless Network dikembangkan oleh alumni Binance Labs dan Akash Network sebagai jaringan komputasi terdesentralisasi yang memanfaatkan daya komputasi dari perangkat pribadi seperti MacBook dan PC. Saat ini, jaringan ini telah memiliki lebih dari 2,7 juta node dengan 800 ribu pengguna aktif harian.
Cara Kerja Bless Network
Bless Network menggunakan konsep komputasi edge terdistribusi, di mana beban kerja dialokasikan ke perangkat komunitas berdasarkan kapasitasnya. Dengan orkestrasi otomatis, sistem dapat menugaskan pekerjaan secara efisien dan memastikan keamanan dengan teknologi WebAssembly (WASM).
Teknologi Kunci dalam Bless Network
- DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Network) – Menggunakan sumber daya global tanpa memerlukan pusat data besar.
- Tokenomics berbasis Web3 – Memberikan insentif dalam bentuk token kepada operator node.
- Smart Allocation AI – Mengalokasikan tugas berdasarkan kinerja perangkat untuk meningkatkan efisiensi.
Keunggulan Bless Network Dibandingkan Cloud Computing
1.Biaya lebih murah
Bless Network dapat memangkas biaya hingga 90% dibandingkan layanan cloud tradisional seperti AWS dan Google Cloud.
2.Latensi lebih rendah
Dengan komputasi edge, data diproses lebih dekat dengan pengguna, sangat cocok untuk kendaraan otonom, IoT, dan smart city.
3.Keamanan lebih baik
Model sandboxing berbasis WebAssembly (WASM) memastikan kode berjalan dengan aman tanpa risiko eksploitasi.
4.Desentralisasi penuh
Berbeda dari penyedia layanan cloud terpusat, siapa saja dapat berkontribusi ke jaringan Bless tanpa bergantung pada infrastruktur besar.
Orang Juga Baca Ini: Web3 Korea Tertinggal? Mengapa Modal & Talenta Pergi?
Tantangan & Risiko yang Harus Dihadapi Bless Network
Meskipun memiliki banyak keunggulan, Bless Network juga harus menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah regulasi, di mana model terdesentralisasi masih menghadapi banyak ketidakpastian hukum di berbagai negara.
Skalabilitas juga menjadi tantangan, apakah jumlah node cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan AI di masa depan? Selain itu, keandalan jaringan yang sepenuhnya berbasis komunitas juga harus dipastikan agar tetap stabil dan tidak bergantung pada operator node yang tidak konsisten.
Untuk menjawab tantangan ini, Bless Network telah mengembangkan sistem failover otomatis dan monitoring real-time guna memastikan keandalan layanan.
Bless Network vs Akash Network vs Cloud Computing
Berikut adalah perbandingan Bless Network dengan layanan cloud tradisional dan Akash Network:
Fitur | Cloud Computing (AWS, GCP, Azure) | Akash Network | Bless Network |
Biaya | Mahal | Lebih murah | Sangat hemat (90% lebih rendah) |
Sentralisasi | Penuh | Semi-desentralisasi | Desentralisasi penuh |
Keamanan | Bergantung pada penyedia layanan | Baik | Model sandboxing WASM |
Kinerja AI | Optimal tetapi mahal | Terbatas | Latensi rendah, lebih hemat biaya |
Kesimpulan
Bless Network menghadirkan solusi yang lebih hemat biaya, aman, dan terdesentralisasi dibandingkan dengan cloud computing tradisional. Dengan pendekatan komputasi edge berbasis Web3, Bless memungkinkan akses yang lebih luas dan fleksibel bagi pengguna serta pengembang.
Namun, ada beberapa tantangan yang masih harus diatasi, seperti regulasi dan skalabilitas jaringan. Jika tantangan ini dapat diatasi, Bless Network berpotensi menjadi fondasi baru bagi komputasi AI dan blockchain di masa depan.
Untuk memahami lebih jauh bagaimana Bless Network bekerja atau ingin mencoba bergabung dengan jaringan ini, kunjungi sumber resmi mereka dan eksplorasi lebih lanjut.
Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research
FAQ
1.Apa itu Bless Network?
Bless Network adalah jaringan komputasi edge terdesentralisasi yang memanfaatkan perangkat pribadi untuk daya komputasi AI dan blockchain.
2.Apakah Bless Network lebih murah dibandingkan AWS?
Ya, biaya penggunaan Bless bisa hingga 90% lebih rendah dibandingkan layanan cloud tradisional.
3.Bagaimana cara menghasilkan uang dari Bless Network?
Kamu bisa menjalankan node di Bless Network dan mendapatkan insentif dalam bentuk token.
Author: RB